Telegram Web Link
mungkin kehidupan yang dimaksudkan ialah kehidupan terarah kepada mendekatkan diri kepada penciptaNya dengan sebenar-benarnya...






ABi
JIWA TARBAWI 605




Bila Allah ‘Azza wa Jalla mahu beri kesempurnaan KEBERKATAN, RAHMAT dan PETUNJUK kepada hamba-hambaNYA ..

Maka DIA beri musibah dulu kepada hamba-hambaNYA yang terpilih..

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٥﴾ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّـهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ﴿١٥٦﴾ أُولَـٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ ﴿١٥٧﴾

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta,
kekurangan jiwa dan buah-buahan.

Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".

Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Al Baqarah : 155-157


Justeru, gembirakanlah hatimu dan nikmatilah ujian dariNYA, engkau pasti mendapat kesempurnaan KEBERKATAN, RAHMAT dan PETUNJUK dari NYA ..




ABi
JIWA TARBAWI 606




Kembali menginsafi diri .. menghitung hari-hari terakhir dalam kehidupan ..


Apa yang kita tahu, ada info atau maklumat, telah belajar atau sedang pelajari, hingga bangga kerana terasa sudah tahu dan menguasai .. sebenarnya masih terlalu sedikit dan tidak mampu untuk kita jadikan panduan, hujjah dan penghukum kepada segala fenomena dalam kehidupan kini ..


Biarpun seluruh usaha dan tenaga, segala belanja dan harta telah dihabisi untuk digunakan, ilmu yang dicapai oleh manusia sebenarnya hanyalah terlalu kerdil ...




Kerana ILMU itu sifat Allah ‘Azza wa Jalla yang tiada had dan sempadannya, ILMU itu milik mutlaqNYA yang dikurniakan kepada hamba-hambaNYA yang meminta, menuntutnya bersungguh-sungguh dengan hati yang bersih ikhlas ..


وَلَوْ أَنَّمَا فِي الْأَرْضِ مِن شَجَرَةٍ أَقْلَامٌ وَالْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِن بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّـهِ ۗ إِنَّ اللَّـهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ﴿
٢٧

Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana

Luqman : 27

قُل لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا ﴿الكهف: ١٠٩﴾

Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".

Al Kahfi : 109

Dan sudahlah pasti, hamba-hambaNYA itu
akan mengembalikan ketaatan, pengabdian, keimanan, ketaqwaan, kehinaan dan kerendahan diri, keikhlasan hanya kepadaNYA tidak pada yang lain selainNYA ..kerana ilmu yang mereka ada itu adalah kurniaan dan pemberian dari Yang Maha Tinggi

وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَيُؤْمِنُوا بِهِ فَتُخْبِتَ لَهُ قُلُوبُهُمْ وَإِنَّ اللَّـهَ لَهَادِ الَّذِينَ آمَنُوا إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ ﴿الحج: ٥٤﴾

dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.

Al Hajj : 54


Namun,


Ilmulah yang akan meninggikan darjat manusia, namun bila manusia merasa cukup dengan ilmu dan berbangga dengannya, maka binasalah ia!

Dari Kaab bin Malik radhiallāhu ‘anhu, Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda :

منِ ابتغى العلمَ لِيُباهِيَ به العلماءَ ، أو يُمارِيَ به السُّفهاءَ ، أو تُقبِلَ أفئدةُ الناسِ إليه فإلى النَّارِ.

“Siapa yang mendalami ilmu untuk berbangga di depan ulama, atau mendebat orang-orang bodoh, atau untuk mengambil hati manusia; maka ke neraka dia.”

(Shahih Al Jami’, 5930) HR. Al Hakim (I/86) dan Al Baihaqi (Asy-Syu’ab, 1772)

Betapa bangganya Qarun dengan ilmu dan kekayaaanya, maka telah binasalah ia!

قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِي

Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku"

Al Qasas : 78

Lebih padah manusia ilmu keagamaannya untuk meraih kekayaan dan menghimpun dunianya sendiri!

Itu semua gejala ketakburan dan keangkuhan dengan ilmu..

Justeru,


Dengan ilmu, bukanlah ianya untuk dijadikan hujjah menghina, menghukum dan memperbodohkan manusia,

Namun, ajarilah, didiklah dan asuhlah mereka penuh adab dan kerendahan diri.

Dengan ilmu, bukanlah ianya untuk membesarkan diri, mendapat tempat di hati manusia, di pandang hebat di mata manusia,

Namun, rendahkan lah diri, jadilah qudwah dalam ketakwaan dan akhlaq,

Dengan ilmu, bukanlah menghimpun dunia dan kekayaan untuk ketinggian kedudukan duniamu.

Namun bekallah ia dalam segala perilakumu kerana ilmu itu adalah pusaka para nabi dan rasul untuk bekalan kesenangan akhirat.

Sesungguhnya manusia kini model pewaris Rasulmu ..


إنما بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.”

HR.
Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad








ABi
JIWA TARBAWI 607



Mencari hidayat dan keberkatan melalui keberkatan ilmu dan majlis ilmu.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (di dalam hadis qudsi):

يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ

“Wahai hamba-hamba-Ku, kamu semua sesat kecuali orang yang Aku beri petunjuk; maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberi petunjuk kepadamu”.

HR Muslim, no. 2577; at-Tirmidzi, no. 2495; Ahmad (5/154).

Hidayat dimohon melalui doa dan usaha mencari ilmu, kerana dalam ilmu ada hidayah.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ …وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah sallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

”Dan tidaklah sekelompok orang berkumpul di dalam satu rumah di antara rumah-rumah Allah; mereka membaca Kitab Allah dan saling belajar di antara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan (para malaikat) di hadapanNya.”

HR Muslim, no. 2699; Abu Dawud, no. 3643; Tirmidzi, no. 2646; Ibnu Majah, no. 225; dan lainnya

Itulah keberkatan majlis ilmu, yang membawa ketenangan dan kedamaian jiwa, serta rahmat kasih sayang Allah kepada diri seseorang hamba.

عَنْ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ فِي الْمَسْجِدِ وَالنَّاسُ مَعَهُ إِذْ أَقْبَلَ نَفَرٌ ثَلَاثَةٌ فَأَقْبَلَ اثْنَانِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَهَبَ وَاحِدٌ قَالَ فَوَقَفَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَرَأَى فُرْجَةً فِي الْحَلْقَةِ فَجَلَسَ فِيهَا وَأَمَّا الْآخَرُ فَجَلَسَ خَلْفَهُمْ وَأَمَّا الثَّالِثُ فَأَدْبَرَ ذَاهِبًا فَلَمَّا فَرَغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكُمْ عَنِ النَّفَرِ الثَّلَاثَةِ أَمَّا أَحَدُهُمْ فَأَوَى إِلَى اللَّهِ فَآوَاهُ اللَّهُ وَأَمَّا الْآخَرُ فَاسْتَحْيَا فَاسْتَحْيَا اللَّهُ مِنْهُ وَأَمَّا الْآخَرُ فَأَعْرَضَ فَأَعْرَضَ اللَّهُ عَنْهُ

Dari Abu Waqid Al Laitsi, bahwa ketika Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam sedang duduk di dalam masjid, dan orang-orang bersama Beliau; tiba-tiba datanglah tiga orang. Dua orang mendatangi Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam, yang satu pergi. Kedua orang tadi berhenti di hadapan Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang satu melihat celah pada halaqah (lingkaran orang-orang yang duduk), lalu dia duduk padanya. Adapun yang lain, dia duduk di belakang mereka. Adapun yang ketiga, maka dia berpaling pergi. Setelah Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam selesai, Baginda lalu bersabda,”Mahukah aku beritahukan kepada kamu tentang tiga orang tadi? Adapun salah satu dari mereka, dia mendekat kepada Allah, maka Allah pun mendekatinya. Adapun yang lain, dia malu, maka Allah pun malu kepadanya. Dan Adapun yang lain, dia berpaling, maka Allahpun berpaling darinya.”

HR Bukhari; Muslim, no. 2176

Justeru, jom dekati majlis ilmu, semoga kita hampir dan dekat dengan NYA.



ABi
JIWA TARBAWI 608




Kata-kata dari Hukama' ( orang bijak pandai ) :

المرء عدو ما جهل

“Seseorang itu menjadi musuh pada apa yang ia tidak tahu.”


Maka perkara yang sama akan berlaku kepada seseorang yang ttidak dikenali

المرء عدو من جهل

“Seseorang itu menjadi musuh pada orang yang ia tidak kenali”

Sedangkan Ar Rasul sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

المرء مع من احب

“Seseorang itu bersama dengan orang yang dikasihi “

( Muttafaqun 'alaih )

Justeru, kenali lah saudara-saudara sedarah dagingmu dalam Islam dan Iman, nescaya tiada kebencian dan permusuhan dalam hati mu melainkan yang bersemi ialah CINTA dan PERSAUDARAAN




ABi
JIWA TARBAWI 609



Manusia sering kembali kepada dosa dan maksiat, biar pun
sudah berulang kali bertaubat dan beristighfar...

Manusia sering kali, amalan dan ibadahnya tidak istiqamah. Biar pun sudah berulang kali berazam untuk istiqamah....

Manusia selalu benar ditipu dan kalah dek kelicikan syaitan dan nafsu, biar pun sudah berulang kali mengisytiharkan perang pada kedua-duanya....

Justeru ...

Ingatilah kematian sebagai pintu awal untuk menemuiNya ...

عن صفية رضي الله عنها : أن امرأة أتت عائشة لتشكو إليها القسوة، فقالت: أكثري ذكر الموت، يرق قلبك وتقدرين على حاجتك، قالت: ففعلت، فآنست من قلبها رشدا، فجاءت تشكر لعائشة رضي الله عنها

Shafiyah radhiyaAllahu 'anha bercerita, “Seorang wanita mengadu kepada Aisyah ra. tentang kekerasan hatinya. Lalu Aisyah memberi saran, ‘Perbanyaklah mengingat kematian, niscaya hatimu akan lembut.’ Lalu wanita itu melaksanakan saran Aisyah, sehingga hatinya menjadi lembut. Kemudian ia datang berterima kasih kepada Aisyah.”

Tidak cukup bertaubat dan beristighfar, bahkan takutlah padaNya....

قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ ﴿الزمر: ١٣﴾

Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku".

az-Zumar ayat 13

Takutlah dengan azabNya ...

رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ اللَّـهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَيَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ ﴿النور: ٣٧﴾

laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.

al-Nur : 37

أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا ﴿الإسراء: ٥٧﴾

Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.

Al Isra' : 57

Bimbangilah pertemuan denganNya....

إِنَّا نَخَافُ مِن رَّبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا ﴿الانسان: ١٠﴾

Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.

al-Insan: 10

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ ﴿٤٠﴾ فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ ﴿٤١﴾ ﴿النازعات: ٤٠-٤١﴾

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,(40) maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).(41)

An Naziaat : 40-41

Yakinilah pertemuan denganNya untuk kehidupan tanpa penghujung nanti ....

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ ﴿٤٥﴾الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ﴿٤٦﴾

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',(45) (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.(46)

Al Baqarah : 45-46

Bersungguhlah hingga akhir hayat kerana di situlah ada keyakinan...

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ ﴿٩٩﴾

dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).

Al Hijr : 99


Suatu masa ada seorang badwi datang kepada Sayyidina Ali ra dan bertanya,

'Wahai Ali, aku ini banyak membuat dosa, apa perlu aku buat ?'.

Jawab Sayyidina Ali, 'Bertaubatlah!'.

Dengan gembira si badwi itu pun beredar. Selang beberapa hari dia datang kembali kepada Sayyidina Ali bertanya lagi.

'Aku berbuat dosa lagi, apa perlu aku buat...?'.

Jawab Sayidina Ali, 'Bertaubatlah....!'.

Si badwi itu termenung sebentar, tetapi Sayyidina Ali segera memberi isyarat dan memberi semangat kepadanya. Merasa puas dengan jawapan itu, lalu ia beredar.
Selepas beberapa minggu si badwi itu tiba-tiba muncul kembali mengadap Sayidina Ali ra. Lalu dia bertanya lagi sekali soalan yang sama seperti sebelumnya. Dengan tenang Sayidina Ali menjawab, jawapan yang sama seperti dahulu. Kerana tiada jawapan lain yang diberi dia beredar dengan keadaan sedikit kecewa.

Namun belum pun jauh dia beredar, dia berpatah balik kepada Sayyidina Ali lalu bertanya,

'Sampai bila perlu untuk aku berbuat dosa..., kemudian taubat lagi....?'.

Lalu Sayyidina Ali menjawab, '.....sampai yang putus asa adalah syaitan.., bukan kamu!!'.


Justeru, usah lemah dan kecewa untuk terus bertaubat sehingga engkau bertemu denganNya, Penerima Taubat...



ABi
JIWA TARBAWI 610




Kata-kata atau kalimah tanpa tabayyun akan membinasakan ..


صحيح البخاري
Shahih Bukhari

رقم: 5996
كتاب: الرقاق
باب: حفظ اللسان وقول النبي صلى الله عليه وسلم من كان
حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ حَمْزَةَ حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي حَازِمٍ عَنْ يَزِيدَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عِيسَى بْنِ طَلْحَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ التَّيْمِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ فِيهَا يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ الْمَشْرِقِ

No: 5996
Kitab: Hal-hal yang melunakkan hati
Bab: Menjaga lisan
Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Hamzah telah menceritakan kepadaku Ibnu Abu Hazim dari Yazid dari Muhammad bin Ibrahim dari Isa bin Thalhah bin 'Ubaidullah At Taimi dari Abu Hurairah dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa diteliti (tabayyun), yang karenanya ia terlempar ke neraka sejauh antara jarak ke timur.”


صحيح البخاري
Shahih Bukhari

رقم: 5997
كتاب: الرقاق
باب: حفظ اللسان وقول النبي صلى الله عليه وسلم من كان
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُنِيرٍ سَمِعَ أَبَا النَّضْرِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ يَعْني ابْنَ دِينَارٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

No: 5997
Kitab: Hal-hal yang melunakkan hati
Bab: Menjaga lisan
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Munir dia mendengar Abu An Nadlr telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Abdullah yaitu Ibnu Dinar dari Ayahnya dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda:

Sungguh seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang diridlai Allah, suatu kalimat yang ia tidak mempedulikannya, namun dengannya Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sungguh, seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang dibenci oleh Allah, suatu kalimat yang ia tidak meperdulikannya, namun dengannya Allah melemparkannya ke dalam neraka.”


صحيح مسلم
Shahih Muslim

رقم: 5303
كتاب: الزهد والرقائق
باب: التكلم بالكلمة يهوي بها في النار
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا بَكْرٌ يَعْنِي ابْنَ مُضَرَ عَنْ ابْنِ الْهَادِ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عِيسَى بْنِ طَلْحَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ يَنْزِلُ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

No: 5303
Kitab: Zuhud dan kelembutan hati
Bab: Berkata dengan satu kalimat yang menyeretnya ke dalam neraka
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Bakru bin Mudlar dari Ibnu Al Had dari Muhammad bin Ibrahim dari Isa bin Thalhah dari Abu Hurairah ia mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda:

Sesungguhnya hamba mengucapkan kalimat yang karenanya ia menempati neraka sejauh antara timur dan barat.”

مسند أحمد
Musnad Ahmad

رقم: 8059
كتاب: باقي مسند المكثرين
باب: مسند أبي هريرة رضي الله عنه
حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رُضْوَانِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

No: 8059
Kitab: Sisa Musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits
Bab: Musnad Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu
Telah menceritakan kepada kami Abu An Nadhr telah menceritakan kepada kami Abdurrahman dari bapaknya dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
Sungguh seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang diridhai Allah 'azza wajalla, suatu kalimat yang ia tidak memperdulikannya, namun dengannya Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sungguh, seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang dibenci oleh Allah, suatu kalimat yang ia tidak memperdulikannya, namun dengannya Allah melemparkannya ke dalam neraka.”


Justeru, berhati-hatilah dengan kata-kata dan luahan kata-katamu ...




ABi
JIWA TARBAWI 611




7 hijab hati manusia,

1. Al Zhulmu ( الظلم ) , Zalim kepada Allah, manusia dan diri sendiri.

اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنﱠ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Tahukah kalian dengan kezaliman, karena sesungguhnya kezaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat

HR Muslim dan lainnya. Shahih al-Jami no 102

3 jenis kezaliman :

(1) Zalim terhadap Allah ‘Azza wa Jalla

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّـهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
﴿لقمان: ١٣﴾

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّن ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ فَأَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ إِنَّا جَعَلْنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَن يَفْقَهُوهُ وَفِي آذَانِهِمْ وَقْرًا وَإِن تَدْعُهُمْ إِلَى الْهُدَىٰ فَلَن يَهْتَدُوا إِذًا أَبَدًا ﴿الكهف: ٥٧﴾

Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.

(2) Zalim terhadap diri sendiri

Ingatilah, doa Nabi Adam ‘alaihis salam dan isterinya ketika baginda kembali mengakui kezaliman dirinya kepada Allah Jalla wa ‘Azza kerana melanggar larangan NYA.

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿الأعراف: ٢٣﴾

Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.

Ini bererti, melakukan kefasikan dengan engkar melaksanankan perintah Allah dan melakukan kemaksiatan yang dilarang NYA adalah kezaliman terhadap diri sendiri.

(3) Zalim terhadap makhluq lain.

Dalam hadis qudsi, Allah
Ta’ala berfirman:

يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا

“Wahai hambaKu, sesungguhnya Aku haramkan perbuatan zalim atas diriKu dan Aku haramkan kezaliman di antara kalian. Maka itu, janganlah kalian saling menzalimi.”

مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ مِنَ الْبَغِى وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ

Tidak ada dari satu dosapun yang lebih pantas untuk dicepatkan siksanya bagi pelaku dosa itu baik di dunia maupun di akhirat daripada melewati batas (kezaliman) dan memutus silaturahim

HR Tirmizi, Abu Daud dan Ibnu Majah )

Juga disebutkan dalam hadis dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يحشر الخلق كلهم يوم القيامة البهائم و الدواب و الطير و كل شيء فيبلغ من عدل الله أن يأخذ للجماء من القرناء ثم يقول : كوني ترابا؛ فعند ذلك يقول الكافر: يَا لَيْتَنِي كُنتُ تُرَابًا

Semua makhluk akan dikumpulkan pada hari kiamat, binatang, hewan liar, burung-burung, dan segala sesuatu, sehingga ditegakkan keadilan Allah, untuk memindahkan tanduk dari hewan hewan bertanduk ke yang tidak bertanduk (lalu dilakukan qishas). Kemudian Allah berfirman, “Kalian semua, jadilah tanah.” Di saat itulah orang kafir mengatakan, “Andai aku jadi tanah.”

(HR. Hakim 3231 dan disahihkan Az Zahabi).

2. Az Zunub ( الذنوب ) , Himpunan dosa-dosa tanpa diiringi dengan kesungguhan bertaubat. Maka, hati jadi dipenuhi kegelapan yang tidak sensitif terhadap keilmuan dan kebenaran.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " " إِنَّ العَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ " " كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ . "
( رواه الترمذي )

Daripada Abu Hurairah, dari Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam,
“Seorang hamba jika ia melakukan suatu dosa, akan muncul lah satu titik hitam di dalam hatinya. Jika ia meninggalkan dosa itu, kemudian ia beristighfar dan memohon ampun (dari Allah), akan gilaplah kembali hatinya. Namun jika ia kembali melakukan lagi dosa, maka akan bertambahlah titik hitam dalam hatinya hingga akhirnya meliputi keseluruhan hatinya. Inilah yang dimaksudkan dengan ar-Raan , ( الران )yang disebut Allah dalam firmanNya;

 كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ 

“Sebenarnya! (ayat-ayat Kami itu tidak ada cacatnya) bahkan mata hati mereka telah diselaputi kekotoran (dosa), dengan sebab (perbuatan kufur dan maksiat) yang mereka kerjakan”.

(Al Mutoffifin; 14)
نسبه ابن القيم في روضة المحبين (ص 441) لأنس وابن عباس رضي الله عنهم, قال - رحمه الله :
( وقال ابن عباس وأنس رضي الله عنهم - إن للحسنة نورا في القلب ، وزينا في الوجه ، وقوة في البدن ، وسعة في الرزق ، ومحبة في قلوب الخلق . وإن للسيئة ظلمة في القلب ، وشينا في الوجه ، ووهنا في البدن ، ونقصا في الرزق ، وبغضة في قلوب الخلق ) .

Ibnu Abbas dan Anas berkata :

' Sesungguhnya bagi kebaikan itu cahaya di dalam hati, hiasan pada wajahnya, kekuatan pada tubuhnya, keluasan pada rezekinya, kecintaan pada hati-hati makhluq Allah, manakala bagi kejahatan itu kegelapan pada hati, kesuraman pada wajah, kelesuan pada tubuh, kekurangan pada rezeki, dan kebencian pada hati-hati makhluq Allah '

( Nukilan Ibnul Qayyim dalam kitabnya Raudhatul Muhibbin )


3. Al Waskh ( الوسخ )، Kotoran hati disebabkan banyak makan dan minum haram yang menumbuhkan berbagai sifat mazmumah tercela.


HR Tirmizi

كل لحم نبت من سحت فالنار أولى به
 
Setiap Daging yang Tumbuh dari sesuatu yang haram maka neraka lebih berhak baginya.

(HR. Thabrani

4. Al Jahlu ( الجهل ), Kejahilan atau bodoh ilmu agama walaupun cerdik ilmu duniawi. Kejahilan terhadap agama menjadi hijab yang tebal mengakibatkan manusia buta melihat jalan kebenaran dan kebaikan.

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ ﴿الروم: ٧﴾

Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.

Ar Rum : 7

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَـٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَـٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ ﴿الأعراف: ١٧٩﴾

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَـٰكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ ﴿الحج: ٤٦﴾

maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.

5. Al Hawa tutba’ ( الهوى تتبع ), Nafsu yang diperturutkan terus menerus, seperti minum air laut yang kesannya tidak menghilangkan dahaga bahkan memudaratkan.
Hawa nafsulah yang sering menghijab hati manusia dari melihat baik buruk amalannya.

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
[ ثلاث مهلكات: شح مطاع، وهوى متبع، وإعجاب المرء بنفسه]

(رواه الطبراني )

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, berkata ia : Sabda Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam :

“Ada tiga perkara yang dapat membinasakan manusia (hamba), yaitu; sikap bakhil yang dipatuhi, hawa nafsu yang diikuti, dan kekaguman seseorang kepada diri sendiri.

(HR. Thabrani).

6. Hubbud dunya ( حب الدنيا ), terlalu cintakan dunia sehingga terhijab mata hatinya lalu tidak memperdulikan kehidupan akhirat.

الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فَالْيَوْمَ نَنسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَـٰذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ ﴿الأعراف: ٥١﴾

(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka". Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.

Al A’raf : 51


7. As Syaithan rokibuhu ( الشيطان راكبه ), syaitan yang menungganginya. Biarpun ahli ilmu, takkan lepas dari perangkap dan jerat syaitan yang sentiasa mencari peluang menunggang nafsu yang ada dalam diri manusia. Sehingga manusia terhijab dari melihat kejahatan dan keburukan dirinya sendiri.

وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَـٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ ﴿
٣٦﴾ وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُم مُّهْتَدُونَ ﴿٣٧﴾ ﴿الزخرف: ٣٦-٣٧﴾

Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ ﴿الأعراف: ١٧٥﴾

Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.

Justeru, bermujahadahlah untuk tazkiyyah menyucikan diri dengan beramal di atas jalan ibadah yang bersungguh-sungguh melalui suluhan ilmu yang benar, agar terbuka segala hijab dan mencapai maqam ihsan di sisi Allah ‘azza wa jalla .





ABi
JIWA TARBAWI 612



Masih terlalu banyak tentang Islam dan hakikat kehidupan ....

yang wajib dan perlu dipelajari ...

yang wajib dan perlu disampaikan dan didakwahkan...

yang wajib dan perlu ditarbiyyahkan ...

yang wajib dan perlu diamalkan....

yang wahib dan perlu diperjuangkan ...

yang wajib dan perlu diperjelaskan...

yang wajib dan perlu dipertahankan...

sewajarnya masa, ruang dan peluang disibukkan untuk itu...


namun....

bukan itu yang menjadi pilihan manusia,


... manusia lebih suka kekal dalam kejahilan dan tidak mahu belajar,

وَلَوْ أَنَّنَا نَزَّلْنَا إِلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتَىٰ وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلًا مَّا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّـهُ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُونَ ﴿
١١١

Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Al An 'am : 111

..manusia lebih sukakan hiburan dunia dan perkara yang sia-sia,

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖوَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّـهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ﴿
٢٠

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

Al Hadid : 20

...manusia lebih gemar bertelingkah dan bermusuhan ....


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ؛ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "المُسْتَبَّانِ مَا قَالَا فَعَلَى الْبَادِئِ مِنْهُمَا، مَا لَمْ يَعْتَدِ الْمَظْلُومُ"


Daripada Abu Hurairah, bahawa Rasulullah sallahu 'alaihu wa sallam bersabda:

" Dua orang yang saling mencaci menanggung apa yang diucapkan oleh keduanya, tetapi dosanya ditanggung oleh orang yang memulai di antara keduanya, selagi pihak yang teraniaya tidak melampaui batas."

HR Abu Daud

وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ ﴿
١﴾ الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ ﴿٢﴾ يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ ﴿٣

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela,(1) yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung,(2) dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya,(3)

Al Lumazah : 1-3


...manusia lebih sibuk dan cenderung dengan dunia dan harta...

بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ﴿
١٦﴾ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ ﴿١٧

Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi.(16) Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.(17)

Al A'laa : 16-17



Justeru, kembalilah ke pangkal jalan ...



ABi
JIWA TARBAWI 613





Usahlah bangga dan sombong terhadap dirimu sendiri ..

Samaada rupa mu, atau harta mahu pun kenderaanmu, atau ilmu dan pandanganmu, atau anak-anakmu atau apa sahaja yang engkau rasa ianya milikmu ..

Kerana bangga dan sombong sebegini boleh memutuskan hubungan mu dengan TUHANMU iaitu bila mana walaupun sedetik dalam hatimu, “ semua itu kerana kehebatan diriku sendiri “...

Allah ta’ala berfirman dalam sebuah hadis qudsi, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (riwayat Abu Hurayrah):

« الكبرياء ردائي والعظمة إزاري فمن نازعني واحدا منهما ألقيته في جهنم»

‘ Kesombongan adalah selendangKu dan kebesaran adalah kainKu, barang siapa yang memakai salah satu dari keduanya, maka AKU akan lemparkan dirinya ke neraka Jahannam.’


Keangkuhan itu hakikatnya adalah sifat milik Allah, barang siapa yang memakainya, maka Allah akan mengazabnya. Siksa di akhirat adalah neraka jahanam.


هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِى لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡمَلِكُ ٱلۡقُدُّوسُ ٱلسَّلَـٰمُ ٱلۡمُؤۡمِنُ ٱلۡمُهَيۡمِنُ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡجَبَّارُ ٱلۡمُتَڪَبِّرُ‌ۚ سُبۡحَـٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا يُشۡرِڪُونَ (٢٣)

Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengurniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang merekapersekutukan.

(Al-Hasyr : 23 )


Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadis qudsiy daripada Abdullah Bin Umar RA :

أَنَا الجَبَّارُ ، أَنَاالمُتَكَبِّرُ ، أَنَا المَلِكُ ، أَنَا المُتَعَالِ ، يُمَجِّدُ نَفْسَهُ .
(رواه أحمد فى مسنده )

Aku Yang Maha Berkuasa, Aku Maha Sombong (MahaSempurna), Aku-lah Raja, Aku-lah Yang Maha Tinggi, Dia (Allah) memuji Diri-Nya.( HR Ahmad dalam musnadnya )

إِنَّ اللَّـهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا ﴿النساء: ٣٦﴾

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,

An Nisa’ : 36


Bahkan tawadhu’ merendah diri adalah sifat yang terlebih mulia dan akan mengangkat darjat kedudukanmu di sisi NYA . Tawadhu’lah sifat seorang HAMBA.

وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

“ Tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya “
 
(HR. Muslim no. 2588)



Justeru, jadilah seorang HAMBA dengan sifat seorang HAMBA..





ABi
JIWA TARBAWI 614



Bila HATI ada istiqamah dalam keikhlasan, keyakinan, pendirian, amalan, perjuangan ....


إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّـهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿  ١٣﴾ أُولَـٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿ ١٤)

الأحقاف : ١٣-١٤


Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.( 13 ) Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.( 14 )

Al Ahqaaf : 13-14

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّـهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ ﴿
٣٠

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".(30)

Fussilat : 30


ففي صحيح مسلم عن سفيان بن عبد الله الثقفي قال : قلت : يا رسول الله قل لي في الإسلام قولا لا أسأل عنه أحدا بعدك - وفي رواية - غيرك . قال : قل آمنت بالله ثم استقم  

Dalam sahih Muslim daripada Sufian bin Abdullah Ats Tsaqafi telah berkata : " Aku berkata : Wahai Rasulullah ! Katalah padaku tentang Islam satu perkataan yang aku tidak akan bertanya lagi tentangnya pada orang lain selepas engkau..( pada satu riwayat lain - selain engkau ); Rasulullah SAW bersabda : Katakanlah,”Aku beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah!”

Keikhlasan melahirkan istiqamah.

Keyakinan tanpa ragu-ragu melahirkan istiqamah.

Tetap pendirian melahirkan istiqamah.

Hidayah yang bertambah dan
keyakinan terhadap kehidupan akhirat melahirkan istiqamah.


CUKUPLAH ISTIQAMAH ADALAH SEBESAR-BESAR KARAMAH 

Berkata Syeikhul Islam, Ibnu Taimiyyah :

  "أعظم الكرامة لزوم الاستقامة "

" Sebesar- besar karamah ( kemuliaan ) ialah melazimi 
( menetapi ) istiqamah ".

Justeru, junjunglah tawjihat Allah Azza wa Jalla ini...

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا ۚ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ ﴿
١١٢

Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.(112)

Hud : 112

Dan mohonlah kekuatan jiwa dari Nya kerana pada hakikatnya seluruh kekuatan adalah milik mutlakNya...





ABi
JIWA TARBAWI 615




Bila manusia semakin mengganggu..,

dunia semakin indah di hati..,

nafsu nakkan berbagai..,

syaitan menunggangi keinginan..


Ketika itulah HATI perlukan petunjuk dan panduan suluhan ilmu..

HATI perlukan himmah yang kuat..

HATI perlukan rasa takutkan ALLAH dan mengharapkan rahmatNYA..

HATI perlukan iman dan taqwa yang kuat..

HATI perlukan keyakinan pertemuan denganNYA..



Ketika itulah, HATI perlukan

Uzlah dari manusia

Zuhud dari dunia

Mujahadah terhadap nafsu

Isti'azah perlindungan Allah dari syaitan terkutuk...


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
( رواه الترمذي )

Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa salam bersabda:

"
Seseorang itu akan mengikuti agama temannya, karenanya hendaklah salah seorang di antara kamu memerhatikan kepada siapa ia berteman."

HR Tirmizi, 2300

 عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيّ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إلَى النَّبِيِّ فَقَالَ: يَا رَسُولَ الله  دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِي اللَّهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ؛ فَقَالَ: “ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّك اللَّهُ، وَازْهَدْ فِيمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبُّك النَّاسُ
 (حديث حسن، رواه ابن ماجه وغيره بأسانيد حسنة)

Daripada Abu al-‘Abbas Sahlu ibn Sa’ad al-Sa’idi Radhiallahu’anhu beliau berkata: Seorang lelaki telah datang menemui Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam lalu berkata:

"Wahai Rasulullah! tunjukkan aku suatu amalan yang apabila aku lakukannya, aku dikasihi oleh Allah dan dikasihi oleh manusia. Baginda bersabda: Zuhudlah engkau terhadap dunia, nescaya Allah kasihkan engkau dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia, nescaya manusia akan mengasihimu."
(Riwayat lbnu Majah dan yang lain dengan sanad-sanad yang baik)


وَالْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللهِ
(روى الإمام أحمد (23958) ، وغيره)

Seorang pejuang itu ialah seorang yang berjuang menundukkan nafsunya pada mentaati Allah.

(HR Ahmad, 23958 dan yang lainnya)


وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّـهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
﴿الأعراف: ٢٠٠﴾

Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah

Al A'raf : 200





ABi
JIWA TARBAWI 616





Allah ta'ala tahu benar, jiwa dan nafsu manusia sering akan hanyut dengan DUNIA.


عَبَّاسِ بْنِ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ الزُّبَيْرِ عَلَى الْمِنْبَرِ بِمَكَّةَ فِى خُطْبَتِهِ يَقُولُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَقُولُ « لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ، وَلَوْ أُعْطِىَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

Dari Ibnu ‘Abbas bin Sahl bin Sa’ad, ia berkata bahwa ia pernah mendengar Ibnu Az Zubair berkata di Makkah di atas mimbar saat khutbah,

Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Seandainya manusia diberi satu lembah penuh dengan emas, ia tentu ingin lagi yang kedua. Jika ia diberi yang kedua, ia ingin lagi yang ketiga. Tidak ada yang bisa menghalangi isi perutnya selain tanah. Dan Allah Maha Menerima taubat siapa saja yang mau bertaubat.”

(HR. Bukhari no. 6438).


Justeru peringatan dan amaran dari NYA tentang DUNIA datang bertubi-tubi melalui kalamNYA atau kalam Rasul NYA


زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّـهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ ﴿آل عمران: ١٤﴾

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Ali 'Imran : 14

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللَّـهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ﴿الحديد: ٢٠﴾

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.

Al Hadid : 20


أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ﴿
١﴾ حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ ﴿٢﴾ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ﴿٣﴾ ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ ﴿٤﴾ ﴿التكاثر:٤-١﴾

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
sampai kamu masuk ke dalam kubur.
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)
dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.

At Takaatsur : 1-4

حب الدنيا رأس كل خطيئة
( رواه البيهقي في الشعب )

Cinta ( gilakan ) dunia itu kepala kepada segala keburukan

HR Baihaqi dalam Syu'ab Al Iman

أَلَا إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُوْنَةٌ مَلْعُوْنٌ مَا فِـيْهَا إِلَّا ذِكْرُ اللهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِـمٌ أَوْ مُـتَـعَلِّـمٌ
Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu dilaknat dan dilaknat apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikir kepada Allâh dan ketaatan kepada-Nya, orang berilmu, atau orang yang mempelajari ilmu.

HR. at-Tirmidzi, no. 2322


Dunia ini lebih jelek daripada bangkai anak kambing yang cacat. Diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu anhu :

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  مَرَّ بِالسُّوْقِ دَاخِلًا مِنْ بَعْضِ الْعَالِيَةِ وَالنَّاسُ كَنَفَتَهُ. فَمَرَّ بِجَدْيٍ أَسَكَّ مَيِّتٍ فَتَنَاوَلَهُ فَأَخَذَ بِأُذُنِهِ، ثُمَّ قَالَ: ))أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ؟ (( فَقَالُوْا: مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ؟ قال:(( أَتُحِبُّوْنَ أَنَّهُ لَكُمْ؟ )) قَالُوْا: وَاللهِ لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيْهِ، لِأَنَّهُ أَسَكُّ.
فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ؟ فَقَالَ: (( فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ )).
 Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati pasar sementara banyak orang berada di dekat Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau berjalan melewati bangkai anak kambing jantan yang kedua telinganya kecil. Sambil memegang telinganya Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa diantara kalian yang berkenan membeli ini seharga satu dirham?” Orang-orang berkata, “Kami sama sekali tidak tertarik kepadanya. Apa yang bisa kami perbuat dengannya?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kalian mau jika ini menjadi milik kalian?” Orang-orang berkata, “Demi Allâh, kalau anak kambing jantan ini hidup, pasti ia cacat, karena kedua telinganya kecil, apalagi ia telah mati?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
Demi Allâh, sungguh, dunia itu lebih hina bagi Allâh daripada bangkai anak kambing ini bagi kalian.

Shahih: HR. Muslim, no. 2957

Rasûlullâh Sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ كَانَتِ الدُّنْـيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

Seandainya dunia di sisi Allâh sebanding dengan sayap nyamuk, maka Dia tidak memberi minum sedikit pun darinya kepada orang kafir

HR. At-Tirmidzi, no. 2320

Namun, manusia akan tetap juga cinta dan gilakan dunia. Bahkan redha dan tenang serta gemar mempamerkan kemewahan hidup dunianya kepada orang lain.


بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا ﴿الأعلى: ١٦﴾


Tetapi kamu memilih kehidupan duniawi.


Al A’laa : 16


إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْ‌جُونَ لِقَاءَنَا وَرَ‌ضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ ﴿
٧﴾ أُولَـٰئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ ﴿٨
﴿يونس: ٧-٨﴾


Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan

Yunus. : 7-8


Justeru, hati-hatilah dengan duniamu..




ABi
JIWA TARBAWI 617






Sejak dulu lagi, manusia lebih melupai dirinya sendiri berbanding terhadap dengan orang lain ..

Lupa kesalahan, keburukan dan keaiban dirinya

Lupa kejahilan diri sendiri terhadap ajaran Allah

Lupa dosa dan kemungkaran yang telah dibuat oleh dirinya sendiri

Lupa kepada kelalaian dan kecuaian amalan dirinya sendiri

Lupa nasib dan keadaannya di akhirat nanti

Lupa pada pertemuan yang bakal berlaku dengan Tuhannya



أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنسَوْنَ أَنفُسَكُمْ وَأَنتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ ﴿البقرة: ٤٤﴾

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?

Al Baqarah : 44


قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَٰلِكَ الْيَوْمَ تُنسَىٰ ﴿طه: ١٢٦﴾

Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan".

Thahaa : 126

فَذُوقُوا بِمَا نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَـٰذَا إِنَّا نَسِينَاكُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْخُلْدِ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿السجدة: ١٤﴾

Maka rasailah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan akan pertemuan dengan harimu ini. Sesungguhnya Kami telah melupakan kamu (pula) dan rasakanlah siksa yang kekal, disebabkan apa yang selalu kamu kerjakan.

As Sajadah : 14

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّـهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ أُولَـٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ ﴿الحشر: ١٩﴾


Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.

Al Hasyr : 19


وَقِيلَ الْيَوْمَ نَنسَاكُمْ كَمَا نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَـٰذَا وَمَأْوَاكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُم مِّن نَّاصِرِينَ ﴿الجاثية: ٣٤﴾

Dan dikatakan (kepada mereka): "Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini dan tempat kembalimu ialah neraka dan kamu sekali-kali tidak memperoleh penolong".
Lupa dengan persiapan dan bekalan dirinya untuk memberatkan timbangan amalnya

Al Jatsiyah : 34




Justeru, peringatkanlah dirimu sendiri.



ABi

(( طوبى لمن شغله عيبه عن عيوب الناس ))
(
أخرجه الديلمي )

"Beruntunglah bagi siapa yang keburukan aibnya menyibukkannya daripada keburukan aib manusia "

HR Ad Dailami







ABi
2024/09/30 17:20:23
Back to Top
HTML Embed Code: