Telegram Web Link
عن عَائِشَةَ رضى الله عنها قالت: قال النبي صلى الله عليه و سلم : "" أحب الأعمال إلى الله أدومها وان قل "" رواه مسلم

Daripada Aisyah radhiyallahu 'anha telah berkata: Rasulullah sallallahu 'alaihi wa sallam,

" Sebaik-baik amalan kepda Allah ( ialah ) yang berterusan walaupun sedikit ".

( HR Muslim )


5. Sabar - tabah - cekal - kuat

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ( ٤٥) وَأَطِيعُوا اللَّـهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنّ اللَّـهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ( ٤٦ )


Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.( 45 )
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.( 46 )



عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

Yang bermaksud : “Amat menghairankan sekali keadaan orang mukmin itu, sesungguhnya semua keadaannya itu adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi bagi seseorangpun melainkan hanya untuk orang mukmin itu belaka, iaitu apabila ia mendapatkan kelapangan hidup (kesenangan),diapun bersyukur, maka hal itu adalah kebaikan baginya,sedang apabila ia ditimpa kesukaran – yakni bencana – diapun bersabar dan hal inipun adalah merupakan kebaikan baginya.”

(HR Muslim)

6. Bertambah petunjuk

وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُم
( محمد : ١٧ )

Dan (sebaliknya) orang-orang yang menerima petunjuk (ke jalan yang benar), Allah menambahi mereka dengan hidayah petunjuk, serta memberi kepada mereka (dorongan) untuk mereka bertaqwa.

Muhammad : 17


من اقوال ابن القيم رحمة الله ،

" إذا اراد الله بعبد خيراَ جعله معترفاَ بذنبه،ممسكاَ عن ذنب غيره ، جواداَ بما عنده، زاهداَ فيما عند غيره، محتملاَ لأذى غيره، وإن أراد به شراَ عكس ذلك عليه."

Kalaam tarbawi dari Ibnu Qayyim Al Jauzi rahimahullahu ta'ala :

Apabila Allah ta'ala mengkehendaki akan hambaNya kebaikan, Dia menjadi hamba itu mengakui dosanya, menahan diri dari melakukan dosa yang lain, pemurah dengan apa yang ada pada dirinya, zuhud terhadap apa yang ada pada orang lain, menghalang diri dari menyakiti orang lain...Dan jika Allah ta'ala mengkehendaki keburukan atau kejahatan maka yang berlaku ialah disebaliknya...

Disebut dalam sebuah atsar,

من عمل بما علم أورثه الله علم ما لم يعلم

“Barangsiapa yang mengamalkan ilmu yang telah ia ketahui maka Allah akan mewariskan (mengajarkan) kepadanya ilmu yang belum ia ketahui”

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّـهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِين (٦٩)

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

Al Ankabut : 69

7. Tenang - tenteram -tidak takut- tidak bersedih hati

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

( الفتح : ٤ )

(Tuhan yang membuka jalan kemenangan itu) Dia lah yang menurunkan semangat tenang tenteram ke dalam hati orang-orang yang beriman (semasa mereka meradang terhadap angkara musuh) supaya mereka bertambah iman dan yakin beserta dengan iman dan keyakinan mereka yang sedia ada; pada hal Allah menguasai tentera langit dan bumi (untuk menolong mereka); dan Allah adalah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana

Al Fath : 4
وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَـٰذَا مَا وَعَدَنَا اللَّـهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّـهُ وَرَسُولُهُ ۚ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا ﴿٢٢﴾

Dan pada masa orang-orang yang beriman melihat tentera Al-Ahzaab, berkatalah mereka:" Inilah yang telah dijanjikan Allah dan RasulNya kepada kami dan benarlah (apa yang telah dijanjikan) Allah dan RasulNya". Dan (angkatan tentera musuh yang mereka lihat) itu tidak memberi sebarang kesan kepada mereka selain daripada menambahkan iman dan penyerahan diri mereka bulat-bulat kepada Allah.




أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ .الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ

Ingatlah sesungguhnya para penolong agama Allah tiada ketakutan atas mereka dan tiada lah mereka bersedih hati , orang-orang yang beriman dan adalah mereka bertaqwa

Yunus : 62-63

8. Bersedia menghadapi kematian

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّـهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ ﴿٣٠﴾ نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ ﴿٣١)

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".(30) Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.(31)

Fussilat : 30-31


فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا ۚ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ ﴿١١٢﴾

Oleh itu, hendaklah engkau (wahai Muhammad) sentiasa tetap teguh di atas jalan yang betul sebagaimana yang diperintahkan kepadamu, dan hendaklah orang-orang yang rujuk kembali kepada kebenaran mengikutmu berbuat demikian; dan janganlah kamu melampaui batas hukum-hukum Allah; sesungguhnya Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan.

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ ﴿ ٩٩ )

(Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini) yaitu ajal.

Al Hijr : 99

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧﴾ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ﴿٢٩﴾ وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠﴾

Hai jiwa yang tenang ( 27 ) Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. ( 28 ) Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, ( 29 ) Dan masuklah ke dalam SyurgaKu! ( 30 )

Al Fajr : 27 - 30



Wallahu A'laam





ABi
JIWA TARBAWI 591




Yaumul Hasrah , يوم الحسرة
( Hari Penyesalan)

وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الأمْرُ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ وَهُمْ لا يُؤْمِنُونَ

Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputuskan, sedang mereka dalam keadaan lalai dan tidak beriman.”

Maryam: 39


Menyesallah di dunia demi kesenangan di akhirat..

وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنتُمْ لَا تَشْعُرُونَ ﴿٥٥﴾ أَن تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتَىٰ عَلَىٰ مَا فَرَّطتُ فِي جَنبِ اللَّـهِ وَإِن كُنتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ ﴿٥٦﴾ أَوْ تَقُولَ لَوْ أَنَّ اللَّـهَ هَدَانِي لَكُنتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ ﴿٥٧﴾ أَوْ تَقُولَ حِينَ تَرَى الْعَذَابَ لَوْ أَنَّ لِي كَرَّةً فَأَكُونَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ ﴿٥٨﴾ بَلَىٰ قَدْ جَاءَتْكَ آيَاتِي فَكَذَّبْتَ بِهَا وَاسْتَكْبَرْتَ وَكُنتَ مِنَ الْكَافِرِينَ ﴿٥٩﴾ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ تَرَى الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى اللَّـهِ وُجُوهُهُم مُّسْوَدَّةٌ ۚ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِّلْمُتَكَبِّرِينَ ﴿٦٠﴾ وَيُنَجِّي اللَّـهُ الَّذِينَ اتَّقَوْا بِمَفَازَتِهِمْ لَا يَمَسُّهُمُ السُّوءُ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿٦١﴾

Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya, ( 55 )

supaya jangan ada orang yang mengatakan: "Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah), ( 56 )

atau supaya jangan ada yang berkata: 'Kalau sekiranya Allah memberi petunjuk kepadaku tentulah aku termasuk orang-orang
yang bertakwa'. ( 57 )

Atau supaya jangan ada yang berkata ketika ia melihat azab 'Kalau sekiranya aku dapat kemnbali (ke dunia), niscaya aku akan termasuk orang-orang berbuat baik'. ( 58 )

(Bukan demikian) sebenarya telah datang keterangan-keterangan-Ku kepadamu lalu kamu mendustakannya dan kamu menyombongkan diri dan adalah kamu termasuk orang-orang yang kafir". ( 59 )

Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri? ( 60 )

Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka, mereka tiada disentuh oleh azab (neraka dan tidak pula) mereka berduka cita. ( 61 )

Az Zumar : 55-61

Penyesalan tidak berguna lagi bila kematian dan qiyamah telah tiba..

هَلْ يَنظُرُونَ إِلَّا تَأْوِيلَهُ ۚ يَوْمَ يَأْتِي تَأْوِيلُهُ يَقُولُ الَّذِينَ نَسُوهُ مِن قَبْلُ قَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ فَهَل لَّنَا مِن شُفَعَاءَ فَيَشْفَعُوا لَنَا أَوْ نُرَدُّ فَنَعْمَلَ غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ ۚ قَدْ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ ﴿٥٣﴾

Tiadalah mereka menunggu-nunggu kecuali (terlaksananya kebenaran) Al Quran itu. Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Quran itu, berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu: "Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa'at yang akan memberi syafa'at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?". Sungguh mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan telah lenyaplah dari mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan.(53)

Al A'raf : 53

وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ ۚ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ ۖ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِن نَّصِيرٍ ﴿٣٧﴾

Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan".
Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.(37)

Fathir : 37

وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِندَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ ﴿١٢﴾


Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin".(12)

As Sajadah : 12

وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ ﴿١٠﴾ وَلَن يُؤَخِّرَ اللَّـهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚ وَاللَّـهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿١١﴾

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"(10) Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.(11)

Al Munafiqun : 10-11

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا ﴿٢٧﴾ يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا ﴿٢٨﴾ لَّقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنسَانِ خَذُولًا ﴿٢٩﴾

Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. (27) Kecelakaan besarlah bagiku, kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). (28) Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an ketika Al-Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mahu menolong manusia”.

Al-Furqaan :25-29

حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ ﴿٩٩﴾ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِن وَرَائِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿١٠٠﴾

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia),(99) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.(100)

Al Mukminun : 99-100

وَلَوْ تَرَىٰ إِذْ وُقِفُوا عَلَى النَّارِ فَقَالُوا يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ ﴿٢٧﴾

Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan).(27)

Al An'am : 27

Justeru, menyesal dulu berpendapatan, menyesal kemudian tidak berguna...





ABi
JIWA TARBAWI 592


Kalaulah engkau mahu mentarbiyyah manusia, maka didik dan asuhlah mereka agar menjadi seorang yang beriman, beramal saleh, saling menasihati dengan al haq kebenaran dan saling menasihati dengan kesabaran....

Beriman dengan hati sehingga membuahkan amalan dan keperibadian pada zahir peri laku ...

Beramal saleh dengan anggota zahir sehingga lahir keikhlasan mutlak dalam hatinya hanya kepada Allah azza wa jalla...

Saling menasihati, bererti memberi nasihat kepada orang lain dan menerima juga nasihat dari orang lain ... dalam soal kebenaran kerana " Kebenaran itu adalah daripada Allah" (Al Baqarah : 147) ..الحق من ربك فلا تكونن من الممترين

Saling menasihati dengan kesabaran bererti menasihati dan bersedia juga menerima nasihat supaya bersabar dalam berpegang kepada kebenaran ..

Inilah yang Allah ta'ala mahukan ...

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

Demi masa. (1)
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, (2)
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.(3)

ذكر الطبراني عن عبيد الله بن حفص قَالَ: كَانَ الرَّجُلَانِ مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ إذا التقيا لم يفترقا إِلَّا عَلَى أَنْ يَقْرَأَ أَحَدُهُمَا عَلَى الْآخَرِ سُورَةَ الْعَصْرِ إِلَى آخِرِهَا، ثُمَّ يُسَلِّمُ أَحَدُهُمَا عَلَى الْآخَرِ.

Imam Tabrani menyebutkan melalui jalur dari Ubaidillah ibnu Hafs yang menceritakan bahwa dahulu pernah ada dua orang sahabat Rasulullah Sallahu 'alaihi wa sallam .; apabila keduanya bertemu satu sama lainnya, maka keduanya tidak berpisah sebelum salah seorangnya membacakan surat Al-'Asr kepada yang lainnya sampai akhir surat, lalu baru yang seorang mengucapkan salam kepada yang lainnya, salam perpisahan.

وَقَالَ الشَّافِعِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ: لَوْ تَدَبَّرَ النَّاسُ هَذِهِ السُّورَةَ لَوَسِعَتْهُمْ.

Imam Syafii rahimahullah telah mengatakan bahwa seandainya manusia merenungkan makna surat ini, niscaya surat ini akan membuat mereka mendapat keluasan.

( Tafsir Ibnu Katsir )






ABi
JIWA TARBAWI 593



Dirimu dan Al Quran..



قال ابن القيم رحمه الله:

إذا أردت الانتفاع بالقرآن فاجمع قلبك عند تلاوته وسماعه, والق سمعك, واحضر حضور من يخاطبه به من تكلّم به سبحانه منه إليه, فإنّه خطاب منه لك, على لسان رسوله, قال تعالى:
{إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ} (قّ:37)

Ibnul Qayyim rahimahullahu ta’ala mengatakan:

“Apabila engkau hendak mengambil manfaat dari Al Qur’an, maka kumpulkanlah hatimu ketika sedang membaca dan mendengarkan Al Qur’an. Hulurkan pendengaranmu dan hadirkan hatimu, seakan engkaulah yang diajak bicara oleh Allah Ta’ala. Sesungguhnya Dia mengajakmu berbicara dengan perantara lisan Rasul-Nya.”

Firman Allah Ta’ala

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ ( ق : 37 )

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.

Qaaf : 37

( Kitab Al Fawaid )

Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu mengatakan :

سَيَبْلَى الْقُرْآنُ فِي صُدُورِ أَقْوَامٍ كَمَا يَبْلَى الثَّوْبُ , فَيَقْرَءُونَهُ لَا يَجِدُونَ لَهُ شَهْوَةً وَلَا لَذَّةً , يَلْبَسُونَ جُلُودَ الضَّأنِ عَلَى قُلُوبِ الذِّئَابِ , أَعْمَالُهُمْ طَمَعٌ لَا يُخَالِطُهُ خَوْفٌ , إِنْ قَصَّرُوا قَالُوا: سَنَبْلُغُ , وَإِنْ أَسَاءُوا قَالُوا: سَيُغْفَرُ لَنَا , إِنَّا لَا نُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا

"
Al Qur'an akan usang dalam hati beberapa kaum sebagaimana usangnya pakaian. Mereka membaca Al Qur'an namun tidak merasakan nikmat dan lazatnya. Pakaiannya berbulu domba (halus) namun hatinya hati serigala. Tiap hal yang mereka lakukan hanya berlandaskan ketamakan bukan kerana takutkan ( Allah ). Bila amal salihnya kurang , mereka mengatakan, 'Kita tetap akan sampai [ pada ridhaNya ].' Dan bila bermaksiat mereka mengatakan, 'Kita pasti diampuni; kerana kita tidak berbuat syirik kepada Allah."

(Tahqiq Sunan Ad-Darimi, IV/2107) Riwayat Ad-Darimi (3389)

Justeru, perhatikanlah hubunganmu dengan Al Quran.





ABi
JIWA TARBAWI 594



Ke arah manakah dakwah dan tarbiyyah kita..?

عَنْ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا

( رواه مسلم، الترمذي، أحمد )

Merasai kemanisan iman, seorang yang redha menjadikan Allah sebagai Rabb ( Tuhan )dan Islam sebagai agama ( jalan hidup ) dan Muhammad sebagai Rasul.

( HR Muslim, Tirmizi dan Ahmad )

Inilah 3 kemuncak arah dakwah dan tarbiyyah kita. Redha dalam arti puas jiwa, tiada rasa berat hati dan prejudis kepada Allah, Rasul dan Islam.

Redha yang membawa kecintaan, ketenangan dan ketulusan ikhlas dalam beriman.

وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّـهِ ..
( البقرة : 165 )

Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.

Redha yang membuahkan keindahan iman dan permusuhan terhadap kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan.

وَلَـٰكِنَّ اللَّـهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَـٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ ﴿الحجرات: ٧﴾

Tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,

Redha yang menghasilkan keimanan dan pengorbanan pada Jalan Allah.


إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّـهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ أُولَـٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ ﴿الحجرات: ١٥﴾

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.


Redha yang merupakan sifat ahli-ahli syurga di akhirat nanti ..

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿
٢٧
ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿
٢٨﴾ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ﴿٢٩
وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿
٣٠

﴿الفجر: 27-30﴾

Hai jiwa yang tenang.(27)
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas (redha ) lagi diredhai-Nya.(28)
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,(29)
masuklah ke dalam syurgaKu(30)



Itulah kepuasan keredhaan jiwa yang sebenar ..




ABi
JIWA TARBAWI 595




Sebahagian besar dosa yang dilakukan oleh manusia berpunca dari nafsunya sendiri. Samaada disedari atau tanpa disedarinya.

إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ ..﴿يوسف: ٥٣﴾

Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan..

Yusuf : 53

Nafsu yang cenderung dan sering menyuruh kepada kejahatan adalah nafsu yang tidak terdidik. Iaitu yang membiarkannya dikuasai oleh syubhat dan keinginan syahwat. Ditambah lagi dengan kelazatan dan keseronokan mainan dunia dan belaian syaitan.

Akhirnya manusia tanpa sedar, menjadikan nafsunya sebagai 'TUHAN' yang disembah dan ditaati. Maka kehidupannya menjadi sesat tanpa hidayah dan petunjuk.


أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَـٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّـهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِن بَعْدِ اللَّـهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
﴿الجاثية: ٢٣﴾

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

Al Jatsiyyah : 23

Mendidik nafsu bererti memandunya dengan ilmu dan petunjuk Allah, memasak makrifah dan iman kepada Allah, menanam rasa takutkan Allah dan taqwa kepada NYA, menundukkannya dengan perintah dan arahan Allah, dan meyakinkannya pertemuan dengan Allah 'azza wa jalla di akhirat nanti.

وَمَن يُؤْمِن بِاللَّـهِ يَهْدِ قَلْبَهُ

dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.

At Taghabun : 11

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ ﴿
٤٠﴾ فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ ﴿٤١﴾ ﴿النازعات: ٤٠-٤١﴾

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).

An Nazi'at : 40-41

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚوَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ ﴿
٤٥﴾ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ﴿٤٦
﴿البقرة: ٤٥-٤٦﴾

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.

Al Baqarah : 45-46

وَالْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللهِ

رواه البيهقي

Seorang mujahid ialah yang berjihad bersungguh-sungguh menundukkan nafsunya pada mentaati Allah

HR Bayhaqi



Justeru, bersungguh-sungguhlah dalam mendidik nafsumu sendiri demi membersihkan kehidupanmu dari dosa-dosa yang tidak tertanggung..




ABi
JIWA TARBAWI 596


Apabila manusia lupa, leka dan lalai pertemuannya dengan Allah ta'ala di akhirat...

Manusia akan menjadikan agama sebagai barang mainan dan senda gurauan, lalu menjadikan kehidupan dunia matlamat hidupnya dan tidak memperdulikan persiapan hidup di akhirat.

الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فَالْيَوْمَ نَنسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَـٰذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ ﴿الأعراف: ٥١﴾

(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka". Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.

Al A’raf : 51

Mereka redha dengan keseronokan hidup dunia. Usaha dan amalannya bermatlamatkan dunia. Bertungkus lumus dan rakus demi dunianya. Sehingga panduan agama ditolak tepi.


إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ ﴿يونس: ٧﴾

Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami,

Yunus : 7

Tanpa mereka sedari apa yang menanti dek sebab kealpaan mereka dengan pertemuannya dengan Allah ‘azza wa jalla.


فَذُوقُوا بِمَا نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَـٰذَا إِنَّا نَسِينَاكُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْخُلْدِ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿السجدة: ١٤﴾

Maka rasailah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan akan pertemuan dengan harimu ini. Sesungguhnya Kami telah melupakan kamu (pula) dan rasakanlah siksa yang kekal, disebabkan apa yang selalu kamu kerjakan.

As Sajadah : 14


وَقِيلَ الْيَوْمَ نَنسَاكُمْ كَمَا نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَـٰذَا وَمَأْوَاكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُم مِّن نَّاصِرِينَ ﴿الجاثية: ٣٤﴾

Dan dikatakan (kepada mereka): "Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini dan tempat kembalimu ialah neraka dan kamu sekali-kali tidak memperoleh penolong".

Jatsiyah : 34

Namun bagi hamba-hamba Allah yang hatinya sentiasa hidup menyaksikan petemuan yang semakin hampir, seluruh hidupnya pasrah dengan persiapan pertemuan itu. Pertemuan yang agung dengan Yang Dicintai dan Dirindui.


قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَـٰهُكُمْ إِلَـٰهٌ وَاحِدٌ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَرَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا ﴿الكهف: ١١٠﴾

Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

Al Kahfi : 110


عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ قَالَتْ عَائِشَةُ أَوْ بَعْضُ أَزْوَاجِهِ إِنَّا لَنَكْرَهُ الْمَوْتَ قَالَ لَيْسَ ذَاكِ وَلَكِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا حَضَرَهُ الْمَوْتُ بُشِّرَ بِرِضْوَانِ اللَّهِ وَكَرَامَتِهِ فَلَيْسَ شَيْءٌ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا أَمَامَهُ فَأَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ وَأَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَإِنَّ الْكَافِرَ إِذَا حُضِرَ بُشِّرَ بِعَذَابِ اللَّهِ وَعُقُوبَتِهِ فَلَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَهَ إِلَيْهِ مِمَّا أَمَامَهُ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ وَكَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ

dari Ubadah bin Shamit dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda:
Barangsiapa Mencintai perjumpaan dengan Allah, Allah juga mencintai perjumpaan dengannya, sebaliknya barangsiapa membenci perjumpaan dengan Allah, Allah juga membenci perjumpaan dengannya.
Kontan 'Aisyah atau sebagian isteri beliau berkomentar 'kami juga cemas terhadap kematian! ' Nabi lantas bersabda: Bukan begitu maksudnya, namun maksud yang benar, seorang mukmin jika kematian menjemputnya, ia diberi kabar gembira dengan keridhaan Allah dan karamah-Nya, sehingga tak ada sesuatu apapun yang lebih ia cintai daripada apa yang dihadapannya, sehingga ia mencintai berjumpa Allah, dan Allah pun mencintai berjumpa kepadanya. Sebaliknya orang kafir jika kematian menjemputnya, ia diberi kabar buruk dengan siksa Allah dan hukuman-Nya, sehingga tidak ada yang lebih ia cemaskan daripada apa yang di hadapannya, ia membenci berjumpa Allah, sehingga Allah pun membenci berjumpa dengannya

HR Bukhari




ABi
JIWA TARBAWI 597


Al Imam Ghazali rahimahullahu ta'ala menyebut dalam kitabnya, Bidayatul Hidayah :

العلم النافع :
(Ilmu yang memberi manfaat itu (ialah)

هو ما يزيد في خوفك من الله تعالى،
ilmu yang menambahkan perasaan takutmu kepada Allah Ta’ala

ويزيد في بصيرتك بعيوب نفسك،
ilmu yang menambahkan celik mata hatimu terhadap keaiban-keaiban dirimu

ويزيد في معرفتك بعبادة ربك،
ilmu yang menambahkan ibadahmu kepada Tuhanmu ‘Azza wa Jalla dengan sebab makrifatmu kepadaNya

ويقلل من رغبتك في الدنيا،
ilmu yang mengurangkan gemar kasihmu kepada dunia

ويزيد في رغبتك فني الآخرة،
ilmu yang menambahkan gemar kasihmu kepada akhirat

ويفتح بصيرتك بآفات أعمالك حتى تحترز منها،
(ilmu) yang membukakan pandangan mata hatimu terhadap kebinasaan-kebinasaan segala amalmu sehingga kamu dapat memeliharakan dirimu daripadanya

ويطلعك على مكايد الشيطان وغروره
(ilmu) yang menampakkan kepada kamu segala perdayaan syaithan dan tipuannya

( Bidayatul Hidayah )


Ilmu yang benar akan melahirkan,

Khauf ( خوف ), yang bila muncul di hati dengan sentuhan ilmu, ianya akan seiring dengan mujahadah mendidik nafsu

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ ﴿٤٠﴾ فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ ﴿٤١﴾

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).

An Nazi'at :40-41

Apabila mata hati dapat melihat keaiban diri sendiri , akan timbul perasaan rendah diri dan usaha untuk mengislah diri.

الكيس من دان نفسه وعمل لما بعد الموت

Orang yang paling cerdik ialah seorang yang menilai dirinya dan beramal untuk hidup selepas mati.

HR Tirmizi


Apabila hati kenal Allah Azza wa Jalla, akan muncullah khasyyah (takut) dan hubb ( cinta) sehingga membuahkan ubudiyyah yang mutlaq dan ikhlas hanya kepadaNya.

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّـهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,(5)

Al Bayyinah : 5

Bila cinta dan cenderung hati kepada kehidupan akhirat, seseorang itu akan bersiap sedia untuk menghadapi kehidupan akhirat ketika ia masih di dunia lagi.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
((إذا دخل النور القلب انفسخ وانشرح قالوا: فما علامة ذلك يا رسول الله؟ قال: الإنابة إلى دار الخلود، والتجافي عن دار الغرور، والاستعداد للموت قبل نزوله))
[الترمذي عن عبد الله بن مسعود]

Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya nur itu apabila sudah masuk ke dalam hati, maka dia menjadi luas dan lapang. Maka sahabat bertanya kepada Baginda SAW: "Ya Rasulullah SAW: "Adakah terdapat tanda-tanda sebagaimana yang kamu katakan itu untuk kami ketahui. Jawab Baginda SAW: "Ya, ada alamatnya, iaitu kembali ke negeri Akhirat yang kekal abadi , menjauhkan diri dari negeri dunia yang penuh tipu daya serta bersiap sedia untuk mati sebelum tiba waktunya."

HR Tirmizi

Bila mata hati dapat melihat penyakit-penyakit yang merosakan amal, maka usaha merawat dan mengubatinya dilakukan dengan sungguh-sungguh.

قال شداد بن أوس: رأيت النبي صلى الله عليه و سلم يبكي، فقلت: ما يبكيك يا رسول الله؟ قال:
أخوف ما أخاف على أمتي الشرك والشهوة الخفية. قلت: يا رسول الله أتشرك أمتك من بعدك؟ قال: نعم أما إنهم لا يعبدون شمساً ولا قمراً ولا حجراً ولا وثناً ولكن يراؤون بأعمالهم
[أخرجه الإمام أحمد عن شداد بن أوس ]

Syidad bin Aus RA berkata:" Aku melihat Rasulullah SAW menangis, maka aku berkata:" Apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Rasulullah ". Rasulullah SAW bersabda : " Yang paling aku takut ke atas ummatku ialah syirik dan syahwat yang tersembunyi. Aku bertanya:" Wahai Rasulullah! apakah ummatmu akan berlaku syirik selepas kewafatanmu?". Nabi SAW bersabda: " Ya, mereka tidak menyembah matahari, bulan, batu dan berhala tetapi mereka berlaku riya' dengan amalan mereka".

HR Ahmad

Bila hati dapat mengenali jalan-jalan tipu daya syaitan, maka peperangan menghadapi nya wajib diperhebatkan.
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ ﴿٦﴾

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala(6)

Faathir : 6

Inilah jalan MUJAHADAH yang besar yang mesti dilalui




Justeru...

Carilah ilmu yang bermanfaat ini melalui suluhan Al Quran dan Sunnah Ar Rasul Sallallahu ‘alaihi wa sallam.





ABi
JIWA TARBAWI 598


Hati-hati dengan kedengkian manusia..


Kedengkian sering menjadikan manusia hilang kewarasan dalam bertindak biar pun kepada saudara dan sahabatnya sendiri...


عن الزُّبَيْرَ بْنَ الْعَوَّامِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ دَبَّ إِلَيْكُمْ دَاءُ الْأُمَمِ قَبْلَكُمْ الْحَسَدُ وَالْبَغْضَاءُ هِيَ الْحَالِقَةُ لَا أَقُولُ تَحْلِقُ الشَّعَرَ وَلَكِنْ تَحْلِقُ الدِّينَ .
( رواه الترمذي )

Dari Az Zubair bin Al 'Awwam bahawa nabi Sallallahu 'alaihi wa Salam bersabda:

“Telah menyebar di antara kamu penyakit orang-orang sebelum kamu (iaitu) dengki dan kebencian.
Aku tidak mengatakan mencukur rambut tapi mencukur agama.”

HR Tirmizi,2434



Justeru,

Mohonlah perlindunganNya..


وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ﴿٥﴾

(Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki) atau apabila ia menampakkan kedengkiannya lalu berusaha atas kedengkian yang dipendamnya itu, ...)

(Tafsir Jalalayn)




ABi
JIWA TARBAWI 599


Bersungguhnya Iblis dan seriusnya ia nak menyesatkan manusia..


قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿
١٦﴾ ثُمَّ لَآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَن شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ ﴿١٧

Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,

kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

Al A’raaf : 16-17



Namun manusia masih tidak serius menghadapi permusuhan dan perangkap Iblis ..

أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ﴿
٦٠﴾ وَأَنِ اعْبُدُونِي ۚ هَـٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيمٌ ﴿٦١﴾ وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنكُمْ جِبِلًّا كَثِيرًا ۖ أَفَلَمْ تَكُونُوا تَعْقِلُونَ ﴿٦٢

Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu",

dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.

Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar diantaramu, Maka apakah kamu tidak memikirkan?.

Yaa Siin : 60-62

Justeru, mohonlah perlindungan dari NYA ..


وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّـهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿الأعراف: ٢٠٠﴾

Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah

Al A’raaf : 200


ABi
JIWA TARBAWI 600



Satu keinsafan

Bagaimanakah engkau boleh berehat-rehat, melihat mendengar perkara yang sia-sia dan laghaa..

Berbelanja hanya untuk memenuhi nafsu mu..

Menghabisi masa dan usia dengan hanya bercerita tentang manusia dan dunia..

Mengumpat, mengata, menghina, memperkecilkan manusia hatta sahabat-sahabatmu sendiri - darah daging ukhuwwah mu sendiri..



Sedangkan kejahilan masih meluas lagi

Manusia masih tenggelam dengan ammarah dan syahwat lagi

Maksiat menggila di luar sana

Islam masih terhijab dari pengetahuan mereka

Yang tidak solat lebih ramai daripada yang bersolat

Yang tidak menjaga aurat lebih ramai yang jaga aurat

Islam dijadikan kosmetik oleh setengah manusia

Islam dijadikan sumber pendapatan lumayan oleh ramai orang

Islam dijadikan sumber khayalan keseronokan nafsu mereka

Di mana dakwah kita...?

Di mana seriusnya tarbiyyah kita kepada ummah..?

وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۚ وَذَكِّرْ بِهِ أَن تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّـهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ وَإِن تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَّا يُؤْخَذْ مِنْهَا ۗ أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا ۖ لَهُمْ شَرَابٌ مِّنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ ﴿٧٠﴾

Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.(70)

Al An'aam : 70

الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا ۚ فَالْيَوْمَ نَنسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَـٰذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ ﴿٥١﴾

(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka". Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.(51)

Al A'raaf : 51

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ اللَّـهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ۚ أُولَـٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُّهِينٌ ﴿٦﴾

Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.(6)

Luqman : 6

فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ﴿٥٩﴾

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan,(59)

Maryam : 59

وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ﴿٣٩﴾

Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman(39)

Maryam : 39

اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُّعْرِضُونَ ﴿١﴾ مَا يَأْتِيهِم مِّن ذِكْرٍ مِّن رَّبِّهِم مُّحْدَثٍ إِلَّا اسْتَمَعُوهُ وَهُمْ يَلْعَبُونَ ﴿٢﴾ لَاهِيَةً قُلُوبُهُمْ ۗوَأَسَرُّوا النَّجْوَى الَّذِينَ ظَلَمُوا هَلْ هَـٰذَا إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ ۖ أَفَتَأْتُونَ السِّحْرَ وَأَنتُمْ تُبْصِرُونَ ﴿٣﴾

Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).
(1) Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Quran pun yang baru (di-turunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main,(2) (lagi) hati mereka dalam keadaan lalai. Dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka: "Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti kamu, maka apakah kamu menerima sihir itu, padahal kamu menyaksikannya?"(3)

Al Anbiyaa' : 1-3

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَا يُعَذِّبُ الْعَامَّةَ بِعَمَلِ الْخَاصَّةِ حَتَّى يَرَوْا الْمُنْكَرَ بَيْنَ ظَهْرَانَيْهِمْ وَهُمْ قَادِرُونَ عَلَى أَنْ يُنْكِرُوهُ فَلَا يُنْكِرُوهُ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَذَّبَ اللَّهُ الْخَاصَّةَ وَالْعَامَّةَ

“Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengazab orang-orang secara keseluruhan akibat perbuatan mungkar yang dilakukan oleh seseorang, kecuali mereka melihat kemungkaran itu di depannya, dan mereka sanggup menolaknya, akan tetapi mereka tidak menolaknya. Apabila mereka melakukannya, niscaya Allah SWT akan mengazab orang yang melakukan kemungkaran tadi dan semua orang secara menyeluruh.”

HR. Imam Ahmad

من أقوال ابي حذيفة اليمان :

إن معروفكم اليوم، منكر زمان قد مضى وإن منكركم اليوم، معروف زمان قد أتى وإنكم لا تزالون بخير ما عرفتم الحق، وكان العالم فيكم غير مُسْتَخَفِّ به

Di antara kata-kata Huzaifah Al Yaman RA :

" Sesungguhnya kemakrufan (kebaikan) di zaman kamu adalah kemungkaran ( kejahatan ) di zaman sebelumnya,mmanakala kemungkaran di zaman kamu adalah kemakrufan di zaman yang yang akan datang. kamu tidak akan putus-putus dengan kebaikann selama mana kamu mengenali kebenaran dan adalah orang berilmu di antara tidak mempedulikannya ".

Justeru, bersungguhlah dan seriuslah dalam dakwah dan tarbiyyah..





ABi
JIWA TARBAWI 601


Ujian Allah adalah sentuhan tarbiyyah rabbani kepada hambaNya..

عن أنس ـ رضي الله عنه ـ قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (( إذا أراد الله بعبده خيرا عجل له العقوبة في الدنيا ، وإذا أراد بعبده الشر أمسك عنه بذنبه حتى يوافي به يوم القيامة )) .
رواه الترمذي وقال : حديث حسن .

Dari Anas ra, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba-Nya, disegerakan baginya kesusahan (balasan) sewaktu di dunia lagi. Sebaliknya jika Allah menghendaki kejahatan bagi seorang hamba-Nya, ditangguhkan pembalasan ke atasnya sehingga hari Kiamat.”

HR Tirmizi

وقال النبي صلى الله عليه وسلم : (( إن أعظم الجزاء مع عظم البلاء ،)ٍ وإن الله تعالى إذا أحب قوما ابتلاهم ، فمن رضي الله فله الرضى ، ومن سخط فله السخط
رواه الترمذي وقال : حديث حسن

“ Sesungguhnya besarnya ganjaran (pahala) bersamaan dengan besarnya ujian (bala’). Sesungguhnya apabila Allah mengasihi sesuatu kaum, Dia menurunkan ujian (bala’). Maka sesiapa yang redha maka dia mendapat keredhaan (Allah) dan sesiapa yang marah maka dia mendapat kemurkaan (Allah).”

HR Tirmizi

وعن ابن مسعود قال: قال رسول الله النبي صلى الله عليه وسلم : ((ما من مسلم يصيبه أذىً من مرض فما سواه إلا حط الله بها سيئاته كما تحط الشجرة ورقها)) رواه البخاري،

Daripada Ibnu Mas'ud berkata :
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

"
Tidaklah seorang muslim menderita sakit kerana suatu penyakit melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan penyakit itu, sebagaimana pohon yang menggugurkan daun-daunnya"

HR Bukhari

Berat mata memandang, berat lagi bahu memikul,


Justeru, yakinilah ujian itu dariNYA,sabar, redha dan berdoalah tanpa putus asa pada rahmatNya....





ABi
JIWA TARBAWI 602



Beruntungnya seorang yang dapat merenungi urusannya dengan TUHAN dan urusannya dengan MANUSIA di saat usianya yang berbaki dan ketika nyawanya sudah di penghujung...

Dia beruntung kerana bila Allah ta'ala memberinya ruang masa dan peluang, untuk dapat ia merenung hari-hari baki kehidupannya, meniti saat-saat kematiannya yang pasti namun tidak tahu bila kunjung tibanya...

Sehingga dosa-dosanya yang lalu itu kelihatan jelas satu persatu, sehingga ia terasa tidak cukup ruang dan masa untuk ia mohon keampunan dan bertaubat bagi setiap dosa-dosanya itu...

الكيس من دان نفسه وعمل لما بعد الموت

Orang yang paling cerdik ialah seorang yang menilai dirinya dan beramal untuk hidup selepas mati.

HR Tirmizi

(( طوبى لمن شغله عيبه عن عيوب الناس ))
( أخرجه الديلمي )

"Beruntunglah bagi siapa yang keburukan aibnya menyibukkannya daripada keburukan aib manusia "

HR Ad Dailami

(( إذا أراد الله بعبد خيرا زهده في الدنيا ، ورغبه في الآخرة ، وبصره بعيوب نفسه ))
( رواه أبو منصور الديلمي في مسند)

Apabila Allah mengkehendaki kebaikan bagi seseorang hamba, Ia menjadikannya zuhud di dunia, Ia menjadikannya cenderung kepada akhirat, dan Ia menampakkannya akan keaiban-keaiban dirinya .

HR Abu Mansur Ad Dailami

Menginsafi kedatangan tahun baru untuk mengingatkan saat kematian...




ABi
JIWA TARBAWI 603




Kita tidak akan ditanya tentang amalan orang lain..

Yang akan ditanya ialah tentang amalan kita sendiri ..

Kita tidak akan menanggung balasan amalan orang lain ..

Bahkan kita akan menanggung akibat dan balasan amalan diri sendiri ..




وَمَنْ يَكْسِبْ خَطِيئَةً أَوْ إِثْمًا ثُمَّ يَرْمِ بِهِ بَرِيئًا فَقَدِ احْتَمَلَ بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا

Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata.

An Nisa’ : 112

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri,

Al Isra’ : 7

وَمَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan,

As Saffat : 39

أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ

(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain,

An Najm : 38

كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ

Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,

Al Muddatstsir : 38



Justeru, ambil beratlah tentang nasibmu sendiri di akhirat, iaitu Hari Perhitungan dan Pembalasan ...


تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ
( رواه الترمذي )

“Tidak berganjak Kedua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga ditanya tentang umurnya untuk apa dia habiskan, tentang ilmunya untuk apa dia amalkan, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia infakkan dan tentang tubuhnya untuk apa dia gunakan”

HR Tirmizi, 2341



ABi
JIWA TARBAWI 604




Bila sudah menjangkau umur 40 tahun..

Ramai tidak sedar dalam Al Quran ada menyentuh tentang usia ini.

حَتَّى إَذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِيْنَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِى أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِى أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِى إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ (١٥) الاحقاف

Apabila dia telah dewasa dan usianya sampai empat puluh tahun, ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukkanlah aku jalan untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang soleh yang engkau redhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.”

Al Ahqaf: 15

وفى تفسير ابن كثير: وهذا فيه إرشاد لمن بلغ الأربعين أن يجدد التوبة والإنابة إلى الله - عز وجل - ويعزم عليها.

Menurut Ibn Kathir, ayat ini memberikan petunjuk bahawa manusia apabila menjelang usia 40 tahun hendaklah memperbaharui taubat dan kembali kepada Allah 'Azza wa Jalla dengan bersungguh-sungguh.

Usia 40 tahun disebut dengan jelas dalam ayat ini. Pada usia inilah manusia mencapai puncak kehidupannya baik dari segi fizikal, intelektual, emosi, mahupun spiritualnya.

Doa yang terdapat dalam ayat tersebut dianjurkan untuk dibaca oleh mereka yang berusia 40 tahun dan ke atas. Doa yang menggambarkan jiwa yang bersyukur dalam menerima nikmat yang sempurna, kecenderungan untuk beramal, yang telah mempunyai keluarga yang harmoni, kecenderungan untuk bertaubat dan kembali kepada Allah Ta'ala.

Dalam ayat yang lain.....

أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيْرُ (٣٧)

Apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam tempoh yang cukup untuk berfikir bagi orang-orang yang mahu berfikir, dan (apakah tidak) datang kepadamu pemberi peringatan?

Al Fathir: 37

عن مجاهد قال : سمعت ابن عباس يقول : العمر الذي أعذر الله إلى ابن آدم : ( أولم نعمركم ما يتذكر فيه من تذكر ) أربعون سنة .

Mujahid berkata, aku mendengar daripada Ibnu Abbas berkata :

" Usia yang Allah beri peringatan kepada anak Adam dengan

( أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيْرُ ) ialah 40 tahun.

عن مسروق أنه كان يقول : إذا بلغ أحدكم أربعين سنة ، فليأخذ حذره من الله عز وجل .

Masruq berkata :

" Apabila seorang kamu berumur 40 tahun, maka ambillah peringatan daripada Allah Azza wa Jalla ".

Usia 40 tahun adalah usia matang untuk kita bersungguh-sungguh dalam hidup. Mengumpulkan pengalaman, menajamkan hikmah dan kebijaksanaan, membuang kejahilan ketika usia muda, lebih berhati-hati, melihat sesuatu dengan hikmah dan penuh penelitian. Maka tidak hairan tokoh-tokoh pemimpin muncul secara matang pada usia ini. Bahkan Nabi SAW seperti yang disebut oleh Ibn ‘Abbas:

عن ابن عباس قال أنزل على رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو ابن أربعين فأقام بمكة ثلاث عشرة وبالمدينة عشرا وتوفي وهو ابن ثلاث وستين قال أبو عيسى هذا حديث حسن صحيح

“Diturunkan wahyu Rasulullah SAW pada usianya 40 tahun, lalu baginda tinggal di Makkah 13 tahun dan di Madinah 10 tahun, dan wafat pada usianya 63 tahun".

HR Tirmizi

Ibnu Abbas RA dalam suatu riwayat berkata:

من أتى عليه أربعون سنة ولم يغلب خيره شره فليتجهز إلى النار

“Barangsiapa mencapai usia 40 tahun dan amal kebajikannya tidak mantap dan tidak dapat mengalahkan amal keburukannya, maka hendaklah ia bersiap-siap ke neraka.”

Imam asy-Syafi’i tatkala mencapai usia 40 tahun, beliau berjalan sambil memakai tongkat. Jika ditanya, jawab beliau, “Agar aku ingat bahwa aku adalah musafir.

( قيل للشافعي - رحمه الله - : ما لَكَ تُكثر من إمساك العصا وأنت لست بضعيف ؟ قال : لأتذكر أني مسافر )

Justeru...apa yang perlu dilakukan menjelang usia 40 tahun...

1. Meneguhkan tujuan hidup
2. Meningkatkan kekuatan ruhiyyah
3. Menjadikan uban sebagai peringatan
4. Memperbanyak bersyukur
5. Menjaga makan dan tidur
6. Menjaga istiqamah dalam ibadah dan perjuangan

Jika ada yang mengatakan bahawa: " Life begins at fourty "...
2024/09/30 19:29:42
Back to Top
HTML Embed Code: