Telegram Web Link
JIWA TARBAWI 618




Bila beramal, usahlah yang dicita-citakan dalam hatimu adalah mahukan kemuliaan. Kerana ianya hanya akan merosakkan keikhlasan hatimu...

Hadapkanlah hatimu hanya padaNya, kerana yang DIA mahukan ialah hanya istiqamah mu dalam keikhlasan pada NYA ..



قال بعض الصالحين :

" كن صاحب الإستقامة لا طالب الكرامة، فإن نفسك متحركة في طلب الكرامة وربك عز وجل يطالبك بالإستقامة "

( نقل من سراج الطالبين شرح منهاج العابدين )

Berkata oleh sebahagian orang-orang yang saleh :

" Jadilah orang yang istiqamah bukannya orang yang menuntut karamah ( kemuliaan ). Sesungguhnya nafsumu bergerak-gerak mahukan karamah sedangkan Tuhanmu 'Azza wa Jalla menuntutmu dengan istiqamah ".

( Dinaqal daripada kitab Sirajut Tholibin syarah kepada kitab Minhajul Abidin )





ABi
JIWA TARBAWI 619



Apabila Khalid bin Walid RA pernah merintih dengan katanya,

شغلنا
الجهاد عن تعليم القرآن

“Jihad ( peperangan ) telah menyibukkan kami dari belajar Al-Quran.”

[Atsar diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 6/151]

Dalam riwayat yang lain, jihad telah menyibukkan mereka dari membaca Al-Quran.

لقد
منعني كثيراً من القراءة الجهاد في سبيل الله

“Sungguh jihad di jalan Allah telah menyibukkan (mencegah) aku dari membaca Al-Quran.”

[Musnad Abu Ya’la 6/361]

.. bagaimana pula kini, manusia terlalu dipalingkan dari Al Quran oleh dunia dan permainan hidup

Sungguh benar akan datang zaman di mana manusia benar-benar meninggalkan Al-Quran.
Allah
Ta’ala berfirman,

وَقَالَ
الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورً

“Berkatalah Rasul : “Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini suatu yang DITINGGALKAN”.

(Al Furqan: 30)


Syeikh Abdurrahman As-Sa’diy menjelaskan bahwa bentuk meninggalkan Al Quran dalam segala bentuk, mulai dari membaca, mentadabbur, mempelajari tafsirnya dan mengamalkannya.

Beliau berkata,


قد
أعرضوا عنه وهجروه وتركوه مع أن الواجب عليهم الانقياد لحكمه والإقبال على أحكامه، والمشي خلفه

“Mereka telah berpaling dan meninggalkan Al-Quran, padahal mereka wajib untuk patuh dan menerima terhadap hukum di dalamnya serta berjalan dengan petunjuk Al-Quran.”

[Tafsir As-Sa’diy]


Justeru, sayugianya seorang muslim itu sentiasa berusaha membaca Al-Quran setiap hari. Berusaha membacanya walaupun hanya beberapa ayat dalam sehari, kerana kita terlalu banyak melakukan dosa setiap hari. Dosa membuat hati keras dan Al-Quran lah ubatnya. Membaca Al-Quran membuat hati menjadi lembut dan mudah menerimah hidayah serta mudah melakukan ibadah dan kebaikan yang bermanfaat bagi manusia. Al-Quran adalah ubat bagi penyakit hati manusia.


يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ﴿يونس: ٥٧﴾


Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Yunus : 57



وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا ﴿الإسراء: ٨٢﴾

Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.

Al Isra’ : 82

قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُولَـٰئِكَ يُنَادَوْنَ مِن مَّكَانٍ بَعِيدٍ
﴿فصلت: ٤٤﴾

Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang Al Quran itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) yang dipanggil dari tempat yang jauh".

Fussilat : 44




ABi
JIWA TARBAWI 620




Kesan makrifat pengenalan mata hati kepada Allah Azza wa Jalla dan zikir mengingatiNya pada anggota-anggota manusia ...

1. Hati

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّـهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿الأنفال: ٢﴾

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

Al Anfal : 2

2. Mata

وَإِذَا سَمِعُوا مَا أُنزِلَ إِلَى الرَّسُولِ تَرَىٰ أَعْيُنَهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ مِمَّا عَرَفُوا مِنَ الْحَقِّ يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ ﴿المائدة: ٨٣﴾

Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s. a. w.).

Al Maidah : 83

أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّـهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ مِن ذُرِّيَّةِ آدَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِن ذُرِّيَّةِ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْرَائِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَا إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ آيَاتُ الرَّحْمَـٰنِ خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّا ﴿مريم: ٥٨﴾

Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.

Maryam : 58

3. Hati dan kulit

اللَّـهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّـهِ ذَٰلِكَ هُدَى اللَّـهِ يَهْدِي بِهِ مَن يَشَاءُ وَمَن يُضْلِلِ اللَّـهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ ﴿الزمر: ٢٣﴾

Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.

Az Zumar : 23

Itulah antara anggota-anggota manusia yang akan menjadi saksi terhadap amalan dan perlakuan mereka di Mahkamah Allah 'Azza wa Jalla ..

حَتَّىٰ إِذَا مَا جَاءُوهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وَجُلُودُهُم بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿٢٠﴾

Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.

وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدتُّمْ عَلَيْنَا ۖ قَالُوا أَنطَقَنَا اللَّـهُ الَّذِي أَنطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ﴿٢١﴾

Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab: "Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dialah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan".

وَمَا كُنتُمْ تَسْتَتِرُونَ أَن يَشْهَدَ عَلَيْكُمْ سَمْعُكُمْ وَلَا أَبْصَارُكُمْ وَلَا جُلُودُكُمْ وَلَـٰكِن ظَنَنتُمْ أَنَّ اللَّـهَ لَا يَعْلَمُ كَثِيرًا مِّمَّا تَعْمَلُونَ ﴿٢٢﴾

Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.

Fussilat : 21-23

Justeru, apakah masih ada lagi keinginan nafsumu untuk melakukan maksiat dalam dirimu....

إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَـٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا ﴿الإسراء: ٣٦﴾
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya

Al Isra’ : 36





ABi
JIWA TARBAWI 621



Kadang kala kepedihan, kepahitan yang ditanggung ketika menerima ujian Allah terlalu kecil berbanding kemanisan dan kepuasan hati ketika berjaya dan lulus dari ujian Nya itu...

Dari Shuhaib bin Sinan
radhiallahu ’anhu dia berkata, Rasulullah Sallallahu ’alaihi Wasallam bersabda:

عجبًا لأمرِ المؤمنِ . إن أمرَه كلَّه خيرٌ . وليس ذاك لأحدٍ إلا للمؤمنِ . إن أصابته سراءُ شكرَ . فكان خيرًا له . وإن أصابته ضراءُ صبر . فكان خيرًا له

Alangkah mengkagumkan keadaan orang yang beriman, kerana semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya”.

HR Muslim , 2999


Rasûlullâh Sallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

مَا يُصِيْبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ، وَلَا نَصَبٍ، وَلَا سَقَمٍ، وَلَا حَزَنٍ، حَتَّى الْهَمِّ يُهَمُّهُ، إِلَّا كُفِّرَ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِهِ

Tidaklah seorang Mukmin ditimpa rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan  akan dihapus dosa-dosanya dengan sebab itu.

HR. Muslim, no. 2573


Rasûlullâh Sallallahu ‘alaihi wa sallam juga  bersabda:

مَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِيْ نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ

Bencana akan senntiasa menimpa orang Mukmin dan Mukminah pada dirinya, anaknya, dan hartanya sehingga ia berjumpa dengan Allâh dalam keadaan tidak ada kesalahan pun pada dirinya.

HR AtTirmizi, no. 2399


Allâh Azza wa Jalla berfirman dalam hadis qudsi:

اِبْنَ آدَمَ ، إِنْ صَبَرْتَ وَاحْتَسَبْتَ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُوْلَى ، لَمْ أَرْضَ ثَوَابًا دُوْنَ الْجَنَّةِ

Wahai anak Adam, jika engkau sabar dan mencari ganjaran pada saat awal musibah (yang menimpa), maka Aku tidak meridhai pahala bagimu selain syurga.


HR Ibnu Majah, no. 1597.


Rasûlullâh Sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا مَاتَ وَلَدُ الْعَبْدِ قَالَ اللهُ تَعَالَى لِمَلَائِكَتِهِ: قَبَضْتُم وَلَدَ عَبْدِيْ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: نَعَمْ، فَيَقُوْلُ: قَبَضْتُمْ ثَمَرَةَ فُؤَادِهِ، فَيَقُوْلُوْنَ: نَعَمْ، فَيَقُوْلُ: مَاذَا قَالَ عَبْدِيْ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: حَمِدَكَ وَاسْتَرْجَعَ، فَيَقُوْلُ اللهُ: اُبْنُوْا لِعَبْدِي بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَسَمُّوْهُ بَيْتَ الْحَمْدِ.


Jika anak seorang hamba meninggal dunia, maka Allâh Subhanahu wa Ta’ala akan berkata kepada para Malaikat-Nya: ‘Apakah kalian telah mencabut nyawa anak hamba-Ku?’ Para Malaikat menjawab: ‘Ya, benar.’ Setelah itu, Dia bertanya lagi: ‘Apakah kalian telah mengambil buah hatinya?’ Mereka pun menjawab: ‘Ya.’ Kemudian, Dia berkata: ‘Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku itu?’ Mereka menjawab: ‘Dia memanjatkan pujian kepada-Mu dan mengucapkan kalimat istirja’ (Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râ­ji’ûn).’ Allâh Azza wa Jalla berfirman: ‘Bangunkanlah untuk hamba-Ku sebuah rumah di dalam Syurga dan namailah dengan Baitul Hamd (rumah pujian).’”

HR At Tirmizi, no. 1021



Justeru, hiduplah dalam menikmati ujianNya




ABi
JIWA TARBAWI 622




Bila kematian meragut kesedapan dan kelazatan angan-angan manusia. Dan yang tinggal hanya penyesalan dan kekecewaan....

حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ ( ٩٩﴾ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِن وَرَائِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ﴿١٠٠﴾

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), (99 )

agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan." Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh ( dinding ) sampal hari mereka dibangkitkan.(100)

Al Mukminun : 99-100

" قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أكثروا ذكر هادم اللذات : الموت

(رواه الترمذي والنسائي)

Sabda Ar Rasul sallallahu ‘alaihi wa sallam ,

" Perbanyakkanlah mengingati pemutus kelazatan ( iaitu )
MAUT ".

HR Tirmizi dan Nasaie

Justeru, menyesal dulu berpendapatan, menyesal kemudian tiada gunanya. Menyesallah di dunia dan bukan di akhirat..



ABi
JIWA TARBAWI 623


Untuk mereka yang hatinya ada keimanan, Allah ta'ala menyeru dan merangsang supaya berlumba-lumba merebut keampunan dan syurgaNya...

سَابِقُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّـهِ وَرُسُلِهِ ذَٰلِكَ فَضْلُ اللَّـهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُ وَاللَّـهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ ﴿الحديد: ٢١﴾

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.

Al Hadid : 21

Namun di akhir zaman, keimanan teruji bahkan hati boleh berbolak-balik...

عن أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا

dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

“ Segeralah beramal sebelum datangnya fitnah seperti malam yang gelap gulita. Di pagi hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di sore harinya. Di sore hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir dipagi harinya. Dia menjual agamanya dengan barang kenikmatan dunia.”

HR Muslim 169



Bagi yang bertaqwa pula, Allah ta’ala menyeru agar mereka bersegera merebut keampunan dan syurgaNya..

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ﴿آل عمران: ١٣٣﴾

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

Ali 'Imran : 133

Justeru, mujahadah perlu sampai maqam taqwa semakin jaminan keampunan dan syurgaNya.




ABi
JIWA TARBAWI 624





...jangan rasa kenyang dengan ilmu, sebab bila sudah rasa kekenyangan seseorang itu akan jadi jemu dan malas..


Namun, jadilah orang yang tidak kenyang-kenyang dengan ilmu sebab orang yang beriman itu sentiasa tamakkan ilmu...


Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ الرَّقِّيُّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ زَيْدٍ هُوَ ابْنُ أَبِي أُنَيْسَةَ عَنْ سَيَّارٍ عَنْ الْحَسَنِ قَالَ مَنْهُومَانِ لَا يَشْبَعَانِ مَنْهُومٌ فِي الْعِلْمِ لَا يَشْبَعُ مِنْهُ وَمَنْهُومٌ فِي الدُّنْيَا لَا يَشْبَعُ مِنْهَا فَمَنْ تَكُنِ الْآخِرَةُ هَمَّهُ وَبَثَّهُ وَسَدَمَهُ يَكْفِي اللَّهُ ضَيْعَتَهُ وَيَجْعَلُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَمَنْ تَكُنِ الدُّنْيَا هَمَّهُ وَبَثَّهُ وَسَدَمَهُ يُفْشِي اللَّهُ عَلَيْهِ ضَيْعَتَهُ وَيَجْعَلُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ثُمَّ لَا يُصْبِحُ إِلَّا فَقِيرًا وَلَا يُمْسِي إِلَّا فَقِيرًا

رواه الدارمى

Telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin Ja'far Ar Raqi dari Ubaidullah bin 'Amr dari Zaid Ibnu Abu Unaisah dari Sayyar dari Al Hasan ia berkata:

Ada dua golongan orang rakus yang tidak pernah merasa kenyang, Pertama orang yang rakus terhadap ilmu, Kedua orang yang rakus terhadap dunia. Barang siapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan, semboyan, dan kesukaannya, Allah mencukupkan kekurangannya (amal perbuatannya) dan Allah menjadikan kekayaannya di hatinya. Dan barangsiapa menjadikan dunia sebagai tujuan, semboyan dan kesukaannya, maka Allah menjadikan hartanya berlimpah dan menjadikan kefakiran di depan matanya, kemudian dia tidak menjadi selain sebagai orang fakir di pagi dan sore harinya.”





ABi
JIWA TARBAWI 625



Bilakah lagi mahu serius dengan persiapan hidup akhirat ..


عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَتْ الْآخِرَةُ هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهُ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا مَا قُدِّرَ لَهُ
( سنن الترمذي , 2389 )



Dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda:

Barangsiapa yang keinginannya hanya kehidupan akhirat maka Allah akan memberi rasa cukup dalam hatinya, menyatukan urusannya yang berserakan dan dunia datang kepadanya tanpa dia cari, dan barangsiapa yang keinginannya hanya kehidupan dunia maka Allah akan jadikan kemiskinan selalu membayang-bayangi di antara kedua matanya, mencerai beraikan urusannya dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sekedar apa yang telah ditentukan baginya.

( Sunan Tirmidzi No: 2389 )





ABi
JIWA TARBAWI 626



Curahkanlah keluhan hatimu hanya padaNYA ..

Sebagaimana para kekasih NYA..

Ketika Nabi Ibrahim ‘alaihis salam mengadu kepadaNYA,


الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ ﴿
٧٨
(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku,

وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ ﴿
٧٩
dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku,

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ ﴿
٨٠
dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,

وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ ﴿
٨١
dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),

وَالَّذِي أَطْمَعُ أَن يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ ﴿
٨٢
dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat".

رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ ﴿
٨٣
Ibrahim berdoa): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh

As Syu’ara : 77-83


Juga ketika Nabi Ya’qub ‘alaihis salam, ia mengadu curahan hatinya padaNYA..


قَالَ إِنَّمَا أَشْكُوْ بثّيْ وَ حُزْنِيْ إِلَى الله

Dia (Ya’qub) berkata : “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.

(Yusuf: 86)

Juga Nabi Ayyub ‘alaihis salam melalui ujian NYA...


أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

"
(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang."

(Al-Anbiya': 83)


DIA mendengarkan keluh kesah kekasihNYA itu dan mengabulkan doanya lalu menghilangkan penyakitnya.


فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ

"
Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah."

(Al-Anbiya': 83)

Juga di saat KekasihNYA Sayyiduna Muhammad
Sallallahu 'Alaihi Wasallam pernah berkeluh kesah kepada NYA ..

اللهمّ إليك أشكو ضعف قوّتي، وقلّة حيلتي، وهواني على النّاس، يا أرحم الرّاحمين، أنتَ ربُّ المستضعفين وأنت ربّي، إلى مَن تَكِلُني؟ إلى بعيدٍ يتجهَّمني؟ أم إلى عدوٍّ ملّكتَه أمري؟ إن لم يكن بك غضبٌ عليَّ فلا أبالي، ولكن عافيتك هي أوسع لي، أعوذ بنور وجهِك الذي أشرقتْ له الظّلمات، وصَلَح عليه أمر الدّنيا والآخرة من أن تُنْزِل بي غضبَك، أو يحلّ عليَّ سخطك، لك العُتْبَى حتى ترضى، ولا حول ولا قوّة إلا بك

"
Ya Allah, kepadaMu ku mengadu kelemahanku, kekurangan daya upayaku dan kehinaanku pada pandangan manusia. Wahai Dzat Paling Penyayang, Engkaulah Tuhan orang yang ditindas dan Engkau adalah Tuhanku. Kepada siapakah Engkau menyerahkan diriku ini? Kepada orang asing yang akan menyerangku ataukah kepada musuh yang menguasai aku? Sekiranya Engkau tidak murka kepadaku, maka aku tidak peduli. Namun afiat-Mu sudah cukup buatku. Aku berlindung dengan Nur wajah-Mu yang menerangi segala kegelapan dan teratur segala urusan dunia dan akhirat di atasnya, daripada Engkau menurunkan kemarahan-Mu kepadaku atau Engkau murka kepadaku, KepadaMulah aku tetap merayu sehingga Engkau ridha. Tiada daya (untuk melakukan kebaikan) dan tiada upaya (untuk meninggalkan kejahatan) kecuali dengan petunjukMu."

(HR. Al-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir: 13/73 dan dihassankan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya: 7/267)

Justeru, kembalikanlah HATI mu pada NYA..




ABi
JIWA TARBAWI 627



(1)

Abu Sa’id Al Khudri menceritakan kan, pada suatu hari Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke mimbar lalu Baginda berkhutbah,

“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian ialah keberkatan bumi yang akan Allah keluarkan untuk kalian.”

Sebahagian sahabat bertanya,

Apakah keberkatan bumi itu?

Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

Perhiasan kehidupan dunia.”

Selanjutnya seorang sahabat bertanya lagi :

Apakah kebaikan (perhiasan dunia) itu dapat mendatangkan keburukan?

Mendengar pertanyaan itu, Nabi
sallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi terdiam, sampai-sampai kami menyangka bahawa Baginda sedang menerima wahyu.

Selanjutnya Baginda mengesat peluh dari dahinya, lalu bersabda,

Manakah si penanya tadi?

Sahabat si penanya pun menyahut,

Inilah aku.”

Kemudian Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya,

لاَ يَأْتِى الْخَيْرُ إِلاَّ بِالْخَيْرِ ، إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ ، وَإِنَّ كُلَّ مَا أَنْبَتَ الرَّبِيعُ يَقْتُلُ حَبَطًا أَوْ يُلِمُّ ، إِلاَّ آكِلَةَ الْخَضِرَةِ ، أَكَلَتْ حَتَّى إِذَا امْتَدَّتْ خَاصِرَتَاهَا اسْتَقْبَلَتِ الشَّمْسَ ، فَاجْتَرَّتْ وَثَلَطَتْ وَبَالَتْ ، ثُمَّ عَادَتْ فَأَكَلَتْ ، وَإِنَّ هَذَا الْمَالَ حُلْوَةٌ ، مَنْ أَخَذَهُ بِحَقِّهِ وَوَضَعَهُ فِى حَقِّهِ ، فَنِعْمَ الْمَعُونَةُ هُوَ ، وَمَنْ أَخَذَهُ بِغَيْرِ حَقِّهِ ، كَانَ الَّذِى يَأْكُلُ وَلاَ يَشْبَعُ

Kebaikan itu tidaklah membuahkan/mendatangkan kecuali kebaikan. Sesungguhnya harta benda ini nampak hijau (indah) dan manis (menggiurkan). Sungguh perumpamaannya bagaikan rumput yang tumbuh di musim hujan. Betapa banyak rumput yang tumbuh di musin hujan menyebabkan binatang ternak mati kekenyangan hingga perutnya bengkak dan akhirnya mati atau hampir mati. Kecuali binatang yang memakan rumput hijau, ia makan hingga ketika perutnya telah penuh, ia segera menghadap ke arah matahari, lalu memamahnya kembali, kemudian ia berhasil membuang kotorannya dengan mudah dan juga kencing. Untuk selanjutnya kembali makan, demikianlah seterusnya. Dan sesungguhnya harta benda ini terasa manis. Barang siapa yang mengambilnya dengan cara yang benar dan membelanjakannya dengan benar pula, maka ia adalah sebaik-baik bekal. Sedangkan barang siapa yang mengumpulkannya dengan cara yang tidak benar, maka ia bagaikan binatang yang makan rumput tetapi ia tidak pernah merasa kenyang, (hingga akhirnya ia pun celaka kerananya).”

(HR. Bukhari no. 6427 dan Muslim no. 1052).


(2)

Dari ‘Amr bin Al ‘Ash, beliau berkata bahawa Rasulullah
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا فُتِحَتْ عَلَيْكُمْ فَارِسُ وَالرُّومُ أَىُّ قَوْمٍ أَنْتُمْ قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ نَقُولُ كَمَا أَمَرَنَا اللَّهُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم : أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ تَتَنَافَسُونَ ثُمَّ تَتَحَاسَدُونَ ثُمَّ تَتَدَابَرُونَ ثُمَّ تَتَبَاغَضُونَ أَوْ نَحْوَ ذَلِكَ ثُمَّ تَنْطَلِقُونَ فِى مَسَاكِينِ الْمُهَاجِرِينَ فَتَجْعَلُونَ بَعْضَهُمْ عَلَى رِقَابِ بَعْضٍ.

Jika Persia dan Romawi telah ditaklukkan, lantas bagaimanakah keadaan kalian? ‘

Abdurrahman bin ‘Auf berkata,

”Sebagaimana Allah perintahkan kepada kami. “

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidak seperti itu, kalian akan saling berlomba, saling dengki, saling bermusuhan, saling benci, atau semacam itu (dalam meraih dunia, pen). Kemudian kalian berangkat ke tempat-tempat tinggal kaum muhajirin dan kalian menjadikan sebagian mereka membunuh sebagian yang lain


(HR. Muslim no. 2962).


(3)

Dari Abu Hurairah, Nabi
sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا أَخْشَى عَلَيْكُمُ الْفَقْرَ وَلَكِنْ أَخْشَى عَلَيْكُمُ التَّكَاثُرَ

Yang aku khawatirkan pada kalian bukanlah kemiskinan, namun yang Aku khuatirkan adalah saling berbangganya kalian (dengan harta)

(HR. Ahmad ,7728 )




Buat renungan diri sendiri




ABi
JIWA TARBAWI 628



Menurut Al Imam Al Ghazali rahimahullahu ta’ala, di dalam kitabnya Minhajul Abidin ( منهاج العابدين ), ada 7 perangkap dan tipu daya syaitan ke atas anak Adam dalam melakukan ibadah :

1. Syaitan akan berusaha bersungguh - sungguh menghalangnya dari melakukannya.

2. Menggodanya agar menangguhkannya.

3. Menyuruhnya agar melakukannya dengan tergopoh gapah sehingga menyebabkan kecacatan.

4. Menyuruhnya menyempurnakan amal agar diketahui oleh orang ramai.

5. Menipunya agar terjebak ke dalam sifat ujub.

6. Menipunya agar bersungguh menyembunyikan ibadahnya agar nanti Allah menzahirkan kebaikannya kepada manusia (riya' tersembunyi).

7. Memerangkapnya dengan persoalan takdir yakni bahawa seseorang itu telah ditetapkan oleh Allah sama ada termasuk dalam golongan yang bahagia atau sengsara. Justeru amal tiada memberi apa-apa manfaat kerana untung nasib seseorang telah ditentukan oleh Allah sejak azali lagi.

Liciknya syaitan ...


Justeru, berhati-hatilah


إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ ﴿فاطر: ٦﴾

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala

Fathir : 6





ABi
JIWA TARBAWI 629



Wahai saudaraku,

kalaulah sahabatmu berbeza pandangan denganmu,

Maka berbaik sangkalah padanya,

Usahlah didahulukan buruk sangka dan prejudis padanya,

mungkin ..

Ilmunya atau rujukannya,
Atau cara berfikirnya,

Atau jiwa dan perasaannya dan latar belakangnya berbeza daripada mu,

Buruk sangka dan prejudis hanya akan menyebabkan dadamu sempit terhadapnya,

Sedangkan martabat ukhuwwah yang paling rendah ialah berlapang dada terhadap saudaramu ,

Walau pun berbeza dia tetap sahabatmu,

Dia tetap al akh fillah dan al ukht fillah,

Dia bukan musuhmu,

Kasihilah ia, maafkanlah ia..

Doakanlah ia..


فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّـهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّـهِ إِنَّ اللَّـهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

﴿آل عمران: ١٥٩﴾

' Maka dengan sebab rahmat (yang melimpah-limpah) dari Allah (kepadamu wahai Muhammad), engkau telah bersikap lemah-lembut kepada mereka (sahabat-sahabat dan pengikutmu), dan kalaulah engkau bersikap kasar lagi keras hati, tentulah mereka lari dari kelilingmu. Oleh itu maafkanlah mereka , dan pohonkanlah ampun bagi mereka, dan juga bermesyuaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila engkau telah berazam (sesudah bermesyuarat, untuk membuat sesuatu) maka bertawakalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengasihi orang-orang yang bertawakal kepadaNya. '

( Ali 'Imran : 159 )




ABi
JIWA TARBAWI 630




سَوابِقُ الهِمَمِ لا تُخرِقُ أسوَارَ الأَقدَار

Keras kemahuan hati tidak dapat menembusi benteng takdir.

( Hikam, Ibnu ‘Athaillah )

Kita disyariatkan berusaha kerana di situ ada perhitungan dan ganjaran dosa dan pahala di akhirat. Bahkan berniat untuk memilih suatu kebaikan sudah ada pahala untuknya.

Namun bersedialah untuk menerima takdir ketentuanNya kerana Dia sahaja yang mutlak dalam menentu segala sesuatu, tiada siapa yang campur tangan pada urusan ketentuanNya. Maha Esa Allah...

Justeru, usahlah bertelagah dengan takdir..



قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِندِ اللَّـهِ ۖ
Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah"

An Nisa : 78


وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ وَاللَّـهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ ﴿البقرة: ٢١٦﴾

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Al Baqarah : 216


فَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّـهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا ﴿النساء: ١٩﴾

Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.

An Nisa’ : 19





ABi
JIWA TARBAWI 631




Di antara paksi utama dan penting dalam kehidupan ialah akhlaq

Aqidah, tauhid dan keimanan membuahkan akhlaq

Taqwa dan ibadah membuahkan akhlaq

Amal saleh membuahkan akhlaq

Dakwah dengan akhlaq

Tarbiyyah melahirkan manusia berakhlaq

Politik dan ahli politik juga dengan akhlaq

Perjuangan juga mesti berakhlaq

Membina ummah dan negara yang beraklaq

Menegur pun biar berakhlaq, menerima teguran juga dengan berakhlaq

Berbeza pandangan pun berakhlaq

Berukhuwwah pun wajib berakhlaq

Justeru, cerminkan dirimu dengan akhlaq




عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ (رواه أحمد)

dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Hanyasanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik.

HR Imam Ahmad, 8595



ABi
JIWA TARBAWI 632



Jadikanlah Dirimu Muzakkir ( Pentazkirah )

Pentazkirah atau pemberi ingatan adalah sebahagian daripada keperibadian seorang pandakwah.

فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنتَ مُذَكِّرٌ ﴿الغاشية: ٢١﴾

Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.

Al Ghasyiyyah : 21

فَذَكِّرْ إِن نَّفَعَتِ الذِّكْرَىٰ ﴿الأعلى: ٩﴾
oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat,

Al A'laa : 9

Siapakah yang akan mengambil manfaat dari tazkirah?

سَيَذَّكَّرُ مَن يَخْشَىٰ ﴿
١٠﴾ وَيَتَجَنَّبُهَا الْأَشْقَى ﴿١١﴾﴿الأعلى: ١٠-١١﴾

orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran, dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya.

Al A'la : 10-11

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنفَعُ الْمُؤْمِنِينَ ﴿الذاريات: ٥٥﴾

Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.

Az Zariyat : 55


Apakah bahan utama tazkirah?

فَذَكِّرْ بِالْقُرْآنِ مَن يَخَافُ وَعِيدِ ﴿ق: ٤٥﴾

Maka beri peringatanlah dengan Al Quran orang yang takut dengan ancaman-Ku.

Qaaf : 45

وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهِ أَن تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِن دُونِ اللَّـهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ وَإِن تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَّا يُؤْخَذْ مِنْهَا أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِّنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ ﴿الأنعام: ٧٠﴾

Dan tinggalkan lah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.

Al An'am : 70

Tujuan tazkirah untuk menumbuhkan rasa takut ( خشية ), mengagungkan Allah lantas membuahkan ketundukan dan pengabdian diri iaitu beribadah hanya kepada NYA .

إِلَّا تَذْكِرَةً لِّمَن يَخْشَىٰ ﴿
٣﴾ ﴿طه: ٣﴾

tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),

Thahaa : 3

إِنَّ هَـٰذِهِ تَذْكِرَةٌ فَمَن شَاءَ اتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِ سَبِيلًا ﴿المزمل: ١٩﴾

Sesungguhnya ini adalah suatu peringatan. Maka barangsiapa yang menghendaki niscaya ia menempuh jalan (yang menyampaikannya) kepada Tuhannya.

Al Muzzammil : 19

Bahkan ketika Nabi Musa dan Harun diperintah oleh Allah ‘Azz wa Jalla untuk mendakwahkan Firaun pun, mereka diperintahkan supaya berucap dengan kata-kata yang boleh membuahkan rasa takut dan peringatan kepadanya.

اذْهَبْ أَنتَ وَأَخُوكَ بِآيَاتِي وَلَا تَنِيَا فِي ذِكْرِي ﴿
٤٢﴾ اذْهَبَا إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ﴿٤٣﴾فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ ﴿٤٣﴾ ﴿طه: ٤٢-٤٤﴾

Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku; Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut".

Justeru, usahlah jemu, penat dan kecewa sebagai pemberi ingatan kerana biarpun jika diterima oleh manusia, namun usaha mu ada nilai yang tinggi di sisi NYA..



فَإِنْ أَسْلَمُوا فَقَدِ اهْتَدَوا وَّإِن تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَاللَّـهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ ﴿آل عمران: ٢٠﴾

Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.

Ali ' Imran : 20

وَإِن مَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِي نَعِدُهُمْ أَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَعَلَيْنَا الْحِسَابُ ﴿الرعد: ٤٠﴾
Dan jika Kami perlihatkan kepadamu sebahagian (siksa) yang Kami ancamkan kepada mereka atau Kami wafatkan kamu (hal itu tidak penting bagimu) karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka.

Ar Ra' d : 40







ABi
JIWA TARBAWI 633




Kita ini HAMBA yang berhajat dan bergantung kepada NYA ..

قال بعض أهل المعرفة :

" في الحقيقة ، القير هو لا يملك ولا يملك - لا يملك شيئا ولا يملكه شيئ "

Berkata oleh sebahagian ahli makrifat,

“ Pada hakikatnya, seorang yang faqir itu ialah seorang yang tidak memiliki dan tidak dimiliki - ia tidak memiliki apa-apa dan tidak dimilikki oleh apa-apa “

Kerana apa yang ada di tangannya milik Allah,dan dirinya sendiri juga dimilikki oleh Allah..



يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّـهِ وَاللَّـهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ ﴿فاطر: ١٥﴾


Hai manusia, kamulah yang berkehendak ( faqir ) kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.

Fathir : 15

Justeru, biarpun berusaha sungguh-sungguh, namun keyakinan berhajat dan bergantung kepadaNYA tidak boleh putus ..



ABi
JIWA TARBAWI 634




Di saat manusia dalam kebimbangan dan ketakutan, kesedihan dan kepiluan yang sering menggugah jiwa dan melumpuhkan himmah iaitu tatkala menghadapi ujian hidup dan perjuangan hidup ..

Allah 'azza wa jalla memilih di kalangan HAMBA-HAMBA NYA, yang diangkat rasa takut dan rasa sedih dari jiwa mereka, iaitu yang :

1. Mengikut petunjuk NYA

قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿البقرة: ٣٨﴾

Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

Al Baqarah : 38

2. Beriman, menjunjung ketaqwaan dan beramal saleh

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَىٰ وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿البقرة: ٦٢﴾

Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Al Baqarah : 62

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿البقرة: ٢٧٧﴾

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Al Baqarah : 277

وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ فَمَنْ آمَنَ وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿الأنعام: ٤٨﴾

Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.

Al An’am : 48


إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالصَّابِئُونَ وَالنَّصَارَىٰ مَنْ آمَنَ بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿المائدة: ٦٩﴾

Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Al Maidah : 69

يَا بَنِي آدَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي فَمَنِ اتَّقَىٰ وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿الأعراف: ٣٥﴾

Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Al A’raf : 35

3. Pasrah menyerah pada NYA dan berlaku IHSAN

بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّـهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِندَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ
وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿البقرة: ١١٢﴾

(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Al Baqarah : 112

4. Ikhlas menginfak harta benda miliknya pada Jalan Allah

الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى لَّهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿البقرة: ٢٦٢﴾

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka.
Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Al Baqarah : 262

الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُم بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلَانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿البقرة: ٢٧٤﴾

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Al Baqarah : 274

5. Para Syuhada' yang terbunuh pada Jalan Allah

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّـهِ أَمْوَاتًا ۚبَلْ أَحْيَاءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ ﴿
١٦٩﴾فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّـهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿١٧٠
﴿آل عمران: ١٦٩-١٧٠﴾

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.
Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Ali ‘Imran : 169-70


6. Istiqamah dengan keimanan dan menjadi awliya' penolong agama Allah


أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّـهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿يونس: ٦٢﴾

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Yunus. : 62

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّـهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿الأحقاف: ١٣﴾


Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.

Al Ahqaf : 13

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّـهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ ﴿فصلت: ٣٠﴾

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu"

Fussilat : 30

عَنْ أَبِي زُرْعَةَ بْنِ عَمْرِو بْنِ جَرِيرٍ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ لَأُنَاسًا مَا هُمْ بِأَنْبِيَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِمَكَانِهِمْ مِنْ اللَّهِ تَعَالَى قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ تُخْبِرُنَا مَنْ هُمْ قَالَ هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوا بِرُوحِ اللَّهِ عَلَى غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ وَلَا أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا فَوَاللَّهِ إِنَّ وُجُوهَهُمْ لَنُورٌ وَإِنَّهُمْ عَلَى نُورٍ لَا يَخَافُونَ إِذَا خَافَ النَّاسُ وَلَا يَحْزَنُونَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ وَقَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ
{ أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ }
( رواه أبو داود، 3060)

Dari Abu Zur'ah bin 'Amru bin Jarir bahwa Umar bin Al Khathab berkata,
Nabi sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

" Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat beberapa manusia yang bukan para nabi dan orang-orang yang mati syahid. Para nabi dan orang-orang yang mati syahid merasa iri kepada mereka pada Hari Kiamat kerana kedudukan mereka di sisi Allah Ta'ala. Mereka berkata, " Wahai Rasulullah, apakah anda akan mengkhabarkan kepada kami siapakah mereka?" Baginda bersabda: "Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai dengan ruh dari Allah tanpa ada hubungan kekerabatan di antara mereka, dan tanpa adanya harta yang saling mereka berikan. Demi Allah, sesungguhnya wajah mereka adalah cahaya, dan sesungguhnya mereka berada di atas cahaya, tidak merasa takut ketika orang-orang merasa takut, dan tidak bersedih ketika orang-orang merasa bersedih.
2024/09/30 19:26:42
Back to Top
HTML Embed Code: