Dalam hidup kita ini
Ada banyak benda yang kita tak pernah expect akan berlaku.
Yang tak pernah kita sangka, yang tak pernah kita duga.
Ada orang gagal banyak kali dalam peperiksaan sampai rasa nak berputus asa.
Ada orang Allah hantar belajar, jauh dari keluarga, walaupun bukan kehendak diri.
Ada orang belajar sampai rasa pening, muntah, duduk pula jauh daripada keluarga.
Ada orang kerja sampai rasa dah tak mampu.
Ada orang jodohnya muncul lambat walaupun rakan sebaya dah berumah tangga.
Ada orang tak dapat anak lagi, walaupun bertahun menunggu cahaya mata penyeri rumahtangga.
Ada orang bertahan menanggung sakit derita , berendam air mata setiap hari menanggung kesakitan.
Tapi tak ada siapa tahu atau siapa sangka.
Mungkin yang gagal dalam peperiksaan beberapa kali itu,rupanya Allah nak jadikan dia seseorang yang tak mudah putus asa dan berharap cuma pada Dia..
Mungkin Allah hantar belajar, merantau, bekerja jauh dari keluarga, rupanya Allah nak bagi kuat, supaya sentiasa berdikari..
Mungkin yang belajar kerja sampai pening muntah semua sebab Allah nak persiapkan diri yang terbaik untuk ummah.
Mungkin yang jodohnya sampai lambat sebab Allah nak kurniakan rumah tangga sampai syurga.
Mungkin juga yang tak dapat anak lagi, sebab Allah nak persiapkan diri jadi ibu bapa terbaik buat anak-anak.
Sakit yang selalu menimpa mungkin rupanya itu cara Allah nak kita selalu ingat Dia dan tak lekang dibibir hanya menyebut nama Dia..
Siapa tahu? Siapa sangka?
Cantiknya Allah menyusun takdir hidup kita.
Perhaps it just another sign from Allah.
Untuk setiap milestones dalam hidup kita.
Sedih, gembira, suka dan duka.
Its just another sign.
That life is temporary.
Tak ada yang kekal.
Allah lebih tahu apa yang terbaik buat hambaNya.
Diberi nikmat, mungkin untuk kita lebih mensyukuri Nya.
Tak dikurniakan lagi, mungkin untuk kita lebih sabar dan redha.
Bersangka baik pada Allah.
Dia takkan pernah menzalimi hamba Nya.
And no one knows what the future holds. Most of the time, Allah's plan is beyond our grasp and often beyond our imaginations.
How lucky we are.
Allah will always be there for us.
The time when you feel you are all alone,
The time when the tears flowing down,
He always been there.
The hope in Allah which is never lost, and the love He has for us.
Those tears that come down our cheeks in the midst of du'as are counted.
Those silent du'as which come from our heart when walking down the street are listened to.
All by the one who created us. Masya Allah..
Allah sangat tahu apa yang terbaik buat hamba Nya.
Walaupun ada kalanya, kita tak faham.
Kita tak mengerti aturan Ilahi.
Zahirnya mungkin derita, tapi tiada siapa tahu hikmah segala sesuatu.
Jika kita datang berjalan ke arah Dia, sesungguhnya Dia akan datang berlari ke arah kita.
Hamba Allah yang sentiasa lemah, dan memerlukan pertolongan-Nya.
Teruskan berdoa.
Allah is the most powerful. If He wants something to happen, He can do it easily.
So, let's put our strong faith and trust in Allah,surely He will help us, anywhere and everywhere.
Insya Allah, Have faith!
@Ruang_Aksara
Ada banyak benda yang kita tak pernah expect akan berlaku.
Yang tak pernah kita sangka, yang tak pernah kita duga.
Ada orang gagal banyak kali dalam peperiksaan sampai rasa nak berputus asa.
Ada orang Allah hantar belajar, jauh dari keluarga, walaupun bukan kehendak diri.
Ada orang belajar sampai rasa pening, muntah, duduk pula jauh daripada keluarga.
Ada orang kerja sampai rasa dah tak mampu.
Ada orang jodohnya muncul lambat walaupun rakan sebaya dah berumah tangga.
Ada orang tak dapat anak lagi, walaupun bertahun menunggu cahaya mata penyeri rumahtangga.
Ada orang bertahan menanggung sakit derita , berendam air mata setiap hari menanggung kesakitan.
Tapi tak ada siapa tahu atau siapa sangka.
Mungkin yang gagal dalam peperiksaan beberapa kali itu,rupanya Allah nak jadikan dia seseorang yang tak mudah putus asa dan berharap cuma pada Dia..
Mungkin Allah hantar belajar, merantau, bekerja jauh dari keluarga, rupanya Allah nak bagi kuat, supaya sentiasa berdikari..
Mungkin yang belajar kerja sampai pening muntah semua sebab Allah nak persiapkan diri yang terbaik untuk ummah.
Mungkin yang jodohnya sampai lambat sebab Allah nak kurniakan rumah tangga sampai syurga.
Mungkin juga yang tak dapat anak lagi, sebab Allah nak persiapkan diri jadi ibu bapa terbaik buat anak-anak.
Sakit yang selalu menimpa mungkin rupanya itu cara Allah nak kita selalu ingat Dia dan tak lekang dibibir hanya menyebut nama Dia..
Siapa tahu? Siapa sangka?
Cantiknya Allah menyusun takdir hidup kita.
Perhaps it just another sign from Allah.
Untuk setiap milestones dalam hidup kita.
Sedih, gembira, suka dan duka.
Its just another sign.
That life is temporary.
Tak ada yang kekal.
Allah lebih tahu apa yang terbaik buat hambaNya.
Diberi nikmat, mungkin untuk kita lebih mensyukuri Nya.
Tak dikurniakan lagi, mungkin untuk kita lebih sabar dan redha.
Bersangka baik pada Allah.
Dia takkan pernah menzalimi hamba Nya.
And no one knows what the future holds. Most of the time, Allah's plan is beyond our grasp and often beyond our imaginations.
How lucky we are.
Allah will always be there for us.
The time when you feel you are all alone,
The time when the tears flowing down,
He always been there.
The hope in Allah which is never lost, and the love He has for us.
Those tears that come down our cheeks in the midst of du'as are counted.
Those silent du'as which come from our heart when walking down the street are listened to.
All by the one who created us. Masya Allah..
Allah sangat tahu apa yang terbaik buat hamba Nya.
Walaupun ada kalanya, kita tak faham.
Kita tak mengerti aturan Ilahi.
Zahirnya mungkin derita, tapi tiada siapa tahu hikmah segala sesuatu.
Jika kita datang berjalan ke arah Dia, sesungguhnya Dia akan datang berlari ke arah kita.
Hamba Allah yang sentiasa lemah, dan memerlukan pertolongan-Nya.
Teruskan berdoa.
Allah is the most powerful. If He wants something to happen, He can do it easily.
So, let's put our strong faith and trust in Allah,surely He will help us, anywhere and everywhere.
Insya Allah, Have faith!
@Ruang_Aksara
Langit cerah.
Semalam sempat dengar satu ceramah sambil berjalan balik ke rumah. Entah. Sekali lagi saya terkesan. Tak sedar air mata rasa nak terjatuh.
"Mungkin dia juga sedang galau, mungkin dia juga lelah, mungkin dia juga sedang sedih, mungkin dia juga sedang khuatir, tapi saat diingatkan dengan nama Allah, tenang saja ada Allah, tenang saja ada Allah membantu, bukankah semuanya di tangan Allah?"
I'm touched.
Dalam hidup kita ini,
akan sampai satu masa,
Kita rasa penat sangat,
kita rasa sakit sangat,
kita rasa dah tak sanggup nak hidup,
kita rasa bagai nak gila.
Kita rasa exhausted sangat.
Ujian yang Allah berikan datang satu demi satu.
Sampai satu tahap, you think you are in the lowest point of your life.
And you cry, because the pain is greater than what you can bear. And you sleep, because you can’t stay anymore.
Kadang-kadang bila kita lihat orang lain, kita tertanya-tanya,
"Kenapa mereka nampak sangat bahagia?"
"Kenapa aku diuji, sedangkan yang lain mampu tersenyum sedang aku berteman air mata?"
Yakin lah Allah lebih tahu keadaan hamba-hambaNya.
Kerana ujian Allah itu berbeza.😊
Mungkin untuk dapat kekuatan luar biasa, hati itu perlu rabak berkali-kali.
Mungkin yang kita lihat selalu tersenyum itu, menyimpan air matanya ketika bersendirian.
Mungkin yang kita lihat selalu gembira itu, sedang berduka tapi berusaha menyembunyikan kesedihannya.
You won’t be able to answer everything in life, but that is okay😊
Whatever hardship you’re going through. Read this beautiful Dua.
اللهم لا سهل إلا ما جعلته سهلًا وأنت تجعل الحزن إذا شئت سهلً
[Ya Allah, there is no ease other than what You make easy; if You wish You can ease sorrow.]
There will come a time where you finally understand why Allah put you in that situation. When you finally find peace with what Allah has decreed for you. When you finally realize it was only because He loves you and wants to strengthen you. Just trust Him. Trust in His plan.
One day you’ll laugh so much that you’ll forget you have scars.
keep telling yourself,
"I’ll be okay. I have to endure this pain. I have to be strong for Him."
Never forget Allah is by your side. He loves you more than a mother loves her child, so don’t be shy to pour your heart out to Him and cry!
It’s Allah who truly knows your heart.😊
SubhanAllah, whatever pain we suffer in this life is not in vain. It is not wasted. We may cry and wince and groan over the pains, but Allah sees our suffering and will compensate us more than we can imagine, as long as we are patient and keep faith in Him.
What’s beautiful is how Allah plans things to turn out for us, there is nothing better than His qadr. No matter what, always remain patient, He has the best waiting for us..
Just give it time. Trust Him!
If you’re reading this, I hope Allah grants you patience through your hardships and soothes any pain you may be bearing and I request of you to please make the same prayer for me. For all of us.
Ameen :)
@Ruang_Aksara
Semalam sempat dengar satu ceramah sambil berjalan balik ke rumah. Entah. Sekali lagi saya terkesan. Tak sedar air mata rasa nak terjatuh.
"Mungkin dia juga sedang galau, mungkin dia juga lelah, mungkin dia juga sedang sedih, mungkin dia juga sedang khuatir, tapi saat diingatkan dengan nama Allah, tenang saja ada Allah, tenang saja ada Allah membantu, bukankah semuanya di tangan Allah?"
I'm touched.
Dalam hidup kita ini,
akan sampai satu masa,
Kita rasa penat sangat,
kita rasa sakit sangat,
kita rasa dah tak sanggup nak hidup,
kita rasa bagai nak gila.
Kita rasa exhausted sangat.
Ujian yang Allah berikan datang satu demi satu.
Sampai satu tahap, you think you are in the lowest point of your life.
And you cry, because the pain is greater than what you can bear. And you sleep, because you can’t stay anymore.
Kadang-kadang bila kita lihat orang lain, kita tertanya-tanya,
"Kenapa mereka nampak sangat bahagia?"
"Kenapa aku diuji, sedangkan yang lain mampu tersenyum sedang aku berteman air mata?"
Yakin lah Allah lebih tahu keadaan hamba-hambaNya.
Kerana ujian Allah itu berbeza.😊
Mungkin untuk dapat kekuatan luar biasa, hati itu perlu rabak berkali-kali.
Mungkin yang kita lihat selalu tersenyum itu, menyimpan air matanya ketika bersendirian.
Mungkin yang kita lihat selalu gembira itu, sedang berduka tapi berusaha menyembunyikan kesedihannya.
You won’t be able to answer everything in life, but that is okay😊
Whatever hardship you’re going through. Read this beautiful Dua.
اللهم لا سهل إلا ما جعلته سهلًا وأنت تجعل الحزن إذا شئت سهلً
[Ya Allah, there is no ease other than what You make easy; if You wish You can ease sorrow.]
There will come a time where you finally understand why Allah put you in that situation. When you finally find peace with what Allah has decreed for you. When you finally realize it was only because He loves you and wants to strengthen you. Just trust Him. Trust in His plan.
One day you’ll laugh so much that you’ll forget you have scars.
keep telling yourself,
"I’ll be okay. I have to endure this pain. I have to be strong for Him."
Never forget Allah is by your side. He loves you more than a mother loves her child, so don’t be shy to pour your heart out to Him and cry!
It’s Allah who truly knows your heart.😊
SubhanAllah, whatever pain we suffer in this life is not in vain. It is not wasted. We may cry and wince and groan over the pains, but Allah sees our suffering and will compensate us more than we can imagine, as long as we are patient and keep faith in Him.
What’s beautiful is how Allah plans things to turn out for us, there is nothing better than His qadr. No matter what, always remain patient, He has the best waiting for us..
Just give it time. Trust Him!
If you’re reading this, I hope Allah grants you patience through your hardships and soothes any pain you may be bearing and I request of you to please make the same prayer for me. For all of us.
Ameen :)
@Ruang_Aksara
Saya memang tak berkenan
dengan sikap segelintir orang
yang terlalu taksub melihat
kesempurnaan diri sendiri
hingga sanggup menenggelamkan
orang lain dengan falsafah
pendiriannya.
Kawan, selalulah melihat orang
yang sedang melakukan
kesalahan atau dosa itu
dengan pandangan kasihan.
Memang betul, wujud manusia
yang kejam, jahat, licik, teruk!
Tapi Tuhan sentiasa ajarkan
kita untuk membenci perbuatan-
perbuatannya bukan dirinya.
Dia teruji, kawan.
Seperti kita yang ada perkara
kita tahu, kita ada ilmu
tentangnya - tentu kita faham.
Tapi tak dinafikan, ada juga
yang kita tak tahu, kita tak ada
ilmu tentangnya dan kita tak
faham, betul?
Seperti kita yang ada
masa-masanya teruji lupa dan
leka. Maka begitu juga dia.
Mungkin dia berkhilaf dalam
keadaan dia terlupa, terleka.
Wajar untuk dikasihankan
orang yang tak tahu,
tak faham, lupa, leka.
Saya terpanggil untuk
berkongsi sebuah kisah
benar yang sejujurnya membuat
saya terkesan dan belajar.
A sangat baik. Dia bukan saja
baik, bijak, jaga solat dan selalu
menjadi kebanggaan dalam
keluarga. Abangnya, B pula
sangat bertentangan dengan
sifatnya. Suatu hari, pertengkaran
telah berlaku antara keduanya.
Di mana si A ini telah memarahi
B dengan kasar sekali.
"Kau ni tak sembahyang,
mana iman kau?
Kau merokok, kau tahu tak
benda tu haram?
Kau nak jadi apa hah?
Ahli neraka?"
Kata-kata A bagaikan panahan
petir. Memang dituturkan dalam
keadaan yang cukup marah,
meluat dan menyampah!
Mungkin A sudah lama bersabar.
Dan akhirnya emosinya tumpah
begitu. Tapi...jauh di sudut hati,
saya menyaksikan perubahan
raut wajah pada B. B tentu berasa
malu, kesal dan marah dimalukan
di hadapan khalayak begitu.
Ya, A beremosi terang-terangan.
Semua orang menyaksikan.
Masa berlalu...
Betullah. Allah menguji terhadap
apa yang kita perjuangkan.
Apa yang kita perkatakan.
Saya menyaksikan perubahan
demi perubahan dalam diri
A. Bukan perubahan yang baik
tapi yang sebaliknya. A sudah
mulai meninggalkan solat,
bergaul dengan rakan-rakan
tak semengah, merokok.
Allahu...(Kasihan A diuji begini.)
Manakala B pula, Allah izinkan
dia untuk mulai berdamping
dengan Allah bila diuji dengan
ujian yang lainnya.
Allahu.
Melalui kisah ini, saya belajar
sesuatu. Walau sekadar
memerhati, Allah mengizinkan
saya belajar daripada A dan B.
Kedua-dua mereka.
Saya doakan, A kembali
sedar diri dan B istiqamah di
jalan-Nya.
Kedua-dua mereka baik.
Allah jauh lebih baik, hingga
disentuh hati yang sekadar
melihat ini, beringat dan
bermuhasabah.
Ya, begitulah kawan.
Buka mata, celikkan hati kita.
Selalulah melihat diri kita
pada diri orang lain.
Jika kita temui kebaikan,
maka belajarlah untuk
teladani kebaikan tersebut.
Jika kita temui cela dan
keburukan, maka iktibarilah
kejadian tersebut.
Itu dinamakan ambil
pengajaran, ambil ibrah.
Tuhan boleh memuliakan
siapa pun yang dikehendaki-Nya.
Lebih baik orang yang pernah
berdosa, bertaubat dan kembali
pada-Nya berbanding orang yang
sentiasa menyangka dirinya
manusia suci dalam debu,
lindungan kaabah dan sempurna
serba-serbi.
Ingat, ujian itu variasi.
Tuhan kita, Maha Kreatif!
Ingat senang nak masuk
syurga?
Selalu wujudkan rasa hamba
dalam diri kita. Nak mendada
sampai ke langit buat apa?
Lentur sifat ego dan perasan
diri itu mulia. Ambil ibrah
daripada kisah sang syaitan
yang terbuang dari syurga
kerana kesombongan tahap
infiniti.
Ok?
Sama-sama istighfarkan
lemah dan kurangnya
diri. Berterima kasihlah
pada Allah, dijaga aib kita
selalu.
:)
P/s: Feel free to share.
Moga ada manfaat untuk
dijadikan renungan bersama 🌹
@Ruang_Aksara
dengan sikap segelintir orang
yang terlalu taksub melihat
kesempurnaan diri sendiri
hingga sanggup menenggelamkan
orang lain dengan falsafah
pendiriannya.
Kawan, selalulah melihat orang
yang sedang melakukan
kesalahan atau dosa itu
dengan pandangan kasihan.
Memang betul, wujud manusia
yang kejam, jahat, licik, teruk!
Tapi Tuhan sentiasa ajarkan
kita untuk membenci perbuatan-
perbuatannya bukan dirinya.
Dia teruji, kawan.
Seperti kita yang ada perkara
kita tahu, kita ada ilmu
tentangnya - tentu kita faham.
Tapi tak dinafikan, ada juga
yang kita tak tahu, kita tak ada
ilmu tentangnya dan kita tak
faham, betul?
Seperti kita yang ada
masa-masanya teruji lupa dan
leka. Maka begitu juga dia.
Mungkin dia berkhilaf dalam
keadaan dia terlupa, terleka.
Wajar untuk dikasihankan
orang yang tak tahu,
tak faham, lupa, leka.
Saya terpanggil untuk
berkongsi sebuah kisah
benar yang sejujurnya membuat
saya terkesan dan belajar.
A sangat baik. Dia bukan saja
baik, bijak, jaga solat dan selalu
menjadi kebanggaan dalam
keluarga. Abangnya, B pula
sangat bertentangan dengan
sifatnya. Suatu hari, pertengkaran
telah berlaku antara keduanya.
Di mana si A ini telah memarahi
B dengan kasar sekali.
"Kau ni tak sembahyang,
mana iman kau?
Kau merokok, kau tahu tak
benda tu haram?
Kau nak jadi apa hah?
Ahli neraka?"
Kata-kata A bagaikan panahan
petir. Memang dituturkan dalam
keadaan yang cukup marah,
meluat dan menyampah!
Mungkin A sudah lama bersabar.
Dan akhirnya emosinya tumpah
begitu. Tapi...jauh di sudut hati,
saya menyaksikan perubahan
raut wajah pada B. B tentu berasa
malu, kesal dan marah dimalukan
di hadapan khalayak begitu.
Ya, A beremosi terang-terangan.
Semua orang menyaksikan.
Masa berlalu...
Betullah. Allah menguji terhadap
apa yang kita perjuangkan.
Apa yang kita perkatakan.
Saya menyaksikan perubahan
demi perubahan dalam diri
A. Bukan perubahan yang baik
tapi yang sebaliknya. A sudah
mulai meninggalkan solat,
bergaul dengan rakan-rakan
tak semengah, merokok.
Allahu...(Kasihan A diuji begini.)
Manakala B pula, Allah izinkan
dia untuk mulai berdamping
dengan Allah bila diuji dengan
ujian yang lainnya.
Allahu.
Melalui kisah ini, saya belajar
sesuatu. Walau sekadar
memerhati, Allah mengizinkan
saya belajar daripada A dan B.
Kedua-dua mereka.
Saya doakan, A kembali
sedar diri dan B istiqamah di
jalan-Nya.
Kedua-dua mereka baik.
Allah jauh lebih baik, hingga
disentuh hati yang sekadar
melihat ini, beringat dan
bermuhasabah.
Ya, begitulah kawan.
Buka mata, celikkan hati kita.
Selalulah melihat diri kita
pada diri orang lain.
Jika kita temui kebaikan,
maka belajarlah untuk
teladani kebaikan tersebut.
Jika kita temui cela dan
keburukan, maka iktibarilah
kejadian tersebut.
Itu dinamakan ambil
pengajaran, ambil ibrah.
Tuhan boleh memuliakan
siapa pun yang dikehendaki-Nya.
Lebih baik orang yang pernah
berdosa, bertaubat dan kembali
pada-Nya berbanding orang yang
sentiasa menyangka dirinya
manusia suci dalam debu,
lindungan kaabah dan sempurna
serba-serbi.
Ingat, ujian itu variasi.
Tuhan kita, Maha Kreatif!
Ingat senang nak masuk
syurga?
Selalu wujudkan rasa hamba
dalam diri kita. Nak mendada
sampai ke langit buat apa?
Lentur sifat ego dan perasan
diri itu mulia. Ambil ibrah
daripada kisah sang syaitan
yang terbuang dari syurga
kerana kesombongan tahap
infiniti.
Ok?
Sama-sama istighfarkan
lemah dan kurangnya
diri. Berterima kasihlah
pada Allah, dijaga aib kita
selalu.
:)
P/s: Feel free to share.
Moga ada manfaat untuk
dijadikan renungan bersama 🌹
@Ruang_Aksara
BENCINTA
💔 to ❤
"Hey, aku minta maaf.
Ingat aku ada masa nak
pening kepala layankan
konflik yang cuba kau cetuskan?
Beginilah. Kalau kau happy,
kau buatlah. Apa pun kau buat,
kau benci aku teruk mana pun,
kau jaja cerita apa pun perihal
aku, maaf...aku tetap memilih
untuk tidak buat kau musuh aku.
Aku takkan benci kau. Aku akan
tetap segarkan nama kau dalam
doa aku. Tetap doa dan minta
yang baik-baik untuk kau.
Aku bukan malaikat untuk tak
ada niat nak balas semua
perbuatan buruk kau. Tapi aku
penat. Aku penat. Aku penat.
Aku penat untuk terus 'bermain'
dalam permainan konflik yang
kau buat. Kau nak terus bermain,
kau mainlah. Aku akan
bermain dengan cara aku.
Kau saudara seislam aku.
Kita sama-sama sebenarnya
berhajatkan syurga. Untuk apa
aku buang masa membalas
kebencian kau dengan kebencian
juga? Tuhan pun dah highlight
syurga tempat manusia yang
hatinya ada iman dan aman.
Bukan benci, dengki dan dendam.
Aku sayang kau kerana Allah dan
aku harap kau akhirnya akan
temukan ketenangan yang kau
cari. Bukan dengan membenci,
tapi belajar berlapang dada,
terima kurang-lebih orang
setulusnya dan mudah memaafkan.
Berilah ruang untuk diri kau
bersenang-senang dengan rasa
tenang. Bebaskan diri kau."
Begitulah teks ucapan
contoh untuk membalas
perlakuan atau statement
seseorang yang ada
masalah benci dan tak suka
pada diri kita.
(Tu pun...kalau berani cakap
depan-depanlah. Tapi bolehlah
kot adjust bagi lembut sikit.
Aku kasar, so hey hey lah. 😅 )
Seseorang pernah bertanyakan
soalan ini sebenarnya.
"Apa nak buat kat orang,
yang memang tak suka
kita? Tak suka tengok kita."
Sakit sebenarnya rasa diri
bila kita ketahui ada orang
tak suka dan benci melihat
kita. Benci kita, tak suka apa
pun kita buat, kalau ada kat
depan mata kita disakitkan
hati kita, kalau jauh di mata
diburu kita di lubang sosial
mana-mana.
Orang yang terlalu banyak
kebencian dalam hatinya,
perlu diberi banyak kasih-sayang.
Hatinya dahagakan ihsan,
simpati dan empati. Maka untuk
kita yang diuji situasi begini,
memang perlu bijak tangani
situasi.
Tolonglah. Jangan buang masa
balas benci dengan benci.
Ianya akan peningkan lagi
kepala kita sendiri.
Bayangkan Allah melihat kita,
tingkah kita. Di mana agaknya
kedudukan kita di sisi Allah,
bila kita tahu Allah tak suka
kita berbencian, tapi kita tetap
melakukannya?
Ambil 'nilai' Allah.
Insya-Allah, terubat jiwa kita -
yang meluap-luap rasa nak
balas orang yang disifatkan
tak ada kerja tu. Tak suka kita,
tapi asyik nak cari gaduh,
sekian-sekian.
Ok?
Sayang semua orang.
P/s : Feel free to share.
Moga bermanfaat buat
renungan bersama 🌹
@Ruang_Aksara
💔 to ❤
"Hey, aku minta maaf.
Ingat aku ada masa nak
pening kepala layankan
konflik yang cuba kau cetuskan?
Beginilah. Kalau kau happy,
kau buatlah. Apa pun kau buat,
kau benci aku teruk mana pun,
kau jaja cerita apa pun perihal
aku, maaf...aku tetap memilih
untuk tidak buat kau musuh aku.
Aku takkan benci kau. Aku akan
tetap segarkan nama kau dalam
doa aku. Tetap doa dan minta
yang baik-baik untuk kau.
Aku bukan malaikat untuk tak
ada niat nak balas semua
perbuatan buruk kau. Tapi aku
penat. Aku penat. Aku penat.
Aku penat untuk terus 'bermain'
dalam permainan konflik yang
kau buat. Kau nak terus bermain,
kau mainlah. Aku akan
bermain dengan cara aku.
Kau saudara seislam aku.
Kita sama-sama sebenarnya
berhajatkan syurga. Untuk apa
aku buang masa membalas
kebencian kau dengan kebencian
juga? Tuhan pun dah highlight
syurga tempat manusia yang
hatinya ada iman dan aman.
Bukan benci, dengki dan dendam.
Aku sayang kau kerana Allah dan
aku harap kau akhirnya akan
temukan ketenangan yang kau
cari. Bukan dengan membenci,
tapi belajar berlapang dada,
terima kurang-lebih orang
setulusnya dan mudah memaafkan.
Berilah ruang untuk diri kau
bersenang-senang dengan rasa
tenang. Bebaskan diri kau."
Begitulah teks ucapan
contoh untuk membalas
perlakuan atau statement
seseorang yang ada
masalah benci dan tak suka
pada diri kita.
(Tu pun...kalau berani cakap
depan-depanlah. Tapi bolehlah
kot adjust bagi lembut sikit.
Aku kasar, so hey hey lah. 😅 )
Seseorang pernah bertanyakan
soalan ini sebenarnya.
"Apa nak buat kat orang,
yang memang tak suka
kita? Tak suka tengok kita."
Sakit sebenarnya rasa diri
bila kita ketahui ada orang
tak suka dan benci melihat
kita. Benci kita, tak suka apa
pun kita buat, kalau ada kat
depan mata kita disakitkan
hati kita, kalau jauh di mata
diburu kita di lubang sosial
mana-mana.
Orang yang terlalu banyak
kebencian dalam hatinya,
perlu diberi banyak kasih-sayang.
Hatinya dahagakan ihsan,
simpati dan empati. Maka untuk
kita yang diuji situasi begini,
memang perlu bijak tangani
situasi.
Tolonglah. Jangan buang masa
balas benci dengan benci.
Ianya akan peningkan lagi
kepala kita sendiri.
Bayangkan Allah melihat kita,
tingkah kita. Di mana agaknya
kedudukan kita di sisi Allah,
bila kita tahu Allah tak suka
kita berbencian, tapi kita tetap
melakukannya?
Ambil 'nilai' Allah.
Insya-Allah, terubat jiwa kita -
yang meluap-luap rasa nak
balas orang yang disifatkan
tak ada kerja tu. Tak suka kita,
tapi asyik nak cari gaduh,
sekian-sekian.
Ok?
Sayang semua orang.
P/s : Feel free to share.
Moga bermanfaat buat
renungan bersama 🌹
@Ruang_Aksara
"Saya sedih. Mereka suka
sangat cari pasal dan
sakitkan hati saya. Kalau
ikutkan, saya nak saja
balas segala tomahan
yang mereka berikan tu.
Tapi saya tahu, saya tak
akan ada beza dengan mereka
kalau saya bertindak seperti
mereka. Apa saya nak buat
dengan orang macam ni?"
-seseorang
Betul. Kalau diikutkan rasa
hati kita, rasa geram kita -
mahu saja kita tunjuk
perasaan dan 'ajar' mereka
supaya tak kurang ajar!
Tapi...
siapa kita nak ajar orang
begitu?
Siapa pula kita harapkan
untuk mengajar kita yang
turut bertindak menurut emosi
melulu?
Kawan, bila panas hati...
istighfar banyak-banyak.
Serulah - 'ampunkan aku
Ya Allah, selamatkan aku
Ya Allah...'
Hanya Allah boleh lindungi
dan kawal amarah kita.
Apa punca kita jadi mudah
sangat beremosi?
Sebab kita ni suka layan!
Kita suka nak dengar apa
kata-kata A tentang B yang
mengata kita.
Kita suka nak baca apa B
tuliskan dan canangkan perihal
kita. Kita suka nak beri respon
'mencabar' terhadap provokasi
yang dilakukan oleh orang lain
tanpa hiraukan ketenangan
diri yang dirampas dalam
tak sedar.
Nak respon, silakan respon
dengan cara yang proper.
Buat apa kita nak rungsingkan
kepala?
Berhenti layan cerita orang
membawang.
Berhenti membaca komentar
yang negatif tentang kita hingga
buat kita down, berlemah-lemah.
Berhenti tunjuk diri kita pun
ada ego.
Mendewasalah.
Dah tua dah pun.
Buat sesuatu yang beri
nilai tambah pada diri
kita.
Tak terkendalikan mahu apa
mereka semua tu, kita doa -
harap Tuhan bantu kita urusi
hati mereka.
Jangan berjauh hati terhadap
orang yang menyakiti hati kita.
Kerana manusia hakikatnya
akan beri apa dia ada.
Jika dia sakitkan hati orang,
maka sebenarnya hati dialah
menderita sakit.
Orang begini, harus dihadapi
dengan baik dan didoakan agar
lekas sembuh jiwanya.
Untuk diri kita, berilah apa kita
ada dan biarlah ianya cinta.
Agar kita hanya tahu menyayangi
semua orang tanpa syarat,
tanpa peduli serupa apa dia
buat kita ni. Biar.
P/s: Feel free to share.
Moga ada manfaatnya
buat renungan bersama 🌹
@Ruang_Aksara
sangat cari pasal dan
sakitkan hati saya. Kalau
ikutkan, saya nak saja
balas segala tomahan
yang mereka berikan tu.
Tapi saya tahu, saya tak
akan ada beza dengan mereka
kalau saya bertindak seperti
mereka. Apa saya nak buat
dengan orang macam ni?"
-seseorang
Betul. Kalau diikutkan rasa
hati kita, rasa geram kita -
mahu saja kita tunjuk
perasaan dan 'ajar' mereka
supaya tak kurang ajar!
Tapi...
siapa kita nak ajar orang
begitu?
Siapa pula kita harapkan
untuk mengajar kita yang
turut bertindak menurut emosi
melulu?
Kawan, bila panas hati...
istighfar banyak-banyak.
Serulah - 'ampunkan aku
Ya Allah, selamatkan aku
Ya Allah...'
Hanya Allah boleh lindungi
dan kawal amarah kita.
Apa punca kita jadi mudah
sangat beremosi?
Sebab kita ni suka layan!
Kita suka nak dengar apa
kata-kata A tentang B yang
mengata kita.
Kita suka nak baca apa B
tuliskan dan canangkan perihal
kita. Kita suka nak beri respon
'mencabar' terhadap provokasi
yang dilakukan oleh orang lain
tanpa hiraukan ketenangan
diri yang dirampas dalam
tak sedar.
Nak respon, silakan respon
dengan cara yang proper.
Buat apa kita nak rungsingkan
kepala?
Berhenti layan cerita orang
membawang.
Berhenti membaca komentar
yang negatif tentang kita hingga
buat kita down, berlemah-lemah.
Berhenti tunjuk diri kita pun
ada ego.
Mendewasalah.
Dah tua dah pun.
Buat sesuatu yang beri
nilai tambah pada diri
kita.
Tak terkendalikan mahu apa
mereka semua tu, kita doa -
harap Tuhan bantu kita urusi
hati mereka.
Jangan berjauh hati terhadap
orang yang menyakiti hati kita.
Kerana manusia hakikatnya
akan beri apa dia ada.
Jika dia sakitkan hati orang,
maka sebenarnya hati dialah
menderita sakit.
Orang begini, harus dihadapi
dengan baik dan didoakan agar
lekas sembuh jiwanya.
Untuk diri kita, berilah apa kita
ada dan biarlah ianya cinta.
Agar kita hanya tahu menyayangi
semua orang tanpa syarat,
tanpa peduli serupa apa dia
buat kita ni. Biar.
P/s: Feel free to share.
Moga ada manfaatnya
buat renungan bersama 🌹
@Ruang_Aksara
CARI SEBAB UNTUK
KITA BERSYUKUR
Lain orang, lain bentuk
ujian yang Tuhan dugakan.
Memang sifat kita seorang
hamba, akan nampak apa
kita tak ada dan suka sangat
membandingkan terhadap apa
yang orang lain ada.
Kawan, nasihati diri kita
untuk sentiasa mencari
sebab untuk bersyukur,
rasakan kecukupan dan
yakini bahawa Allah Azza
Wajalla itu Maha adil.
Cubalah perhati kehidupan
kita saat ini. Apa yang kita
runsingkan?
Apa kau rajukkan?
Kau berjauh hati terhadap
Allah yang tidak mengurniakan
takdir seindah impian kau.
Kau usaha keras, berharap bos
pandang usaha kau, naikkan
pangkat kau - alih-alih orang lain
yang dipilih. Kau tak tahu, Allah
sedang mendidik hati kau untuk
berikhlas dalam bekerja. Kau tak
tahu orang yang direzekikan kenaikan pangkat itu mungkin
lebih layak atau mungkin itu satu
ujian untuknya di mana sebuah
amanah dan tanggungjawab
baru harus digalas di bahu.
Kau sedih yang amat.
Telah puas kau berdoa
dan berikhtiar, Allah masih
tidak memberikan kau zuriat.
Sementara di luar sana,
sangat mudahnya manusia
yang bermaksiat diizin pula
mengandungkan anak di luar
nikah. Kau tertanya-tanya,
bukankah semua itu dalam
rencana-Nya? Mengapa susunan
takdir DIA nampak sangat
tak kena di pandangan mata
kita? Rupanya, di situlah perlunya
kita untuk bertakwa, agar mampu
membaca apa pun yang sudah
termaktub dalam jilid qada' dan
qadar-Nya.
Kau merajuk terhadap Allah.
Melihat kehidupan orang
lain, alangkah sempurna.
Cukup bahkan berlebih-lebih.
Kau pula, serba kekurangan.
Banyak sekali dugaan untuk
teruskan kelangsungan hidup.
Terlintas di hati - 'Mengapa tidak
aku, diberikan itu? Kalau aku
ada yang tu pun, aku dah
bersyukur sangat dah.'
Tak mungkin! Bagaimana
kita akan rasa cukup jika apa
yang sedang kita ada saat ini
pun, kita tak mampu syukurkan?
Masih suka mencuri lihat apa
orang lain ada. Hakikatnya,
tak mungkin kita akan berasa
cukup dengan yang banyak
jika yang sedikit pun susah
betul kita nak syukurkannya.
Begitulah, kawan.
Allah Maha Adil.
Untuk meyakini-Nya, sungguh
kau perlu bertakwa!
Mana nak dapat takwa?
Belajar. Cari ilmu. Berguru.
Buat apa Allah suruh.
Menjauh daripada segala apa
yang dilarang-Nya.
Percayalah, hanya dengan takwa
kita akan mampu membaca
bahasa cinta-Nya. Ya, dalam
seolah kita dikejami, rupanya
dilatih kita ini untuk sabar,
lebih kuat, lebih dewasa dalam
menghadapi segenap hal atau
dugaan-dugaan mendatang.
Masya-Allah.
Indahnya andai kita mampu
bersangka baik begini kan?
Yakinlah pada Allah.
P/s: Feel free to share.
Moga bermanfaat untuk
dijadikan renungan
bersama 🌹
@Ruang_Aksara
KITA BERSYUKUR
Lain orang, lain bentuk
ujian yang Tuhan dugakan.
Memang sifat kita seorang
hamba, akan nampak apa
kita tak ada dan suka sangat
membandingkan terhadap apa
yang orang lain ada.
Kawan, nasihati diri kita
untuk sentiasa mencari
sebab untuk bersyukur,
rasakan kecukupan dan
yakini bahawa Allah Azza
Wajalla itu Maha adil.
Cubalah perhati kehidupan
kita saat ini. Apa yang kita
runsingkan?
Apa kau rajukkan?
Kau berjauh hati terhadap
Allah yang tidak mengurniakan
takdir seindah impian kau.
Kau usaha keras, berharap bos
pandang usaha kau, naikkan
pangkat kau - alih-alih orang lain
yang dipilih. Kau tak tahu, Allah
sedang mendidik hati kau untuk
berikhlas dalam bekerja. Kau tak
tahu orang yang direzekikan kenaikan pangkat itu mungkin
lebih layak atau mungkin itu satu
ujian untuknya di mana sebuah
amanah dan tanggungjawab
baru harus digalas di bahu.
Kau sedih yang amat.
Telah puas kau berdoa
dan berikhtiar, Allah masih
tidak memberikan kau zuriat.
Sementara di luar sana,
sangat mudahnya manusia
yang bermaksiat diizin pula
mengandungkan anak di luar
nikah. Kau tertanya-tanya,
bukankah semua itu dalam
rencana-Nya? Mengapa susunan
takdir DIA nampak sangat
tak kena di pandangan mata
kita? Rupanya, di situlah perlunya
kita untuk bertakwa, agar mampu
membaca apa pun yang sudah
termaktub dalam jilid qada' dan
qadar-Nya.
Kau merajuk terhadap Allah.
Melihat kehidupan orang
lain, alangkah sempurna.
Cukup bahkan berlebih-lebih.
Kau pula, serba kekurangan.
Banyak sekali dugaan untuk
teruskan kelangsungan hidup.
Terlintas di hati - 'Mengapa tidak
aku, diberikan itu? Kalau aku
ada yang tu pun, aku dah
bersyukur sangat dah.'
Tak mungkin! Bagaimana
kita akan rasa cukup jika apa
yang sedang kita ada saat ini
pun, kita tak mampu syukurkan?
Masih suka mencuri lihat apa
orang lain ada. Hakikatnya,
tak mungkin kita akan berasa
cukup dengan yang banyak
jika yang sedikit pun susah
betul kita nak syukurkannya.
Begitulah, kawan.
Allah Maha Adil.
Untuk meyakini-Nya, sungguh
kau perlu bertakwa!
Mana nak dapat takwa?
Belajar. Cari ilmu. Berguru.
Buat apa Allah suruh.
Menjauh daripada segala apa
yang dilarang-Nya.
Percayalah, hanya dengan takwa
kita akan mampu membaca
bahasa cinta-Nya. Ya, dalam
seolah kita dikejami, rupanya
dilatih kita ini untuk sabar,
lebih kuat, lebih dewasa dalam
menghadapi segenap hal atau
dugaan-dugaan mendatang.
Masya-Allah.
Indahnya andai kita mampu
bersangka baik begini kan?
Yakinlah pada Allah.
P/s: Feel free to share.
Moga bermanfaat untuk
dijadikan renungan
bersama 🌹
@Ruang_Aksara
Tertarik dengan kata -kata dia;
"Mungkin. Sampai suatu masa nanti Farah, kita akan sedar. Sebenarnya Allah tidak pernah kata tidak."
Benar.
Allah mungkin cuma kata nanti.
Allah mungkin cuma mahu kita tunggu.
Tunggu sehingga sampai saat masa yang sesuai.
Masa itu nanti, Allah akan beri, yang lebih baik daripada apa yang kita minta.
Mungkin ada yang lambat graduate,
Mungkin ada yang lambat dapat kerja,
Mungkin ada yang lambat berkahwin,
Mungkin ada yang lambat dapat anak.
Things are not in our control. We can't control where we are in life.
I have unmarried uncles who are nearing 40 and not yet married Obviously, that’s not what they wanted for themselves, but that’s what Allah wanted for them.
In the same way, some people have been married for years and do not have children yet. Maybe, that’s not what they want. But that’s what Allah wants for them.
I know many graduates who are struggling to find employment. I’m sure that’s not what they wanted, but that’s what Allah wanted for them.
Interestingly enough, when we do end up doing what we’re supposed to be doing, no one questions anymore how long it took to get us there.
A few friends of mine recently got married, they’re in their late twenties. Now that they’re married. No one cares how long it took to get them there.
A few friends of mine recently had babies. Only the other day, I figured out their ages, as it came up in a conversation. I realised that they got married late, were married for years and now have had their first baby with some being in their mid-late thirties.
Now that they have children.
No one questions how long it took them to get there.
The guy who may be seen as ‘delaying marriage’ is not delaying marriage because he wants to, it’s because Allah does not want him to be married yet.
The unemployed graduate is not jobless out of choice but does not have a job because that’s not what Allah wants for him.
In the same way, the couple who do not have children is not because they are still using contraceptives, and are childless out of choice, but because that’s what Allah wants from them.
Because, when Allah wills something, nothing can stop it from happening.
Life is not a race.
And regardless of the efforts we may/may not put into making things happens.
Whatever does happen, will only happen if Allah gives His permission.
So, don’t get disheartened if we’re not yet graduated, employed, married, have children etc.
Stop comparing yourself with others, and just be the best version of yourself
Everyday and each day..
Doa, minta pada Allah.
Minta sungguh-sungguh.
Ask from Him.
We may not be where we want to be in life. But we’re exactly where Allah wants us to be.
Have faith dear,
Have faith!
:)
@Ruang_Aksara
"Mungkin. Sampai suatu masa nanti Farah, kita akan sedar. Sebenarnya Allah tidak pernah kata tidak."
Benar.
Allah mungkin cuma kata nanti.
Allah mungkin cuma mahu kita tunggu.
Tunggu sehingga sampai saat masa yang sesuai.
Masa itu nanti, Allah akan beri, yang lebih baik daripada apa yang kita minta.
Mungkin ada yang lambat graduate,
Mungkin ada yang lambat dapat kerja,
Mungkin ada yang lambat berkahwin,
Mungkin ada yang lambat dapat anak.
Things are not in our control. We can't control where we are in life.
I have unmarried uncles who are nearing 40 and not yet married Obviously, that’s not what they wanted for themselves, but that’s what Allah wanted for them.
In the same way, some people have been married for years and do not have children yet. Maybe, that’s not what they want. But that’s what Allah wants for them.
I know many graduates who are struggling to find employment. I’m sure that’s not what they wanted, but that’s what Allah wanted for them.
Interestingly enough, when we do end up doing what we’re supposed to be doing, no one questions anymore how long it took to get us there.
A few friends of mine recently got married, they’re in their late twenties. Now that they’re married. No one cares how long it took to get them there.
A few friends of mine recently had babies. Only the other day, I figured out their ages, as it came up in a conversation. I realised that they got married late, were married for years and now have had their first baby with some being in their mid-late thirties.
Now that they have children.
No one questions how long it took them to get there.
The guy who may be seen as ‘delaying marriage’ is not delaying marriage because he wants to, it’s because Allah does not want him to be married yet.
The unemployed graduate is not jobless out of choice but does not have a job because that’s not what Allah wants for him.
In the same way, the couple who do not have children is not because they are still using contraceptives, and are childless out of choice, but because that’s what Allah wants from them.
Because, when Allah wills something, nothing can stop it from happening.
Life is not a race.
And regardless of the efforts we may/may not put into making things happens.
Whatever does happen, will only happen if Allah gives His permission.
So, don’t get disheartened if we’re not yet graduated, employed, married, have children etc.
Stop comparing yourself with others, and just be the best version of yourself
Everyday and each day..
Doa, minta pada Allah.
Minta sungguh-sungguh.
Ask from Him.
We may not be where we want to be in life. But we’re exactly where Allah wants us to be.
Have faith dear,
Have faith!
:)
@Ruang_Aksara
Bukan tak pernah singgah
di fikiran, mengapa harus
ada pertemuan dan perpisahan?
Lagi-lagi dengan orang-orang
yang baik amat terhadap kita.
Seolah tak mahu berpisah
kerana seronok dan selamat
berada dalam lingkaran
keberadaannya.
Namun itulah. Betapa
Tuhan mahu kita
memahami bahawa
dunia ini cuma singgahan.
Yang namanya singgahan
tentulah tak kekal.
Serba terbatas untuk berbuat
sesuka hati di sini.
Kerana keterbatasan ini,
maka bercita-citalah untuk
punya 'tempat' abadi di sana.
Tumbuhlah sebagai bunga
agama yang dekat dengan
redha-Nya.
Yang moga kalam diri
jadi doa.
Harapan yang singgah jadi
seiring kemahuan-Nya.
Tiadalah mustahil untuk
kembali berhimpun bersama
kesayangan-kesayangan
di sana; di sisi Yang Maha
Penyayang.
Bercita-citalah dan
bekerjalah demi-Nya!
@Ruang_Aksara
di fikiran, mengapa harus
ada pertemuan dan perpisahan?
Lagi-lagi dengan orang-orang
yang baik amat terhadap kita.
Seolah tak mahu berpisah
kerana seronok dan selamat
berada dalam lingkaran
keberadaannya.
Namun itulah. Betapa
Tuhan mahu kita
memahami bahawa
dunia ini cuma singgahan.
Yang namanya singgahan
tentulah tak kekal.
Serba terbatas untuk berbuat
sesuka hati di sini.
Kerana keterbatasan ini,
maka bercita-citalah untuk
punya 'tempat' abadi di sana.
Tumbuhlah sebagai bunga
agama yang dekat dengan
redha-Nya.
Yang moga kalam diri
jadi doa.
Harapan yang singgah jadi
seiring kemahuan-Nya.
Tiadalah mustahil untuk
kembali berhimpun bersama
kesayangan-kesayangan
di sana; di sisi Yang Maha
Penyayang.
Bercita-citalah dan
bekerjalah demi-Nya!
@Ruang_Aksara
Pemandangan penuh ibrah sebentar tadi. Siapa tahu, langit yang cerah secara drastik bertukar gelap.
Yang memandu kereta seperti saya, mungkin tidaklah bergegas untuk berhenti mencari tempat berteduh.
Namun, untuk mereka-mereka,
penunggang motosikal ini -
terpaksa juga berhenti mencari tempat berteduh, ada yang kelam-kabut mengenakan baju hujan dan memasukkan barangan penting ke ruangan tertutup pada badan motosikal itu sendiri bagi mengelakkan ia basah.
Jauh di dasar hati, mengucap
syukur kerana Allah rezekikan
untuk punyai kenderaan
berbumbung untuk aku.
Sekurang-kurangnya ia dapat
melindungi aku daripada panahan hangat mentari atau hujan lebat seperti saat ini.
Syukur.
Dalam ralitnya aku melayan
suara di kepala, kelibat abang-
abang motosikal yang berhenti
di tepi jalan begitu mencuri
fokus aku.
'Allahu, kasihannya mereka...,'
sendiri bermonolog.
Tentu mencabar untuk meredah
jalan ini dalam keadaan hujan
yang makin rancak rintikannya.
Namun, hati turut rasakan lega melihat ada beberapa daripada
mereka yang kelam-kabut mengenakan baju hujan.
Kagum! Mereka nampaknya
sangat bersedia menghadapi
hari yang tidak cerah dan
terpaksa menjadi saksi
ngogoian sang awan.
Begitulah diri...
dalam hidup ini kita harus
sentiasa bersedia. Bila-bila masa
perisa ujian akan berubah.
Sekelip mata tanpa kita jangka!
Seperti abang motosikal yang sungguh well-prepared ini.
Mungkin pengalaman hidupnya sebagai penunggang motosikal telah mematangkannya untuk sentiasa bersedia. Sebab tu, ada disimpan baju hujan, disediakan ruang khas pada bahagian dalam
motosikal untuk menyimpan barang penting ketika hadapi kecemasan
seperti ini.
Semoga...
kau, aku dan kita semua
sentiasa bersedia
hadapinya!
@Ruang_Aksara
Yang memandu kereta seperti saya, mungkin tidaklah bergegas untuk berhenti mencari tempat berteduh.
Namun, untuk mereka-mereka,
penunggang motosikal ini -
terpaksa juga berhenti mencari tempat berteduh, ada yang kelam-kabut mengenakan baju hujan dan memasukkan barangan penting ke ruangan tertutup pada badan motosikal itu sendiri bagi mengelakkan ia basah.
Jauh di dasar hati, mengucap
syukur kerana Allah rezekikan
untuk punyai kenderaan
berbumbung untuk aku.
Sekurang-kurangnya ia dapat
melindungi aku daripada panahan hangat mentari atau hujan lebat seperti saat ini.
Syukur.
Dalam ralitnya aku melayan
suara di kepala, kelibat abang-
abang motosikal yang berhenti
di tepi jalan begitu mencuri
fokus aku.
'Allahu, kasihannya mereka...,'
sendiri bermonolog.
Tentu mencabar untuk meredah
jalan ini dalam keadaan hujan
yang makin rancak rintikannya.
Namun, hati turut rasakan lega melihat ada beberapa daripada
mereka yang kelam-kabut mengenakan baju hujan.
Kagum! Mereka nampaknya
sangat bersedia menghadapi
hari yang tidak cerah dan
terpaksa menjadi saksi
ngogoian sang awan.
Begitulah diri...
dalam hidup ini kita harus
sentiasa bersedia. Bila-bila masa
perisa ujian akan berubah.
Sekelip mata tanpa kita jangka!
Seperti abang motosikal yang sungguh well-prepared ini.
Mungkin pengalaman hidupnya sebagai penunggang motosikal telah mematangkannya untuk sentiasa bersedia. Sebab tu, ada disimpan baju hujan, disediakan ruang khas pada bahagian dalam
motosikal untuk menyimpan barang penting ketika hadapi kecemasan
seperti ini.
Semoga...
kau, aku dan kita semua
sentiasa bersedia
hadapinya!
@Ruang_Aksara
Aku tak pernah terfikir
untuk menyemangati
hidup atau hari-hari
kelam orang.
Namun, bila ada seorang
dua rasakan bahawa
kalam aku mentari bagi
mereka, aku bersyukur.
Usaha aku dimulakan
dengan niat nak bantu
diri sendiri.
Rupanya berbuat baik
pada diri, kalau disukai
Ilahi maka kebaikan itu
tentunya berguna juga
untuk yang seperti aku.
Buat rakan-rakan yang
sentiasa berasa takdir
tidak di pihak kita,
tanyakan pada diri.
Takdir setiap manusia
berbeza-beza.
Kau dengan takdir kau.
Aku dengan takdir aku.
Mana nak sama kisah kau
dan aku.
Namun, yang merencananya
itu dari kuasa yang sama.
Allahu Azza Wajalla.
Berkali-kali aku sebutkan
untuk yakini DIA,
bukan aku tak pernah
tak yakin. Pernah.
Malah lebih lagi.
Tapi setelah sekali diyakini
gerak kerja-Nya, subhan-Allah
tiada yang sia-sia.
Yang disebut ujian itu
selalu yang kita tak suka
saja. Tapi DIA fahamkan kita,
setiap masa kita diuji.
Maka, suka atau tak suka -
kita sebenarnya teruji.
Yang berat, yang susah,
yang allahu rabbi kenapa aku -
kau layankanlah macam
'kawan-kawan'.
Ingat.
Sejauh mana kau lari
takdir akan tetap mengejar.
Masalah untuk dihadapi.
Bukan untuk diabaikan.
Nak lari ke mana?
Tolong, jangan hilang.
Kalau orang hilang, kita
boleh cari. Kalau diri sendiri
hilang, nak harap siapa cari?
Nak suruh siapa jadi
kau bagi pihak kau?
Fikir dan renung-renungkan.
AH
yang tenggelam-timbul.
(Kau bukan aku, tentulah
kau tak tahu)
@Ruang_Aksara
untuk menyemangati
hidup atau hari-hari
kelam orang.
Namun, bila ada seorang
dua rasakan bahawa
kalam aku mentari bagi
mereka, aku bersyukur.
Usaha aku dimulakan
dengan niat nak bantu
diri sendiri.
Rupanya berbuat baik
pada diri, kalau disukai
Ilahi maka kebaikan itu
tentunya berguna juga
untuk yang seperti aku.
Buat rakan-rakan yang
sentiasa berasa takdir
tidak di pihak kita,
tanyakan pada diri.
Takdir setiap manusia
berbeza-beza.
Kau dengan takdir kau.
Aku dengan takdir aku.
Mana nak sama kisah kau
dan aku.
Namun, yang merencananya
itu dari kuasa yang sama.
Allahu Azza Wajalla.
Berkali-kali aku sebutkan
untuk yakini DIA,
bukan aku tak pernah
tak yakin. Pernah.
Malah lebih lagi.
Tapi setelah sekali diyakini
gerak kerja-Nya, subhan-Allah
tiada yang sia-sia.
Yang disebut ujian itu
selalu yang kita tak suka
saja. Tapi DIA fahamkan kita,
setiap masa kita diuji.
Maka, suka atau tak suka -
kita sebenarnya teruji.
Yang berat, yang susah,
yang allahu rabbi kenapa aku -
kau layankanlah macam
'kawan-kawan'.
Ingat.
Sejauh mana kau lari
takdir akan tetap mengejar.
Masalah untuk dihadapi.
Bukan untuk diabaikan.
Nak lari ke mana?
Tolong, jangan hilang.
Kalau orang hilang, kita
boleh cari. Kalau diri sendiri
hilang, nak harap siapa cari?
Nak suruh siapa jadi
kau bagi pihak kau?
Fikir dan renung-renungkan.
AH
yang tenggelam-timbul.
(Kau bukan aku, tentulah
kau tak tahu)
@Ruang_Aksara
Bila bercakap tentang
hidup, kita takkan boleh
lari daripada ujian dan
dugaan. Dan ujian-ujian ini,
tentulah didatangkan oleh
Allah S.W.T untuk menduga-uji
keimanan setiap manusia
merangkap hamba-Nya.
Ujian yang bagaimana?
Perasan tak perasan,
Allah akan uji kita ni dengan
sesuatu yang kita mungkin
tak jangka bahawasannya
DIA akan menguji kita
sedemikian.
Ada orang kata, Allah akan uji
insan terhadap sesuatu yang dia
ada atau miliki. Ya, betul.
Mungkin dengan apa yang dia
ada, Allah uji dengan mengambil
semula yang dipinjamkan.
Maka terujilah hati dengan
sebuah kehilangan.
Ada orang lain pula, Allah uji
serupa musibah saja yang dialami
seumur hidupnya. Lahir-lahir saja
bernafas dalam atmosfera kemiskinan, kemelaratan dan
penderitaan demi penderitaan.
Tapi bersama-sama takdir hidup
yang perit, ada hadiah yang
hanya akan terbacakan jika
punya takwa dan iman.
Ada orang, diuji dengan apa
yang dia perjuangkan,
perkatakan. Sejauh mana
seseorang itu 'walk the talk',
sejauh mana seseorang itu
berlaku jujur dan berpegang
pada janji.
Begitulah, walau seremeh
apa pun situasi atau isunya -
ujian akan tetap ujian.
Kadang kita mengira bahawa
kita cukup faham sesuatu,
maka di situ akan diuji kita
dengan keraguan, was-was.
Kadang kita rasa kita cukup
kuat menghadapi sesuatu,
maka semakin bertambah
dirasakan beban di pundak
minta dicari solusi.
Kelebihan boleh jadi
kelemahan.
Keistimewaan boleh jadi
punca berantakkannya
peribadi seseorang.
Jadi wahai diri...
mahu tak mahu,
usahalah untuk bertemankan
takwa dalam diri.
Kerana tercabutnya takwa,
maka tertanggallah pakaian
yang memuliakan manusia
di atas muka bumi ini.
Bekerjalah berkiblatkan akidah
yang tepat dan biarlah matlamat
sentiasa segar untuk menggapai
mardhatillah!
@Ruang_Aksara
hidup, kita takkan boleh
lari daripada ujian dan
dugaan. Dan ujian-ujian ini,
tentulah didatangkan oleh
Allah S.W.T untuk menduga-uji
keimanan setiap manusia
merangkap hamba-Nya.
Ujian yang bagaimana?
Perasan tak perasan,
Allah akan uji kita ni dengan
sesuatu yang kita mungkin
tak jangka bahawasannya
DIA akan menguji kita
sedemikian.
Ada orang kata, Allah akan uji
insan terhadap sesuatu yang dia
ada atau miliki. Ya, betul.
Mungkin dengan apa yang dia
ada, Allah uji dengan mengambil
semula yang dipinjamkan.
Maka terujilah hati dengan
sebuah kehilangan.
Ada orang lain pula, Allah uji
serupa musibah saja yang dialami
seumur hidupnya. Lahir-lahir saja
bernafas dalam atmosfera kemiskinan, kemelaratan dan
penderitaan demi penderitaan.
Tapi bersama-sama takdir hidup
yang perit, ada hadiah yang
hanya akan terbacakan jika
punya takwa dan iman.
Ada orang, diuji dengan apa
yang dia perjuangkan,
perkatakan. Sejauh mana
seseorang itu 'walk the talk',
sejauh mana seseorang itu
berlaku jujur dan berpegang
pada janji.
Begitulah, walau seremeh
apa pun situasi atau isunya -
ujian akan tetap ujian.
Kadang kita mengira bahawa
kita cukup faham sesuatu,
maka di situ akan diuji kita
dengan keraguan, was-was.
Kadang kita rasa kita cukup
kuat menghadapi sesuatu,
maka semakin bertambah
dirasakan beban di pundak
minta dicari solusi.
Kelebihan boleh jadi
kelemahan.
Keistimewaan boleh jadi
punca berantakkannya
peribadi seseorang.
Jadi wahai diri...
mahu tak mahu,
usahalah untuk bertemankan
takwa dalam diri.
Kerana tercabutnya takwa,
maka tertanggallah pakaian
yang memuliakan manusia
di atas muka bumi ini.
Bekerjalah berkiblatkan akidah
yang tepat dan biarlah matlamat
sentiasa segar untuk menggapai
mardhatillah!
@Ruang_Aksara
Kadang-kadang kita rasa
Allah tu tak mengabulkan
doa kita. Padahal kabul ja.
Kita ja tak perasan sebab,
selepas satu hajat,
muncul satu kemahuan
yang baru.
Ralit mahu harapan baru
jadi kenyataan,
permintaan lama yang
dikabulkan, terlupakan
begitu saja.
Duduk saja tu kan,
pandai-pandailah
merenung dan mengenang
kebaikan DIA pada kita.
Manusia suka dihargai
dan diterima-kasihkan.
Boleh bayang bagaimana
sukanya Allah memandang
hamba-hamba yang
tahu bersyukur, tahu hargai
tiap nikmat yang
dipinjamkan-Nya?
Buatlah Allah suka
pada kita ya.
Jangan bila kita
susah saja baru nak
cari sejadah berlama-lama
sujud. Kalau tak,
sampai ke sudah lupa.
Mungkin itu hikmahnya
sesekali dibelit masalah.
Sebab dengan cara itu
saja kita punya alasan
untuk merujuki-Nya.
Allah..
@Ruang_Aksara
Allah tu tak mengabulkan
doa kita. Padahal kabul ja.
Kita ja tak perasan sebab,
selepas satu hajat,
muncul satu kemahuan
yang baru.
Ralit mahu harapan baru
jadi kenyataan,
permintaan lama yang
dikabulkan, terlupakan
begitu saja.
Duduk saja tu kan,
pandai-pandailah
merenung dan mengenang
kebaikan DIA pada kita.
Manusia suka dihargai
dan diterima-kasihkan.
Boleh bayang bagaimana
sukanya Allah memandang
hamba-hamba yang
tahu bersyukur, tahu hargai
tiap nikmat yang
dipinjamkan-Nya?
Buatlah Allah suka
pada kita ya.
Jangan bila kita
susah saja baru nak
cari sejadah berlama-lama
sujud. Kalau tak,
sampai ke sudah lupa.
Mungkin itu hikmahnya
sesekali dibelit masalah.
Sebab dengan cara itu
saja kita punya alasan
untuk merujuki-Nya.
Allah..
@Ruang_Aksara
TIDUR
Ya Allah . Aku hendak tidur. Bukan bermakna aku mahu melupakan-Mu.
Bukankah yang tidak tidur hanya Engkau?
Tidur dalam menghayati keterbatasan diri dalam kuasa-Mu.
Ya, Allah. Tidurkanlah pikiranku dari perkara jahat. Tidurkan pikiranKu dari mengira ngira jasa dan kebaikan.
Tidurkan Lah aku dari menunjuk nunjuk dan sombong.
Tidurkan hati dari gelisah dan putus asa.
Tidurkan hati dari kurang dan benci.
Tidurkan darahku dari amarah dan dengki
Tidurkan bibirku dari keluh kesah.
Tidurkan telingaku dari berita bohong dan hasut.Tidurkan kakiku dari tempat-tempat yang menjauhkan Wajah-Mu dariku.
Tidurkan aku dalam malam-Mu yang penuh cahaya.
Tidurkan aku dalam indah Nama-Mu saja.
La haula wala quwwata illah billah.
Aku hambamu yang tidak berdaya
@Ruang_Aksara
Ya Allah . Aku hendak tidur. Bukan bermakna aku mahu melupakan-Mu.
Bukankah yang tidak tidur hanya Engkau?
Tidur dalam menghayati keterbatasan diri dalam kuasa-Mu.
Ya, Allah. Tidurkanlah pikiranku dari perkara jahat. Tidurkan pikiranKu dari mengira ngira jasa dan kebaikan.
Tidurkan Lah aku dari menunjuk nunjuk dan sombong.
Tidurkan hati dari gelisah dan putus asa.
Tidurkan hati dari kurang dan benci.
Tidurkan darahku dari amarah dan dengki
Tidurkan bibirku dari keluh kesah.
Tidurkan telingaku dari berita bohong dan hasut.Tidurkan kakiku dari tempat-tempat yang menjauhkan Wajah-Mu dariku.
Tidurkan aku dalam malam-Mu yang penuh cahaya.
Tidurkan aku dalam indah Nama-Mu saja.
La haula wala quwwata illah billah.
Aku hambamu yang tidak berdaya
@Ruang_Aksara
Pasir Gudang Menangis
Hidungmu telah lama mati
Sejak matinya hati kapitalis industri
Hari ini peparumu pula merasai
Tengik pedih sebatian asing yang menjalar dalam kapilari
Umpama bom jangka
Berdetik tiap ketika
Saat kau lena jua jaga
Wajahmu cerita hatimu derita
Bila malam menjengah tiba
Membumilah segala wasap jelaga
Menyebar sisa-sisa dari sebuah ketamakan
Yang membunuh dalam tak tersedarkan
Telah lama hatimu rindu
Sesegar udara di puncak Kinabalu
Seindah sakura di Pulau Jeiju
Namun tetap kau di situ
Demi sebuah kelangsungan hidupmu
Hari ini Pasir Gudang menangis lagi
Bahasa jiwa pinta difahami
Bisu suara menggamit simpati
Tolong-tolong!
Kembalikan damai pasir gudang
Bumi tumpah darah kami
Yang diracuni.
@Ruang_Aksara
Hidungmu telah lama mati
Sejak matinya hati kapitalis industri
Hari ini peparumu pula merasai
Tengik pedih sebatian asing yang menjalar dalam kapilari
Umpama bom jangka
Berdetik tiap ketika
Saat kau lena jua jaga
Wajahmu cerita hatimu derita
Bila malam menjengah tiba
Membumilah segala wasap jelaga
Menyebar sisa-sisa dari sebuah ketamakan
Yang membunuh dalam tak tersedarkan
Telah lama hatimu rindu
Sesegar udara di puncak Kinabalu
Seindah sakura di Pulau Jeiju
Namun tetap kau di situ
Demi sebuah kelangsungan hidupmu
Hari ini Pasir Gudang menangis lagi
Bahasa jiwa pinta difahami
Bisu suara menggamit simpati
Tolong-tolong!
Kembalikan damai pasir gudang
Bumi tumpah darah kami
Yang diracuni.
@Ruang_Aksara
AGENDA DALAM SENYAP
Saujana mata ku memandang
Keindahan rahmatnya tuhan
Hutan ku yang merimbun kehijauan
Indahnya ciptaan Tuhan
Namun hatiku luruh tersentuh
Kerakusan kehancuran kemusnahan
Khazanahku semakin punah-ranah
Jernih air sungai yang mengalir
Tidak lagi dingin mendamaikan
Keruh dihulu mengalirnya lesu
Kemana perginya suara penguasa
Pekak telinga diam membisu kelu
Bersuaralah demi khazanah
Bersuaralah demi maruah
Hutan kita bagaikan dirobek-robek
Apakah setelah ada meragut nyawa
Apakah setelah tiba malapetaka
Apakah setelah hancur binasa semua
Baru mula sedar tersentak
Tangisan alam sangat menyedihkan
Mengapa kita diamkan kehancuran
Mengapa kita diamkan kemusnahan
Kicau berburung berlagu sayu
Bersahutan unggas seakan cemas
Khazanah yang bakal lenyap
Kerana adanya agenda dalam senyap
@Ruang_Aksara
Saujana mata ku memandang
Keindahan rahmatnya tuhan
Hutan ku yang merimbun kehijauan
Indahnya ciptaan Tuhan
Namun hatiku luruh tersentuh
Kerakusan kehancuran kemusnahan
Khazanahku semakin punah-ranah
Jernih air sungai yang mengalir
Tidak lagi dingin mendamaikan
Keruh dihulu mengalirnya lesu
Kemana perginya suara penguasa
Pekak telinga diam membisu kelu
Bersuaralah demi khazanah
Bersuaralah demi maruah
Hutan kita bagaikan dirobek-robek
Apakah setelah ada meragut nyawa
Apakah setelah tiba malapetaka
Apakah setelah hancur binasa semua
Baru mula sedar tersentak
Tangisan alam sangat menyedihkan
Mengapa kita diamkan kehancuran
Mengapa kita diamkan kemusnahan
Kicau berburung berlagu sayu
Bersahutan unggas seakan cemas
Khazanah yang bakal lenyap
Kerana adanya agenda dalam senyap
@Ruang_Aksara
Kerinduan Bilal terhadap Nabi
Bilal bin Rabah mengorak langkah, sesekali kakinya berhenti melangkah, kepala ditoleh ke belakang, sayu meninggalkan Kota Madinah.
Namun apakan daya, hatinya sudah tidak tertahan lagi. Tinggal di Madinah bererti hatinya bakal pecah dengan kerinduan yang mendalam terhadap Rasulullah. Tinggal di madinah bererti jiwanya bakal robek dengan segala kenangan yang tercipta bersama baginda Rasulullah.
Lalu Bilal nekad melangkah, tinggallah Madinah, tinggallah kenangan…. Bilal berhijrah ke Kota Syam.
Suatu hari, Bilal tersedar dari tidurnya lalu menangis.
“Mengapa kau menangis wahai Bilal?” Tanya isterinya.
“Aku mimpikan Rasulullah…” Jawab Bilal. Bermimpi Rasulullah, menurut banyak para ilmuwan hadith dan dicatatkan dalam banyak kitab-kitab Hadith - bermimpi tentang Rasulullah adalah benar kerana baginda pernah bersabda, barangsiapa yang bermimpi melihat aku, maka dia benar-benar melihat aku kerana syaitan tidak boleh menyerupaiku.
Bilal menyambung kata “Rasulullah berkata, wahai Bilal, kegersangan apakah ini? Sudah tiba masanya kau menziarahi aku…”
Siapakah yang mengaku mencintai Nabi, tetapi tidak pernah memasang niat menziarahi Baginda? Cintakah begitu?
Bilal menangis resah. Lalu kakinya melangkah, bermusafir untuk menziarahi makam baginda Rasul yang tercinta.
Setibanya Bilal di sisi makam Rasulullah, Bilal menangis dan rebah sebelum dirinya meracau-racau. Bukanlah maksudnya di sini kita boleh meracau-racau di sisi kubur, kita berpegang pada pendapat para ulama’ antaranya Imam An-Nawawi tentang adab-adab di kubur.
Berdiri sekurang-kurangnya 3 hasta, tidak meracau, menundukkan kepala dan menghormati kubur. Kenapa? sekiranya kita berhadapan dengan mereka yang masih hidup adakah wajar kita meracau-racau di hadapan mereka? Namun bukanlah mengusap-usap kubur itu haram, tidaklah pula ia jatuh syirik, melainkan hanya tidak sempurna adabnya dalam menziarahi kubur.
Tetapi Bilal bin Rabah… Akibat kerinduan yang memuncak telah jatuh rebah dan hilang kawalan diri. Rindunya sungguh-sungguh. Cintanya begitu mendalam. Dia tewas dalam kerinduannya yang mendalam tatkala kakinya menjejaki Madinah dan berhadapan dengan makam Rasulullah tercinta.
Para sahabat yang tahu akan kehadiran Bilal menyuruh Bilal melaungkan azan sebagaimana yang Bilal selalu lakukan pada saat Rasulullah masih ada. Bilal menolak kerana berasa sungguh tidak mampu melakukannya.
Tiba-tiba, cucu-cucu Baginda Rasulullah - Hassan dan Hussein datang berlari-lari ke arah Bilal, Bilal tersenyum, senang hati melihat waris Baginda Nabi. Hassan dan Hussein menyuruh Bilal melaungkan azan. Mengenangkan mereka adalah cucu Nabi, Bilal langsung bersetuju.
Tatkala Bilal melaungkan azan, seluruh penduduk madinah terkejut dan keluar dari rumah masing-masing. Mereka menuju ke masjid. Sangka mereka, Rasulullah kembali hidup.
Sebaik sahaja Bilal melaungkan Allahu Akbar, seluruh penduduk terdiam. Kali kedua Bilal melaungkan Allah hu Akbar, bercucuran air mata para sahabat, dan apabila bilal melaungkan Asyhadu anna Muhammadur Rasulullah!, Bilal terus terduduk dan menangis teresak-esak. Para sahabat datang meluru dan bertanya kenapa, lalu Bilal menjawab,
“Aku AMAT merindui Rasullullah dan aku seperti terlihat-lihat baginda datang bersembahyang bersama kita…”
Ah, berapa kalikah kita yang mengaku mencintai Nabi, mengalirkan air mata penuh kerinduan?
:’)
@Ruang_Aksara
Bilal bin Rabah mengorak langkah, sesekali kakinya berhenti melangkah, kepala ditoleh ke belakang, sayu meninggalkan Kota Madinah.
Namun apakan daya, hatinya sudah tidak tertahan lagi. Tinggal di Madinah bererti hatinya bakal pecah dengan kerinduan yang mendalam terhadap Rasulullah. Tinggal di madinah bererti jiwanya bakal robek dengan segala kenangan yang tercipta bersama baginda Rasulullah.
Lalu Bilal nekad melangkah, tinggallah Madinah, tinggallah kenangan…. Bilal berhijrah ke Kota Syam.
Suatu hari, Bilal tersedar dari tidurnya lalu menangis.
“Mengapa kau menangis wahai Bilal?” Tanya isterinya.
“Aku mimpikan Rasulullah…” Jawab Bilal. Bermimpi Rasulullah, menurut banyak para ilmuwan hadith dan dicatatkan dalam banyak kitab-kitab Hadith - bermimpi tentang Rasulullah adalah benar kerana baginda pernah bersabda, barangsiapa yang bermimpi melihat aku, maka dia benar-benar melihat aku kerana syaitan tidak boleh menyerupaiku.
Bilal menyambung kata “Rasulullah berkata, wahai Bilal, kegersangan apakah ini? Sudah tiba masanya kau menziarahi aku…”
Siapakah yang mengaku mencintai Nabi, tetapi tidak pernah memasang niat menziarahi Baginda? Cintakah begitu?
Bilal menangis resah. Lalu kakinya melangkah, bermusafir untuk menziarahi makam baginda Rasul yang tercinta.
Setibanya Bilal di sisi makam Rasulullah, Bilal menangis dan rebah sebelum dirinya meracau-racau. Bukanlah maksudnya di sini kita boleh meracau-racau di sisi kubur, kita berpegang pada pendapat para ulama’ antaranya Imam An-Nawawi tentang adab-adab di kubur.
Berdiri sekurang-kurangnya 3 hasta, tidak meracau, menundukkan kepala dan menghormati kubur. Kenapa? sekiranya kita berhadapan dengan mereka yang masih hidup adakah wajar kita meracau-racau di hadapan mereka? Namun bukanlah mengusap-usap kubur itu haram, tidaklah pula ia jatuh syirik, melainkan hanya tidak sempurna adabnya dalam menziarahi kubur.
Tetapi Bilal bin Rabah… Akibat kerinduan yang memuncak telah jatuh rebah dan hilang kawalan diri. Rindunya sungguh-sungguh. Cintanya begitu mendalam. Dia tewas dalam kerinduannya yang mendalam tatkala kakinya menjejaki Madinah dan berhadapan dengan makam Rasulullah tercinta.
Para sahabat yang tahu akan kehadiran Bilal menyuruh Bilal melaungkan azan sebagaimana yang Bilal selalu lakukan pada saat Rasulullah masih ada. Bilal menolak kerana berasa sungguh tidak mampu melakukannya.
Tiba-tiba, cucu-cucu Baginda Rasulullah - Hassan dan Hussein datang berlari-lari ke arah Bilal, Bilal tersenyum, senang hati melihat waris Baginda Nabi. Hassan dan Hussein menyuruh Bilal melaungkan azan. Mengenangkan mereka adalah cucu Nabi, Bilal langsung bersetuju.
Tatkala Bilal melaungkan azan, seluruh penduduk madinah terkejut dan keluar dari rumah masing-masing. Mereka menuju ke masjid. Sangka mereka, Rasulullah kembali hidup.
Sebaik sahaja Bilal melaungkan Allahu Akbar, seluruh penduduk terdiam. Kali kedua Bilal melaungkan Allah hu Akbar, bercucuran air mata para sahabat, dan apabila bilal melaungkan Asyhadu anna Muhammadur Rasulullah!, Bilal terus terduduk dan menangis teresak-esak. Para sahabat datang meluru dan bertanya kenapa, lalu Bilal menjawab,
“Aku AMAT merindui Rasullullah dan aku seperti terlihat-lihat baginda datang bersembahyang bersama kita…”
Ah, berapa kalikah kita yang mengaku mencintai Nabi, mengalirkan air mata penuh kerinduan?
:’)
@Ruang_Aksara
Lelaki itu melangkah marah.
Bertahun sudah dia menjalankan tugas dakwah yang berat, namun yang dia terima cumalah cercaan semata. Dia pergi meninggalkan negerinya dengan harapan Allah menurunkan azab kepada kaumnya seperti yang berlaku pada kaum Nuh, ‘Ad dan Tsamud.
Tapi lelaki itu yang bernama Yunus pergi sebelum diarahkan pergi. Dia pergi kerana kurang kesabarannya lalu Allah Yang Maha Pengasih bertindak mengajarnya sesuatu.
Yunus menumpang sebuah kapal, ribut menjelma, badai menggulung dengan sungguh mengerikan, hingga mereka yang berada di dalam kapal percaya seseorang harus dikorbankan, apatah lagi kapal tersebut dirasa sudah melebihi muatan. Undi pun dicabut, nama Yunus yang terplih, tidak puas hati, undi dicabut lagi buat kali kedua dan ketiga, tetap yang tertera adalah nama Yunus a.s.
Sang Nakhoda berasa tidak tega, Yunus kelihatannya seperti orang yang baik-baik, namun kerana sudah tiga kali undian dibuat dan tetap nama Yunus juga tertera, sang nakhoda tiada pilihan, seolah-olah Yunuslah yang diminta penguasa lautan.
Takdir Allah pun menjelma, seekor ikan membuka mulutnya luas, menyambut ketibaan Yunus ke dalam lautan dan pergi ke dasar laut yang paling dalam. Malah ada riwayat yang mengatakan bahawa ikan yang menelan yunus telah ditelah oleh ikan yang lainnya dan pergi ke dasar lautan. Hiduplah Yunus dalam sebuah kelam yang kelam, dan kelam dan kelam…
Kata seorang ilmuwan, “Allah menciptakan manusia dengan menggariskan padanya bahawa membuat kesalahan adalah perkara yang mungkin, tapi dengan kasih sayangNya, Allah juga membukakan pintu taubat agar menjadi sebuah tempat bersimpuh dan sandaran berteduh, menjadi sebuah mahligai syahdu bagi manusia bermesra, meminta dan beroleh kurnia.”
Demikian lah yang berlaku kepada Yunus a.s. Dalam sebuah kegelapan yang dalam, Yunus merintih, dan menangisi kelemahannya. Kata Yunus :
Tiada Tuhan melainkan Engkau, Maha suci Engkau, sungguh aku termasuk orang yang berbuat aniaya (Al-Anbiya : 87)
Begitulah doa Yunus, begitu merendah diri, tidak pula Yunus membentak-bentak, tidak pula ditanya mengapa dia ditelan, tidak juga minta disegerakan keluar dari kegelapan perut ikan. Yunus cuma mengakui kelemahan diri. Dia mengakui keterlanjurannya. Sungguh! aku termasuk dalam golongan yang berbuat aniaya.
Dan demikian selepas itu, Allah Yang Maha Mendengar menjawab doa Yunus. Yunus bukan sahaja dikeluarkan dari perut ikan, malah dia tidak perlu berenang kerana terus ‘dimuntah’kan keluar di persisiran pantai dan di sana terdapat sebatang pohon yang berbuah, lalu tatkala Yunus kembali sedar, dapat pula dia mengisi perutnya dan terus berasa bugar.
Yunus berjanji untuk tidak berputus asa, lalu kembali lah dia ke negerinya dan betapa Yunus terkejut, tatkala dia tiba di negerinya, seluruh kaumnya telah pun beriman kepada Allah.
Begitulah berkat kekuatan doa Yunus,bukan sahaja dirinya dikeluarkan dari kegelapan, malah kaumnya juga turut diberikan hidayah. Allah telah memakbulkan doa Yunus tepat tatkala dia merasa berdosa di hadapan Allah. Dakwahnya berjaya, ketika dia merasa tidak berdaya.
Begitulah hebatnya Allah merancang perjalanan hidup manusia, terkadang tak mampu terjangkau dek akal kita, percaya, itu kuncinya.
Bukankah begitu selayaknya adab seorang hamba kepada Pencipta?
:)
@Ruang_Aksara
Bertahun sudah dia menjalankan tugas dakwah yang berat, namun yang dia terima cumalah cercaan semata. Dia pergi meninggalkan negerinya dengan harapan Allah menurunkan azab kepada kaumnya seperti yang berlaku pada kaum Nuh, ‘Ad dan Tsamud.
Tapi lelaki itu yang bernama Yunus pergi sebelum diarahkan pergi. Dia pergi kerana kurang kesabarannya lalu Allah Yang Maha Pengasih bertindak mengajarnya sesuatu.
Yunus menumpang sebuah kapal, ribut menjelma, badai menggulung dengan sungguh mengerikan, hingga mereka yang berada di dalam kapal percaya seseorang harus dikorbankan, apatah lagi kapal tersebut dirasa sudah melebihi muatan. Undi pun dicabut, nama Yunus yang terplih, tidak puas hati, undi dicabut lagi buat kali kedua dan ketiga, tetap yang tertera adalah nama Yunus a.s.
Sang Nakhoda berasa tidak tega, Yunus kelihatannya seperti orang yang baik-baik, namun kerana sudah tiga kali undian dibuat dan tetap nama Yunus juga tertera, sang nakhoda tiada pilihan, seolah-olah Yunuslah yang diminta penguasa lautan.
Takdir Allah pun menjelma, seekor ikan membuka mulutnya luas, menyambut ketibaan Yunus ke dalam lautan dan pergi ke dasar laut yang paling dalam. Malah ada riwayat yang mengatakan bahawa ikan yang menelan yunus telah ditelah oleh ikan yang lainnya dan pergi ke dasar lautan. Hiduplah Yunus dalam sebuah kelam yang kelam, dan kelam dan kelam…
Kata seorang ilmuwan, “Allah menciptakan manusia dengan menggariskan padanya bahawa membuat kesalahan adalah perkara yang mungkin, tapi dengan kasih sayangNya, Allah juga membukakan pintu taubat agar menjadi sebuah tempat bersimpuh dan sandaran berteduh, menjadi sebuah mahligai syahdu bagi manusia bermesra, meminta dan beroleh kurnia.”
Demikian lah yang berlaku kepada Yunus a.s. Dalam sebuah kegelapan yang dalam, Yunus merintih, dan menangisi kelemahannya. Kata Yunus :
Tiada Tuhan melainkan Engkau, Maha suci Engkau, sungguh aku termasuk orang yang berbuat aniaya (Al-Anbiya : 87)
Begitulah doa Yunus, begitu merendah diri, tidak pula Yunus membentak-bentak, tidak pula ditanya mengapa dia ditelan, tidak juga minta disegerakan keluar dari kegelapan perut ikan. Yunus cuma mengakui kelemahan diri. Dia mengakui keterlanjurannya. Sungguh! aku termasuk dalam golongan yang berbuat aniaya.
Dan demikian selepas itu, Allah Yang Maha Mendengar menjawab doa Yunus. Yunus bukan sahaja dikeluarkan dari perut ikan, malah dia tidak perlu berenang kerana terus ‘dimuntah’kan keluar di persisiran pantai dan di sana terdapat sebatang pohon yang berbuah, lalu tatkala Yunus kembali sedar, dapat pula dia mengisi perutnya dan terus berasa bugar.
Yunus berjanji untuk tidak berputus asa, lalu kembali lah dia ke negerinya dan betapa Yunus terkejut, tatkala dia tiba di negerinya, seluruh kaumnya telah pun beriman kepada Allah.
Begitulah berkat kekuatan doa Yunus,bukan sahaja dirinya dikeluarkan dari kegelapan, malah kaumnya juga turut diberikan hidayah. Allah telah memakbulkan doa Yunus tepat tatkala dia merasa berdosa di hadapan Allah. Dakwahnya berjaya, ketika dia merasa tidak berdaya.
Begitulah hebatnya Allah merancang perjalanan hidup manusia, terkadang tak mampu terjangkau dek akal kita, percaya, itu kuncinya.
Bukankah begitu selayaknya adab seorang hamba kepada Pencipta?
:)
@Ruang_Aksara
Turun dari bas. Mata melilau mencari seseorang. Tak ada. Janji nak gerak bersama tapi dia ada hal kena selesaikan dulu.
Jadi, sementara menunggu, buka hp untuk online. Tiba-tiba ada seseorang menyapa,
" Excuse me "
Sambil tunjuk ruang kosong di sebelah saya.
"Ya sure." Senyum sambil letak beg sandang saya sebagai penghadang di tengah tengah.
"No god but God: The origins, evolution and future of Islam.." Dia bersuara.
"Hah?"
"What is your name?" katanya sambil senyum.
"Isha.." Jawab saya ringkas.
"Your book, nice"
Baru perasan, dia baca tajuk depan buku yang ada di riba saya. Tajuk 'No god but God: The origins, evolution and future of Islam' tulisan Reza Aslan.
"Thank you." Saya senyum sambil menahan bau rokoknya. Asap berkepul kepul keluar dari mulutnya.
"Muslims are much more visible in my place now than they were then. I didn’t know where to find them. I found the phone number of the Islamic Society in the phone book, and dialed it, but when a man answered, I panicked and hung up.
What was I going to say? How would they answer me? Would they be suspicious? Why would they want me, when they had each other and their Islam? Katanya.
Tiba-tiba rasa berdebar.Macam macam dia kata.
"Kenapa jihad sampai bunuh-bunuh orang tak berdosa?"
"Kenapa boleh kahwin banyak? Tak adillah macam tu?"
"Kenapa ada yang bunuh sesama Islam? "
Isu poligami, niqab, terroris etc etc. Banyak lah. Banyak.
Tak dapat nak jawab semua.
Tapi pakcik tu baik. Baik, dan sopan. Bijak, dan tak skeptikal. Saya selesa.
Berpeluh juga lah duk pulun recall balik ayat-ayat dalam quran yang larang buat kerosakan atas muka bumi dan ayat yang perintahkan berbuat kebajikan. Fuh.:')
Pakcik tu diam sekejap. Tak lama lepastu dia kata,
"Many people view Islam as evil, especially now, because of how Islam is portrayed in the media.
People thinking that all Muslims are terrorists and extremists and all is wrong. Extremism is what makes Islam look bad. "
Saya angguk dan senyum lagi. Setuju.
Dan dia kata muslim sebenarnya tak jahat. sebab dia dah banyak jumpa, yang baik.
Ya Allah, terharu! Nak menitis air mata. Angguk banyak banyak kali.
"Ah, I better get going now.."
"Wait..wait. I will find out for you, which bus will take you to your place."
Dia berdiri mula bertanya orang di sekeliling.
Two male teenagers answered and explained to him.
So he came back to me with a series of bus number for me to take.
"Now you go, girl..You better be quick."
"Thank you, Michael.Thank you so much. I hope you will always be good, quit smoking, okay?" Angkat kening, dan kami pun sama sama ketawa.
Saya mula berjalan perlahan meninggalkan tempat itu, dia lambai lambai sambil jerit;
"Take care,..go and tell the world the truth about your religion!"
Ah, sekali lagi rasa nak menangis.
Satu hari nanti, dunia akan tahu, betapa sweetnya Islam. Hingga tak ada seorang pun yang tak terpukau, hingga tak ada seorang pun yang tak mahu menjadi ahlinya.
After all, I guess, at least for now, What we need to do is to work hard, improve ourselves to be a better muslim. Let's do our best and pray. Shall we?
Insya Allah :)
@Ruang_Aksara
Jadi, sementara menunggu, buka hp untuk online. Tiba-tiba ada seseorang menyapa,
" Excuse me "
Sambil tunjuk ruang kosong di sebelah saya.
"Ya sure." Senyum sambil letak beg sandang saya sebagai penghadang di tengah tengah.
"No god but God: The origins, evolution and future of Islam.." Dia bersuara.
"Hah?"
"What is your name?" katanya sambil senyum.
"Isha.." Jawab saya ringkas.
"Your book, nice"
Baru perasan, dia baca tajuk depan buku yang ada di riba saya. Tajuk 'No god but God: The origins, evolution and future of Islam' tulisan Reza Aslan.
"Thank you." Saya senyum sambil menahan bau rokoknya. Asap berkepul kepul keluar dari mulutnya.
"Muslims are much more visible in my place now than they were then. I didn’t know where to find them. I found the phone number of the Islamic Society in the phone book, and dialed it, but when a man answered, I panicked and hung up.
What was I going to say? How would they answer me? Would they be suspicious? Why would they want me, when they had each other and their Islam? Katanya.
Tiba-tiba rasa berdebar.Macam macam dia kata.
"Kenapa jihad sampai bunuh-bunuh orang tak berdosa?"
"Kenapa boleh kahwin banyak? Tak adillah macam tu?"
"Kenapa ada yang bunuh sesama Islam? "
Isu poligami, niqab, terroris etc etc. Banyak lah. Banyak.
Tak dapat nak jawab semua.
Tapi pakcik tu baik. Baik, dan sopan. Bijak, dan tak skeptikal. Saya selesa.
Berpeluh juga lah duk pulun recall balik ayat-ayat dalam quran yang larang buat kerosakan atas muka bumi dan ayat yang perintahkan berbuat kebajikan. Fuh.:')
Pakcik tu diam sekejap. Tak lama lepastu dia kata,
"Many people view Islam as evil, especially now, because of how Islam is portrayed in the media.
People thinking that all Muslims are terrorists and extremists and all is wrong. Extremism is what makes Islam look bad. "
Saya angguk dan senyum lagi. Setuju.
Dan dia kata muslim sebenarnya tak jahat. sebab dia dah banyak jumpa, yang baik.
Ya Allah, terharu! Nak menitis air mata. Angguk banyak banyak kali.
"Ah, I better get going now.."
"Wait..wait. I will find out for you, which bus will take you to your place."
Dia berdiri mula bertanya orang di sekeliling.
Two male teenagers answered and explained to him.
So he came back to me with a series of bus number for me to take.
"Now you go, girl..You better be quick."
"Thank you, Michael.Thank you so much. I hope you will always be good, quit smoking, okay?" Angkat kening, dan kami pun sama sama ketawa.
Saya mula berjalan perlahan meninggalkan tempat itu, dia lambai lambai sambil jerit;
"Take care,..go and tell the world the truth about your religion!"
Ah, sekali lagi rasa nak menangis.
Satu hari nanti, dunia akan tahu, betapa sweetnya Islam. Hingga tak ada seorang pun yang tak terpukau, hingga tak ada seorang pun yang tak mahu menjadi ahlinya.
After all, I guess, at least for now, What we need to do is to work hard, improve ourselves to be a better muslim. Let's do our best and pray. Shall we?
Insya Allah :)
@Ruang_Aksara
That moment..
" Jauh termenung nampak.." Sengih.
" Farah! lain kali bagilah salam dulu.." Berkerut dahinya.
Saya sengih. Kedengaran ada alunan yang menyambut kedatangan saya ketika itu.
" So, you are listening to this song.." Saya pandang dia.
"Ketika berjauhan ..masihku rasa hangat kasihmu ayah..betapaku rindukan redup wajahmu..hadir menemaniku.."
Kedengaran alunan lagu Ayah oleh Aeman.
" I love this song farah."
" Me too, nice." Saya senyum, gembira dapat bertemu.
Masing-masing diam. Lama.
" Aku rindu mak abah aku, farah, kenapa Allah datangkan seseorang dan bila kita sayang, Dia ambil orang tu pergi?Kenapa bila kita dah sayang orang tu, Tuhan ambil dia?” Lirih suaranya.
Tak sanggup rasa nak pandang ke matanya.Saya kenal dia. Ceria diluar. Dia suka simpan semuanya selagi mana dia boleh.
“Apa yang Allah nak ajar sebenarnya..”
Tanyanya separuh berbisik, perlahan sambil menutup wajahnya dan tunduk memegang lutut. Berkaca-kaca matanya.
Lagu terus beralun mengisi petang kami.
"Tak dapatku bayangkan ...hidupku ayah tanpa engkau disisi
semua kasih sayang ...yang kau curahkan ..tersemat dihati.."
Long pause,saya diam sebab saya juga merasa perkara yang sama. Sebak sangat.
Merindui keluarga yang masih ada, yang masih setia menunggu kepulangan, cuma jauh dari pandangan mata.
Tapi dia lain, tiada sesiapa lagi yang menunggu, tiada lagi mak ayah menanti untuk dibawa berbual dan sebagainya.
Tak ada semua tu.
Listening to what she went through while her mother was sick, broke my heart to million pieces.
Dia yang menjaga ibunya di saat-saat akhir hayat ibunya. Dua minggu selepas itu, ayahnya pula pergi..
Allahurabbi...
"Aku yakin untuk kau diduga sebegini hebat, mesti kau sangat special,someone extraordinary pada pandangan Allah"
Dia mengalihkan pandangannya,
"Kau ada mak ayah lagi farah, sayang mereka betul-betul, love them,jangan bila dah tak ada, baru doa sungguh-sungguh minta kembalikan mereka ke dunia. Tak guna dah masa tu.."
Saya angguk. Sebak dan hiba.
Cuba bayangkan..
Jika mak dah pergi..
Tiada lagi tempat mengadu,
Tiada lagi orang yang kita nak call setiap hari..
Tiada lagi suara yang mendamaikan qalbu..
Jika ayah dah pergi,
Tiada lagi orang yang kita nak kata,
"Ayah..maaf salah silap.."
Tiada lagi yang kata,
"Tak apa, usaha lagi.."
Tiada lagi yang akan kata,
"Jangan tak makan,ayah dah masukkan duit.."
Tak ada lagi semua itu.
In the end, no one knows what the future holds. Most of the time, Allah's plan is beyond our grasp and often beyond our imaginations. Allah certainly has His own plans.
So, appreciate our parents and family, love them because once Allah brings them to route of eternal life, then we start to feel a loss. At the moment, no regrets could return them back to us.
Because in the end, we are just His hamba. To Him we shall return.
So, as I keep on saying,
Appreciate those who has never fail to appreciate us just before a second is too late..
@Ruang_Aksara
" Jauh termenung nampak.." Sengih.
" Farah! lain kali bagilah salam dulu.." Berkerut dahinya.
Saya sengih. Kedengaran ada alunan yang menyambut kedatangan saya ketika itu.
" So, you are listening to this song.." Saya pandang dia.
"Ketika berjauhan ..masihku rasa hangat kasihmu ayah..betapaku rindukan redup wajahmu..hadir menemaniku.."
Kedengaran alunan lagu Ayah oleh Aeman.
" I love this song farah."
" Me too, nice." Saya senyum, gembira dapat bertemu.
Masing-masing diam. Lama.
" Aku rindu mak abah aku, farah, kenapa Allah datangkan seseorang dan bila kita sayang, Dia ambil orang tu pergi?Kenapa bila kita dah sayang orang tu, Tuhan ambil dia?” Lirih suaranya.
Tak sanggup rasa nak pandang ke matanya.Saya kenal dia. Ceria diluar. Dia suka simpan semuanya selagi mana dia boleh.
“Apa yang Allah nak ajar sebenarnya..”
Tanyanya separuh berbisik, perlahan sambil menutup wajahnya dan tunduk memegang lutut. Berkaca-kaca matanya.
Lagu terus beralun mengisi petang kami.
"Tak dapatku bayangkan ...hidupku ayah tanpa engkau disisi
semua kasih sayang ...yang kau curahkan ..tersemat dihati.."
Long pause,saya diam sebab saya juga merasa perkara yang sama. Sebak sangat.
Merindui keluarga yang masih ada, yang masih setia menunggu kepulangan, cuma jauh dari pandangan mata.
Tapi dia lain, tiada sesiapa lagi yang menunggu, tiada lagi mak ayah menanti untuk dibawa berbual dan sebagainya.
Tak ada semua tu.
Listening to what she went through while her mother was sick, broke my heart to million pieces.
Dia yang menjaga ibunya di saat-saat akhir hayat ibunya. Dua minggu selepas itu, ayahnya pula pergi..
Allahurabbi...
"Aku yakin untuk kau diduga sebegini hebat, mesti kau sangat special,someone extraordinary pada pandangan Allah"
Dia mengalihkan pandangannya,
"Kau ada mak ayah lagi farah, sayang mereka betul-betul, love them,jangan bila dah tak ada, baru doa sungguh-sungguh minta kembalikan mereka ke dunia. Tak guna dah masa tu.."
Saya angguk. Sebak dan hiba.
Cuba bayangkan..
Jika mak dah pergi..
Tiada lagi tempat mengadu,
Tiada lagi orang yang kita nak call setiap hari..
Tiada lagi suara yang mendamaikan qalbu..
Jika ayah dah pergi,
Tiada lagi orang yang kita nak kata,
"Ayah..maaf salah silap.."
Tiada lagi yang kata,
"Tak apa, usaha lagi.."
Tiada lagi yang akan kata,
"Jangan tak makan,ayah dah masukkan duit.."
Tak ada lagi semua itu.
In the end, no one knows what the future holds. Most of the time, Allah's plan is beyond our grasp and often beyond our imaginations. Allah certainly has His own plans.
So, appreciate our parents and family, love them because once Allah brings them to route of eternal life, then we start to feel a loss. At the moment, no regrets could return them back to us.
Because in the end, we are just His hamba. To Him we shall return.
So, as I keep on saying,
Appreciate those who has never fail to appreciate us just before a second is too late..
@Ruang_Aksara
I remember a conversation I had with one of my sisters before,
"A lot of the time people are tested with something that truly breaks their heart , and when we’re at our lowest point, only then we will realise it’s Allah that we need most."
Yes. True enough dear.
Ada yang Allah nak tarik orang yang tersayang, sekelip mata saja.
Ada yang merantau jauh menuntut ilmu, menerima khabar kematian ahli keluarga.
Ada yang Allah bagi failed exam walaupun dah study sampai bengkak bengkak matanya.
Ada yang dah sedia nak kahwin, sebelum hari nikah, kematian tunangnya.Ada yang sudah bernikah, hanya mampu bertahan bebearapa bulan sahaja.
Ada yang penat bekerja, terlalu exhausted sampai rasa tak mampu nak teruskan lagi.
And the list goes on..
Tapi, above all.
Mungkin, andai Allah tak tarik orang yang tersayang, kita tak belajar erti menghargai.
Andai Allah tak bagi merantau jauh menuntut ilmu, kita tak belajar erti berdikari.
Andai tak pernah failed, mungkin kita akan angkuh dengan Nya.
Andai tak pernah rasa kecewa, mungkin kita akan lupa belajar erti redha.
Andai tak rasa penatnya hidup di dunia, mungkin kita akan terus mencintai dunia dan seisinya.
Sampai satu tahap, Dia nak kita redha dulu baru dia bagi.
Bila Allah kata kun, maka jadilah.Dan mungkin Allah saja nak bagi rasa-rasa itu. Rasa lemah, rasa berputus asa, rasa tak boleh.
Sebab Allah nak kita kembali kepada Dia. Merasakan kita ini hamba Nya yang lemah dan sentiasa memerlukan pertolongan dari Nya.
Remember this simple yet beautiful ayah?
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan,"Kami telah beriman", sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka"
[Al-ankabut: 2-3]
Because we ourselves are too powerless over things that are beyond our control.
So, no matter what kind of test we're having, no matter what situation we're facing, when we feel like everything's falling apart and there's no way we could make it through, this is the point where our dependencies on Allah become overwhelmed. Because He heard the most in our weakest condition.
After all, just trust in the beautiful plannings of Allah. Truly He knows best. Insya Allah.
Have faith...:)
@Ruang_Aksara
"A lot of the time people are tested with something that truly breaks their heart , and when we’re at our lowest point, only then we will realise it’s Allah that we need most."
Yes. True enough dear.
Ada yang Allah nak tarik orang yang tersayang, sekelip mata saja.
Ada yang merantau jauh menuntut ilmu, menerima khabar kematian ahli keluarga.
Ada yang Allah bagi failed exam walaupun dah study sampai bengkak bengkak matanya.
Ada yang dah sedia nak kahwin, sebelum hari nikah, kematian tunangnya.Ada yang sudah bernikah, hanya mampu bertahan bebearapa bulan sahaja.
Ada yang penat bekerja, terlalu exhausted sampai rasa tak mampu nak teruskan lagi.
And the list goes on..
Tapi, above all.
Mungkin, andai Allah tak tarik orang yang tersayang, kita tak belajar erti menghargai.
Andai Allah tak bagi merantau jauh menuntut ilmu, kita tak belajar erti berdikari.
Andai tak pernah failed, mungkin kita akan angkuh dengan Nya.
Andai tak pernah rasa kecewa, mungkin kita akan lupa belajar erti redha.
Andai tak rasa penatnya hidup di dunia, mungkin kita akan terus mencintai dunia dan seisinya.
Sampai satu tahap, Dia nak kita redha dulu baru dia bagi.
Bila Allah kata kun, maka jadilah.Dan mungkin Allah saja nak bagi rasa-rasa itu. Rasa lemah, rasa berputus asa, rasa tak boleh.
Sebab Allah nak kita kembali kepada Dia. Merasakan kita ini hamba Nya yang lemah dan sentiasa memerlukan pertolongan dari Nya.
Remember this simple yet beautiful ayah?
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan,"Kami telah beriman", sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka"
[Al-ankabut: 2-3]
Because we ourselves are too powerless over things that are beyond our control.
So, no matter what kind of test we're having, no matter what situation we're facing, when we feel like everything's falling apart and there's no way we could make it through, this is the point where our dependencies on Allah become overwhelmed. Because He heard the most in our weakest condition.
After all, just trust in the beautiful plannings of Allah. Truly He knows best. Insya Allah.
Have faith...:)
@Ruang_Aksara