@nahwu_alajurrumiyyah
صيامُ يومِ عاشوراءَ يكفّرُ السَّنةَ الماضيةَ
“Puasa hari ’asyura (10 al-Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lalu.”
صيام - مبتدأ مرفوع بالابتداء وعلامة رفعه الضّمّة الظاهرة على آخره وهو مضاف
يوم - مضاف إليه مجرور بالمضاف وعلامة جره الكسرة الظاهرة على آخره وهو مضاف
عاشوراء - مضاف إليه مجرور وعلامة جره الفتحة نيابة عن الكسرةِ لأنّه اسْم لا ينصرف، علّته ألف التأنيث الممدودة في آخره
يكفّر - فعل مضارع مرفوع لتجرّده من النّاصب والجازم وعلامة رفعه الضّمّة الظاهرة على آخره، وفاعله ضمير مستتر فيه جواز تقديره (هو)
السّنة - مفعول به منصوب وعلامة نصبه الفتحة الظاهرة على آخره
الماضية - نعت على (السنة) نعت على منصوبٍ منصوبٌ مثله وعلامة نصبه الفتحة الظاهرة على آخره
والجملة الفعلية (يكفّر .... إلخ) في محلّ رفع خبر.
📝 al-Ājurrūmiyyah
📟 Channel Telegram: www.tg-me.com/nahwu_alajurrumiyyah
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
صيامُ يومِ عاشوراءَ يكفّرُ السَّنةَ الماضيةَ
“Puasa hari ’asyura (10 al-Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lalu.”
صيام - مبتدأ مرفوع بالابتداء وعلامة رفعه الضّمّة الظاهرة على آخره وهو مضاف
يوم - مضاف إليه مجرور بالمضاف وعلامة جره الكسرة الظاهرة على آخره وهو مضاف
عاشوراء - مضاف إليه مجرور وعلامة جره الفتحة نيابة عن الكسرةِ لأنّه اسْم لا ينصرف، علّته ألف التأنيث الممدودة في آخره
يكفّر - فعل مضارع مرفوع لتجرّده من النّاصب والجازم وعلامة رفعه الضّمّة الظاهرة على آخره، وفاعله ضمير مستتر فيه جواز تقديره (هو)
السّنة - مفعول به منصوب وعلامة نصبه الفتحة الظاهرة على آخره
الماضية - نعت على (السنة) نعت على منصوبٍ منصوبٌ مثله وعلامة نصبه الفتحة الظاهرة على آخره
والجملة الفعلية (يكفّر .... إلخ) في محلّ رفع خبر.
📝 al-Ājurrūmiyyah
📟 Channel Telegram: www.tg-me.com/nahwu_alajurrumiyyah
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
Forwarded from al-Ājurrūmiyyah
KAMU MASIH SUKA SELFI-SELFI?? HATI² LOH ADA ANCAMANNYA!
#selfi #foto_video #makhluk #bernyawa #manusia #hewan
www.tg-me.com/alfawaaidnet
www.tg-me.com/syababsalafycreative
#selfi #foto_video #makhluk #bernyawa #manusia #hewan
www.tg-me.com/alfawaaidnet
www.tg-me.com/syababsalafycreative
📚🖊💎 JIMAT DAN JAMPI-JAMPI
❗️Praktik perdukunan tidak bisa lepas dari jimat, mantra, dan jampi-jampi. Di masyarakat Arab jahiliah pun hal ini telah sedemikian dikenal.
▪️Jimat dikenal dengan istilah tamimah.
▪️Mantra dan jampi-jampi dikenal dengan nama ruqyah.
▪️Adapun pelet atau pengasihan dikenal dengan tiwalah.
📄 Tentu saja, jika kita berbicara tentang istilah, akan ada saja perbedaan sebutan antara satu daerah dan daerah lainnya. Namun, hakikat semuanya adalah sama, baik dinamai jimat, hizib, rajah, pelet, pengasihan, pelarisan, atau apa saja.
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/jimat-dan-jampi-jampi/
📲 https://www.tg-me.com/asysyariah/1376
❗️Praktik perdukunan tidak bisa lepas dari jimat, mantra, dan jampi-jampi. Di masyarakat Arab jahiliah pun hal ini telah sedemikian dikenal.
▪️Jimat dikenal dengan istilah tamimah.
▪️Mantra dan jampi-jampi dikenal dengan nama ruqyah.
▪️Adapun pelet atau pengasihan dikenal dengan tiwalah.
📄 Tentu saja, jika kita berbicara tentang istilah, akan ada saja perbedaan sebutan antara satu daerah dan daerah lainnya. Namun, hakikat semuanya adalah sama, baik dinamai jimat, hizib, rajah, pelet, pengasihan, pelarisan, atau apa saja.
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/jimat-dan-jampi-jampi/
📲 https://www.tg-me.com/asysyariah/1376
AsySyariah.com
Jimat dan Jampi-Jampi
Jimat dikenal dengan istilah tamimah. Mantra dan jampi-jampi dikenal dengan nama ruqyah. Adapun pelet atau pengasihan dikenal dengan tiwalah.
ما إعراب | عطشان | في الجملة الآتية – مررتُ بِرجل عطشان و جوعان
Anonymous Quiz
5%
اسم مجرور بـ(الباء) وعلامة جره الكسرة الظاهرة على آخره
11%
اسم مجرور بـ(الباء) وعلامة جره الفتحة نيابة عن الكسرةِ لأنّه اسم لاينصرف
10%
مفعول به منصوب وعلامة نصبه الفتحة الظاهرة على آخره
41%
نعت على (رجل) نعت على مجرورٍ مجرورٌ مثله وعلامة جرّه الفتحة الظاهرة
18%
نعت على (رجل) نعت على مجرورٍ مجرورٌ مثله وعلامة جرّه الكسرة الظاهرة
7%
نعت على (رجل) نعت على منصوبٍ منصوبٌ مثله وعلامة نصبه الفتحة الظاهرة
7%
Saya tidak mengerti, mau belajar lagi.
📚🖊💎 NASIHAT UNTUK PARA PEGAWAI BANK
🖊 Telah diuraikan secara panjang lebar tentang masalah mudharabah dan aplikasinya dalam dunia perbankan syariah.
📄 Kita sampai pada kesimpulan bahwa sistem mudharabah yang dipraktikkan di bank-bank syariah adalah riba.
💎 Berikut ini saya sajikan tulisan kepada para pegawai dan karyawan bank, sebagai nasihat dan peringatan. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan manfaat di dunia dan di akhirat.
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/nasihat-untuk-para-pegawai-bank/
📲 https://www.tg-me.com/asysyariah/1384
🖊 Telah diuraikan secara panjang lebar tentang masalah mudharabah dan aplikasinya dalam dunia perbankan syariah.
📄 Kita sampai pada kesimpulan bahwa sistem mudharabah yang dipraktikkan di bank-bank syariah adalah riba.
💎 Berikut ini saya sajikan tulisan kepada para pegawai dan karyawan bank, sebagai nasihat dan peringatan. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan manfaat di dunia dan di akhirat.
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/nasihat-untuk-para-pegawai-bank/
📲 https://www.tg-me.com/asysyariah/1384
@nahwu_alajurrumiyyah
Perhatikan kalimat berikut:
نهدم الأخوّة بمعاول الحقد، ونبنيها بسواعد المحبّة.
Yuk muroja'ah...
a. Ada berapa shigoh muntahal jumu' pada kalimat di atas? Sebutkan!
b. Sebutkan i'rab shigoh muntahal jumu' tersebut dan berikan alasannya!
c. Berilah harakat kalimat di atas, kemudian terjemahkan dan i'rablah dengan lengkap!
⚠️ PERHATIAN ❗️
- Jawaban bisa diisi / diposting di kolom komentar.
- Kolom komentar hanya digunakan untuk menjawab soal-soal latihan, bukan untuk ngobrol atau bercakap-cakap.
- Yang boleh mengisi di kolom komentar ini hanya kaum rijal (para laki-laki).
- Kaum nisaa (para wanita) tidak diperbolehkan kirim pesan di kolom komentar, jika kirim pesan maka akan dihapus, silahkan kalian pelajari dalam catatan buku sendiri.
- Jawaban langsung saja diposting di kolom komentar dan tidak perlu bergabung dulu di kolom diskusi atau grup.
- Jawaban yang sudah diposting di kolom komentar jangan diedit lagi, jika diedit maka akan nampak tandanya, biarkan jawaban seadanya.
- Berusahalah untuk mengisi jawaban menggunakan tulisan Arab, terutama jawaban di bagian i'rab. –Baarokallaahu fiikum–
- Point-point penilaian:
✓ Tulisan jelas dan tersusun rapih.
✓ I'rabnya lengkap, benar dan memakai harakat.
✓ Kejujuran, bukan hasil copy paste.
- Sebelum menjawab soal harap menuliskan alamat channnel al-Ajurrumiyyah di atas --> @nahwu_alajurrumiyyah
- Setiap jawaban yang benar, tepat, lengkap dan tersusun rapih –insyaAllah– akan diposting di channel al-Ajurrumiyyah ini.
- Jangan lupa, jawaban dikasih nama dan asal kota.
Perhatikan kalimat berikut:
نهدم الأخوّة بمعاول الحقد، ونبنيها بسواعد المحبّة.
Yuk muroja'ah...
a. Ada berapa shigoh muntahal jumu' pada kalimat di atas? Sebutkan!
b. Sebutkan i'rab shigoh muntahal jumu' tersebut dan berikan alasannya!
c. Berilah harakat kalimat di atas, kemudian terjemahkan dan i'rablah dengan lengkap!
⚠️ PERHATIAN ❗️
- Jawaban bisa diisi / diposting di kolom komentar.
- Kolom komentar hanya digunakan untuk menjawab soal-soal latihan, bukan untuk ngobrol atau bercakap-cakap.
- Yang boleh mengisi di kolom komentar ini hanya kaum rijal (para laki-laki).
- Kaum nisaa (para wanita) tidak diperbolehkan kirim pesan di kolom komentar, jika kirim pesan maka akan dihapus, silahkan kalian pelajari dalam catatan buku sendiri.
- Jawaban langsung saja diposting di kolom komentar dan tidak perlu bergabung dulu di kolom diskusi atau grup.
- Jawaban yang sudah diposting di kolom komentar jangan diedit lagi, jika diedit maka akan nampak tandanya, biarkan jawaban seadanya.
- Berusahalah untuk mengisi jawaban menggunakan tulisan Arab, terutama jawaban di bagian i'rab. –Baarokallaahu fiikum–
- Point-point penilaian:
✓ Tulisan jelas dan tersusun rapih.
✓ I'rabnya lengkap, benar dan memakai harakat.
✓ Kejujuran, bukan hasil copy paste.
- Sebelum menjawab soal harap menuliskan alamat channnel al-Ajurrumiyyah di atas --> @nahwu_alajurrumiyyah
- Setiap jawaban yang benar, tepat, lengkap dan tersusun rapih –insyaAllah– akan diposting di channel al-Ajurrumiyyah ini.
- Jangan lupa, jawaban dikasih nama dan asal kota.
WANITA ITU AURAT
#wanita #aurat
“Jagalah diri-diri kalian wahai kaum nisaa (para wanita), jangan meremehkan walaupun kalian hanya chatting di media sosial.”
www.tg-me.com/salafyngapak
www.tg-me.com/fadhlulislam
www.tg-me.com/hijrahdesign
www.tg-me.com/nasehatambon
www.tg-me.com/syababsalafycreative
#wanita #aurat
“Jagalah diri-diri kalian wahai kaum nisaa (para wanita), jangan meremehkan walaupun kalian hanya chatting di media sosial.”
www.tg-me.com/salafyngapak
www.tg-me.com/fadhlulislam
www.tg-me.com/hijrahdesign
www.tg-me.com/nasehatambon
www.tg-me.com/syababsalafycreative
(3) TANDA-TANDA ISIM
Sumber: “E-Book Penjelasan Ringkas Kitab Al-Ajurrumiyyah”
📝 al-Ājurrūmiyyah
📟 Channel Telegram: www.tg-me.com/nahwu_alajurrumiyyah
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
Sumber: “E-Book Penjelasan Ringkas Kitab Al-Ajurrumiyyah”
📝 al-Ājurrūmiyyah
📟 Channel Telegram: www.tg-me.com/nahwu_alajurrumiyyah
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
📚 BAHAYA MENDATANGI DUKUN & SEJENISNYA
💡Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
“Barang siapa mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu membenarkan perkataannya, berarti dia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya no. 9541)
📝 Ibnu Atsir rahimahullah menjelaskan,
“Yang dimaksud dengan tukang ramal adalah ahli nujum atau orang yang mengaku mengetahui ilmu gaib, padahal hanya Allah subhanahu wa ta’ala yang mengetahui persoalan gaib. Tukang ramal itu masuk dalam kategori dukun.”
💡Dalam kitab Shahih-nya, Imam Muslim rahimahullah mengutip hadits dari Nafi, dari Shafiyyah, dari beberapa istri Nabi, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةًٍ
“Siapa yang mendatangi arraf (tukang ramal) lalu menanyakan sesuatu kepadanya, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh malam.”
📝 Imam an-Nawawi rahimahullah menjelaskan,
“Yang dimaksud dengan tidak diterima shalatnya adalah bahwa shalat yang dilakukannya itu tidak diberi pahala, sekalipun shalat yang dilakukannya sudah tentu tetap bisa menggugurkan kewajibannya sehingga tidak perlu diulang kembali. Para ulama bersepakat bahwa hal itu tidak berarti menuntut orang yang mendatangi tukang ramal untuk mengulangi shalatnya selama empat puluh hari. Wallahu a‘lam.” (Syarh Shahih Muslim, 7/336)
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/sensasi-dukun-dan-perdukunan/
📲 https://www.tg-me.com/asysyariah/730
💡Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
“Barang siapa mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu membenarkan perkataannya, berarti dia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya no. 9541)
📝 Ibnu Atsir rahimahullah menjelaskan,
“Yang dimaksud dengan tukang ramal adalah ahli nujum atau orang yang mengaku mengetahui ilmu gaib, padahal hanya Allah subhanahu wa ta’ala yang mengetahui persoalan gaib. Tukang ramal itu masuk dalam kategori dukun.”
💡Dalam kitab Shahih-nya, Imam Muslim rahimahullah mengutip hadits dari Nafi, dari Shafiyyah, dari beberapa istri Nabi, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ لَيْلَةًٍ
“Siapa yang mendatangi arraf (tukang ramal) lalu menanyakan sesuatu kepadanya, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh malam.”
📝 Imam an-Nawawi rahimahullah menjelaskan,
“Yang dimaksud dengan tidak diterima shalatnya adalah bahwa shalat yang dilakukannya itu tidak diberi pahala, sekalipun shalat yang dilakukannya sudah tentu tetap bisa menggugurkan kewajibannya sehingga tidak perlu diulang kembali. Para ulama bersepakat bahwa hal itu tidak berarti menuntut orang yang mendatangi tukang ramal untuk mengulangi shalatnya selama empat puluh hari. Wallahu a‘lam.” (Syarh Shahih Muslim, 7/336)
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/sensasi-dukun-dan-perdukunan/
📲 https://www.tg-me.com/asysyariah/730
@nahwu_alajurrumiyyah
Perhatikan kalimat berikut:
نهدم الأخوّة بمعاول الحقد ، ونبنيها بسواعد المحبّة.
Yuk muroja'ah...
a. Ada berapa shigoh muntahal jumu' pada kalimat di atas? Sebutkan!
Ada 2 shighoh muntahal jumu', yakni:
- معاول
- سواعد
b. Sebutkan i'rab shigoh muntahal jumu' tersebut dan berikan alasannya!
Ma'aawilu (معاول) dan sawaa'idu (سواعد) keduanya adalah isim majrur karena kemasukan huruf jar ba' (الباء), dan tanda jar-nya (الكسرة الظاهرة) kasroh dzhohiroh (kasroh yang tampak) pada akhirnya.
Pertanyaan:
Bukankah shighoh muntahal jumu' itu termasuk isim ghoiru munshorif, yang terhalang dari tanwin dan tidak bisa dikasroh ketika majrur?
Benar, shighoh muntahal jumu' adalah bentuk jamak terakhir dari isim, wazannya yakni (مفاعل), terhalang dari tanwin dan tidak bisa dikasroh ketika majrur. Tapi, kenapa pada kalimat di atas bisa dikasroh?
Alasannya:
Karena ma'aawilu (معاول) dan sawaa'idu (سواعد) sebagai (مضاف) yakni disandarkan kepada kata yang lainnya, al-hiqd (الحقد) dan al-mahabbah (المحبّة).
Jadi, isim ghoiru munshorif akan kembali munshorif (bisa dikasroh ketika majrur) jika:
- Kata tersebut ber-alif lam (ال), atau
- Kata tersebut di-idhofahkan (disandarkan) kepada kata yang lainnya.
c. Berilah harakat kalimat di atas, kemudian terjemahkan dan i'rablah dengan lengkap!
نَهْدِمُ الْأُخُوَّةَ بِمَعَاوِلِ الْحِقْدِ ، وَنَبْنِيْهَا بِسَوَاعِدِ الْمَحَبَّةِ
“Kita menghancurkan persaudaraan dengan cangkul-cangkul kedengkian, dan kita membangunnya dengan lengan-lengan kecintaan.”
نهدم - فِعْلٌ مُضَارِعٌ مَرْفُوْعٌ لِتَجَرُّدِهِ مِنَ النَّاصِبِ وَالْجَازِمِ وَعَلَامَةُ رَفْعِهِ الضَّمَّةُ الظَّاهِرَةُ عَلَى آخِرِهِ ، وَفَاعِلُهُ ضَمِيْرٌ مُسْتَتِرٌ فِيْهِ وُجُوْبًا تَقْدِيْرُهُ (نَحْنُ)
الأخوّة - مَفْعُوْلٌ بِهِ مَنْصُوْبٌ وَعَلَامَةُ نَصْبِهِ الْفَتْحَةُ الظَّاهِرَةُ عَلَى آخِرِهِ
بمعاول - جَارٌّ وَمَجْرُوْرٌ مُتَعَلِّقَانِ بِـ(نهدم)
الباء (ب) - حَرْفُ جَرٍّ مَبْنِيٌّ عَلَى الْكَسْرِ لَامَحَلَّ لَهُ مِنَ الْإِعْرَابِ
معاول - اسْمٌ مَجْرُوْرٌ بِـ(الْبَاءِ) وَعَلَامَةُ جَرِّهِ الْكَسْرَةُ الظَّاهِرَةُ عَلَى آخِرِهِ وَهُوَ مُضَافٌ
الحقد - مُضَافٌ إِلَيْهِ مَجْرُوْرٌ بِـ(الْمُضَافِ) وَعَلَامَةُ جَرِّهِ الْكَسْرَةُ الظَّاهِرَةُ عَلَى آخِرِهِ
الواو (و) - حَرْفُ عَطْفٍ مَبْنِيٌّ عَلَى الْفَتْحِ لَامَحَلَّ لَهُ مِنَ الْإِعْرَابِ
نبنيها - فِعْلٌ مُضَارِعٌ مَعْطُوْفٌ عَلَى (نهدم) مَعْطُوْفٌ عَلَى مَرْفُوْعٍ مَرْفُوْعٌ مِثْلُهُ وَعَلَامَةُ رَفْعِهِ الضَّمَّةُ الْمُقَدَّرَةُ عَلَى الْيَاءِ مَنَعَ مِنْ ظُهُوْرِهَا الثِّقَلُ ، وَفَاعِلُهُ ضَمِيْرٌ مُسْتَتِرٌ فِيْهِ وُجُوْبًا تَقْدِيْرُهُ (نَحْنُ)، والها - ضَمِيْرٌ مُتَّصِلٌ مَبْنِيٌّ عَلَى السُّكُوْنِ فِي مَحَلِّ نَصْبٍ مَفْعُوْلٌ بِهِ
بسواعد - جَارٌّ وَمَجْرُوْرٌ مُتَعَلِّقَانِ بِـ(الفِعْلِ قَبْلَهُ)
سواعد - اسْمٌ مَجْرُوْرٌ بِـ(الْبَاءِ) وَعَلَامَةُ جَرِّهِ الْكَسْرَةُ الظَّاهِرَةُ عَلَى آخِرِهِ وَهُوَ مُضَافٌ
المحبّة - مُضَافٌ إِلَيْهِ مَجْرُوْرٌ بِـ(الْمُضَافِ) وَعَلَامَةُ جَرِّهِ الْكَسْرَةُ الظَّاهِرَةُ عَلَى آخِرِهِ.
📝 al-Ājurrūmiyyah
📟 Channel Telegram: www.tg-me.com/nahwu_alajurrumiyyah
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
Perhatikan kalimat berikut:
نهدم الأخوّة بمعاول الحقد ، ونبنيها بسواعد المحبّة.
Yuk muroja'ah...
a. Ada berapa shigoh muntahal jumu' pada kalimat di atas? Sebutkan!
Ada 2 shighoh muntahal jumu', yakni:
- معاول
- سواعد
b. Sebutkan i'rab shigoh muntahal jumu' tersebut dan berikan alasannya!
Ma'aawilu (معاول) dan sawaa'idu (سواعد) keduanya adalah isim majrur karena kemasukan huruf jar ba' (الباء), dan tanda jar-nya (الكسرة الظاهرة) kasroh dzhohiroh (kasroh yang tampak) pada akhirnya.
Pertanyaan:
Bukankah shighoh muntahal jumu' itu termasuk isim ghoiru munshorif, yang terhalang dari tanwin dan tidak bisa dikasroh ketika majrur?
Benar, shighoh muntahal jumu' adalah bentuk jamak terakhir dari isim, wazannya yakni (مفاعل), terhalang dari tanwin dan tidak bisa dikasroh ketika majrur. Tapi, kenapa pada kalimat di atas bisa dikasroh?
Alasannya:
Karena ma'aawilu (معاول) dan sawaa'idu (سواعد) sebagai (مضاف) yakni disandarkan kepada kata yang lainnya, al-hiqd (الحقد) dan al-mahabbah (المحبّة).
Jadi, isim ghoiru munshorif akan kembali munshorif (bisa dikasroh ketika majrur) jika:
- Kata tersebut ber-alif lam (ال), atau
- Kata tersebut di-idhofahkan (disandarkan) kepada kata yang lainnya.
c. Berilah harakat kalimat di atas, kemudian terjemahkan dan i'rablah dengan lengkap!
نَهْدِمُ الْأُخُوَّةَ بِمَعَاوِلِ الْحِقْدِ ، وَنَبْنِيْهَا بِسَوَاعِدِ الْمَحَبَّةِ
“Kita menghancurkan persaudaraan dengan cangkul-cangkul kedengkian, dan kita membangunnya dengan lengan-lengan kecintaan.”
نهدم - فِعْلٌ مُضَارِعٌ مَرْفُوْعٌ لِتَجَرُّدِهِ مِنَ النَّاصِبِ وَالْجَازِمِ وَعَلَامَةُ رَفْعِهِ الضَّمَّةُ الظَّاهِرَةُ عَلَى آخِرِهِ ، وَفَاعِلُهُ ضَمِيْرٌ مُسْتَتِرٌ فِيْهِ وُجُوْبًا تَقْدِيْرُهُ (نَحْنُ)
الأخوّة - مَفْعُوْلٌ بِهِ مَنْصُوْبٌ وَعَلَامَةُ نَصْبِهِ الْفَتْحَةُ الظَّاهِرَةُ عَلَى آخِرِهِ
بمعاول - جَارٌّ وَمَجْرُوْرٌ مُتَعَلِّقَانِ بِـ(نهدم)
الباء (ب) - حَرْفُ جَرٍّ مَبْنِيٌّ عَلَى الْكَسْرِ لَامَحَلَّ لَهُ مِنَ الْإِعْرَابِ
معاول - اسْمٌ مَجْرُوْرٌ بِـ(الْبَاءِ) وَعَلَامَةُ جَرِّهِ الْكَسْرَةُ الظَّاهِرَةُ عَلَى آخِرِهِ وَهُوَ مُضَافٌ
الحقد - مُضَافٌ إِلَيْهِ مَجْرُوْرٌ بِـ(الْمُضَافِ) وَعَلَامَةُ جَرِّهِ الْكَسْرَةُ الظَّاهِرَةُ عَلَى آخِرِهِ
الواو (و) - حَرْفُ عَطْفٍ مَبْنِيٌّ عَلَى الْفَتْحِ لَامَحَلَّ لَهُ مِنَ الْإِعْرَابِ
نبنيها - فِعْلٌ مُضَارِعٌ مَعْطُوْفٌ عَلَى (نهدم) مَعْطُوْفٌ عَلَى مَرْفُوْعٍ مَرْفُوْعٌ مِثْلُهُ وَعَلَامَةُ رَفْعِهِ الضَّمَّةُ الْمُقَدَّرَةُ عَلَى الْيَاءِ مَنَعَ مِنْ ظُهُوْرِهَا الثِّقَلُ ، وَفَاعِلُهُ ضَمِيْرٌ مُسْتَتِرٌ فِيْهِ وُجُوْبًا تَقْدِيْرُهُ (نَحْنُ)، والها - ضَمِيْرٌ مُتَّصِلٌ مَبْنِيٌّ عَلَى السُّكُوْنِ فِي مَحَلِّ نَصْبٍ مَفْعُوْلٌ بِهِ
بسواعد - جَارٌّ وَمَجْرُوْرٌ مُتَعَلِّقَانِ بِـ(الفِعْلِ قَبْلَهُ)
سواعد - اسْمٌ مَجْرُوْرٌ بِـ(الْبَاءِ) وَعَلَامَةُ جَرِّهِ الْكَسْرَةُ الظَّاهِرَةُ عَلَى آخِرِهِ وَهُوَ مُضَافٌ
المحبّة - مُضَافٌ إِلَيْهِ مَجْرُوْرٌ بِـ(الْمُضَافِ) وَعَلَامَةُ جَرِّهِ الْكَسْرَةُ الظَّاهِرَةُ عَلَى آخِرِهِ.
📝 al-Ājurrūmiyyah
📟 Channel Telegram: www.tg-me.com/nahwu_alajurrumiyyah
▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️
📚 MERAMAL NASIB DENGAN GERAKAN BINTANG HUKUMNYA HARAM
▪️Meramal nasib dengan gerakan-gerakan bintang dan bentuknya masuk dalam definisi dengan ilmu ta’tsir, yaitu keyakinan bahwa bintang-bintang memberi pengaruh di alam ini. Ilmu ini haram hukumnya.
▪️Ilmu ta’tsir terbagi tiga macam, sebagiannya lebih haram daripada yang lainnya.
1️⃣ Meyakini bahwa bintang-bintang itulah yang menjadikan peristiwa-peristiwa di alam ini, baik berupa kebaikan ataupun kejelekan, sakit ataupun sehat, paceklik ataupun panen raya, dan selainnya.
Sumber kejadian di alam ini adalah gerakan-gerakan dan bentuk-bentuk bintang. Keyakinan kaum Shabi’ah ini merupakan penentangan kepada Sang Pencipta azza wa jalla karena menganggap adanya pencipta selain Dia. Selain itu, keyakinan ini merupakan kekufuran yang nyata berdasarkan kesepakatan kaum muslimin.
2️⃣ Seseorang tidak meyakini bahwa bintang-bintang itu yang menjadikan peristiwa di alam ini. Akan tetapi, menurutnya bintang-bintang itu menjadi sebab yang memberi pengaruh. Adapun yang menciptakan adalah Allah ‘azza wa jalla.
Keyakinan ini pun batil. Sebab, Allah subhanahu wa ta’ala tidak pernah menjadikan bintang-bintang itu sebagai sebab. Bintang tersebut juga tidak ada hubungannya dengan kejadian yang berlangsung di alam ini.
3️⃣ Menjadikan bintang-bintang sebagai petunjuk atas kejadian yang akan datang.
Ini merupakan bentuk pengakuan ilmu gaib, masuk dalam kategori perdukunan dan sihir. Hukumnya kafir menurut kesepakatan kaum muslimin. (al-Qaulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid, karya Syaikh Muhammad Shalih al-Utsaimin rahimahullah, 2/5—6)
❗️Ketiga macam ilmu ta’tsir di atas batil, kata Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah.
❌ Namun, sayangnya perkara batil ini disebarkan di kolom khusus beberapa majalah yang tidak berpegang dengan ajaran Islam. Disebutkan bahwa pada bintang A akan diperoleh ini dan itu bagi siapa yang melangsungkan pernikahan, atau siapa yang berjual beli akan beroleh laba. Sementara itu, bintang B nahas/sial. Semua ini temasuk keyakinan jahiliah. (I’anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid, Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah, 2/25)
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/jangan-percaya-ramalan-bintang/
📲 https://www.tg-me.com/asysyariah/925
▪️Meramal nasib dengan gerakan-gerakan bintang dan bentuknya masuk dalam definisi dengan ilmu ta’tsir, yaitu keyakinan bahwa bintang-bintang memberi pengaruh di alam ini. Ilmu ini haram hukumnya.
▪️Ilmu ta’tsir terbagi tiga macam, sebagiannya lebih haram daripada yang lainnya.
1️⃣ Meyakini bahwa bintang-bintang itulah yang menjadikan peristiwa-peristiwa di alam ini, baik berupa kebaikan ataupun kejelekan, sakit ataupun sehat, paceklik ataupun panen raya, dan selainnya.
Sumber kejadian di alam ini adalah gerakan-gerakan dan bentuk-bentuk bintang. Keyakinan kaum Shabi’ah ini merupakan penentangan kepada Sang Pencipta azza wa jalla karena menganggap adanya pencipta selain Dia. Selain itu, keyakinan ini merupakan kekufuran yang nyata berdasarkan kesepakatan kaum muslimin.
2️⃣ Seseorang tidak meyakini bahwa bintang-bintang itu yang menjadikan peristiwa di alam ini. Akan tetapi, menurutnya bintang-bintang itu menjadi sebab yang memberi pengaruh. Adapun yang menciptakan adalah Allah ‘azza wa jalla.
Keyakinan ini pun batil. Sebab, Allah subhanahu wa ta’ala tidak pernah menjadikan bintang-bintang itu sebagai sebab. Bintang tersebut juga tidak ada hubungannya dengan kejadian yang berlangsung di alam ini.
3️⃣ Menjadikan bintang-bintang sebagai petunjuk atas kejadian yang akan datang.
Ini merupakan bentuk pengakuan ilmu gaib, masuk dalam kategori perdukunan dan sihir. Hukumnya kafir menurut kesepakatan kaum muslimin. (al-Qaulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid, karya Syaikh Muhammad Shalih al-Utsaimin rahimahullah, 2/5—6)
❗️Ketiga macam ilmu ta’tsir di atas batil, kata Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah.
❌ Namun, sayangnya perkara batil ini disebarkan di kolom khusus beberapa majalah yang tidak berpegang dengan ajaran Islam. Disebutkan bahwa pada bintang A akan diperoleh ini dan itu bagi siapa yang melangsungkan pernikahan, atau siapa yang berjual beli akan beroleh laba. Sementara itu, bintang B nahas/sial. Semua ini temasuk keyakinan jahiliah. (I’anatul Mustafid bi Syarhi Kitabit Tauhid, Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah, 2/25)
🖥 Simak selengkapnya:
🌏 https://asysyariah.com/jangan-percaya-ramalan-bintang/
📲 https://www.tg-me.com/asysyariah/925
AsySyariah.com
Jangan Percaya Ramalan Bintang
Horoskop atau ramalan nasib seseorang dengan melihat bintang kelahirannya, termasuk kolom yang laris manis di media massa.