Telegram Web Link
JIWA TARBAWI 834


Kembalikanlah dirimu kepadaNYA demi masa depanmu di akhirat nanti.

⁃ Back to the FUTURE.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ‎﴿الحشر: ١٨﴾‏

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (18)

(Al Hasyr: 18)

Kembalikanlah dirimu kepada NYA.

إِنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ الرُّجْعَىٰ ‎﴿‎﴿العلق: ٨﴾‏

Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu). (8)

(Al ‘Alaq: 8)

ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ عَمِلُوا السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابُوا مِن بَعْدِ ذَٰلِكَ وَأَصْلَحُوا إِنَّ رَبَّكَ مِن بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ‎﴿النحل: ١١٩﴾‏

Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (119)

(An Nahl: 119)


إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَـٰئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا ‎﴿النساء: ١٤٦﴾‏

Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. (146)

(An Nisa’: 146)

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ ‎﴿٤٥﴾‏ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ‎﴿٤٦﴾‏ ﴿البقرة: ٤٥-٤٦﴾‏

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (45) (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (46)

(Al Baqarah: 45-46)

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ‎﴿١٥٥﴾‏ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ‎﴿١٥٦﴾‏ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ‎﴿البقرة: ١٥٥-١٥٦﴾‏

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (155) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". (156)

(Al Baqarah: 155-156)

إِنَّ الَّذِينَ هُم مِّنْ خَشْيَةِ رَبِّهِم مُّشْفِقُونَ ‎﴿٥٧﴾‏ وَالَّذِينَ هُم بِآيَاتِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ ‎﴿٥٨﴾‏ وَالَّذِينَ هُم بِرَبِّهِمْ لَا يُشْرِكُونَ ‎﴿٥٩﴾‏ وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَىٰ رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ ‎﴿٦٠﴾‏ أُولَٰئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ ‎﴿٦١﴾‏
﴿المؤمنون: ٥٧-٦١﴾

Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, (57) Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, (58) Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun), (59) Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, (60) mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. (61)

(Al Mukminun: 57-61)


فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ ۖ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ

“Barangsiapa Allâh kehendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia akan melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) islam.
Dan barangsiapa yang dikehendaki kesesatannya, niscaya Allâh menjadikan dadanya sesak lagi sempit seolah-olah ia sedang mendaki kelangit.”
[Al-An’aam/6:125].

وسئل النبي صلى الله عليه وسلم عن هذه الآية : ( فمن يرد الله أن يهديه يشرح صدره للإسلام ) وقالوا : كيف يشرح صدره يا رسول الله؟ قال : " نور يقذف فيه ، فينشرح له وينفسح " قالوا : فهل لذلك من أمارة يعرف بها؟ قال : " الإنابة إلى دار الخلود ، والتجافي عن دار الغرور ، والاستعداد للموت قبل لقاء الموت

Nabi ‎ ditanya tentang ayat ini:

فَمَن يُرِدِ اللَّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ ‎﴿الأنعام: ١٢٥﴾‏

Maka sesiapa yang Allah kehendaki untuk memberi hidayah petunjuk kepadanya nescaya Ia melapangkan dadanya (membuka hatinya) untuk menerima Islam;

(Al An’am: 125)

Para sahabat bertanya : Bagaimanakah dilapangkan dadanya wahai Rasulullah? Nabi ‎ bersabda: “Cahaya yang yang dicampakkan di dalamnya, maka ianya melapangkan dan memperluaskan jiwanya”. Para sahabat bertanya lagi: "'Adakah tanda-tanda yang boleh dikenali dengannya". Nabi ‎ menjawab : " Kembali kepada negara yang kenal abadi, Menjauhi daripada negara yang menipu dan bersiap sedia untuk mati sebelum datang pertemuan mati itu".

( HR Ibn Abi Syaibah )



فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ‎﴿٣٠﴾‏ ۞ مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ ‎﴿٣١﴾ ‎﴿الروم: ٣٠-٣١﴾‏

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (30) dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, (31)

(Ar Rum:30-31)





ABi
JIWA TARBAWI 835


Kebanyakan manusia sering tidak sedar keangkuhan yang ada dalam dirinya. Hati jadi angkuh dan sombong bila ia tidak merasakan talian kesyukuran kepada Allah ta’ala bila menerima nikmat. Walau pun ketika susah, hatinya merintih dan memohon pertolonganNya.

فَإِذَا مَسَّ الْإِنسَانَ ضُرٌّ دَعَانَا ثُمَّ إِذَا خَوَّلْنَاهُ نِعْمَةً مِّنَّا قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ بَلْ هِيَ فِتْنَةٌ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ‎﴿الزمر: ٤٩﴾‏

Maka apabila manusia disentuh oleh sesuatu bahaya, ia segera berdoa kepada Kami; kemudian apabila Kami memberikannya sesuatu nikmat (sebagai kurnia) dari Kami, berkatalah ia (dengan sombongnya): "Aku diberikan nikmat ini hanyalah disebabkan pengetahuan dan kepandaian yang ada padaku". (Tidaklah benar apa yang dikatakannya itu) bahkan pemberian nikmat yang tersebut adalah ujian (adakah ia bersyukur atau sebaliknya), akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (hakikat itu). (49)

(Az Zumar: 49)

Oleh itulah, terlalu sedikit manusia yang bersyukur.

وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ ‎﴿سبإ: ١٣﴾‏

Dan sememangnya sedikit sekali di antara hamba-hambaKu yang bersyukur. (13)

(Saba’: 13)

Sikap itulah yang dimilikki oleh Qarun. Dirakam di dalam Al Quran, untuk menjadi pengajaran kepada manusia di sepanjang zaman.

قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِي ‎﴿القصص: ٧٨﴾‏

Qarun menjawab (dengan sombongnya): "Aku diberikan harta kekayaan ini hanyalah disebabkan pengetahuan dan kepandaian yang ada padaku".

((Al Qasas: 78)

Manusia sering menjadi sombong angkuh dan bongkak bila merasa ia memilikki sesuatu yang mulia samaada ilmu, amal ibadah, harta kekayaan, kuasa dan kedudukan, bahkan juga keturunan.

Sebenarnya itulah yang diwariskan oleh Iblis kepada anak cucu Adam, sebagai melampiaskan kedengkian, kebencian dan permusuhan berterusan terhadap manusia.

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ ‎﴿الأعراف: ١٢﴾‏

Allah berfirman: "Apakah penghalangnya yang menyekatmu daripada sujud ketika Aku perintahmu?" Iblis menjawab: "Aku lebih baik daripada Adam, Engkau (wahai Tuhan) jadikan daku dari api sedang dia Engkau jadikan dari tanah." (12)

(Al A’raaf: 12)

Iblis hanya mahukan seberapa ramai manusia masuk ke neraka bersamanya.

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ ‎﴿فاطر: ٦﴾‏

Sesungguhnya Syaitan adalah musuh bagi kamu, maka jadikanlah dia musuh (yang mesti dijauhi tipu dayanya); sebenarnya dia hanyalah mengajak golongannya supaya menjadi dari penduduk neraka. (6)

(Fathir: 6)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ
‎﴿النور: ٢١﴾‏

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menurut jejak langkah Syaitan; dan sesiapa yang menurut jejak langkah Syaitan, maka sesungguhnya Syaitan itu sentiasa menyuruh (pengikut-pengikutnya) melakukan perkara yang keji dan perbuatan yang mungkar

(An Nur: 21)

Justeru, berhati-hatilah dengan hatimu sendiri. Jangan sampai ada walaupun sezarah pun sifat takabbur.

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

Tidak akan masuk syurga orang yang dalam hatinya ada sebesar zarah perasaan sombong.

(HR Muslim , 51)




ABi
JIWA TARBAWI 836


Manusia selaku HAMBA, fitrahnya tidak akan tenang dan puas jika ianya tidak dikembalikan kepada tujuan penciptaannya sebagai HAMBA.


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ‎﴿الذاريات: ٥٦﴾‏

Dan (ingatlah) Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk mereka menyembah dan beribadat kepadaKu. (56)

(Az Zaariyat: 56)

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَىٰ شَهِدْنَا أَن تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَـٰذَا غَافِلِينَ ‎﴿الأعراف: ١٧٢﴾

Dan (ingatlah wahai Muhammad) ketika Tuhanmu mengeluarkan zuriat anak-anak Adam (turun-temurun) dari (tulang) belakang mereka, dan Ia jadikan mereka saksi terhadap diri mereka sendiri, (sambil Ia bertanya dengan firmanNya): "Bukankah Aku tuhan kamu?" Mereka semua menjawab: "Benar (Engkaulah Tuhan kami), kami menjadi saksi". Yang demikian supaya kamu tidak berkata pada hari kiamat kelak: "Sesungguhnya kami adalah lalai (tidak diberi peringatan) tentang (hakikat tauhid) ini". (172)

(Al A’raaf: 172)

Lalu, apabila keseluruhan hidupnya dijadikan jalan ibadah pengabdian TUHANnya, jiwanya tenang dan ia akan dijemput kembali oleh Tuhannya ke syurgaNya, dalam keadaan redha dan diredhai.

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ‎﴿٢٧﴾‏ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ‎﴿٢٨﴾‏ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ‎﴿٢٩﴾‏ وَادْخُلِي جَنَّتِي ‎﴿٣٠﴾‏
‏ ‎﴿الفجر: ٢٧ -٣٠﴾‏

Hai jiwa yang tenang. (27) Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. (28) Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, (29) masuklah ke dalam surga-Ku. (30)

(Al Fajr : 27-30)

Manusia sekeliannya wajib diseru kepada fitrahnya ini. Ianya menjadi asas dalam diri manusia untuk pasrah tunduk dan patuh kepada keseluruhan ajaran Allah ta’ala.

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ‎﴿الروم: ٣٠﴾‏

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (30)

(Ar Rum: 30)

Justeru, kembalikanlah fitrahmu kepadaNya.



ABi
JIWA TARBAWI 837

Apabila nikmat agama sudah dapat dikecapi, jagailah dan peliharanya dengan sepenuh hati.

Percayalah bahawa Allah ta’ala akan mendatangkan segala kebaikan dunia mahu pun akhirat apabila Ia membukakan pintu dan jalan kefahaman agama dalam diri seseorang.

مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

Barangsiapa yang dikehendakki oleh Allah ta’ala kebaikan pada dirinya, Dia akan memahamkannya dalam agama

( HR Bukhari dan Muslim )

Percayalah bahawa Allah ta’ala memilih hanya orang yang dikasihi untuk diberikan nikmat beragama.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَسَمَ بَيْنَكُمْ أَخْلَاقَكُمْ كَمَا قَسَمَ بَيْنَكُمْ أَرْزَاقَكُمْ وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ وَمَنْ لَا يُحِبُّ وَلَا يُعْطِي الدِّينَ إِلَّا لِمَنْ أَحَبَّ فَمَنْ أَعْطَاهُ اللَّهُ الدِّينَ فَقَدْ أَحَبَّهُ

Dari Abdullah bin Mas'ud ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya Allah membahagikan akhlak di antara kamu sebagaimana Dia membahagikan rezeki di antara kamu. Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla memberikan dunia kepada siapa yang Dia cintai mahupun pada siapa yang tidak dicintaiNya, sedangkan Dia memberikan agama hanya kepada yang Dia cintai. Barang siapa yang diberi agama oleh Allah, maka Dia telah mencintainya.

(HR Ahmad, 3490)


Justeru, mohonlah dan bersungguhlah memohon ketetapan hatimu di atas jalan agama kerana begitu banyak musuh berada di sekelilingmu yang berusaha menjauhkanmu dari agamamu.

المؤمن بين خمس شدائد مؤمن يحسده ومنافق يبغضه وكافر يقاتله ونفس تنازعه وشيطان يضله)
(أخرجه أبو بكر بن لال في مكارم الأخلاق من حديث أنس).

Daripada Anas bin Malik ra: Rasulullah ‎ bersabda :“Orang mukmin itu berhadapan dengan lima jenis kesusahan iaitu mukmin lain yang hasad terhadapnya, orang munafik yang membenci akannya, orang kafir yang memeranginya, nafsu diri yang mengelincirkannya dan syaitan yang menyesatkan”

(Diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Lal dalam Makarim al-Akhlak dari Hadith Anas)




ABi
JIWA TARBAWI 838


Apabila hidayah beragama bertunas di hati,

Bukannya kesenangan dunia yang diminta,

Bukannya kerana mahukan harta dan kemewahan hidup,

Bukannya kedudukan dan ketinggian darjat dunia yang didambakan,

Bukannya pujian melangit dari manusia yang diminta,

Namun, yang perlu diminta, dimahukan dan didambakan ialah bahawa kesenangan, harta, kemewahan, kedudukan, pangkat dan pujian dapat dilepaskan dari mengikat hati, jiwa dan perasaan.

KeranaiItulah yang akan melahirkan kebebasan jiwa seorang HAMBA untuk dia kembali kepada ALLAH, Tuhannya.

Dan untuk dia bersedia kembali kepada Penciptanya di akhirat nanti.

فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا ‎﴿الكهف: ١١٠﴾‏

Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (110)

(Al Kahfi: 110)

Itulah kebahagiaan hakiki.




ABi
JIWA TARBAWI 839


Manusia

Ada yang mendekatkan dirimu kepada Allah ta’ala.

Rasulullah ‎ bersabda :

خياركم من ذكركم بالله رؤيته وزاد في علمكم منطقه ورغبكم في الآخرة عمله

أخرجه الحكيم الترمذي

" Sebaik-baik antara kamu ialah seorang yang mengingatkan kamu kepada Allah bila memandangnya, dan menambah amalan kamu oleh percakapannya, dan amalannya mencenderungkan kamu kepada akhirat."

(HR Hakim)


Ada juga yang jadi fitnah ujian.

وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ ‎﴿الأنفال: ٢٨﴾‏

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (28)

(Al Anfal, 28)

Ada juga yang jadi musuh kepadamu.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِن تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ ‎﴿التغابن: ١٤﴾‏

Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (14)

(At Taghabun: 14)

Isteri dan anak menjadi musuh apabila mereka menghalang dari mentaati Allah ta’ala.

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا ‎﴿الأحزاب: ٥٨﴾‏

Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (58)

(Al Ahzab: 58)

Akan ada juga musuh yang sentiasa menyakiti hidup dengan kata-kata ucapan dan perbuatan mereka.

المؤمن بين خمس شدائد مؤمن يحسده ومنافق يبغضه وكافر يقاتله ونفس تنازعه وشيطان يضله)
(أخرجه أبو بكر بن لال في مكارم الأخلاق من حديث أنس).

Daripada Anas bin Malik ra: Rasulullah ‎ bersabda :“Orang mukmin itu berhadapan dengan lima jenis kesusahan iaitu mukmin lain yang hasad terhadapnya, orang munafik yang membenci akannya, orang kafir yang memeranginya, nafsu diri yang mengelincirkannya dan syaitan yang menyesatkan”

(Diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Lal dalam Makarim al-Akhlak dari Hadith Anas)

Penguasaan dan keterikatan hidup kepada tuntutan dan kehendak manusia sering menyesakkan dada.

Justeru, belajarlah beruzlah dengan mengasingkan hati dan perasaanmu dari manusia dan didiklah jiwamu agar ‘bersendirian’ dengan Allah, Tuhanmu tempat untuk engkau mengadu.


وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ ‎﴿غافر: ٤٤﴾‏

Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya". (44)

(Ghafir: 44)





ABi
JIWA TARBAWI 840



Kerinduan kepada syurga bila tiada lagi permusuhan dalam hati ahlinya. Ketika dicabut ahli syurga dari hati mereka segala perasaan kedengkian dan dendam kesumat.

Subhanallah.

وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ تَجْرِي مِن تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ ۖ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّـهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَـٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّـهُ ۖلَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ ۖ وَنُودُوا أَن تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٤٣﴾

Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran". Dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan".

(Al A'raaf : 43)

وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَىٰ سُرُرٍ مُّتَقَابِلِينَ ﴿٤٧﴾

Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas pelamin-pelamin.

(Al Hijr : 47)


Oleh itulah, sejak di dunia lagi bakal-bakal ahli syurga telah berdoa untuk hari yang ditunggu-tunggu itu.

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ ﴿١٠﴾

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang".

(Al Hasyr : 10)


Semoga kita termasuk di dalam senarai golongan yang dibebaskan dari neraka Allah di bulan Ramadhan ini, dan menghirup haruman bau hembusan bayu syurga.


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ

Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah ‎ﷺ bersabda:

" Pada malam pertama bulan Ramadhan syaitan-syaitan dan jin-jin yang jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satupun pintu yang terbuka dan pintu-pintu syurga dibuka, tidak ada satupun pintu yang tertutup, serta seorang penyeru menyeru, wahai yang mengharapkan kebaikan bersegeralah (kepada ketaatan), wahai yang mengharapkan keburukan/maksiat berhentilah, Allah memiliki hamba-hamba yang bebas selamat dari api neraka pada setiap malam di bulan Ramadlan. "

(HR Tirmizi 618)




ABi
JIWA TARBAWI 841


Ramadhan dan puasa mengajak seorang hamba agar benar-benar kembali ke Allah ta’ala.

Kembalikan jiwa supaya yakin dengan perjalanan pulang untuk bertemu Allah ta’ala di akhirat.

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ ‎﴿٤٥﴾‏ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ‎﴿٤٦﴾‏ ‎﴿البقرة: ٤٥-٤٦﴾‏

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (45) (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (46)

(Al Baqarah:45-46)

Kembalikan jiwa agar pulang menjadi seorang hamba yang taat dan patuh kepada segala perintahNya, dan berhenti dan menjauhi dari segala dosa dan maksiat.

وَاسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٌ وَدُودٌ ‎﴿هود: ٩٠﴾‏

Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. (90)

(Hud: 90)

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا

“Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

(An Nisa’: 110).

Justeru, bersungguhlah ajari jiwamu dalam kesempatan Ramadhan dan puasa ini agar engkau benar-benar merasai kepulanganmu kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
JIWA TARBAWI 842


Apa yang wajib diusahakan secara serius di bulan Ramadhan?

1. Taubat.

Kerana ianya adalah bulan keampunan.

Inilah peluang bertaubat dari segala dosa dengan memenuhi segala rukun-rukun taubat: menyesali segala perbuatan yang pernah dilakukan samaada yang diketahui yang tidak diketahui, berazam untuk berhenti dan meningalkan langsung segala perbuatan dosa, dan berusaha memenuhi segala tuntutan dan perintah Allah ta’ala dan meninggalkan segala laranganNya.

فَقَالَ إنَّ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ أَتَانِيْ فَقَالَ مَنْ أَدْرَكَ شَهْرَ رَمَضَانَ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ فَدَخَلَ النَّارَ فَأَبْعَدَهُ اللَّهُ

Maka Rasulullah ‎ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Jibril AS telah datang kepadaku, lalu dia (Jibril) berkata: Barangsiapa yang bertemu dengan bulan Ramadhan tetapi tidak diampunkan baginya maka dia akan dimasukkan ke dalam neraka serta dijauhkan (daripada rahmat) oleh Allah SWT.

(HR Ibn Hibban, 907)

Nabi ‎ bersabda,

رَغِمَ أَنْفُ عَبْدٍ – أَوْ بَعُدَ – دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ فَلَمْ يُغْفَرْ لَهُ

“Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni.”

[HR. Ahmad, sahih]

Ibnu Rajab menukilkan perkataan salaf,

من لم يغفرْ لَه في رمضان فلن يغفر له فيما سواه؛

“Barangsiapa yang tidak diampuni dosa-dosanya di bulan Ramadhan, maka tidak akan diampuni dosa-dosanya di bulan-bulan lainnya.”

[Latha-if Al-Ma’arif, hal. 297]

Bahkan di malam Lailatul Qadar, doa yang diajar oleh Nabi ‎ ialah memohon keampunan Allah ta’ala.

Daripada Aisyah RA, bahawa beliau bertanya Nabi ‎ “Wahai Nabi Allah, jika aku bertemu dengan malam al-Qadar maka apa yang sepatutnya aku ucapkan. Nabi ‎ bersabda:
 
اللهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ، فَاعْفُ عَنِّي

“Ya Allah Ya Tuhan Kami, sesungguhnya Kamu Maha Pengampun dan amat suka akan keampunan, maka berikanlah keampunan kepadaku”.

(HR al-Tirmizi, 3513; Ibn Majah, 3850 dan Ahmad ,25384)

2. Memperelokkan amalan wajib dan melatih dan membiasakan dengan amalan sunat.

Amalan wajib yang paling utama diperelokkan ialah solat. Memperelokkan solat berarti melatih diri untuk solat berjamaah terutama di masjid atau surau.

Firman Allah ta'ala,

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّـهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّـهَ فَعَسَىٰ أُولَـٰئِكَ أَن يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
﴿التوبة: ١٨﴾

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

(At Taubah: 18)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً
(رواه مسلم،١٠٧٠)

Dari Abu Hurairah katanya; Rasulullah ‎ bersabda:

"Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian berjalan ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk melaksanakan kewajiban yang Allah tetapkan, maka kedua langkahnya, yang satu menghapus kesalahan dan satunya lagi meninggikan darjat."

(HR Muslim, 1070)

عن عُثْمَان بْنِ عَفَّانَ قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ
(رواه مسلم، ١٠٤٩)

Dari Usman bin Affan berkata, Rasulullah ‎ﷺ bersabda:

"Barangsiapa salat isya` berjama'ah, seolah-olah ia salat malam selama separuh malam, dan barangsiapa salat subuh berjamaah, seolah-olah ia telah salat seluruh malamnya."

(HR Muslim, 1049)

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الْأُولَى كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنْ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنْ النِّفَاقِ
(رواه الترمذي، ٢٢٤)

Dari Anas bin Malik ia berkata; Rasulullah ‎ﷺ bersabda:

"Barangsiapa salat berjama'ah selama empat puluh hari dengan mendapatkan takbir pertama ikhlas karena Allah, maka akan dicatat baginya terbebas dari dua hal; terbebas dari api neraka dan terbebas dari sifat munafik."

(HR Tirmizi, 224)

Di samping melatih dan mengasuh mengamalkan amalan sunat tang berkaitan dengan solat fardhu seperti solat sunat rawatib, membaca Al Quran, berzikir dan berdoa.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: (إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيَّاً فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلِيَّ عَبْدِيْ بِشَيءٍ أَحَبَّ إِلِيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ. ولايَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِيْ بِهَا. وَلَئِنْ سَأَلَنِيْ لأُعطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِيْ لأُعِيْذَنَّهُ (رَوَاهُ اْلبُخَارِيُّ)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: ‘Rasulullah ‎ bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman: ”Barangsiapa yang memusuhi waliKu, maka Aku menyatakan perang kepadanya. Tidaklah seorang hambaKu mendekatkan diri kepada–Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal–hal yang telah Aku wajibkan baginya. Sentiasalah hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan–amalan nafilah (sunnah) hingga Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, Aku menjadi penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, Aku menjadi tangannya yang dia gunakan untuk memegang dan Aku menjadi kakinya yang dia gunakan untuk melangkah. Jika dia meminta kepada–Ku pasti Aku memberinya dan jika dia meminta perlindungan kepada–Ku pasti Aku akan melindunginya.”

(HR. Al Bukhari)

3. Berusaha menjadi golongan yang dikekuarkan dari senarai ahli neraka.

Allah ta'ala menjanjikan senarai 'utaqa ( العتقاء ) iaitu golongan yang dilepaskan dari nerakaNya.

ولله عتقاء من النار وذلك في كل ليلة (رواه ابن ماجه)

"Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari neraka saat buka puasa, dan itu terjadi setiap malam. "

HR Ibnu Majah, 1633

Firman Allah ta’ala,

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ‎﴿آل عمران: ١٨٥﴾‏


Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (185)

(Ali ‘Imran: 185)



Justeru, seriuslah dan bersungguhlah untuk melaksanakan tiga perkara ini. Kerana kalau engkau berjaya melaksanakannya dengan kesungguhan dan keikhlasan, biar pun Ramadhan in adalah yang terakhir untukmu, semoga Allah ta’ala menerimamu sebagai hambaNya yang diredhai.

فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ﴿٢٩﴾ وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠)
 
lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hambaKu, dan masuklah ke dalam syurga-Ku 

(al-Fajr: 29-30)




ABi
JIWA TARBAWI 843


Bila dunia sudah tidak ada maknanya lagi ..

وَلَوْ أَنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ لَافْتَدَوْا بِهِ مِن سُوءِ الْعَذَابِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَبَدَا لَهُم مِّنَ اللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا يَحْتَسِبُونَ ﴿الزمر: ٤٧﴾

Dan sekiranya orang-orang zalim itu mempunyai segala apa jua yang ada di bumi, disertai sebanyak itu lagi, tentulah mereka rela menebus diri mereka dengannya daripada azab seksa yang buruk pada hari kiamat, setelah jelas nyata kepada mereka dari (hukum) Allah, azab yang mereka tidak pernah fikirkan.

Az Zumar : 47

وَالَّذِينَ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَهُ لَوْ أَنَّ لَهُم مَّا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ لَافْتَدَوْا بِهِ أُولَـٰئِكَ لَهُمْ سُوءُ الْحِسَابِ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ ﴿الرعد: ١٨﴾

dan orang-orang yang ingkar yang tidak menyahut seruanNya, kalaulah mereka mempunyai segala apa jua yang ada di bumi disertai dengan sebanyak itu lagi, tentulah mereka rela menebus diri dengannya. mereka itu disediakan baginya hitungan hisab yang seburuk-buruknya, serta tempat kembali mereka ialah neraka jahanam; dan amatlah buruknya tempat tinggal itu.

Ar Ra'd : 18

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَن يُقْبَلَ مِنْ أَحَدِهِم مِّلْءُ الْأَرْضِ ذَهَبًا وَلَوِ افْتَدَىٰ بِهِ أُولَـٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ وَمَا لَهُم مِّن نَّاصِرِينَ ﴿آل عمران: ٩١﴾

Sesungguhnya orang-orang yang kafir, lalu mati sedang mereka tetap kafir, maka tidak sekali-kali akan diterima dari seseorang di antara mereka: emas sepenuh bumi, walaupun ia menebus dirinya dengan (emas yang sebanyak) itu. Mereka itu akan mendapat azab seksa yang tidak terperi sakitnya, dan mereka pula tidak akan beroleh seorang penolong pun.

Ali 'Imran : 91

Benarlah Rasulullah ‎ﷺ tatkala Baginda bersabda:

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ كَانَتْ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

Dari Sahl bin Sa'ad RA dia berkata bahwa Rasulullah ‎ﷺ bersabda:

"Seandainya dunia itu di sisi Allah sebanding dengan sayap nyamuk tentu Allah tidak mahu memberi orang orang kafir walaupun hanya seteguk air. "

HR Tirmizi, 2242




ABi
JIWA TARBAWI 844

Meneruskan semangat dan ‘feeling’ Ramadhan ..

Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah ‎ bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang berterusan walaupun sedikit.”

(HR. Muslim, 783)

Justeru, amalan-amalan yang perlu dididik agar berterusan selepas Ramadhan:

1. Solat berjamaah.

Terutamanya solat fardhu subuh, maghrib dan isya’.

عن عُثْمَان بْنِ عَفَّانَ قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ
(رواه مسلم، ١٠٤٩)

Dari Usman bin Affan berkata, Rasulullah ‎ﷺ bersabda:

"Barangsiapa salat isya` berjama'ah, seolah-olah ia salat malam selama separuh malam, dan barangsiapa salat subuh berjamaah, seolah-olah ia telah salat seluruh malamnya."

(HR Muslim, 1049)

2. Mendekati dan mengimarahkan masjid atau surau.

Kunjungilah masjid atau setiap hari samaada untuk solat atau menghadiri majlis-majlis ilmu.

فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ ‎﴿التوبة: ١٠٨﴾‏

Di dalam Masjid itu ada lelaki-lelaki yang suka menyucikan dirinya; dan Allah mengasihi orang-orang yang membersihkan diri”.

فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَن تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ ‎﴿النور: ٣٦﴾‏

Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, (36)

(An Nur:36)

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَىٰ أُولَـٰئِكَ أَن يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ ‎﴿التوبة: ١٨﴾‏

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (18)

(At Taubah: 18)

Diriwayatkan Abu Said al-Khudri RA bahawa Rasulullah ‎ bersabda:

“Apabila kamu melihat seorang lelaki yang sentiasa berulang ke masjid, maka saksikanlah, bahawa ia benar-benar beriman”.

(HR Tirmizi)

مَنْ تَطَهَّرَ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِىَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

” Sesiapa yang bersuci di rumahnya kemudian berjalan menuju ke salah satu dari rumah-rumah Allah (masjid) untuk menunaikan solat yang telah difardukan oleh Allah, maka kedua-dua langkahan kakinya itu salah satunya menghapuskan dosa dan yang lain mengangkat darjat.”

(HR Muslim, 1553)


من صلَّى لِله أربعين يومًا في جماعة يدرك التكبيرة الأولى كَتبت له بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ.
(رواه الترمذى)

Sesiapa yang sembahyang kerana Allah selama 40 hari dengan berjemaah dan mendapat takbir yang pertama. Ditulis bagi orang itu dua pelepasan, pelepasan daripada neraka, dan pelepasan daripada menjadi orang munafik.

(HR Tirmizi)

3. Solat tahajjud.

Lakukanlah walaupun 2 rakaat tahajjud sebelum masuk waktu subuh.

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا ‎﴿الإسراء: ٧٩﴾‏

Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (79)

(Al Isra’: 79)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah ‎ bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah –Muharram-. Sebaik-baik salat setelah salat wajib adalah salat malam.”

(HR. Muslim,1163)

4. Solat witir.

Boleh dilakukan selepas solat fardhu isya’ ataupun selepas tahajjud.
Dari Abu Bashrah al-Ghifari Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah ‎ bersabda:

إِنَّ اللهَ زَادَكُمْ صَلاَةً، وَهِيَ الْوِتْرُ، فَصَلُّوْهَا فِيْمَا بَيْنَ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلَى صَلاَةِ الْفَجْرِ.

‘Sesungguhnya Allah telah memberi kalian tambahan solat, iaitu solat Witir, maka solat Witirlah kalian antara waktu solat ‘Isya’ hingga solat Shubuh.'”

(HR. Ahmad)

5. Ada masa bersama Al Quran.

Jadualkanlah membaca dan mentadabbur Al Quran setiap hari walaupun dapat satu muka surat sehari. Jadikanlah dirimu sahabat Al Quran.

اقرؤوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه (رواه مسلم ،804)

" Bacalah Al Quran sesungguhnya ia akan datang pada Hari Qiyamah sebagai pemberi syafaat kepada sahabatnya (pembacanya)".

(HR Muslim, 804)

6. Bersedekah.

عَنْ أَبِـيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّٰـهِ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ سُلَامَـى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ كُلَّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ : تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِـيْ دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا ، أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ ، وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَـمْشِيْهَا إِلَـى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ ، وَتُـمِيْطُ اْلأَذَىٰ عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ. (رَوَاهُ الْـبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah ‎ﷺ bersabda, “Setiap persendian manusia wajib bersedekah pada setiap hari di mana matahari terbit di dalamnya: engkau berlaku adil kepada dua orang (yang bertikai/berselisih) adalah sedekah, engkau membantu seseorang menaikannya ke atasnya haiwan tunggangannya atau engkau menaikkan barang bawaannya ke atas haiwan tunggangannya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang engkau jalankan menuju (ke masjid) untuk solat adalah sedekah, dan engkau menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.’”

[HR Bukhâri dan Muslim]

7. Puasa sunat 6 hari di bulan Syawal.

Dari Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ‎ bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa yang berpuasa (di bulan) Ramadhan, kemudian dia mengikutkannya dengan (puasa sunat) enam hari di bulan Syawwal, maka (dia akan mendapatkan pahala) seperti puasa setahun penuh.”

(HR Muslim,1164)

Semoga Ramadhan sentiasa ada di dalam jiwamu.


ABi
JIWA TARBAWI 845

Tadabbur untuk keselamatan diri.

Firman Allah ta’ala,

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَـٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِن بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
‎﴿الجاثية: ٢٣﴾‏

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (23)

(Al Jatsiyah:23)

(أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ)

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.
(Al-Jatsiyah: 23)

Yakni, apabila manusia tunduk dan patuh menuruti sahaja apa yang diperintahkan oleh hawa nafsunya. Maka apa saja yang dipandang baik oleh hawa nafsunya, dia kerjakan; dan apa saja yang dipandang buruk oleh hawa nafsunya, dia tinggalkan. Sudah pastilah kecenderungan hawa nafsu lebih kepada kejahatan.

إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ..
‎﴿يوسف: ٥٣﴾‏

sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,

(Yusuf: 53)

Manusia tersebut tidak sekali-kali menyukai sesuatu melainkan menurut ukuran nilai nafsunya dan lantas dia mengabdi dirinya pada perintah dan kehendak nafsu itu.

(وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ)

dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya.
(Al-Jatsiyah: 23)

Makna ayat ini mengandung dua takwil. Pertama ialah Allah ta’ala menyesatkan orang tersebut kerana Allah ta’ala mengetahui bahwa dia layak untuk memperoleh kesesatan.

Kedua ialah Allah ta’ala menjadikannya sesat sesudah sampai kepadanya pengetahuan dan sesudah hujah ditegakkan terhadapnya.

  وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (القصص:٥٠)

Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allâh sedikitpun. Sesungguhnya Allâh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.

(Al-Qashash: 50)

{وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً}

dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan pada penglihatannya? (Al-Jatsiyah: 23)

Bila Allah ta’ala menyesatkannya, dia tidak dapat mendengar apa yang bermanfaat bagi dirinya dan tidak memahami sesuatu yang dapat dijadikannya sebagai petunjuk, dan tidak dapat melihat bukti yang jelas yang dapat dijadikan sebagai penerang hatinya.

Oleh itulah disebutkan dalam firman berikutnya:

(فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلا تَذَكَّرُونَ)

Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (Al-Jatsiyah: 23)

Nafsu tidak akan dapat dididik melainkan mestilah ada rasa takutkan Allah ta’ala dalam diri manusia.

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ ﴿٤٠﴾ فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ ﴿٤١﴾ (النازعات:٤٠-٤١)

Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).

(An-Nazi’at: 40-41)


Justeru, untuk keselamatan diri ambillah panduan dan petunjuk dari hadis Rasulullah ‎ ,

ثلاث منجيات، وثلاث مهلكات، فأما المنجيات: فتقوى الله في السر والعلانية، والقول بالحق في الرضا والسخط، والقصد في الغنى والفقر، وأما المهلكات: فشح مطاع، وهوى متبع، وإعجاب المرء بنفسه

Tiga perkara yang menyelamatkan dan tiga perkara yang membinasakan.Adapun tiga perkara yang menyelamatkan adalah takut kepada Allâh di waktu sendirian dan dilihat orang banyak, dan berkata yang benar di waktu redha dan marah, dan sederhana di waktu kekurangan dan kecukupan. Adapun yang membinasakan adalah kebakhilan dan kerakusan yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, dan  seseorang yang membanggakan diri sendiri.

( HR Baihaqi, 745 , Syu’ab Iman)



ABi
JIWA TARBAWI 846

Lapangkan dada untuk belajar dari orang lain.


سمع عمرُ رجلاً يقول: (اللهم اجعلني من الأقلين) فقال: يا عبد الله وما الأقلون؟ قال: سمعت الله يقول {وما آمن معه إلا قليل} و {وقليل من عبادي الشكور} وذكر آياتٍ أُخر فقال عمر: كل احد أفقه من عمر.

(أخرج الإمام أحمد في الزهد من طريق سفيان عن ابن جدعان)

Saiyyidina Umar Al Khattab RA mendengar seseorang mengucapkan (doa):

(اللهم اجعلني من الأقلين)
“Ya Allah! Jadikanlah aku di kalangan golongan yang sedikit”

Lantas beliau bertanya, “ Wahai Hamba Allah, apakah yang dikatakan golongan yang sedikit itu?”.

Orang itu lantas menjawab, “Aku mendengar firman Allah,

وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ ‎﴿هود: ٤٠﴾‏

Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. (40)

(Hud: 40)

وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ ‎﴿سبإ: ١٣﴾‏

Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih. (13)

(Saba’: 13)

Orang itu menyebut juga beberapa ayat lain ( yang berkenaan golongan sedikit).

Lalu Sayyidina Umar berkata, “ Setiap orang (lain) lebih memahami dari Umar”.

Justeru, sentiasalah menambah ilmu dan kefahaman dari orang lain yang lebih memahami. Nescaya engkau akan menyedari betapa banyak perkara yang engkau tidak tahu dan tidak faham lagi.


ABi
JIWA TARBAWI 847

Kehidupan dunia hanyalah di antara TARIKH LAHIR sehingga TARIKH MATI seseorang itu.

Tarikh lahir hanya diingati dan diperingati. Namun, yang sedang meniti dan menanti ialah tarikh mati.

Beruntunglah seorang yang dapat merenungi urusannya dengan TUHAN dan urusannya dengan MANUSIA di saat usianya yang berbaki dan ketika nyawanya sudah di penghujung.

Dia beruntung kerana Allah ta'ala memberinya ruang masa dan peluang, untuk dapat ia merenung hari-hari baki kehidupannya, meniti saat-saat kematiannya yang pasti walaupun tidak tahu lagi bila kunjung tibanya.

Sehingga dosa-dosanya yang lalu itu kelihatan jelas satu persatu di mata hati, lalu ia merasakan betapa ia tidak punya cukup ruang dan masa untuk ia memohon keampunan dan bertaubat bagi setiap dosa-dosanya itu.

الكيس من دان نفسه وعمل لما بعد الموت

“Orang yang paling cerdik ialah seorang yang menilai dirinya dan beramal untuk hidup selepas mati.”

(HR Ahmad, 16501)

طوبى لمن شغله عيبه عن عيوب الناس

"Beruntunglah bagi siapa yang keburukan aibnya menyibukkannya daripada diaibukkan oleh keburukan aib manusia.”

(HR Ad Dailami)

إذا أراد الله بعبد خيرا زهده في الدنيا ، ورغبه في الآخرة ، وبصره بعيوب نفسه

“Apabila Allah mengkehendaki kebaikan bagi seseorang hamba, Ia menjadikannya zuhud di dunia, Ia menjadikannya cenderung kepada akhirat, dan Ia menampakkannya akan keaiban-keaiban dirinya”

(HR Abu Mansur Ad Dailami)


Mengingati tarikh lahir adalah untuk mengingatkan saat kematian.




ABi
Nota Dari Tanah Haram



JIWA TARBAWI 848

Iman dan takwa menjadi manusia di sini berlumba-lumba dan bersegera mengejar ibadah, mengejar masjid, mengejar pahala, sehingga sanggup bersusah payah bermati-matian dalam menyembah beribadah dan dipersembahkan kepada Allah ta’ala.

Itulah soal keperayaan dan keyakinan!

يَا أَيُّهَا الْإِنسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ ‎﴿الإنشقاق: ٦﴾‏

Wahai manusia! Sesungguhnya engkau sentiasa berpenat-lelah (menjalankan keadaan hidupmu) dengan sedaya upayamu hinggalah (semasa engkau) kembali kepada Tuhanmu, kemudian engkau tetap menemui balasan apa yang engkau telah usahakan itu (tercatit semuanya). (6)

(Al Insyiqaq: 6)

Percaya dan yakin bahawa

Manusia itu hamba

Kerjanya untuk beribadat

Kehidupan dunia adalah untuk akhirat

Yang menyuruhnya ibadat ialah Allah, Tuhan Pencipta manusia

Yang menerima ibadat itu hanyalah Dia

Yang memberi pahala juga hanya Dia

Yang menghisab pahala dan amalan juga Dia

Yang menimbang dosa dan pahala hanyalah Dia

Di penghujung hanya ada syurga atau neraka.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ‎﴿آل عمران: ١٨٥﴾‏

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (185)

( Ali ‘Imran: 185)

Justeru berlumba dan bersegeralah atas kepercayaan dan keyakinan mu kepada Allah, Tuhanmu.



⁃ menjelang tengah malam Al Mukarramah
Nota Dari Tanah Haram



JIWA TARBAWI 849

Di Haramain inilah turunnya Al Quran. Lebih 6000 ayat, 114 surah. Turun sebagai perkhabaran dan melalui isu dan peristiwa. Selama 23 tahun padat dengan perjuangan dan panduan hidup.

Inilah bumi Wahyu.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ‎﴿يونس: ٥٧﴾‏

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (57)

(Yunus: 57)

الر كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ ‎﴿ابراهيم: ١﴾‏

Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (1)

(Ibrahim: 1)

Bumi yang telah menyaksikan pahit getir perjuangan Ar Rasul ‎ . Bumi yang menyaksikan segala syirik dan khurafat dihancurkan. Bumi yang menjadi saksi ketinggian kalimah Allah ta’ala ‘Azza wa Jalla.


وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا ‎﴿الإسراء: ٨١﴾‏

Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (81)

(Al Isra’: 81)

وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَىٰ وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ‎﴿التوبة: ٤٠﴾‏

dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (40)

(At Taubah: 40)


Justeru, tiada lagi yang selain petunjuk Al Quran yang engkau perlukan untuk menjuruskan kehidupanmu ke syurga.



⁃ dari Bumi Wahyu
Nota Dari Tanah Haram

JIWA TARBAWI 850


Tadabbur dari bacaan Imam Masjid solat isya’ malam ini. Dari surah Zukhruf yang merupakan surah makkiyyah. Menjadi berita gembira kepada para hamba Allah yang beriman. Dan menjadi khabar ancaman kepada para pendosa yang kufur.

يَا عِبَادِ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ وَلَا أَنتُمْ تَحْزَنُونَ ‎﴿٦٨﴾‏ الَّذِينَ آمَنُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا مُسْلِمِينَ ‎﴿٦٩﴾‏ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ أَنتُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ تُحْبَرُونَ ‎﴿٧٠﴾‏ يُطَافُ عَلَيْهِم بِصِحَافٍ مِّن ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ ۖ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ ۖ وَأَنتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ‎﴿٧١﴾‏ وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ‎﴿٧٢﴾‏ لَكُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ كَثِيرَةٌ مِّنْهَا تَأْكُلُونَ ‎﴿٧٣﴾
‎﴿الزخرف: ٦٨-٧٣﴾‏

"Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati. (68) (Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri. (69) Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri-isteri kamu digembirakan". (70) Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya". (71) Dan itulah syurga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. (72) Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu yang sebahagiannya kamu makan. (73)

(Zukhruf: 68-73)

‏إِنَّ الْمُجْرِمِينَ فِي عَذَابِ جَهَنَّمَ خَالِدُونَ ‎﴿٧٤﴾‏ لَا يُفَتَّرُ عَنْهُمْ وَهُمْ فِيهِ مُبْلِسُونَ ‎﴿٧٥﴾‏ وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَٰكِن كَانُوا هُمُ الظَّالِمِينَ ‎﴿٧٦﴾‏ وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ ۖ قَالَ إِنَّكُم مَّاكِثُونَ ‎﴿٧٧﴾‏
‎﴿الزخرف: ٧٤-٧٧﴾‏

Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam. (74) Tidak diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa. (75) Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (76) Mereka berseru: "Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja". Dia menjawab: "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)". (77)

(Zukhruf: 74-77)


Perkhabaran futuristik yang pasti benar. Namun tidak semudah dirasai oleh manusia. Yang salah bukannya ayat-ayat Allah ta’ala ini, namun keimanan yang tipis di jiwa manusia bila ianya dihijab oleh kecenderungan kepada kata-kata manusia, keinginan nafsu, kelekaan dunia dan hasutan tipu daya syaitan.

لَقَدْ جِئْنَاكُم بِالْحَقِّ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ ‎﴿٧٨﴾‏ ‎﴿الزخرف: ٧٨﴾‏

Sesungguhnya Kami benar-benar telah memhawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu. (78)

(Zukhruf: 78)

Justeru, usah biarkan iman hanya sedap di bibir, tapi hanya berada di tepian dan tidak mendasar ke lubuk jiwa.



⁃ malam di Bumi Wahyu.
2024/09/29 07:21:33
Back to Top
HTML Embed Code: