Telegram Web Link
Nota Dari Tanah Haram

JIWA TARBAWI 851

Sayugianya, usahlah merasa sudah sempurna dan cukup banyak amal dirimu untuk bertemu Allah ta’ala.

Kerana, engkau tidak akan dapat tertanding walaupun hanya dengan seorang pembersih lantai Masjid Nabawi.

Setiap waktu, solatnya berjamaah.

Bila berdoa, berhampiran Raudhah.

Bersih hati mereka dalam memberi khidmat.


Daripada Abu Hurairah RA bahawa Rasulullah ‎ bersabda:

صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ

“Solat di masjidku ini (masjid Nabawi) lebih baik daripada seribu kali solat di tempat lain kecuali masjid al-Haram”. [Riwayat Muslim (1394)]

Justeru,


فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا ‎﴿الكهف: ١١٠﴾‏

Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (110)

(Al Kahfi: 110)



⁃ Renungan di Masjid Nabawi
Nota Dari Tanah Haram

JIWA TARBAWI 852

Ramai, sesak, bahang, habuk, …

Namun,

Sabar, cekal, tabah, gigih, redha, syukur …

وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ
‎﴿النحل: ٥٣﴾‏

Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (53)

(An Nahl: 53)

وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ ‎﴿ابراهيم: ٣٤﴾‏

Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (34)

(Ibrahim: 34)



⁃ dari bumi Arafah
Nota Dari Tanah Haram

JIWA TARBAWI 853

Hanif …hanya pada Yang
Satu
Esa
Tunggal

إِنَّ إِلَـٰهَكُمْ لَوَاحِدٌ ‎﴿الصافات: ٤﴾‏

sesungguhnya Tuhan kamu hanyalah Satu - (4)

(As Saaffat: 4)

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ‎﴿١﴾

Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. (1)

(Al Ikhlas: 1)


Hati yang ..
Lurus
Tulus
Bersih
Ikhlas

لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ ‎﴿الأنعام: ١٦٣﴾‏

Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (163)

(Al An’am: 163)

Tiada soal dan sempit dada,
Tiada kenapa dan mengapa.

Sam’an wa tha’atan
سمعا وطاعة

وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ ‎﴿البقرة: ٢٨٥﴾‏

dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". (285)

(Al Baqarah: 285)

وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمِيثَاقَهُ الَّذِي وَاثَقَكُم بِهِ إِذْ قُلْتُمْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ ‎﴿المائدة: ٧﴾‏

Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan kami taati". Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengetahui isi hati(mu). (7)

(Al Maidah: 7)

Ihram
Thawaf
Sa’ie
Tahallul
Arafah
Muzdalifah
Mina
Jamrah

إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ‎﴿النور: ٥١﴾‏

Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (51)

(An Nur: 51)

Sam’an wa tha’atan
سمعا وطاعة

Ketaatan dan kepatuhan mutlak hanya padaNya.

⁃ di bumi Muzdalifah
Nota Dari Tanah Haram

JIWA TARBAWI 854


Nafsu bukanlah sesuatu yang terpisah dari diri manusia. Bahkan ianya adalah diri manusia itu sendiri.

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا ‎﴿٧﴾‏ فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا ‎﴿٨﴾‏ قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا ‎﴿٩﴾‏ وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا ‎﴿١٠﴾‏
‎﴿الشمس:٧-١٠﴾‏

Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), (7) maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (8) sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, (9) dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (10)

(As Syams: 7-10)

Bila terdidik, maka ia akan tunduk mentaati Allah ta’ala. Namun bila dibiarkan, ia menjadi bagaikan tuhan yang dituruti segala kehendaknya.


أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِن بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ‎﴿٢٣﴾‏
‎﴿الجاثية: ٢٣﴾‏

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (23)

(Al Jatsiyah: 23)

Tidak hairanlah, penyembah nafsu itu bagaikan seorang yang dungu tertutup akalnya, menuruti segala keinginan nafsunya biar pun logik akal kehendak nafsunya itu adalah jijik, kotor dan di luar kewarasan manusia. Sempadan halal dan haram sudah tidak dapat mengawalnya.


وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ وَمَا لَهُم بِذَٰلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ ‎﴿٢٤﴾‏
‎﴿الجاثية: ٢٤﴾‏

Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. (24)

(Al Jatsiyah: 24)

Kecederungannya hanyalah kesedapan dunia. Kalau mahukan agama pun, hanya apa yang memuaskan nafsu dan membawa ketinggian di mata manusia dan dunia sahaja. Angan-angan dan sangkaan bodoh menguasai pemikirannya. Ketika itu, kejahatan dan keburukan sudah dilihat baik dan rasa tidak bersalah untuk dilakukan. Tidak hairanlah, sebahagian besar dosa dan maksiat yang dilakukankan oleh manusia berpunca dari keinginan jahat nafsunya sendiri.

Berhentilah! Cukuplah! Jangan diteruskan kehidupan begitu. Takutlah pada Allah ta’ala!

Kembalilah kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَاعًا حَسَنًا إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِن تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ ‎﴿هود: ٣﴾‏

dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat. (3)

(Hud: 3)

Selagi engkau masih bernyawa, masih ada ruang, peluang dan kesempatan lagi untuk kembali kepadaNya.

ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ عَمِلُوا السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابُوا مِن بَعْدِ ذَٰلِكَ وَأَصْلَحُوا إِنَّ رَبَّكَ مِن بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ‎﴿النحل: ١١٩﴾‏

Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (119)

(An Nahl: 119)




⁃ dari bumi penuh dengan Mujahadah Nafs.
Nota Dari Tanah Haram

JIWA TARBAWI 855


Bila mahu beribadah
mahu beristiqamah
Mahu berjihad dan berkorban..

Sang penhalang dan penyesat akan hadir untuk menghiasi amalan buruk manusia.

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ ‎﴿الحجر: ٣٩﴾‏

Iblis berkata: " Wahai Tuhanku! Kerana Engkau telah menjadikan daku sesat, (maka) demi sesungguhnya aku akan memperelokkan segala jenis maksiat kepada Adam dan zuriatnya di dunia ini, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, (39)

(Al Hijr: 39)


وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ
‎﴿النمل: ٢٤﴾‏

dan Syaitan pula memperelokkan pada pandangan mereka perbuatan (syirik) mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan (yang benar); oleh itu mereka tidak beroleh petunjuk, - (24)

(An Naml: 24)

وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَكَانُوا مُسْتَبْصِرِينَ ‎﴿العنكبوت: ٣٨﴾‏

dan (kebinasaan mereka yang demikian ialah disebabkan) Syaitan memperelokkan pada pandangan mereka: amal-amal mereka (yang jahat itu), lalu ia menghalangi mereka dari jalan Allah; padahal mereka orang-orang yang bijak pandai dan berakal (yang dapat membezakan yang benar dan yang salah). (38)

(Al Ankabut: 38)


فَيُحِلُّوا مَا حَرَّمَ اللَّهُ زُيِّنَ لَهُمْ سُوءُ أَعْمَالِهِمْ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ ‎﴿التوبة: ٣٧﴾‏

maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (37)

(At Taubah: 37)

Oleh itu, manusia sering tidak menyedari dirinya salah, sesat dan hanyut mengikut angan-angan dan sangkaan dungu mereka.

إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنفُسُ وَلَقَدْ جَاءَهُم مِّن رَّبِّهِمُ الْهُدَىٰ ‎﴿النجم: ٢٣﴾‏

Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Tuhan mereka. (23)

(An Najm: 23)

Justeru, alangkah penting dan perlunya pertolongan dan perlindungan Allah ta’ala dalam menghadapi permusuhan syaitan.


إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ‎﴿٤٠﴾‏ قَالَ هَٰذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ ‎﴿٤١﴾‏
‎﴿الحجر:٤٠-٤١﴾‏

"Kecuali di antara zuriat-zuriat Adam itu hamba-hambaMu yang dibersihkan dari sebarang syirik". (40) Allah berfirman: "Inilah satu jalan yang lurus, yang tetap Aku memeliharanya. (41)

(Al Hijr: 40-41)



⁃ selesai 3 jamarat demi kehidupan dalam perlindungan Allah ‘Azza wa Jalla.
Nota Dari Tanah Haram

JIWA TARBAWI 856

Sesungguhnya Allah ta’ala itu betul-betul dekat dengan hambaNya.

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ ‎﴿ق: ١٦﴾‏

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (16)

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنكُمْ وَلَـٰكِن لَّا تُبْصِرُونَ ‎﴿الواقعة: ٨٥﴾‏

dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu. Tetapi kamu tidak melihat, (85)

(Al Waqiah: 85)

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِي وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ ﴿البقرة: ١٨٦﴾‏

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.

(Al-Baqarah: 186)

Bila rasa dekat dengan Allah, seorang hamba itu akan terus mendekatiNya dan menghampirkan diri padaNya.

وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ ‎﴿غافر: ٤٤﴾‏

Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya". (44)

(Ghafur: 44)

قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ ‎﴿يوسف: ٨٦﴾‏

Dia (Ya'qub) menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya". (86)

(Yusuf: 86)

Sudah pastilah, Allah ta’ala akan terus melimpahkan kecintaan dan membukakan pintu petunjuk dan bimbinganNya pada hamba-hambaNya yang dekat denganNya.

يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ ‎﴿المائدة: ٥٤﴾‏

Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya

(Al Maidah: 54)

وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ
‎﴿البقرة: ١٦٥﴾‏

Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.

(Al Baqarah: 165)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ

Dri Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: "Allah berfirman, 'Barang siapa yang memusuhi wali-Ku, maka telah Kunyatakan perang kepadanya. Dan apa yang dipersembahkan hamba-Ku kepada-Ku, tidaklah lebih Kucintai daripada apa yang telah Kuwajibkan kepadanya. Semakin dekatnya hamba-Ku kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah yang ia kerjakan, semakin pula cinta-Ku kepadanya. Bilamana Aku benar-benar telah mencintai hamba-Ku, niscaya Aku akan menjaga pandangan matanya, pendengarannya, aktiviti tangannya, bahkan kedua kakinya yang ia pijakkan. Bilamana ia meminta-Ku sesuatu, pasti akan Kuberi, dan bilamana ia meminta perlindungan-Ku, pasti akan Kulindungi.

(HR Bukhari: 6021)

Kemuncaknya di akhirat nanti mendapat keredhaanNya dan syurgaNya.

جَزَاؤُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ ‎﴿البينة: ٨﴾‏

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (8)

(Al Bayyinah: 8)

Justeru, bersungguh-sungguhlah mendekatiNya.

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
‎﴿العنكبوت: ٦٩﴾‏
Dan orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh kerana memenuhi kehendak ugama Kami, sesungguhnya Kami akan memimpin mereka ke jalan-jalan Kami (yang menjadikan mereka bergembira serta beroleh keredaan); dan sesungguhnya (pertolongan dan bantuan) Allah adalah berserta orang-orang yang berusaha membaiki amalannya. (69)

(Al Ankabut: 69)

⁃ hampir dan dekat dengan RumahNya.
Nota Dari Tanah Haram

JIWA TARBAWI 857

Bila hati kenal dan dekat dengan Allah ta’ala, jiwa seorang seorang hamba itu akan muncul perasaan ..

Bodoh dan jahil
Hina dan lemah
Rendah hati
Takut
Malu
Cinta
Mengagung dan membesarkan
Syukur dan puji
Sembah dan patuh
Mengharap dan bermohon pertolongan dan perlindungan.

Semuanya pasti ada dalam jiwa seorang hamba yang lurus, tulus, bersih dan ikhlas hanya padaNya.

Semuanya tersimpul dalam,

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ‎﴿الفاتحة: ٥﴾‏

Engkaulah sahaja (Ya Allah) Yang Kami sembah, dan kepada Engkaulah sahaja kami memohon pertolongan. (5)

(Al Fatihah: 5)



⁃ menuju ke kemuncak safar tarbiyyah dan ibadah.
Nota Dari Tanah Haram


JIWA TARBAWI 858

Di penghujung permusafiran ini adalah persiapan untuk menghadapi kematian dan hidup selepasnya.

Mabrurnya ialah apabila,

Ibadah dan amalan diterima semuanya.

إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
‎﴿المائدة: ٢٧﴾‏

Hanyasanya Allah menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa; (27)

(Al Maidah: 27)

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ‎﴿البقرة: ١٢٧﴾‏

Wahai Tuhan kami! Terimalah daripada kami (amal kami); sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar, lagi Maha mengetahui; (127)

(Al Baqarah: 127)

Dosa diampuni kesemuanya.

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ ‎﴿آل عمران: ١٣٥﴾‏

Dan juga orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji, atau menganiaya diri sendiri, mereka segera ingat kepada Allah lalu memohon ampun akan dosa mereka - dan sememangnya tidak ada yang mengampunkan dosa-dosa melainkan Allah -, dan mereka juga tidak meneruskan perbuatan keji yang mereka telah lakukan itu, sedang mereka mengetahui (akan salahnya dan akibatnya). (135)

(Ali ‘Imran: 135)

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ‎﴿الزمر: ٥٣﴾‏

Katakanlah (wahai Muhammad): "Wahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan-perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, kerana sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa; sesungguhnya Dia lah jua Yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani. (53)

(Az Zumar: 53)

Terpelihara dari neraka, dan dirahmati Allah ta’ala ke syurga.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ ‎﴿آل عمران: ١٨٥﴾‏

Tiap-tiap yang bernyawa akan merasai mati, dan bahawasanya pada hari kiamat sahajalah akan disempurnakan balasan kamu. Ketika itu sesiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke syurga maka sesungguhnya ia telah berjaya. Dan (ingatlah bahawa) kehidupan di dunia ini (meliputi segala kemewahannya dan pangkat kebesarannya) tidak lain hanyalah kesenangan bagi orang-orang yang terpedaya. (185)

(Ali ‘Imran: 185)


Justeru,

Bertaubatlah dan sentiasa perbaharui taubatmu,

Teruskanlah beribadah dan melakukan ketaatan sehingga hujung nafasmu,

Berharap dan bersangka baik pada Allah ta’ala di saat kematianmu.


⁃ Menikmati dan mensyukuri hidup berbaki.
Nota Dari Tanah Haram


JIWA TARBAWI 859


Ketika REDHA menyusuli ..

Segala nikmat dan rezeki yang terlimpah dan tercurah.

Segala aturan dan ketentuan yang tersusun rapi.

Segala petunjuk dan hidayah yang dianugerah.

Segala barakah dan rahmah kasih sayang Mu yang melimpah ruah.


من قالَ: رَضيتُ باللَّهِ ربًّا، وبالإسلامِ دينًا، وبِمُحمَّدٍ رسولًا، وجَبت لَهُ الجنَّةُ
( رواه أبو داود : 1529 )

Barangsiapa mengucapkan “ Aku redha Allah ta’ala (sebagai) Rabb, dan aku redha Islam (sebagai) agama, dan aku redha Muhammad (‎ ) sebagai rasul, nescaya pastilah baginya syurga.

(HR Abu Daud: 1529)

Hanya menunggu saat dan ketika panggilan Ilahi..

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧﴾ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ﴿٢٩﴾ وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠)
 
Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas( redha ) lagi diredhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam syurga-Ku 

(Al Fajr: 27-30)



⁃ Redha di penghujung kehidupan.


" إذا مُتُّ فَاغفِرلِي"

“If I die, please forgive me”
Nota Dari Tanah Haram


JIWA TARBAWI 860



Sedarlah engkau sedang dalam perjalanan pulang kepada Allah, Tuhanmu. Kerana itu keyakinan yang mesti ada dalam hati yang beriman.

قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ‎﴿البقرة: ١٥٦﴾‏

mereka berkata: "Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali." (156)

(Al Baqarah: 156)

الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ‎﴿البقرة: ٤٦﴾‏

orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.(46)

(Al Baqarah: 46)

Oleh itu, engkau pasti melalui jalan kematian.

إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ ‎﴿الزمر: ٣٠﴾‏

Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula). (30)

(Az Zumar: 30)




Untuk kembali dan balik kepada Yang Satu dan Yang Esa.

يَوْمَ هُم بَارِزُونَ لَا يَخْفَىٰ عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ لِّمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ ‎﴿غافر: ١٦﴾‏

(Yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatupun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman): "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (16)

(Ghafir: 16)

Untuk dikira amalan yang diusahakan dan ditanya tentang segala nikmat yang telah dikecapi ketika hidup di dunia.

وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُم بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُم بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَىٰ أَجَلٌ مُّسَمًّى ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ‎﴿الأنعام: ٦٠﴾‏

Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. (60)

( Al An’am: 60)

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
‎﴿التكاثر: ٨﴾‏

kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (8)

(At Takaatsur: 8)

Sedangkan, engkau tidak akan tahu di mana engkau akan mati sehinggalah tiba saatnya.

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ‎﴿لقمان: ٣٤﴾

Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (34)

(Luqman: 34)

Kematian perlu sangat sering disebut-sebut dan diingati serta diperingati.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ . يَعْنِى الْمَوْتَ.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, Rasulullah ‎ bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelazatan”, iaitu kematian”.

(HR. Tirmizi: 2307)

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنهما أَنَّهُ قَالَ: كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ: «أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا» قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ: «أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا
أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ»

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma : “Aku pernah bersama Rasulullah ‎ , lalu datang seorang lelaki dari kaum Ansar mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad ‎ lalu bertanya: “Wahai Rasulullah, orang beriman manakah yang paling terbaik?”, Baginda menjawab: “Yang paling baik akhlaknya”. Orang ini bertanya lagi: “Lalu orang beriman manakah yang paling berakal (cerdas)?”. Baginda menjawab: “Yang paling banyak mengingati kematian dan paling baik persiapannya setelah mati, merekalah yang paling berakal”.

(HR Ibnu Majah: 4259).

Justeru,

Usahakanlah untuk mencorak keadaan kematianmu. Kerana kita tidak tahu berapa lama umur yang berbaki dan apa lagi ruang kesempatan yang tinggal.

Bersegeralah..




⁃ menjelang solat Jumaat terakhir di Tanah Haram.
Nota Dari Tanah Haram


JIWA TARBAWI 861

Bila Allah ta’ala mahukan sesuatu itu berlaku, ianya bukan mengikut kehendakmu tetapi kehendakNya.

وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ ‎﴿التكوير: ٢٩﴾‏

Dan kamu tidak dapat menentukan kemahuan kamu (mengenai sesuatupun), kecuali dengan cara yang diatur oleh Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan seluruh alam. (29)

(At Takwir: 39)


Begitu juga bila Dia mentakdirkan sesuatu, ianya bukan apa yang engkau mahukan tetapi apa Dia tentukan.


Bahkan ketika Dia memakbulkan doa-doamu, bukanlah menurut bagaimana dan bila masa yang engkau mahu dan tentukan tetapi menurut yang Dia mahu dan tentukan.


Justeru, jangan memaksa Tuhanmu untuk tunaikan kehendakmu kerana engkau itu adalah HAMBA.


Percayalah bahawa,

‎﴿ إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ﴾
(آل عمران : ٩)

Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janjiNya (9)

(Al ‘Imran: 9)



⁃ Cetusan hari kehidupan berbaki di Tanah Haram.
Nota Dari Tanah Haram

JIWA TARBAWI 862

Bila hati dan akal dipenuhi al hikmah.

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَن يَشَاءُ وَمَن يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ ‎﴿البقرة: ٢٦٩﴾‏

Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). (269)

(Al Baqarah: 269)

Al hikmah difahami okeh para ulamak tafsir sebagai:

Kenabian, Al Quran, As Sunnah, pengetahuan dan kefahaman mengenai Al-Qur'an juga tafsirnya, benar dan tepat dalam perkataan, ilmu dan fiqh, takut kepada Allah, kerana takut kepada Allah merupakan puncak dari hikmah. Juga ditafsirkan sebagai akal.

Dari Ibnu Mas'ud,

رَأْسُ الْحِكْمَةِ مَخَافَةُ اللَّهِ

“Puncak hikmah adalah takut kepada Allah.”

Ibnu Wahb meriwayatkan dari Malik, bahwa Zaid ibnu Aslam pernah mengatakan bahwa hikmah ialah akal.

Malik mengatakan, "Sesungguhnya terdetik di dalam hatiku bahwa hikmah itu adalah pengetahuan mengenai agama Allah dan merupakan perkara yang dimasukkan oleh Allah ke dalam hati manusia sebagai rahmat dan karunia-Nya. Sebagai penjelasannya dapat dikatakan bahwa engkau menjumpai seorang lelaki pandai dalam urusan duniawinya jika ia memperhatikannya, sedangkan engkau jumpai yang lainnya lemah dalam perkara duniawinya, tetapi berpengetahuan dalam masalah agama dan mendalaminya. Allah memberikan yang ini kepada lelaki yang pertama dan memberikan yang itu kepada lelaki yang kedua. Pada garis besarnya hikmah adalah pengetahuan mengenai agama Allah."

Ibnu Katsir merumuskan,

“Pendapat yang sahih sehubungan dengan arti hikmah ini ialah apa yang dikatakan oleh jumhur ulama, iaitu bahwa hikmah itu tidak khusus tentang kenabian saja, melainkan pengertian hikmah lebih umum dari itu, dan memang paling tinggi adalah kenabian. Kerasulan lebih khusus lagi, tetapi pengikut para nabi memperoleh bahagian dari kebaikan ini berkat menurutinya.”

(Tafsir Ibnu Katsir)

Hikmah adalah suatu renungan dan kesungguhan memanfaatkan ilmu-ilmu dan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan. Serta melihat hubungan atau kaitan-kaitan yang ada di dalamnya dengan Penciptanya yakni Allah ta’ala.

Firman Allah Swt.:

وَما يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُوا الْأَلْبابِ

Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal. (Al-Baqarah: 269)

Yakni tiada yang dapat memanfaatkan pelajaran dan peringatan kecuali hanya orang yang mempunyai pemahaman dan akal, dengan melaluinya ia dapat memahami khitab (perintah) Allah ta’ala.


Justeru, al hikmah tidak akan terhasil melainkan dengan kebersihan hati dan ketinggian akal. Suburkanlah hati dengan keilmuan dan pengenalan makrifah Allah ta’ala. Nescaya akan melihat keajaiban-keajaiban Ilahi dalam hidupmu.


⁃ hari-hari akhir di Tanah Haram.
Nota Dari Tanah Haram

JIWA TARBAWI 863

Mengharap permohonan istighfar terhadap segala dosa dari para malaikat pemikul ‘Arasy, dari bumi wahyu.

الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ ‎﴿غافر: ٧﴾‏


Malaikat yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya, bertasbih memuji TuhanNya; dan beriman kepadaNya; serta mereka memohon ampun bagi orang-orang yang beriman (dengan berdoa merayu): "Wahai Tuhan kami! RahmatMu dan IlmuMu meliputi segala-galanya; maka berilah ampun kepada orang-orang yang bertaubat serta menurut jalanMu, dan peliharalah mereka dari azab neraka. (7)

(Ghafir: 7)

Iman diiringi dengan taubat dan menurut jalan Allah ta’ala.

Doa khusus dari mereka,

رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدتَّهُمْ وَمَن صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ‎﴿٨﴾‏ وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَن تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ‎﴿٩﴾‏

"Wahai Tuhan kami! Dan masukkanlah mereka ke dalam Syurga "Adn" yang Engkau telah janjikan kepada mereka; dan (masukkanlah bersama-sama mereka): orang-orang yang layak di antara ibu bapa mereka, dan isteri-isteri mereka, serta keturunan mereka. Sesungguhnya Engkaulah jua Yang Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana. (8) "Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan-kejahatan (yang dilakukannya); dan (sebenarnya) sesiapa yang Engkau pelihara pada hari itu dari terkena (balasan) kejahatan-kejahatan (yang dilakukannya) maka sesungguhnya Engkau telah mengurniakan rahmat kepadanya; dan yang demikian itulah kemenangan yang besar (nilainya)".


Amin ya Rabb!



Justeru, berimanlah, suburkanlah keimanan, perteguhkanlah, hidup matilah dengan keimanan dan bersedialah untuk mati dalam keimanan.

Juga bertaubatlah sungguh-sungguh, dan sentiasa perbaharuilah taubatmu.

Dan tetap istiqamah berada dijalan Tuhanmu sehingga akhir sedutan atau hembusan nafasmu.


⁃ menunggu waktu zohor Saiyyidil Ayyam.
Nota Dari Tanah Haram

JIWA TARBAWI 864


Semakin umur meningkat,
Semakin banyak nikmat yang dikecap,
Semakin banyak rezeki dirasa.

Namun,
Apakah semakin banyak bersyukur,
Atau semakin banyak amal dan ibadah,
Atau semakin banyak mengingati Allah.

Allah ta’ala Maha Mengerti perangai dan sikap manusia yang terlalu sedikit bersyukur.


وَلَقَدْ مَكَّنَّاكُمْ فِي الْأَرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ ‎﴿الأعراف: ١٠﴾‏

Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur. (10)

(Al A’raf: 10)


وَهُوَ الَّذِي أَنشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ ‎﴿المؤمنون: ٧٨﴾‏

Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur. (78)

(Al Mukminun: 78)

Engkau dikatakan bersyukur, apabila hatimu sentiasa mengakui dan menyedari bahawa setiap nikmat itu adalah kurniaan dari Allah ta’ala.

Sebagaimana Nabi Allah ta’ala Sulaiman biar pun seorang raja yang kaya dan berkuasa namun tetap bersyukur kepada Allah ta’ala apabila melihat singgahsana Balqis berada di hadapannya.

قَالَ هَـٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ ‎﴿النمل: ٤٠﴾‏

Dia ( Nabi Sulaiman) pun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". (40)

(An Naml: 40)

Engkau juga dikatakan bersyukur apabila menyebut-nyebut nikmat yang dikurniakan oleh Allah ta’ala dengan kata-kata syukur dan puji sebagaimana juga dengan berisitiqamah dan menambah amalan taat kepadaNya.

وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ تَشْكُرُونَ ‎﴿آل عمران: ١٢٣﴾‏

“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya”

(Ali I’mran: 123)

Justeru, mereka yang berkata syukur kepada Allah ta’ala namun tidak seiring dengan ketaatan adalah berdusta dalam ucapannya itu.

Sesungguhnya bila hati dan anggota sepenuhnya sentiasa bersyukur, maka sempurnalah ketakwaanmu padaNya.


⁃ menjelang isya’ di Al Mukarramah
Nota Dari Tanah Haram

JIWA TARBAWI 865

Bila memikirkan amalan selama hidup ini,

Banyak mana yang sudah dibuat?

Banyak mana yang telah Allah ta’ala terima?

Banyak mana yang benar-benar akan memberatkan timbangan mizan amal di akhirat nanti?

Kalaulah ukuran pemikiran sendiri pun tidak mampu untuk menilai, bagaimana penilaian Allah ‘Azza wa Jalla?

Sedangkan Allah ta’ala hanya akan menerima amalan yang paling benar yakni betul mengikut syariat dan sunnah Ar Rasul ‎ dan yang ikhlas dalam amalannya.

Oleh itu lah, dalam memahami ayat 2 surah Al Mulk,

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ ‎﴿الملك: ٢﴾‏

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, (2)

Ayat,
( ليبلوكم أيكم أحسن عملا )

Imam Ibnu Katsir menyebut,
Diriwayatkan dari Qatadah : “untuk menguji kamu, siapakah di antara kamu yang paling baik amalannya .. dan bukan yang paling banyak amalannya.”

Imam At Thabari pula menyebut,

“ supaya Dia menguji kamu dan menelek siapakah di antara kamu -wahai manusia- yang paling taat dan paling cepat bersegera menuntut keredhaanNya.”

Imam Qurthubi pula mentafsirkan,

“Yang paling banyak mengingati mati dan paling baik membiat persiapan mati, serta merasa bimbang takut dan berhati-hati terhadap kematian.”

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah ‎ﷺ membaca
(تبارك الذي بيده الملك)
hingga ke ayat (أيكم أحسن عملا) lalu bersabda: ‘ yang paling wara’ ( memelihara diri ) daripada yang diharamkan oleh Allah dan yang paling bersegera dalam mentaati Allah.’ “

Syeikh As Sa’ady dalam tafsirnya menyebut,

“ yang paling ikhlas dan paling benar amalannya.”

Ini bererti, kalau banyak beramal pun perlu dipastikan benar berdasarkan ilmu dan ikhlas untuk dipersembahkan kepada Allah ta’ala.

Dua syarat ini disebutkan dengan jelas dalam akhir surat al-Kahfi:

فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً

“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-nya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seoran gpun dalam beribadat kepada Rabb-nya.”

(Al Kahfi: 110)

Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini berkata,

“Dua hal ini merupakan dua rukun amal yang diterima. (Jadi suatu amalan) harus ikhlas kerana Allah dan sesuai dengan syari’at Rasulullah ‎.

Walaupun hati gementar memikirkan keadaan amalan sendiri, namun yakin dan percayalah bahawa,


وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَّحِيمٌ ‎﴿البقرة: ١٤٣﴾‏

dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. (143)

(Al Baqarah: 143)

وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ ‎﴿آل عمران: ١٧١﴾‏

dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (171)

(Ali ‘Imran: 171)

فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ ‎﴿يوسف: ٩٠﴾‏

Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik, (120)

(Yusuf: 90)

Justeru, teruslah beramal, bersungguhlah, perbanyakkanlah amalan dan pertingkatkan ilmu dan keikhlasan dalam beramal.
Nota Dari Tanah Haram

JIWA TARBAWI 866

Kalaulah engkau mahukan jiwa seorang HAMBA itu tertanam dan terpasak kukuh dalam hatimu..

Mohonlah pada Allah ‘Azza wa Jalla agar mencabut kesombongan dan ketakburan dari hatimu.

Takabburlah yang akan mencegah hatimu dari menerima kebenaran.

الكبر: بطر الحقِّ وغمط النَّاس
(رواه الشيخان)

Takabbur ialah menolak kebenaran dan merendah-rendahkan manusia lain.

(HR Bukhari dan Muslim)

Takabbur menjadikan seseorang merasa diri lebih lebih baik dari orang lain. Lantas memandang rendah dan memperkecilkan orang lain.

Tidak hairanlah takabbur akan menyemai sikap berperasangka buruk kepada orang lain. Dan suka membanding-bandingkan orang lain dengan dirinya.

Takabbur juga yang sering menjadikan seseorang menggilai pujian dan kedudukan duniawi, memperbanyakkan harta untuk berbangga dan memperagakan kekayaan dan kemewahan kepada mata dunia.

Tidak hairan berbenihkan kesombongan, manusia sering berhasad dengki, cela mencela, mengintip-ngintip keaiban dan umpat mengumpat tanpa rasa bersalah dan berdosa.

Yang lebih menakutkan ialah apabila takabbur menjadikan engkau enggan tunduk patuh merendah diri pada perintah dan ajaran Allah dan RasulNya. Itu yang terjadi pada iblis. Biar pun dia tidak pernah mensyirikkan Allah ta’ala, namun ia tegar untuk tidak mahu tunduk dengan perintah Allah ta’ala agar menghirmati Adam ‘alaihis salam.

Biarpun dinasihat dengan sentuhan ayat-ayat Allah dan hadis Nabi ‎, seorang yang sombong akan menggunakan akal logiknya untuk tidak menerima kebenaran yang ada dalam nasihat dan mau’izah.

Takabbur dan sombong menyukarkan tumbuhnya rasa kehinaan diri dan ketundukan diri kepada Allah ta’ala. Susahnya untuk muncul kerendahan diri kepada manusia lain.

Sifat sombong dan takabbur menjadikan seseorang itu suka dipuji atas ibadah dan amalan kebaikan yang ia lakukan. Maka suburlah sifat riya’ dan ‘ujub dalam hatinya. Maka biar pun banyak ibadah dan amalan, segala amalan itu tiada kesan pada jiwanya dan tiada pahala di sisi Allah ta’ala.

Oleh kerana itulah, sifat takburlah yang akan menghalangmu dari dapat masuk ke syurga.

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

Tidak akan masuk syurga orang yang dalam hatinya ada sebesar zarah perasaan sombong.

(HR Muslim, 51)

Kerana kesombongan adalah sifat ahli neraka.

عَنْ حَارِثَةَ بْنِ وَهْبٍ الخُزَاعِيِّ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الجَنَّةِ؟ كُلُّ ضَعِيفٍ مُتَضَاعِفٍ، لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ. أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ؟ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ.

Daripada Harithah bin Wahab Al Khuza’ie daripada Nabi ‎ bersabda, “Tidakkah aku akan memberitahu kamu tentang ahli-ahli syurga? Iaitu orang-orang yang lemah dan dipandang hina (oleh manusia), kalau dia bersumpah kepada Allah nescaya Allah mengabulkan sumpahnya, tidakkah aku akan memberitahu kamu tentang ahli-ahli neraka? Iaitu setiap orang yang kasar perangai atau bersikap kasar, angkuh dan sombong”. 

(Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim) 


Justeru, seriuslah bermohon kepadaNya agar dicabut kesombongan dari hati. Jalan menjadi seorang HAMBA akan lebih mudah jika hatimu terubat dari penyakit kesombonganitu.



⁃ Menjelang Wada’
Nota Dari Tanah Haram


JIWA TARBAWI 867

Setiap manusia, boleh sahaja terus berhubung dengan Allah, Tuhan mereka.

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ ‎﴿البقرة: ١٥٢﴾‏

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (152)

(Al Baqarah: 152)

عن أنس بن مالك وأبي هريرة رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم فيما يرويه عن ربه عز وجل قال: «إذا تَقَرَّبَ العبدُ إليَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إليه ذِرَاعًا، وإذا تَقَرَّبَ إليَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا، وإذا أتاني يمشي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً». رواه البخاري ومسلم ).

Dari Anas bin Mālik dan Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhumā- dari Nabi ‎ sebagaimana yang diriwayatkan dari Tuhannya -'Azza wa Jalla-, Dia berfirman, (haadis qudsi) :

"Jika seorang hamba mendekati-Ku sejengkal, niscaya Aku mendekatinya satu hasta. Jika dia mendekati-Ku satu hasta, niscaya Aku mendekatinya satu depa. Jika dia mendatangi-Ku dengan berjalan kaki, niscaya Aku mendatanginya dengan berlari kecil."
(HR Bukhari dan Muslim)

Justeru, manusia masih memerlukan petunjuk (hidayah) dan bimbing (taufiq). Manusia tidak boleh membuat jalannya sendiri untuk berhubung dan mendekati Allah ta’ala.

Oleh kerana itulah, para nabi dan rasul diutus Allah ta’ala.

وَمَآأَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّنُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلآ أَنَا فَاعْبُدُونِ

Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya : “Bahwasanya tidak ada Ilah(tuhan yang hak disembah) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.

(Al Anbiyaa: 25)

أُوْلَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ قُل لآأَسْئَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ هُوَ إِلاَّ ذِكْرَى لِلْعَالَمِينَ

Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: “Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al Qur’an)”. Al Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat.

(Al An’am: 90)

Sesungguhnya Allah ta’ala terus menerus mengekal dan memelihara kesan-kesan peninggalan nabi dan rasul, bukan sekedar ajarannnya, bahkan termasuk masjid-masjidnya.

Ambillah ruh dan jalan ketaatan dan ibadah serta ruh perjuangan mereka agar tetap istiqamah di atas jalan mereka para nabi dan rasul.

وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَـٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَـٰئِكَ رَفِيقًا ‎﴿النساء: ٦٩﴾‏

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (69)

(An Nisa’: 69)

Daripada Abu Darda’ dan Jabir R.A, daripada Nabi ‎ bersabda:

“Kelebihan solat di Masjid al-Haram berbanding di tempat lain adalah 100 000 kali solat, di masjidku ini ( masjid nabawi) 1000 kali solat, dan di Masjid Baitul Maqdis adalah 500 kali solat.”

(Dikeluarkan oleh al-Baihaqi dalam Sunan al-Sughra no:1821 dan dihasankan olehnya).


⁃ dari Masjid Nabawi menunggu solat Isya’.
JIWA TARBAWI 867



Kematian bukanlah sesuatu yang menakutkan dan membimbangkan, dan bukanlah sesuatu yang menyedihkan bagi orang-orang yang beriman dan beramal soleh.

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ‎﴿البقرة: ٢٧٧﴾‏

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (277)

(Al Baqarah: 277)

Kematian adalah permulaan satu kehidupan baru bagi ruh manusia tanpa keperluan fizikal jasadnya. Bahakan hidup selepas mati masih dianugerahi oleh Allah ta’ala lagi dengan pelbagai nikmat.

Nikmat di dalam kubur adalah termasuk dalam hakikat-hakikat ghaib yang tsabit buktinya melalui perkhabaran yang yakin lagi mutawatir.

Antaranya:

Kuburnya diterangi cahaya dan dilapangkan.

Daripada Abu Hurairah R.A, Rasulullah ‎ bersabda:

إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ ، أَوْ قَالَ : أَحَدُكُمْ ، أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ ، يُقَالُ لأَحَدِهِمَا : الْمُنْكَرُ ، وَالآخَرُ : النَّكِيرُ ، فَيَقُولَانِ : مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ ؟ فَيَقُولُ مَا كَانَ يَقُولُ : هُوَ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . فَيَقُولانِ : قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ هَذَا ، ثُمَّ يُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ سَبْعُونَ ذِرَاعًا فِي سَبْعِينَ ، ثُمَّ يُنَوَّرُ لَهُ فِيهِ ، ثُمَّ يُقَالُ لَهُ : نَمْ

Apabila mayat (atau seseorang daripada kamu) telah dikuburkan, datanglah kepadanya dua malaikat hitam kebiru-biruan, seorang daripada keduanya dikenali dengan Malaikat Munkar dan seorang lagi dengan Malaikat Nakir. Keduanya berkata: “Apakah yang hendak engkau katakan mengenai lelaki ini?
Dia berkata: “Dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Aku bersaksi bahawa tiada tuhan yang layak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahawa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.” Keduanya berkata: “Sungguh, kami telah tahu bahawa engkau akan mengatakan demikian itu.” Kemudian dilapangkan baginya di dalam kuburnya sepanjang 70 hasta kali 70 hasta. Kemudian diberi cahaya baginya di dalamnya. Kemudian, dikatakan kepadanya: “Tidurlah engkau.”

(HR al-Tirmizi,1071 dan Ibn Hibban, 3117)
 
Setiap pagi dan petang, akan diperlihatkan kepadanya kedudukan tempatnya di Syurga di dalam kubur tersebut.

Daripada Abdullah bin Umar R.Anhuma, Rasulullah ‎ bersabda:

إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَيُقَالُ هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Setiap seorang daripada kamu, manakala telah mati akan diperlihatkan kepadanya kedudukan tempatnya setiap pagi dan petang. Jika dia daripada ahli syurga maka (akan diperlihatkan seperti) ahli syurga dan jika dia ahli neraka maka daripada ahli neraka. Dikatakan kepadanya, “Inilah tempatmu sehingga dibangkitkan semula pada hari kiamat.”

(HR al-Bukhari,1379 dan Muslim, 2866)

Memperoleh wangian dan haruman daripada Syurga serta kuburnya diluaskan sejauh mata memandang.

Daripada al-Bara’ bin ‘Azib R.A, katanya: Kami pernah bersama Rasulullah ‎ mengiringi jenazah seorang lelaki Ansar sehinggalah kami sampai di kuburan dan menunggu disiapkan liang lahad. Rasulullah ‎ duduk dan kami duduk di sekeliling baginda seolah-olah di atas kepala kami ada burung. Pada tangan Rasulullah ‎ terdapat satu tongkat yang dicacak ke tanah. Nabi ‎ bersabda (antaranya):

...
فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ: مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: رَبِّيَ اللهُ، فَيَقُولَانِ: وَمَا دِينُكَ؟ فَيَقُولُ: دِينِيَ الْإِسْلَامُ، فَيَقُولَانِ: مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ؟ فَيَقُولُ هُوَ رَسُولُ اللهِ، فَيَقُولَانِ: وَمَا يُدْرِيكَ؟ فَيَقُولُ: قَرَأْتُ كِتَابَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ، قَالَ: فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ أَنْ صَدَقَ عَبْدِي فَافْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا مِنَ الْجَنَّةِ فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا، وَيُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ مَدَّ بَصَرِهِ،


...Kemudian dua orang malaikat datang kepada roh dan duduk di sisi. Kedua-duanya bertanya: Siapakah tuhan kamu? Lalu roh mukmin menjawab: Tuhanku ialah Allah. Mereka bertanya lagi: Apakah agama kamu? Dia menjawab: Agamaku Islam. Mereka bertanya lagi: Siapakah orang ini yang dibangkitkan dalam kalangan kamu? Roh menjawab: Dia ialah utusan Allah. Mereka bertanya lagi: Bagaimana engkau mengetahuinya? Dia menjawab: Aku membaca Kitabullah Azza wa Jalla, lalu aku beriman dan mempercayainya.
Lalu penyeru menyeru daripada langit: “Hambaku benar! Bentangkan untuknya syurga. Pakaikan ia dengan pakaian daripada syurga. Bukakanlah pintu syurga untuknya.” Dia pun mendapat wangian dan harumnya angin syurga, serta kuburannya diluaskan sejauh mata memandang.

(HR Abu Daud, 4753 dan Ahmad, 4/287)

Beruntunglah mereka yang telah mendahului.

وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ

“Dan sesungguhnya insya Allah kita pasti bertemu.”

(HR Muslim, 367)

Justeru, persiapkanlah dirimu dengan kesempurnaan iman dan amal soleh untuk kembali kepadaNya.


⁃ Mengenang 5 kematian di kalangan sahabat, rakan dan kenalan sebelum, ketika dan selepas berada di Haramain.




ABi
2024/09/29 09:35:55
Back to Top
HTML Embed Code: