Telegram Web Link
Sebagai pembalasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak.

An Naba': 31-36

Seorang itu juga dapat mencegah perasaan riya' dengan menyembunyikan ibadah yang dilakukan seperti seseorang menyembunyikan kejahatan yang dilakukannya.

Rasulullah ‎ bersabda :

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ الْغَنِيَّ الْخَفِيَّ

“Sesungguhnya Allah mencintai hambaNya yang takwa, yang selalu merasa cukup dan yang merahsiakan (ibadahnya)”.

HR Muslim, no. 2965

Rawatan terhadap penyakit riya' ini dengan izin Allah berkesan sekiranya ia dapat dilaksanakan oleh seseorang itu dengan penuh keyakinan dan istiqamah.

Dia juga perlu mendidik hatinya supaya sentiasa ingat dalam beramal ibadah dia sedang berurusan dengan Allah iaitu Zat Yang Maha Mengetahui dengan segala isi kandungan hati hamba-hambaNya. Tiada suatu pun yang dapat disembunyikan dari pengetahuanNya.

وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ﴿المائدة: ٧﴾

Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengetahui isi hati(mu).

Al Maidah: 7

وَإِن تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى﴿طه: ٧﴾

Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.

Seorang hamba yang beramal itu perlu sering mengingatkan dan mengulang-ulangkan dalam hatinya betapa binasanya dirinya jika riya' menyelinap dalam setiap amal ibadahnya.

عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ . قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ الأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الرِّيَاءُ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جُزِىَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِى الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً

Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah ‎ bersabda,

“Sesungguhnya yang paling aku khuatir akan menimpa kalian adalah syirik asyghar.” Para sahabat bertanya, “Apa itu syirik ashgor, wahai Rasulullah?” Baginda bersabda, “(Syirik asyghar adalah) riya’. Allah Ta’ala berkata pada mereka yang berbuat riya’ pada hari kiamat ketika manusia mendapat balasan atas amalan mereka: ‘Pergilah kalian pada orang yang kalian tujukan perbuatan riya’ di dunia. Lalu lihatlah apakah kalian mendapatkan balasan dari mereka?’ ".

HR. Ahmad, 5/429.

أتخوف على أمتي الشرك والشهوة الخفية قال قلت يا رسول الله أتشرك أمتك من بعدك قال نعم أما إنهم لا يعبدون شمسا ولا قمرا ولا حجرا ولا وثنا ولكن يراءون بأعمالهم والشهوة الخفية أن يصبح أحدهم صائما فتعرض له شهوة من شهواته فيترك صومه

, "Aku sangat takut kepada umatku tertimpa kesyirikan dan syahwat yang terselubung." (Syaddad bin Aus radhiallahu'anhu) berkata; saya berkata, "Wahai Rasulullah, apakah umatmu akan melakukan kesyirikan setelah Anda?." Beliau menjawab, "Ya, namun mereka tidak menyembah matahari, bulan, batu atau berhala tapi mereka melakukan riya' dengan amalan-amalan mereka. Adapun syahwat yang tersembunyi iaitu seorang yang di pagi hari dalam keadaan puasa, lalu ada satu syahwat yang datang, sehingga ia meninggalkan puasanya."

HR Ahmad, 16498


Seorang hamba yang beramal itu juga wajiblah bermohon keikhlasan dari Allah pada setiap amalannya serta bermohon perlindungan dari sifat riya'.

Dari Abu Musa Al Asy'ari Radhiyallahu ta'ala 'anhu meriwayatkan,

خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا هَذَا الشِّرْكَ فَإِنَّهُ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ فَقَالَ لَهُ مَنْ شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُولَ وَكَيْفَ نَتَّقِيهِ وَهُوَ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ قُولُوا اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ

Pada suatu hari Rasulullah ‎ berkhutbah di hadapan kami , Baginda bersabda: Wahai sekalian manusia, takutlah kalian terhadap syirik karena dia lebih halus dari langkah semut. Kemudian seseorang bertanya, Wahai Rasul Allah, bagaimana kami harus menghindarinya, sementara dia lebih halus dari langkah semut? Maka Baginda ‎ menjawab: Berdo'alah dengan membaca,
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ

(Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami mengetahuinya dan kami meminta ampun kepada-Mu terhadap apa yang kami tidak ketahui).'

HR Ahmad, 18781


Justeru, bersungguh-sungguhlah bermujahadah untuk merawat hati dari penyakit riya' yang membinasakan ini dan berusahalah membersihkan hati darinya. Semoga hatimu jadi hati yang sejahtera ketika menemui Tuhanmu di akhirat nanti.

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ﴿٨٨﴾إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ﴿٨٩﴾﴿الشعراء: ٨٨-٨٩﴾

(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,

As Syu'ara: 88-89



ABi
JIWA TARBAWI 736



Rahmat ALLAH dan taubat HAMBA ..


قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (53) وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ (54)

Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).
(Az Zumar: 53-55)

Ayat-ayat ini merupakan seruan kepada seluruh para pelaku maksiat agar bertaubat dan kembali kepada-Nya.

Juga memberitahu kepada hamba-hambaNya betapa Allah ta'ala mengampuni semua dosa bagi orang yang mahu bertaubat kepadaNya dan meninggalkan perbuatan-perbuatan dosanya, betapapun banyaknya dosa yang telah dilakukannya dan sekalipun banyaknya seperti buih di laut.

Taubat wajiblah disusuli dengan islah (perbaikan) niat, iman dan amal saleh.

إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَـٰئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا﴿النساء: ١٤٦﴾

Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.
(An Nisa': 146)

ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ عَمِلُوا السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابُوا مِن بَعْدِ ذَٰلِكَ وَأَصْلَحُوا إِنَّ رَبَّكَ مِن بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ﴿النحل: ١١٩﴾

Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(An Nahl: 119)

إِلا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا
kecuali orang-orang yang bertobat, beriman, dan mengerjakan amal saleh.
(Al-Furqan: 70)

Sesungguhnya Allah ta'ala mengampuni semua dosa tersebut apabila disertai dengan taubat. Dan seorang hamba tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah, biar bagaimanapun besarnya dosa-dosanya, kerana sesungguh­nya pintu rahmat dan pintu taubat itu luas.

Allah ta'ala telah berfirman:

أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ
Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya.
(At-Taubah: 104)

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا

Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia men­dapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(An-Nisa: 110)

عن أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ فَقَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم يقول: "وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَوْ أَخْطَأْتُمْ حَتَّى تَمْلَأَ خَطَايَاكُمْ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، ثُمَّ اسْتَغْفَرْتُمُ اللَّهَ لَغَفَرَ لَكُمْ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، لَوْ لَمْ تُخْطِئُوا لَجَاءَ اللَّهُ بِقَوْمٍ يُخْطِئُونَ، ثُمَّ يَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ"

Dari Anas bin Malik RA berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ‎ bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan­nya, sekiranya kalian berbuat kesalahan sehingga kesalahan kalian memenuhi antara langit dan bumi, kemudian kalian mohon ampun kepada Allah Swt., nescaya Dia memberi ampun bagi kalian. Dan demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sekiranya kalian tidak berbuat kesalahan (dosa), tentulah Allah akan mendatangkan suatu kaum yang berbuat kesalahan, kemudian mereka mohon ampun kepada Allah, maka Allah memberi ampun bagi mereka."
[HR Ahmad, 13006]
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ الْمُفَتَّنَ التَّوَّابَ".

Dari Ali ibnu Abu Talib RA bahwa Rasulullah ‎ pernah bersabda:
"Sesungguhnya Allah menyukai hamba yang teperdaya oleh dosa lagi suka bertaubat."
[HR Ahmad, 571]

Ibnu Abbas RA mengatakan bahwa barang siapa di antara hamba Allah yang berputus asa dari taubat , berarti dia telah mengingkari Kitabullah.

Ibnu Mas'ud mengatakan bahwa sesungguhnya ayat dari Kitabullah yang paling agung ialah firman-Nya:
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).
(Al-Baqarah: 255)

Sesungguhnya ayat yang paling banyak memuat kebaikan dan keburukan di dalam Al-Qur'an adalah firman-Nya:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإحْسَانِ
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan.
(An-Nahl: 90)

Sesungguhnya ayat Al-Qur'an yang paling menggembirakan adalah firman Allah ta'ala di dalam surat Az-Zumar, iaitu:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ
Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.”
(Az-Zumar: 53)

Dan sesungguhnya ayat yang paling ketara persoalan berserah diri adalah firman-Nya:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
(At-Thalaq: 2-3)

Allah ta'ala menganjurkan kepada hamba-hambaNya untuk bersegera bertaubat. Untuk itu Allah ta'ala berfirman:

وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ (54) وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنزلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ (55)

Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu.sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedangkan kamu tidak menyadarinya.
(Az Zumar: 54-55)

Maksudnya, kembalilah ke jalan Allah, bersegeralah ikutilah segala ajaran Al Quran dan berserah dirilah sepenuhnya kepadaNya sebelum terlambat. Kerana ketentuan Allah yang berupa ajal kematian dan kedatangan Hari Kiamat boleh sahaja datang dengan tiba-tiba tanpa disedari.

Justeru, bersegeralah bertaubat. Usah ditangguh-tangguh lagi.

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ﴿آل عمران: ١٣٣﴾

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
(Ali 'Imran: 133)




ABi
JIWA TARBAWI 737



Nilai ucapan ‘ukhuwwah dan persaudaraan’ di hadapan saudaranya tetapi itu yang hanya tinggal di bibir ..

Saling menghina kini menjadi lumrah...


بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنْ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ

Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia menghina saudaranya sesama muslim.

HR Muslim, 4650

قال سفيان الثوري رحمة الله عليه: "عجباً لرجل يعرفه صاحبه بمودته ونصيحته ولا يعلم منه إلا خيراً خمسين سنة ثم يأتيه رجل لا يعرفه فيخبره عنه بسوء فيقبله منه ويطرح معرفته."

Berkata Imam Sufyan al-Thawri rahmatullah ‘alaih berkata:

"Alangkah menghairankan, seseorang yang mengenali sahabatnya sebagai penyayang dan jujur. Lima puluh tahun mengenalinya, langsung tidak diketahui pada diri sahabatnya itu melainkan yang baik-baik belaka. Kemudian datang seseorang yang tidak dikenali memberitahunya sesuatu yang buruk tentang sahabatnya, langsung dia terima dan melupakan segala yang diketahuinya selama ini".

[ Nukilan dari kitab Ansaab Al Asyraf ]


Hanya padaMu Ya Rabb aku berlindung..

اَللَّهُـمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ يَوْمِ السُّوْءِ، وَمِنْ لَيْلَةِ السُّوْءِ، وَمِنْ سَاعَةِ السُّوْءِ، وَمِنْ صَاحِبِ السُّوْءِ، وَمِنْ جَارِ السُّوْءِ فِيْ دَارِ الْـمُقَامَةِ

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hari yang buruk, malam yang buruk, waktu yang buruk, teman yang jahat, dan tetangga yang jahat di tempat tinggal tetapku.

(HR. Al-Thabrani dalam al-Kabir,14227)






ABi
JIWA TARBAWI 738


Di akhirat nanti, di antara yang manusia begitu menyesal dan ingat tentang kebinasaannya ialah harta dan kekuasaan. Kerana dua perkara ini sering dirasai oleh manusia sebagai satu kemuliaan.

Azza wa Jalla berfirman:

وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ ﴿٢٥﴾ وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ ﴿٢٦﴾ يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ ﴿٢٧﴾ مَا أَغْنَىٰ عَنِّي مَالِيَهْ ﴿٢٨﴾ هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ

Dan adapun orang yang kitabnya diberikan di tangankirinya, maka dia berkata, “Alangkah baiknya jika kitabku(ini) tidak diberikan kepadaku.Sehingga aku tidak mengetahui bagaimana perhitunganku,Wahai, kiranya (kematian)itulah yang menyudahi segala sesuatu. Hartaku samasekali tidak berguna bagiku. Kekuasaanku telah hilang dariku.”

Al-Haqqah:25-29

Ini disebabkan dalam kehidupan di dunia manusia sering merasa kuat, hebat dan mulia dengan harta dan kuasa. Kedua-dua ini sering terkait antara satu sama lain.

وَكَانَ لَهُ ثَمَرٌ فَقَالَ لِصَاحِبِهِ وَهُوَ يُحَاوِرُهُ أَنَا أَكْثَرُ مِنكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا﴿الكهف: ٣٤﴾

dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat"

Al Kahfi: 34

Dan manusia akan merasa hina apabila harta dan kuasanya hilang atau berkurangan.

فَأَمَّا الْإِنسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ﴿١٥﴾وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ﴿١٦﴾‏ ‎﴿الفجر: ١٥-١٦﴾‏

Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku". (15) Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku".(16)

Al Fajr: 15-16

Rasulullah ‎ telah berpesan dalam memperingatkan tentang kebinasaan dua perkara ini.

مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِي غَنَمٍ بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ

Dua serigala lapar yang dilepas menyerang sekawan kambing, kerosakannya tidak melebihi keinginan seseorang untuk memperoleh harta dan kemuliaan yang merosakkan agamanya.

HR Tirmizi, 2298

Kekuasaan dan kekayaanlah yang menjadikan Firaun merasakan dirinya sebagai 'tuhan' yang berkuasa melakukan apa saja menurut kehendaknya.

وَنَادَىٰ فِرْعَوْنُ فِي قَوْمِهِ قَالَ يَا قَوْمِ أَلَيْسَ لِي مُلْكُ مِصْرَ وَهَـٰذِهِ الْأَنْهَارُ تَجْرِي مِن تَحْتِي أَفَلَا تُبْصِرُونَ﴿الزخرف: ٥١﴾

Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: "Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat(nya)?

Az Zukhruf: 51

وَقَالَ مُوسَىٰ رَبَّنَا إِنَّكَ آتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَأَهُ زِينَةً وَأَمْوَالًا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا عَن سَبِيلِكَ.. ‎﴿يونس: ٨٨﴾

Musa berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan Kami -- akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau.."

Yunus: 88

Kecenderungan dan ketamakan nafsu manusia kepada berkuasa dan kekal berkuasa, kaya dan bertambah kaya- sering diperkudakan oleh syaitan dan menjadikan manusia itu jatuh ke lembah kehinaan dan kebinasan.

فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَىٰ ‎﴿طه: ١٢٠﴾‏

Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?" (120)

Thahaa: 120

فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِن سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَـٰذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَن تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ ‎﴿الأعراف: ٢٠﴾‏
Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)".

Al A'raf: 20


وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ﴿١﴾الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ﴿٢﴾يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ﴿٣﴾ ‎﴿الهمزة: ١-٣﴾‏

yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, (2) dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya, (3)

Al Humazah: 1-3

Kuasa akan sering menjadikan seseorang hina dan menyesal. Terutama di akhirat kalaulah ianya bukannya dari jalan yang benar dan tidak didokong dengan penuh kesungguhan dan amanah.

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا تَسْتَعْمِلُنِي قَالَ فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبِي ثُمَّ قَالَ يَا أَبَا ذَرٍّ إِنَّكَ ضَعِيفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةُ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ إِلَّا مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ فِيهَا

Dari Abu Dzar dia berkata, saya berkata, Wahai Rasulullah, tidakkah anda menjadikanku sebagai seorang yang berjawatan (berkuasa)? Abu Dzar berkata, Kemudian Baginda ‎ﷺ menepuk bahuku dengan tangan Baginda ‎ﷺ seraya bersabda: "Wahai Abu Dzar, kamu ini lemah (untuk memegang jabatan) padahal jabatan merupakan amanah. Pada hari kiamat ia adalah kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi siapa yang mengambilnya dengan haq dan melaksanakan tugas dengan benar."

HR Muslim, 3404

Dari Abu Hurairah, Rasulullah ‎ bersabda,

إنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الإمَارَةِ، وَسَتَكونُ نَدَامَةً يَوْمَ القِيَامَة

“Nanti engkau akan begitu tamak pada kekuasaan. Namun kelak di hari kiamat, engkau akan benar-benar menyesal”

(HR. Bukhari no. 7148).

Kata Imam Ibnu Batthal bahwa, “Ketamakan manusia pada kepemimpinan begitu nyata. Itulah yang membuat adanya pertumpahan darah, merendahkan kehormatan orang lain, terjadinya kerosakan sehinggalah kekuasaan itu tercapai. Kerakusan pada kekuasaan inilah yang membuat keadaan menjadi rosak. Kerana merebut kekuasaanlah terjadi pembunuhan, saling menjauhi, saling merendahkan, atau mati kerananya, itulah yang bakal menjadi penyesalan pada hari kiamat.

(Syarh Al Bukhari karya Ibnu Batthal).


Badaruddin Al ‘Aini, penulis kitab ‘Umdatul Qori berkata,

“Siapa saja yang tamak pada kekuasaan, maka umumnya ia tidak akan dapat menjalankan amanah dengan baik.”


Justeru, berhati-hatilah dengan harta dan kuasa. Biarpun kedua-duanya ada keharusan namun ujian, fitnah dan kebinasaannya begitu besar sekali. Usahlah sampai terasa lazat dan nikmat sehingga begitu sukar untuk melepaskannya.



ABi
JIWA TARBAWI 739


Mengadu permohonan dan panduan kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan beradab denganNya dalam memohon sesuatu dariNya.


عن عبد الله بن أبي أوفى قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من كانت له إلى الله حاجة أو إلى أحد من بني آدم فليتوضأ فليحسن الوضوء ثم ليصل ركعتين ثم ليثن على الله وليصل على النبي صلى الله عليه وسلم ثم ليقل لا إله إلا الله الحليم الكريم سبحان الله رب العرش العظيم الحمد لله رب العالمين أسألك موجبات رحمتك وعزائم مغفرتك والغنيمة من كل بر والسلامة من كل إثم لا تدع لي ذنبا إلا غفرته ولا هما إلا فرجته ولا حاجة هي لك رضا إلا قضيتها يا أرحم الراحمين

dari Abdullah bin Abu Aufa dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa yang mempunyai hajat (keinginan) kepada Allah atau kepada seseorang dari anak Adam, maka hendaklah dia berwudhu dengan menyempurnakan wudhunya, lalu melaksanakan shalat dua rakaat, memuji kepada Allah, membaca Shalawat kepada Nabi ﷺ, kemudian membaca( doa yang bermaksud): “ (Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah yang Mahalembut lagi Mahapemurah, Mahasuci Allah Rabb pemilik 'Arsy yang Mahaagung, segala puji bagi Allah Rabb semesta Alam, aku mengharap rahmatMU, ketetapan hati (untuk meraih) ampunan-Mu, mendapatkan keberuntungan dengan segala kebaikan dan keselamatan dari segala perbuatan dosa, jangan Engkau biarkan dosa padaku kecuali Engkau mengampuninya, dan jangan Engkau biarkan kegundahan kecuali Engkau membukakannya, dan jangan Engkau biarkan hajat yang Engkau ridhai kecuali Engkau penuhi, wahai Dzat yang Maha Pengasih)”

HR Tirmizi,441

عن جابر رضي الله عنه قال كان النبي صلى الله عليه وسلم يعلمنا الاستخارة في الأمور كلها كالسورة من القرآن إذا هم بالأمر فليركع ركعتين ثم يقول اللهم إني أستخيرك بعلمك وأستقدرك بقدرتك وأسألك من فضلك العظيم فإنك تقدر ولا أقدر وتعلم ولا أعلم وأنت علام الغيوب اللهم إن كنت تعلم أن هذا الأمر خير لي في ديني ومعاشي وعاقبة أمري أو قال في عاجل أمري وآجله فاقدره لي وإن كنت تعلم أن هذا الأمر شر لي في ديني ومعاشي وعاقبة أمري أو قال في عاجل أمري وآجله فاصرفه عني واصرفني عنه واقدر لي الخير حيث كان ثم رضني به ويسمي حاجته

dari Jabir radhiallahu'anhu dia berkata; Nabi ﷺ pernah mengajarkan istikharah kepada kami untuk setiap perkara, sebagaimana mengajarkan surat dari Al-Qur'an. (Sabdanya): "Jika salah seorang dari kalian menginginkan sesuatu maka hendaknya ia mengerjakan dua rakaat lalu ia mengucapkan:[maksud]: “(Ya Allah saya memohon pilihan kepada Engkau dengan ilmu-Mu, saya memohon penetapan dengan kekuasaan-Mu dan saya memohon karunia-Mu yang besar, karena Engkaulah yang berkuasa sedangkan saya tidak berkuasa, Engkaulah yang Maha Mengetahui sedangkan saya tidak mengetahui apa-apa, dan Engkau Maha Mengetahui dengan segala yang ghaib. Ya Allah jikalau Engkau mengetahui urusanku ini (ia sebutkan hajatnya) adalah baik untukku dalam agamaku, kehidupanku, serta akibat urusanku -atau berkata; baik di dunia atau di akhirat- maka takdirkanlah untukku serta mudahkanlah bagiku dan berilah berkah kepadaku, sebaliknya jikalau Engkau mengetahui bahwa urusanku ini (ia menyebutkan hajatnya) buruk untukku, agamaku, kehidupanku, serta akibat urusanku, -atau berkata; baik di dunia ataupun di akhirat- maka jauhkanlah aku daripadanya, serta takdirkanlah untukku yang baik baik saja, kemudian jadikanlah aku ridha dengannya.) " Lalu ia menyebutkan hajatnya.


HR Bukhari, 5903

Kata Ibnu ‘Athaillah As-Sakandari dalam kitab Al Hikam,

لاَ يَــكُنْ تَــأَخُّرُ أَ مَدِ الْعَطَاءِ مَعَ اْلإِلْـحَـاحِ فيِ الدُّعَاءِ مُوْجِـبَاً لِـيَأْسِكَ؛ فَـهُـوَ ضَمِنَ لَـكَ اْلإِجَـابَـةَ فِيمَا يَـخْتَارُهُ لَـكَ لاَ فِيمَا تَـختَارُ لِـنَفْسِكَ؛ وَفيِ الْـوَقْتِ الَّـذِيْ يُرِ يـْدُ لاَ فيِ الْـوَقْتِ الَّذِي تُرِ يدُ

"Janganlah kerana kelambatan datangnya pemberianNya kepadamu, ketika engkau telah bersungguh-sungguh dalam berdoa, menyebabkan engkau berputus asa; sebab Dia telah menjamin bagimu suatu ijabah (pengabulan doa) dalam apa-apa yang Dia pilihkan bagimu, bukan dalam apa-apa yang engkau pilih untuk dirimu; dan pada waktu yang Dia kehendaki, bukan pada waktu yang engkau kehendaki."

لا تطالب ربّك بتأخر مطلبك  ولكن طالبْ نفسَك بتأخر أدبك
.
Janganlah engkau menuntut Rabbmu (iaitu Allah ta'ala) sebab permintaanmu ditaakhirkan (belum tertunai permintaanmu) , tapi tuntutlah dirimu sendiri sebab adabmu (sebagai hamba Allah yang baik) yang engkau taakhirkan (belum engkau tunaikan).




ABi
JIWA TARBAWI 740


Bila Allah sebagai RABB dalam kehidupanku…


فَإِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِّي إِلَّا رَبَّ الْعَالَمِينَ ‎﴿٧٧﴾‏ الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ ‎﴿٧٨﴾‏ وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ ‎﴿٧٩﴾‏ وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ ‎﴿٨٠﴾‏ وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ ‎﴿٨١﴾‏ وَالَّذِي أَطْمَعُ أَن يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ ‎﴿٨٢﴾‏ رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ ‎﴿٨٣﴾

﴿الشعراء: ٧٧-٨٣﴾‏

"(Aku bertanya demikian) kerana sesungguhnya berhala-berhala itu ialah musuhKu, (aku tidak menyembah) melainkan Allah Tuhan sekalian alam; (77) "Tuhan yang menciptakan daku (dari tiada kepada ada), maka Dia lah yang memimpin dan memberi petunjuk kepadaku; (78) "Dan Tuhan yang Dia lah jua memberiku makan dan memberi minum, (79) "Dan apabila aku sakit, maka Dia lah yang menyembuhkan penyakitku; (80) "Dan (Dia lah) yang mematikan daku, kemudian Ia menghidupkan daku; (81) "Dan (Dia lah) yang aku harap-harapkan supaya mengampunkan dosaku pada hari kiamat; (82) "Wahai Tuhanku, berikanlah daku ilmu pengetahuan ugama, dan hubungkanlah daku dengan orang-orang yang soleh; (83)

As Syu’ara:77-83



رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُن مِّنَ الْخَاسِرِينَ ‎(هود:٤٧)

Wahai Tuhanku! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu daripada memohon sesuatu yang aku tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; dan jika Engkau tidak mengampunkan dosaku, dan memberi rahmat kepadaku, nescaya menjadilah aku dari orang-orang yang rugi

Hud: 47




ABi
JIWA TARBAWI 741


Padah bila lemah pandangan mata hati. Merasa diri dan kehidupannya pada jalan yang benar sedangkan ia tertipu dengan syaitan.


وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَـٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ﴿٣٦﴾وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُم مُّهْتَدُونَ﴿٣٧﴾‏ ‎﴿الزخرف: ٣٦-٣٧﴾

Dan sesiapa yang tidak mengindahkan pengajaran (Al-Quran yang diturunkan oleh Allah) Yang maha Pemurah, Kami akan adakan baginya Syaitan (yang menghasut dan menyesatkannya), lalu menjadilah Syaitan itu temannya yang tidak renggang daripadanya. Dan sesungguhnya Syaitan-syaitan itu tetap menghalangi mereka dari jalan yang benar, sedang mereka menyangka bahawa mereka orang-orang yang mendapat hidayah petunjuk.

Az Zukhruf: 36-37

وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَاءَ فَزَيَّنُوا لَهُم مَّا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَحَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِن قَبْلِهِم مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ إِنَّهُمْ كَانُوا خَاسِرِينَ﴿فصلت: ٢٥﴾

Dan Kami adakan untuk mereka teman-teman rapat (dari jin dan manusia), lalu teman-teman itu memperhiaskan kepada mereka (fahaman-fahaman sesat) mengenai perkara-perkara dunia yang ada di hadapan mereka, serta perkara-perkara akhirat yang ada di belakang mereka; dan (dengan sebab itu) tetaplah hukuman (azab) atas mereka bersama-sama dengan umat umat (yang sesat) dari jin dan manusia yang terdahulu daripada mereka. Sesungguhnya mereka semuanya adalah golongan yang rugi (bawaan hidupnya).

Fussilat: 25


قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا﴿١٠٣﴾الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا﴿١٠٤﴾﴿الكهف: ١٠٣-١٠٤﴾

Katakanlah (wahai Muhammad): "Mahukah Kami khabarkan kepada kamu akan orang-orang yang paling rugi amal-amal perbuatannya? (Iaitu) orang-orang yang telah sia-sia amal usahanya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahawa mereka sentiasa betul dan baik pada apa sahaja yang mereka lakukan".

Al Kahfi: 103-104



Justeru, kembalilah kepada Allah ..




ABi
JIWA TARBAWI 742



Usah pandang remeh tentang syirik samaada syirik jalli ( terang ) mahu pun syirik khofi (tersembunyi) ..


عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، فِي قَوْلِ اللَّهِ، عَزَّ وَجَلَّ [فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ] قَالَ: الْأَنْدَادُ هُوَ الشِّرْكُ، أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ عَلَى صَفَاة سَوْدَاءٍ فِي ظُلْمَةِ اللَّيْلِ،

Dari Ibnu Abbas, sehubungan dengan firman-Nya,

فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.”

(Al Baqarah : 22)

Istilah (الْأَنْدَادُ ) iaitu mempersekutukan Allah, syirik itu lebih samar daripada semut merangkak di atas batu hitam yang licin di dalam kegelapan malam.

(Tafsir Ibnu Katsir)


اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ

"Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan kami mengetahuinya. Dan kami memohon ampun kepada-Mu terhadap kesyirikan yang tidak kami ketahui."

(HR. Ahmad IV/403 dari Abu Musa al Asy'ari.)




ABi
JIWA TARBAWI 743



Merenung tujuan hidup ..

Firman Allah ‘Azza wa Jalla

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ [الذاريات : ٥٦]

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Az Zariyat: 56

Syeikh As Sa’adi menyebut dalam kitab tafsirnya,

هذه الغاية، التي خلق الله الجن والإنس لها، وبعث جميع الرسل يدعون إليها، وهي عبادته، المتضمنة لمعرفته ومحبته، والإنابة إليه والإقبال عليه، والإعراض عما سواه، وذلك يتضمن معرفة الله تعالى، فإن تمام العبادة، متوقف على المعرفة بالله، بل كلما ازداد العبد معرفة لربه، كانت عبادته أكمل، فهذا الذي خلق الله المكلفين لأجله، فما خلقهم لحاجة منه إليهم.



"Inilah matlamat penciptaan para jin dan manusia. Allah ta'ala yang menentukannya. Bahkan keseluruhan kebangkitan para rasul adalah untuk menyeru kepada matlamat ini. Iaitu ibadah yang terkandung di dalamnya pengertian makrifah ( mengenali Allah ), mahabbah ( mencintaiNya ), inabah ( kembali kepadaNya ), iqbal ( menghadapNya) dan i'radh ( berpaling dari selainNya ). Kesempurnaan ibadah bergantung pada makrifah ( mengenaliNya ) dengan sebenar-benarnya. Bahkan semakin bertambahnya makrifah terhadap Allah, ianya akan menjadikan semakin menyempurnakan ibadah pengabdiannya pada Allah. Inilah matlamat dan tujuan Allah mencipta golongan mukallaf di kalangan jin dan manusia iaitu supaya mereka mendapat keredhaanNya melalui ibadah. Dan bukannya Allah ta'ala yang berhajat memerlukan ibadah dan pengabdian mereka."

( Tafsir As Sa'adi )

Justeru, kembalikanlah tujuan hidupmu kepada yang asal.




ABi
JIWA TARBAWI 744


Berhajatnya jiwa seorang HAMBA kepada Al Quran..

Sebagai inzar ( peringatan berupa amaran) untuk melahirkan ketakwaan dalam hatinya.

وَأَنذِرْ بِهِ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَن يُحْشَرُوا إِلَىٰ رَبِّهِمْ لَيْسَ لَهُم مِّن دُونِهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ لَّعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ﴿الأنعام: ٥١﴾

Dan berilah amaran dengan Al-Quran itu kepada orang-orang yang merasa takut bahawa mereka akan dihimpunkan kepada Tuhan mereka (pada hari kiamat), (padahal) tiadalah bagi mereka pelindung dan tidak juga pemberi syafaat yang lain dari Allah, supaya mereka bertaqwa.

Al An'am : 51

Sebagai tazkirah ( peringatan ) untuk dia mempersiapkan dirinya menghadapi kehidupan akhirat.

فَذَكِّرْ بِالْقُرْآنِ مَن يَخَافُ وَعِيدِ﴿ق: ٤٥﴾

Oleh itu, berilah peringatan dengan Al-Quran ini kepada orang yang takutkan janji azabKu.

Qaaf: 45

Justeru, beruntunglah seorang HAMBA yang dalam hatinya ada rasa TAKUT ( خوف ) untuk bertemu TUHANnya di akhirat.

وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ ‎﴿٤٠﴾فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ﴿٤١﴾‏ ‎﴿النازعات: ٤٠﴾‏

Adapun orang yang takutkan keadaan semasa ia berdiri di mahkamah Tuhannya, (untuk dihitung amalnya), serta ia menahan dirinya dari menurut hawa nafsu, -Maka sesungguhnya Syurgalah tempat kediamannya.

An Nazi'at: 40

وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ ‎﴿الرحمن: ٤٦﴾‏

Dan orang yang takut akan keadaan dirinya di mahkamah Tuhannya (untuk dihitung amalnya), disediakan baginya dua Syurga, -

Ar Rahman: 46



ABi
JIWA TARBAWI 745


Manusia sering diuji dengan takabbur kesombongan, riya’ dan ‘ujub bila merasakan ia memiliki sesuatu ...



Orang berilmu jadi tewas dengan ujian kesombongan bila terasa ada banyak ilmu dan muridnya ..

Orang kuat beramal seronok dipuji dengan amalannya tapi marah bila dicela amalannya ..

Ahli ibadah yang menyembunyikan amalannya dari penglihatan manusia diuji pula dengan rasa ‘ujub bangga dan senang bahkan seronok dengan amalannya sendiri ..

Orang kaya diuji dengan kesombongan bila ada harta dan kekayaan..

Orang besar yang berpangkat dan berkedudukan diuji dengan kesombongan dan riya' dengan memperagakan kebaikan dan kekuasaannya ..

Sedangkan semua itu : ilmu, amal, ibadah, harta kekayaan, kuasa dan kedudukan adalah semata-mata kurniaan Allah ta'ala dan milik mutlak Allah ta'ala. Pada hakikatnya seorang manusia itu tidak memilikki apa-apa bahkan tersangat berhajat faqir kepada Tuhannya.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ﴿فاطر: ١٥﴾

Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.

Fathir: 15

Imam Al Ghazali memberi 6 nasihat bagaimana melatih hati dan nafsu agar terkikis sifat takabbur sombong:

Pertama, jika berjumpa dengan anak-anak, anggaplah bahwa anak-anak tersebut lebih mulia daripada mulia mereka belum banyak melakukan dosa.

Kedua, apabila bertemu dengan orang tua, anggaplah ia lebih mulia kerana dia sudah lama beribadah.

Ketiga, jika berjumpa dengan orang alim, anggaplah dia lebih mulia kerana mereka telah mempelajari dan mengetahui banyak ilmu.

Keempat, jika melihat orang jahil, anggaplah mereka lebih mulia mereka melakukan dosa dalam kejahilan, sedangkan kita melakukan dosa dalam keadaan mengetahui.

Kelima, apabila melihat orang jahat, jangan memandang hina padanya kerana mungkin suatu hari nanti dia akan bertaubat atas kesalahannya. Dan taubatnya pula diterima Allah ta'ala.

Keenam, apabila bertemu dengan orang kafir, katakan di dalam hati bahwa mungkin suatu hari nanti mereka akan mendapatkan hidayah dan memeluk Islam sehingga segala dosa mereka akan diampuni oleh Allah ta'ala.


Memang sukar sekali untuk selamat melainkan mereka yang dipelihara Allah dengan rahmah kasih sayangNya kerana takabbur kesombongan, riya' dan ujub adalah penyakit hati yang berpunca dari keinginan jahat hawa nafsu.

Justeru, suluhlah nafsu dan hati mu dengan ilmu yang benar. Dan mohonlah sungguh-sungguh pemeliharaan dan rahmat kasih sayang Allah Azza wa Jalla dari bencana penyakit-penyakit itu.

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَّحِيمٌ﴿يوسف: ٥٣﴾

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.

Yusuf : 53




ABi
JIWA TARBAWI 746

Antara penawar untuk melembutkan hati:

1. Menangis Di malam Hari

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ…. وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Tujuh golongan yang akan mendapat naungan pada hari tiada naungan selain naungan Allah: (satu daripadanya)… dan seorang yang berzikir kepada Allah dengan menyendiri lalu kedua matanya menitiskan air mata”

(HR Tirmizi No: 2313)

Imam Ibnu Qayyim berkata,

يُحْيُونَ لَيْلَهُمْ بِطَاعَةِ رَبِّهِمْ بِتِلاَوَةٍ وَتَضَرُّعٍ وَسُؤَالٍ

"Mereka menghidupkan malam hari dengan mentaati Tuhan mereka, iaitu dengan membaca al-Quran, mendekatkan diri dan memohon kepadaNya"

وَعُيُونُهُمْ تَجْرِي بِفَيْضِ دُمُوعِهِمْ مِثلُ انْهِمَالِ الوَبِلِ الهَّطَالِ

"Sedang mata mereka mengalirkan air mata yang deras bagaikan derasnya air hujan yang lebat".

2. Membaca al-Quran

Rasulullah ‎ﷺ bersabda,

اقـرؤاالقـرءان وابكوا فان لـم تبكوا فتبـاكـوا

Bacalah al-Quran dan menangislah! Apabila tidak dapat menangis, maka buat-buatlah menangis”

(HR Ibnu Majah: 1237)

3. Banyak Berzikir

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً

“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan zikir yang sebanyak-banyaknya.”

(Al-Ahzab: 41).

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَاذْكُرُواْ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَاباً مَّوْقُوتاً

Maka apabila kamu telah menyelesaikan solat, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.

(An-Nisa: 103).

4. Mengingati Kematian

Muhammad Ahmad ar-Rasyid menyatakan dalam kitabnya al-Raqaiq:

“Dalam mengejar kehidupan kita tidak terlepas berada di dalam kancah persaingan – antara mencari keperluan dunia dengan bekalan akhirat. Oleh itu kita perlu mengimbangi dengan sifat qanaah (berpada) dan syajaah (keberanian) agar kehidupan terpantau. Tidak ada cara baru untuk membawa muslim memiliki pandangan sederhana itu melainkan dengan mengingatkan terhadap kematian”.

Ketika Rasulullah menjawab pertanyaan sahabat siapa yang paling cerdik di kalangan mereka, lalu baginda menjawab:

أَكْثَرُهُم للْمَوتِ ذِكْرًا . وَأَحْسَنُهُم لِمَابَعْدَهُ إِسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ

“Yang paling banyak mengingati mati dan paling baik persediaan mereka selepas mati. Mereka itulah yang paling cerdik”

( HR At Tabrani, Ibn Majah dan Baihaqi)

Uwais Ibn Amir al-Qarni (ahli zuhud di kalangan Tabiin) pernah menyatakan pada penduduk Kuffah:

يَا أَهْلَ الكُوفَة : تَوَسَّدُوا المَوتَ إِذَا نِمْتُمْ ، وَاجْعَلُوهُ نُصْبَ أَعْيُنِكُم إِذَا قُمْتُم

“Hai penduduk Kufah, berbantallah dengan kematian bila kamu tidur dan jadikanlah kematian berada di depan matamu bila kamu bangun”


ABi
JIWA TARBAWI 747


Ramai orang tidak menyedari, bahawa lupa tentang kedatangan Hari Kiamat bakal membawa padah yang amat besar di akhirat nanti.

فَذُوقُوا بِمَا نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَـٰذَا إِنَّا نَسِينَاكُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْخُلْدِ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ‎﴿السجدة: ١٤﴾‏

Maka rasailah olehmu (siksa ini) disebabkan kamu melupakan akan pertemuan dengan harimu ini. Sesungguhnya Kami telah melupakan kamu (pula) dan rasakanlah siksa yang kekal, disebabkan apa yang selalu kamu kerjakan.

As Sajadah: 14

وَقِيلَ الْيَوْمَ نَنسَاكُمْ كَمَا نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَـٰذَا وَمَأْوَاكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُم مِّن نَّاصِرِينَ ‎﴿الجاثية: ٣٤﴾‏

Dan dikatakan (kepada mereka): "Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini dan tempat kembalimu ialah neraka dan kamu sekali-kali tidak memperoleh penolong".

Al Jaatsiyah: 34

Justeru, selalulah ingat dan sedarkan hatimu tentang kedatangan Hari Kiamat.

Ramai manusia sudah tahu kini dunia sudah di hujung nyawanya. Bahkan ramai yang suka mendengar cerita tentang fitnah akhir zaman. Namun mereka tetap banyak leka dan lalai dengan nafsu dan dunia.

اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُّعْرِضُونَ﴿الأنبياء: ١﴾

Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).

Al Anbiya': 1

إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ﴿يونس: ٧﴾

Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami,

Yunus : 7

Antara punca kelekaan dan kelalaian ialah kerana hati yang tidak dipenuhi dan disuluh dengan ilmu yang benar. Kecenderungan terhadap dunia mengatasi ingatan terhadap akhirat.

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ ‎﴿الروم: ٧﴾‏

Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.

Ar Rum: 7

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ

dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah ‎ bersabda: Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.

HR Tirmizi, 3401

Justeru, sinarilah hatimu dan akalmu dengan cahaya ilmu yang benar. Nescaya pandangan hatimu akan melihat kehidupan akhirat melebihi kehidupan duniamu.

Kelalaian akan membawa kepada kecuaian dalam ubudiyyah penghambaan pada Allah, Rabbul Jalil. Manusia akan mencuaikan ibadahnya seperti solat kerana hatinya tidak merasai keberadaan Allah ta'ala dalam kehidupannya.

الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ ‎﴿الماعون: ٥﴾‏

(laitu) mereka yang berkeadaan lalai daripada menyempurnakan sembahyangnya;

Al Ma'un: 5

Nafsu akan menjadi 'tuhan' yang dipatuhi dan dituruti. Sedangkan nafsu sering membawa kecenderungan kepada kejahatan dan keburukan.

فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا﴿مريم: ٥٩﴾

Kemudian mereka digantikan oleh keturunan-keturunan yang mencuaikan sembahyang serta menurut hawa nafsu (dengan melakukan maksiat); maka mereka akan menghadapi azab (dalam neraka),

Maryam: 59

إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ..‎﴿يوسف: ٥٣﴾

sesungguhnya nafsu manusia itu sangat menyuruh melakukan kejahatan,

Yusuf: 53

Justeru, hati-hatilah dengan kelalaian dan kejahatan nafsu. Bersungguh-sungguhlah dalam melalui jalan penyucian diri menuju Allah ta'ala. Nescaya Allah ta'ala akan membuka jalan-jalan yang luas kepada HAMBA Nya yang bersungguh-sungguhlah dalam mujahadahnya.

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
﴿العنكبوت: ٦٩﴾
Dan orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh kerana memenuhi kehendak ugama Kami, sesungguhnya Kami akan memimpin mereka ke jalan-jalan Kami (yang menjadikan mereka bergembira serta beroleh keredaan); dan sesungguhnya (pertolongan dan bantuan) Allah adalah berserta orang-orang yang berusaha membaiki amalannya.

Al Ankabut : 69



ABi
JIWA TARBAWI 748

Ramai manusia tidak sedar, ia berada di hujung nyawanya. Kerana tiada siapa yang tahu berapa panjang umurnya yang tinggal berbaki. Bahkan kematian yang sedang mengejarnya dan mendekatinya.

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ﴿الأنبياء: ٣٥﴾

Tiap-tiap diri akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cubaan; dan kepada Kamilah kamu semua akan dikembalikan.

Al Anbiya' : 35

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ﴿الجمعة: ٨﴾

Katakanlah (wahai Muhammad): "Sebenarnya maut yang kamu melarikan diri daripadanya itu, tetaplah ia akan menemui kamu; kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata, lalu Ia memberitahu kepada kamu apa yang kamu telah lakukan (serta membalasnya)".

Al Jumu'ah : 8

Justeru, usahlah menunggu esok untuk bertaubat dan beramal. Kerana mungkin saja hari ini adalah hari terakhir bagi kehidupanmu.


Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma berkata,

Perkataan Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhma.

إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ

Jika engkau berada di waktu petang , janganlah menunggu waktu pagi . Dan jika engkau berada di waktu pagi , janganlah menunggu waktu petang.



ABi
JIWA TARBAWI 749


Kenali hatimu…


قال ابن مسعود رضي الله عنهما:

"أطلب قلبك في ثلاث مواطن: عند سماع القرآن, وفي مجالس الذكر , وفي أوقات الخلوة. فإن لم تجده في هذه المواطن فسل الله أن يمن عليك بقلب فإنه لا قلب لك".
(ابن قيم الجوزية, الفوائد)


Ibnu Qayyim menaqalkan dari Ibnu Mas’ud RA berkata,

“Carilah hatimu pada tiga tempat; ketika mendengarkan bacaan al-Qur’an, pada ketika berada di majlis-majlis ilmu, dan ketika khalwah bersendirian. Apabila kamu tidak berhasil menemukannya pada tempat-tempat ini, maka mohonlah kepada Allah untuk mengurniakan hati kepadamu, kerana sesungguhnya kamu sudah tidak memiliki hati.”

(lihat Al-Fawa’id, hal. 143)

من عرف نَفسه اشْتغل بإصلاحها عَن عُيُوب النَّاس، من عرف ربه اشْتغل بِهِ عَن هوى نَفسه

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

“Barangsiapa yang mengenali jati dirinya sendiri maka dia akan menyibukkan diri dengan memperbaikinya daripada sibuk mengurusi aib-aib orang lain. Barangsiapa yang mengenal kedudukan Rabbnya niscaya dia akan sibuk dalam pengabdian kepada-Nya daripada memperturutkan segala keinginan hawa nafsunya.”

(lihat Al-Fawa’id, hal. 56).

Justeru, lihat dan pandanglah pada HATI mu.




ABi
2024/09/29 19:22:46
Back to Top
HTML Embed Code: