Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّـهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعَىٰ إِلَى الْإِسْلَامِ وَاللَّـهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ ﴿الصف: ٧﴾
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.
2. Zalim terhadap diri sendiri
Ingatilah, doa Nabi Adam ‘alaihis salam dan isterinya ketika baginda kembali mengakui kezaliman dirinya kepada Allah Jalla wa ‘Azza kerana melanggar larangan NYA.
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿الأعراف: ٢٣﴾
Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
Ini bererti, melakukan kefasikan dengan engkar melaksanankan perintah Allah dan melakukan kemaksiatan yang dilarang NYA adalah kezaliman terhadap diri sendiri.
3. Zalim terhadap makhluq lain.
Dalam hadis qudsi, Allah Ta’ala berfirman:
يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا
“Wahai hambaKu, sesungguhnya Aku haramkan perbuatan zalim atas diriKu dan Aku haramkan kezaliman di antara kalian. Maka itu, janganlah kalian saling menzalimi.”
Rujuklah kepada surah Al Hujurat, yang memberi perintah dan larangan Allah dalam soalan hubungan sesama manusia. Usah sampai menjadi manusia penzalim kepada manusia yang lain.
Hendaklah kita menjaga diri dari do’anya orang-orang yang dizalimi, walaupun ia kafir atau fajir (jahat), kerana sesungguhnya do’anya dikabulkan oleh Allah (karena tidak ada penghalang antara dia dengan Allah).
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
واتق دعوة المظلوم، فإنه ليس بينه وبين الله حجاب
“Dan takutlah akan doa orang yang terzalimi, karena tidak ada satu penghalang pun di antara doanya dan Allah.”
(HR Al-Bukhari dan Muslim)
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ مِنَ الْبَغِى وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ
“Tidak ada dari satu dosapun yang lebih pantas untuk dicepatkan siksanya bagi pelaku dosa itu baik di dunia maupun di akhirat daripada melewati batas (kezaliman) dan memutus silaturahim”
HR Tirmizi, Abu Daud dan Ibnu Majah )
Adapun orang yang membantu orang-orang yang zalim di dalam kezaliman dan kesesatan mereka, apapun kedudukan orang-orang yang zalim itu, baik penguasa ataupun rakyat, maka ingatlah bahwa azab yang pedih pasti akan menunggu mereka.
1. وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ اللَّـهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ ﴿هود: ١١٣﴾
Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.
مَنْ أَعَانَ ظَالِمًا لِيُدْحِضَ بِبَاطِلِهِ حَقًّا, فَقَدْ بَرِئَتْ مِنْهُ ذِمَّةُ اللهِ وَرَسُوْلِهِ
“Siapa membantu orang yang zalim, untuk menolak kebenaran dengan kebatilannya, maka sesungguhnya jaminan Allah dan RasulNya telah terlepas darinya”
HR Hakim. Sahihul Jami’ no 6048
Juga disebutkan dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّـهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعَىٰ إِلَى الْإِسْلَامِ وَاللَّـهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ ﴿الصف: ٧﴾
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.
2. Zalim terhadap diri sendiri
Ingatilah, doa Nabi Adam ‘alaihis salam dan isterinya ketika baginda kembali mengakui kezaliman dirinya kepada Allah Jalla wa ‘Azza kerana melanggar larangan NYA.
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿الأعراف: ٢٣﴾
Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
Ini bererti, melakukan kefasikan dengan engkar melaksanankan perintah Allah dan melakukan kemaksiatan yang dilarang NYA adalah kezaliman terhadap diri sendiri.
3. Zalim terhadap makhluq lain.
Dalam hadis qudsi, Allah Ta’ala berfirman:
يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَا تَظَالَمُوا
“Wahai hambaKu, sesungguhnya Aku haramkan perbuatan zalim atas diriKu dan Aku haramkan kezaliman di antara kalian. Maka itu, janganlah kalian saling menzalimi.”
Rujuklah kepada surah Al Hujurat, yang memberi perintah dan larangan Allah dalam soalan hubungan sesama manusia. Usah sampai menjadi manusia penzalim kepada manusia yang lain.
Hendaklah kita menjaga diri dari do’anya orang-orang yang dizalimi, walaupun ia kafir atau fajir (jahat), kerana sesungguhnya do’anya dikabulkan oleh Allah (karena tidak ada penghalang antara dia dengan Allah).
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
واتق دعوة المظلوم، فإنه ليس بينه وبين الله حجاب
“Dan takutlah akan doa orang yang terzalimi, karena tidak ada satu penghalang pun di antara doanya dan Allah.”
(HR Al-Bukhari dan Muslim)
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ مِنَ الْبَغِى وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ
“Tidak ada dari satu dosapun yang lebih pantas untuk dicepatkan siksanya bagi pelaku dosa itu baik di dunia maupun di akhirat daripada melewati batas (kezaliman) dan memutus silaturahim”
HR Tirmizi, Abu Daud dan Ibnu Majah )
Adapun orang yang membantu orang-orang yang zalim di dalam kezaliman dan kesesatan mereka, apapun kedudukan orang-orang yang zalim itu, baik penguasa ataupun rakyat, maka ingatlah bahwa azab yang pedih pasti akan menunggu mereka.
1. وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ اللَّـهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ ﴿هود: ١١٣﴾
Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.
مَنْ أَعَانَ ظَالِمًا لِيُدْحِضَ بِبَاطِلِهِ حَقًّا, فَقَدْ بَرِئَتْ مِنْهُ ذِمَّةُ اللهِ وَرَسُوْلِهِ
“Siapa membantu orang yang zalim, untuk menolak kebenaran dengan kebatilannya, maka sesungguhnya jaminan Allah dan RasulNya telah terlepas darinya”
HR Hakim. Sahihul Jami’ no 6048
Juga disebutkan dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Radio Rodja 756 AM
Doa orang didzalimi Arsip
يحشر الخلق كلهم يوم القيامة البهائم و الدواب و الطير و كل شيء فيبلغ من عدل الله أن يأخذ للجماء من القرناء ثم يقول : كوني ترابا؛ فعند ذلك يقول الكافر: يَا لَيْتَنِي كُنتُ تُرَابًا
Semua makhluk akan dikumpulkan pada hari kiamat, binatang, hewan liar, burung-burung, dan segala sesuatu, sehingga ditegakkan keadilan Allah, untuk memindahkan tanduk dari hewan hewan bertanduk ke yang tidak bertanduk (lalu dilakukan qishas). Kemudian Allah berfirman, “Kalian semua, jadilah tanah.” Di saat itulah orang kafir mengatakan, “Andai aku jadi tanah.”
(HR. Hakim 3231 dan disahihkan Az Zahabi).
Justeru, jagailah dan peliharalah dirimu dari segala bentuk kezaliman.
ABi
Semua makhluk akan dikumpulkan pada hari kiamat, binatang, hewan liar, burung-burung, dan segala sesuatu, sehingga ditegakkan keadilan Allah, untuk memindahkan tanduk dari hewan hewan bertanduk ke yang tidak bertanduk (lalu dilakukan qishas). Kemudian Allah berfirman, “Kalian semua, jadilah tanah.” Di saat itulah orang kafir mengatakan, “Andai aku jadi tanah.”
(HR. Hakim 3231 dan disahihkan Az Zahabi).
Justeru, jagailah dan peliharalah dirimu dari segala bentuk kezaliman.
ABi
JIWA TARBAWI 576
Kemuncak buah dari keimanan dalam diri seorang HAMBA ialah bila jiwanya redha kepada Allh ‘Azza wa Jalla sebagai Tuhannya, Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam adalah nabi dan rasul ikutannya dan Islam menjadi jalan kehidupannya di dunia dan akhirat ...
عَنْ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا
(رواه مسلم والترمذي وأحمد)
Dari al-Abbas bin Abdul Muththalib bahwa dia mendengar Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
“ Telah merasakan nikmatnya iman.
Orang yang redha dengan Allah sebagai Rabb dan Islam sebagai agama serta Muhammad sebagai Rasul,l”.
HR Muslim, Tirmizi dan Ahmad
Justeru, keilmuan seorang HAMBA; dakwah dan tarbiyyah bahkan perjuangan yang dihabiskan usianya untuknya juga mestilah ke arah kemuncak buah keimanan itu... ALLAH, RASUL DAN ISLAM , tidak pada yang lain...
Kerana Allah ‘Azza wa Jalla, akan menyambut HAMBA-HAMBANYA yang diredhai NYA dan mereka meredhai NYA di akhirat nanti dengan syurga NYA ...
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧﴾
ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ﴿٢٩﴾
وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠﴾
﴿الفجر: ٢٧-٣٠﴾
Hai jiwa yang tenang.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas (redha ) lagi diredhai-Nya.
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
masuklah ke dalam surga-Ku.
Al Fajr : 27-30
ABi
Kemuncak buah dari keimanan dalam diri seorang HAMBA ialah bila jiwanya redha kepada Allh ‘Azza wa Jalla sebagai Tuhannya, Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam adalah nabi dan rasul ikutannya dan Islam menjadi jalan kehidupannya di dunia dan akhirat ...
عَنْ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا
(رواه مسلم والترمذي وأحمد)
Dari al-Abbas bin Abdul Muththalib bahwa dia mendengar Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
“ Telah merasakan nikmatnya iman.
Orang yang redha dengan Allah sebagai Rabb dan Islam sebagai agama serta Muhammad sebagai Rasul,l”.
HR Muslim, Tirmizi dan Ahmad
Justeru, keilmuan seorang HAMBA; dakwah dan tarbiyyah bahkan perjuangan yang dihabiskan usianya untuknya juga mestilah ke arah kemuncak buah keimanan itu... ALLAH, RASUL DAN ISLAM , tidak pada yang lain...
Kerana Allah ‘Azza wa Jalla, akan menyambut HAMBA-HAMBANYA yang diredhai NYA dan mereka meredhai NYA di akhirat nanti dengan syurga NYA ...
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧﴾
ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ﴿٢٩﴾
وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠﴾
﴿الفجر: ٢٧-٣٠﴾
Hai jiwa yang tenang.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas (redha ) lagi diredhai-Nya.
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
masuklah ke dalam surga-Ku.
Al Fajr : 27-30
ABi
tanzil.net
Tanzil - Quran Navigator | القرآن الكريم
Browse, Search, and Listen to the Holy Quran. With accurate Quran text and Quran translations in various languages.
JIWA TARBAWI 577
فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّـهِ ۚ أُولَـٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ ﴿٢٢﴾
﴿الزمر: ٢٢﴾
“Sungguh celaka orang-orang yang berhati keras dari mengingat Allah, mereka itu berada dalam kesesatan yang amat nyata.”
( az-Zumar: 22).
Syaikh as-Sa’di rahimahullah menerangkan,
“Maksudnya, hati mereka tidak menjadi lunak dengan membaca Kitab-Nya, tidak mahu mengambil pelajaran dari ayat-ayat-Nya, dan tidak merasa tenang dengan berzikir kepada-Nya. Akan tetapi hati mereka itu berpaling dari Rabbnya dan condong kepada selain-Nya…”
(Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 722).
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Tidaklah seorang hamba mendapatkan hukuman yang lebih berat daripada hati yang keras dan jauh dari Allah.”
(al-Fawa’id, hal. 95).
Justeru, baikilah hubungan hati mu dengan Tuhanmu ...
ABi
فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّـهِ ۚ أُولَـٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ ﴿٢٢﴾
﴿الزمر: ٢٢﴾
“Sungguh celaka orang-orang yang berhati keras dari mengingat Allah, mereka itu berada dalam kesesatan yang amat nyata.”
( az-Zumar: 22).
Syaikh as-Sa’di rahimahullah menerangkan,
“Maksudnya, hati mereka tidak menjadi lunak dengan membaca Kitab-Nya, tidak mahu mengambil pelajaran dari ayat-ayat-Nya, dan tidak merasa tenang dengan berzikir kepada-Nya. Akan tetapi hati mereka itu berpaling dari Rabbnya dan condong kepada selain-Nya…”
(Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 722).
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Tidaklah seorang hamba mendapatkan hukuman yang lebih berat daripada hati yang keras dan jauh dari Allah.”
(al-Fawa’id, hal. 95).
Justeru, baikilah hubungan hati mu dengan Tuhanmu ...
ABi
tanzil.net
Tanzil - Quran Navigator | القرآن الكريم
Browse, Search, and Listen to the Holy Quran. With accurate Quran text and Quran translations in various languages.
JIWA TARBAWI 578
Sebagai ahli-ahli gerakan dan jamaah Islam, kewajipan menuntut ilmu adalah tuntutan utama kerana ianya adalah perintah dan arahan Allah ‘Azza wa Jalla dan RasulNYA ... supaya kamu kenal jalan perjuangan dengan suluhan ilmu dan bukan aqal dan nafsu semata-mata ...
شَهِدَ اللَّـهُ أَنَّهُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿آل عمران: ١٨﴾
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
يَرْفَعِ اللَّـهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّـهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ ﴿المجادلة: ١١﴾
Nescaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
عَنْ مُعَاوِيَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ:"يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ، وَالْفِقْهُ بِالتَّفَقُّهِ، وَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ، وَإِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ".
أمّا عن معاوية فأخرجه الطبراني في المعجم الكبير (19/395) والخطيب البغدادي في الفقيه والمتفقه (1/12) وغيرهما
Dari Mu’awiyyah berkata ia, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Wahai manusia, hanyasanya ilmu itu dengan belajar, fiqh kefahaman melalui tafaqquh, barangsiapabyang dikehendaki Allah kebaikan, maka Ia fahamkannya dengan agama, dan hanyasanya yang takut kepada Allah ialah yang berilmu di kalangan hamba-hambaNYA. “
HR Thabarani, Khatib Al Baghdadi dan lainnya
Justeru, perhatikanlah di majlis ilmu yang manakah kamu sentiasa berada...
ABi
Sebagai ahli-ahli gerakan dan jamaah Islam, kewajipan menuntut ilmu adalah tuntutan utama kerana ianya adalah perintah dan arahan Allah ‘Azza wa Jalla dan RasulNYA ... supaya kamu kenal jalan perjuangan dengan suluhan ilmu dan bukan aqal dan nafsu semata-mata ...
شَهِدَ اللَّـهُ أَنَّهُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿آل عمران: ١٨﴾
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
يَرْفَعِ اللَّـهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّـهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ ﴿المجادلة: ١١﴾
Nescaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
عَنْ مُعَاوِيَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ:"يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ، وَالْفِقْهُ بِالتَّفَقُّهِ، وَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ، وَإِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ".
أمّا عن معاوية فأخرجه الطبراني في المعجم الكبير (19/395) والخطيب البغدادي في الفقيه والمتفقه (1/12) وغيرهما
Dari Mu’awiyyah berkata ia, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Wahai manusia, hanyasanya ilmu itu dengan belajar, fiqh kefahaman melalui tafaqquh, barangsiapabyang dikehendaki Allah kebaikan, maka Ia fahamkannya dengan agama, dan hanyasanya yang takut kepada Allah ialah yang berilmu di kalangan hamba-hambaNYA. “
HR Thabarani, Khatib Al Baghdadi dan lainnya
Justeru, perhatikanlah di majlis ilmu yang manakah kamu sentiasa berada...
ABi
JIWA TARBAWI 579
من الكلام التربوي من أبي درداء رضي الله عنه ،
Di antara sentuhan kalaam tarbawi dari Abi Darda' radhiyallahu ‘anhu,
ادع الله يوم سرائك؛ لعله يستجيب لك يوم ضرائك
“ Berdoalah kepada Allah ketika senang, boleh jadi Allah tunaikan doa itu ketika engkau susah”
اطلبوا العلم، فإن عجزتم فأحبوا أهله، فإن لم تحبوهم فلا تبغضوهم .
"Tuntutlah ilmu, Jika engkau lemah untuk melakukannya maka cintailah ahlinya, maka jika engkau tidak mencintainya jangan pula engkau membencinya ".
اني أخاف عليكم شهوة خفيّة في نعمة ملهيّة، وذلك حين تشبعون من الطعام وتجوعون من العلم.
Sesungguhnya aku bimbang atas kamu syahwat tersembunyi dalam nikmat yang melalaikan, yang demikian itu ( iaitu) ketika kekenyangan disebabkan makan dan kelaparan dari ilmu.
ABi
من الكلام التربوي من أبي درداء رضي الله عنه ،
Di antara sentuhan kalaam tarbawi dari Abi Darda' radhiyallahu ‘anhu,
ادع الله يوم سرائك؛ لعله يستجيب لك يوم ضرائك
“ Berdoalah kepada Allah ketika senang, boleh jadi Allah tunaikan doa itu ketika engkau susah”
اطلبوا العلم، فإن عجزتم فأحبوا أهله، فإن لم تحبوهم فلا تبغضوهم .
"Tuntutlah ilmu, Jika engkau lemah untuk melakukannya maka cintailah ahlinya, maka jika engkau tidak mencintainya jangan pula engkau membencinya ".
اني أخاف عليكم شهوة خفيّة في نعمة ملهيّة، وذلك حين تشبعون من الطعام وتجوعون من العلم.
Sesungguhnya aku bimbang atas kamu syahwat tersembunyi dalam nikmat yang melalaikan, yang demikian itu ( iaitu) ketika kekenyangan disebabkan makan dan kelaparan dari ilmu.
ABi
JIWA TARBAWI 580
Jom berjalan ke syurga ...
Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang memilih jalan yang ada padanya ilmu maka akan Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Syurga.”
(Riwayat Muslim)
Jom baca Al QURAN,
Wasiat Rasulullah sallalahu ‘alaihi wa sallam kepada Abu Dzar Al-Ghifari,
عَلَيْكَ بِتِلاَوَةِ الْقُرْآنِ وَذِكْرِ اللهِ فَإِنَّهُ نُوْرٌ لَكَ فِي الأَرْضِ وَذُخْرٌ لَكَ فِي السَّمَاءِ
“Bacalah Al Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi cahaya bagimu di bumi dan menjadi simpanan (saham amal) di langit.”
( HR Ibnu Hibban)
Dari Aisyah ra berkata, Rasulullah sallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
Dari 'Aisyah ia berkata; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Orang mukmin yang mahir membaca Al Qur`an, maka kedudukannya di akhirat ditemani oleh para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Al Qur`an dengan gagap, ia sulit dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala."
HR Muslim
Jom bercakap yang baik-baik..
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia berkata baik atau diam.
Muttafaqun ‘alaihi
ABi
Jom berjalan ke syurga ...
Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang memilih jalan yang ada padanya ilmu maka akan Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Syurga.”
(Riwayat Muslim)
Jom baca Al QURAN,
Wasiat Rasulullah sallalahu ‘alaihi wa sallam kepada Abu Dzar Al-Ghifari,
عَلَيْكَ بِتِلاَوَةِ الْقُرْآنِ وَذِكْرِ اللهِ فَإِنَّهُ نُوْرٌ لَكَ فِي الأَرْضِ وَذُخْرٌ لَكَ فِي السَّمَاءِ
“Bacalah Al Qur’an, karena sesungguhnya ia akan menjadi cahaya bagimu di bumi dan menjadi simpanan (saham amal) di langit.”
( HR Ibnu Hibban)
Dari Aisyah ra berkata, Rasulullah sallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
Dari 'Aisyah ia berkata; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Orang mukmin yang mahir membaca Al Qur`an, maka kedudukannya di akhirat ditemani oleh para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca Al Qur`an dengan gagap, ia sulit dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala."
HR Muslim
Jom bercakap yang baik-baik..
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia berkata baik atau diam.
Muttafaqun ‘alaihi
ABi
JIWA TARBAWI 581
Pandangan hati Hassan Al Basri rahmatullah 'alaih..
إن لأهل التقوى علامات يعرفون بها :
صدق الحديث
ووفاء بالعهد
و صلة الرحم
و رحمة الضعفاء
وقلة المباهاة للناس
و حسن الخلق
وسعة الخلق فيما يقرب إلى الله
“ Sesungguhnya bagi ahli taqwa itu ada beberapa alamat yang mereka boleh dikenali :
1. Bercakap benar
2. Menunaikan janji
3. Menghubung silatrurrahim
4. Mengasihi orang-orang yang lemah
5. Tidak menyombong kepada manusia
6. Baik akhlaq terhadap manusia
7. Luas akhlaq dengan Allah demi menghampiriNYA ..”
Justeru, pandanglah dirimu dengan mata hatimu..
ABi
Pandangan hati Hassan Al Basri rahmatullah 'alaih..
إن لأهل التقوى علامات يعرفون بها :
صدق الحديث
ووفاء بالعهد
و صلة الرحم
و رحمة الضعفاء
وقلة المباهاة للناس
و حسن الخلق
وسعة الخلق فيما يقرب إلى الله
“ Sesungguhnya bagi ahli taqwa itu ada beberapa alamat yang mereka boleh dikenali :
1. Bercakap benar
2. Menunaikan janji
3. Menghubung silatrurrahim
4. Mengasihi orang-orang yang lemah
5. Tidak menyombong kepada manusia
6. Baik akhlaq terhadap manusia
7. Luas akhlaq dengan Allah demi menghampiriNYA ..”
Justeru, pandanglah dirimu dengan mata hatimu..
ABi
JIWA TARBAWI 582
Bila hati ‘membatu’ kerasnya...
Syeikh as-Sa’di rahimahullah menerangkan, bahwa ciri orang yang berhati keras itu adalah bila hati tidak lagi respon terhadap larangan dan peringatan, tidak mahu memahami apa maksud Allah dan rasul-Nya kerana kerasnya hatinya. Sehingga tatkala syaitan melontarkan bisikan-bisikannya dengan serta-merta hal itu dijadikan oleh mereka sebagai hujjah untuk mempertahankan kebatilan mereka, mereka pun menggunakannya sebagai senjata untuk berdebat dan membangkang kepada Allah dan rasul-Nya
(Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 542)
Orang yang berhati keras itu tidak mampu memetik pelajaran dari nasihat-nasihat yang didengarnya, tidak mengambil faedah dari ayat mahu pun peringatan-peringatan, tidak tertarik meskipun diberi motivasi dan dorongan, tidak merasa takut meskipun diberi ancaman. Inilah salah satu bentuk hukuman terberat yang menimpa seorang hamba, yang mengakibatkan tidak ada petunjuk dan kebaikan yang disampaikan kepadanya kecuali justru memperburuk keadaannya
(Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 225).
Orang yang memiliki hati seperti ini, tidaklah dia menambah kesungguhannya dalam menuntut ilmu melainkan hal itu semakin mengeraskan hatinya… Wal ‘iyadzu billah (kita berlindung kepada Allah darinya)… Maka sangat wajar, apabila sahabat yang mulia Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ’anhu mengingatkan ,
“Ilmu itu bukanlah dengan banyaknya riwayat. Akan tetapi hakikat ilmu itu adalah rasa takut.”
Sebab Hati Menjadi Keras
Sebab utama hati menjadi keras adalah kemusyrikan. Oleh sebab itu Ibnu Juraij rahimahullah menafsirkan ‘orang-orang yang berhati keras’ dalam surat al-Hajj ayat 53 sebagai orang-orang musyrik (lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [5/326]).
Demikian pula orang-orang yang bersikap keras meninggalkan perintah-perintah Allah dan orang-orang yang memutarbalikkan ayat-ayat Allah, mereka menyelewengkan maksud ayat-ayat agar sesuai dengan hawa nafsunya. Orang-orang seperti mereka adalah orang-orang yang berhati keras
( Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 225).
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan hati menjadi keras adalah berlebih-lebihan dalam makan, tidur, berbicara dan bergaul
(al-Fawa’id, hal. 95)
HATI biarlah lembut tetapi kuat ...
Seorang muslim - tambah seorang penuntut ilmu!- sewajarnya berupaya untuk memelihara keadaan hatinya agar tidak menjadi hati yang keras membatu.
Sungguh indah perkataan Ibnu Taimiyah rahimahullah,
“Setiap hamba pasti memerlukankan waktu-waktu tertentu untuk menyendiri dalam memanjatkan doa, berzikir, sholat, merenung, bermuhasabah diri dan memperbaiki hatinya.”
( Kaifa Tatahammasu, hal. 13).
Ibnu Taimiyah juga berkata,
“Zikir bagi hati laksana air bagi seekor ikan. Maka apakah yang akan terjadi apabila seekor ikan telah dipisahkan dari dalam air?”
(al-Wabil ash-Shayyib).
Ada seseorang yang mengadu kepada Hasan al-Bashri,
“Aku mengadukan kepadamu tentang kerasnya hatiku.”
Maka beliau menashatinya,
“Lembutkanlah ia dengan berzikir.”
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Barangsiapa yang menginginkan kejernihan hatinya hendaknya dia lebih mengutamakan Allah daripada menuruti berbagai keinginan hawa nafsunya. Hati yang terbelenggu oleh syahwat akan terhalang dari Allah sesuai dengan kadar kebergantungannya kepada syahwat. Hancurnya hati disebabkan perasaan aman dari hukuman Allah dan terbuai oleh kelalaian. Sebaliknya, hati akan menjadi baik dan kuat kerana rasa takut kepada Allah dan ketekunan berdzikir kepada-Nya.”
(al-Fawa’id, hal. 95)
Imam Abdul Wahab As Sya’rani menulis dalam kitabnya Tanbih al Mughtarrin (Peringatan bagi Orang-orang yang Tertipu):
" Celalah diri sendiri sebelum mencela orang lain. Kerana orang yang suka mencela orang lain dan tidak mencela diri sendiri termasuk orang yang celaka dan berkelakuan seperti Iblis.
Ya Allah, bantulah kami dengan mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu serta mengelokkan ibadah terhadap Mu
ABi
Bila hati ‘membatu’ kerasnya...
Syeikh as-Sa’di rahimahullah menerangkan, bahwa ciri orang yang berhati keras itu adalah bila hati tidak lagi respon terhadap larangan dan peringatan, tidak mahu memahami apa maksud Allah dan rasul-Nya kerana kerasnya hatinya. Sehingga tatkala syaitan melontarkan bisikan-bisikannya dengan serta-merta hal itu dijadikan oleh mereka sebagai hujjah untuk mempertahankan kebatilan mereka, mereka pun menggunakannya sebagai senjata untuk berdebat dan membangkang kepada Allah dan rasul-Nya
(Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 542)
Orang yang berhati keras itu tidak mampu memetik pelajaran dari nasihat-nasihat yang didengarnya, tidak mengambil faedah dari ayat mahu pun peringatan-peringatan, tidak tertarik meskipun diberi motivasi dan dorongan, tidak merasa takut meskipun diberi ancaman. Inilah salah satu bentuk hukuman terberat yang menimpa seorang hamba, yang mengakibatkan tidak ada petunjuk dan kebaikan yang disampaikan kepadanya kecuali justru memperburuk keadaannya
(Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 225).
Orang yang memiliki hati seperti ini, tidaklah dia menambah kesungguhannya dalam menuntut ilmu melainkan hal itu semakin mengeraskan hatinya… Wal ‘iyadzu billah (kita berlindung kepada Allah darinya)… Maka sangat wajar, apabila sahabat yang mulia Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ’anhu mengingatkan ,
“Ilmu itu bukanlah dengan banyaknya riwayat. Akan tetapi hakikat ilmu itu adalah rasa takut.”
Sebab Hati Menjadi Keras
Sebab utama hati menjadi keras adalah kemusyrikan. Oleh sebab itu Ibnu Juraij rahimahullah menafsirkan ‘orang-orang yang berhati keras’ dalam surat al-Hajj ayat 53 sebagai orang-orang musyrik (lihat Tafsir al-Qur’an al-’Azhim [5/326]).
Demikian pula orang-orang yang bersikap keras meninggalkan perintah-perintah Allah dan orang-orang yang memutarbalikkan ayat-ayat Allah, mereka menyelewengkan maksud ayat-ayat agar sesuai dengan hawa nafsunya. Orang-orang seperti mereka adalah orang-orang yang berhati keras
( Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 225).
Selain itu, faktor lain yang menyebabkan hati menjadi keras adalah berlebih-lebihan dalam makan, tidur, berbicara dan bergaul
(al-Fawa’id, hal. 95)
HATI biarlah lembut tetapi kuat ...
Seorang muslim - tambah seorang penuntut ilmu!- sewajarnya berupaya untuk memelihara keadaan hatinya agar tidak menjadi hati yang keras membatu.
Sungguh indah perkataan Ibnu Taimiyah rahimahullah,
“Setiap hamba pasti memerlukankan waktu-waktu tertentu untuk menyendiri dalam memanjatkan doa, berzikir, sholat, merenung, bermuhasabah diri dan memperbaiki hatinya.”
( Kaifa Tatahammasu, hal. 13).
Ibnu Taimiyah juga berkata,
“Zikir bagi hati laksana air bagi seekor ikan. Maka apakah yang akan terjadi apabila seekor ikan telah dipisahkan dari dalam air?”
(al-Wabil ash-Shayyib).
Ada seseorang yang mengadu kepada Hasan al-Bashri,
“Aku mengadukan kepadamu tentang kerasnya hatiku.”
Maka beliau menashatinya,
“Lembutkanlah ia dengan berzikir.”
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
“Barangsiapa yang menginginkan kejernihan hatinya hendaknya dia lebih mengutamakan Allah daripada menuruti berbagai keinginan hawa nafsunya. Hati yang terbelenggu oleh syahwat akan terhalang dari Allah sesuai dengan kadar kebergantungannya kepada syahwat. Hancurnya hati disebabkan perasaan aman dari hukuman Allah dan terbuai oleh kelalaian. Sebaliknya, hati akan menjadi baik dan kuat kerana rasa takut kepada Allah dan ketekunan berdzikir kepada-Nya.”
(al-Fawa’id, hal. 95)
Imam Abdul Wahab As Sya’rani menulis dalam kitabnya Tanbih al Mughtarrin (Peringatan bagi Orang-orang yang Tertipu):
" Celalah diri sendiri sebelum mencela orang lain. Kerana orang yang suka mencela orang lain dan tidak mencela diri sendiri termasuk orang yang celaka dan berkelakuan seperti Iblis.
Ya Allah, bantulah kami dengan mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu serta mengelokkan ibadah terhadap Mu
ABi
JIWA TARBAWI 583
Hidup mestilah bersuluhkan cahaya ilmu dan hidayah
..bukannya aqal dan nafsu semata-mata
...aqal yang dididik dengan sinar ilmu membuahkan jiwa taqwa ....
قُل لَّا يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ ۚ فَاتَّقُوا اللَّـهَ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿١٠٠﴾
Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan".
Al Maidah : 100
Oleh itu, tidak sama orang yang celik mata hatinya dengan mereka yang buta mata hatinya dari sudut cara hidupnya..
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ﴿٥٠﴾
Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?"
Al An'am : 50
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ
Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang;..."
Ar Ra'du : 16
وَمَا يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ﴿١٩﴾ وَلَا الظُّلُمَاتُ وَلَا النُّورُ ﴿٢٠﴾ وَلَا الظِّلُّ وَلَا الْحَرُورُ ﴿٢١﴾ وَمَا يَسْتَوِي الْأَحْيَاءُ وَلَا الْأَمْوَاتُ ۚ إِنَّ اللَّـهَ يُسْمِعُ مَن يَشَاءُ ۖ وَمَا أَنتَ بِمُسْمِعٍ مَّن فِي الْقُبُورِ ﴿٢٢﴾
Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat.(19) dan tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya,(20) dan tidak (pula) sama yang teduh dengan yang panas,(21) dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberi pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat mendengar.(22)
Fathir : 19 - 22
...ilmu, hidayah, taqwa membuahkan amalan dan kehidupan yang penuh dengan ketaaatan dan ketundukan kepada Allah azza wa jalla
...tidak sama orang yang beramal dengan mereka yang tidak beramal...
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ ﴿٩﴾
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.(9)
Az Zumar : 9
...bahkan melahirkan para juang fi sabilillah yang yang tidak jemu-jemu merebut rahmat dan cintaNya
...tidak sama orang berjuang dengan orang yang tidak berjuang...
لَّا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ ۚ فَضَّلَ اللَّـهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً ۚ وَكُلًّا وَعَدَ اللَّـهُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَفَضَّلَ اللَّـهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا ﴿٩٥﴾
Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar,
An Nisa' : 95
...dalam merebut kesempurnaan dan hidup di akhirat
....penghujung kehidupan tanpa kesudahan kecuali kebahgiaan dan keredhaanNya jua.
لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۚ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ ﴿٢٠﴾
Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah itulah orang-orang yang beruntung.(20)
Al Hasyr : 20
Hidup mestilah bersuluhkan cahaya ilmu dan hidayah
..bukannya aqal dan nafsu semata-mata
...aqal yang dididik dengan sinar ilmu membuahkan jiwa taqwa ....
قُل لَّا يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ ۚ فَاتَّقُوا اللَّـهَ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿١٠٠﴾
Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan".
Al Maidah : 100
Oleh itu, tidak sama orang yang celik mata hatinya dengan mereka yang buta mata hatinya dari sudut cara hidupnya..
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ﴿٥٠﴾
Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan yang melihat?" Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?"
Al An'am : 50
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ
Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang;..."
Ar Ra'du : 16
وَمَا يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ ﴿١٩﴾ وَلَا الظُّلُمَاتُ وَلَا النُّورُ ﴿٢٠﴾ وَلَا الظِّلُّ وَلَا الْحَرُورُ ﴿٢١﴾ وَمَا يَسْتَوِي الْأَحْيَاءُ وَلَا الْأَمْوَاتُ ۚ إِنَّ اللَّـهَ يُسْمِعُ مَن يَشَاءُ ۖ وَمَا أَنتَ بِمُسْمِعٍ مَّن فِي الْقُبُورِ ﴿٢٢﴾
Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat.(19) dan tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya,(20) dan tidak (pula) sama yang teduh dengan yang panas,(21) dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguhnya Allah memberi pendengaran kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang didalam kubur dapat mendengar.(22)
Fathir : 19 - 22
...ilmu, hidayah, taqwa membuahkan amalan dan kehidupan yang penuh dengan ketaaatan dan ketundukan kepada Allah azza wa jalla
...tidak sama orang yang beramal dengan mereka yang tidak beramal...
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ ﴿٩﴾
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.(9)
Az Zumar : 9
...bahkan melahirkan para juang fi sabilillah yang yang tidak jemu-jemu merebut rahmat dan cintaNya
...tidak sama orang berjuang dengan orang yang tidak berjuang...
لَّا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ ۚ فَضَّلَ اللَّـهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً ۚ وَكُلًّا وَعَدَ اللَّـهُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَفَضَّلَ اللَّـهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا ﴿٩٥﴾
Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar,
An Nisa' : 95
...dalam merebut kesempurnaan dan hidup di akhirat
....penghujung kehidupan tanpa kesudahan kecuali kebahgiaan dan keredhaanNya jua.
لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۚ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ ﴿٢٠﴾
Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah itulah orang-orang yang beruntung.(20)
Al Hasyr : 20
Justeru, perhalusilah penilaian dan suluhan terhadap aqal dan hatimu demi persediaan untuk kehidupan akhiratmu. Ianya tidak semudah sangkaanmu ..
ABi
ABi
JIWA TARBAWI 584
Pedoman buat para pendakwah di sepanjang liku jalan dakwah...
Seorang da’ir melihat dengan hati nurani, merasai dengan kehalusan budi, berfikir dengan kejernihan aqal dan jiwa, berkata dengan kata-kata yang dipenuhi dengan ruhiyy....
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّـهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ ﴿٣٣﴾ وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ ﴿٣٤﴾ وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ ﴿٣٥﴾ وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّـهِ ۖ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ﴿٣٦﴾
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"(33) Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.(34) Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.(35) Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(36)
Fussilat : 33 - 36
Ia menolak keburukan dengan kebaikan melalui keikhlasan hatinya, juga dengan lisan dan akhlaqnya yang murni.
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
﴿فصلت: ٣٤﴾
Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
Inilah satu jalan dakwah dan pedoman akhlaq para pendakwah yang amat tinggi nilai kemuliaan dan keluhuran budinya. Bersumber dari langit yang tinggi dan bukan dari kerendahan nafsu serta kejahilan manusia.
Seorang Da'ie, setiap kata-katanya adalah dakwah..yang terisi dengan ruh, ilmu dan keikhlasan. Akhlaq dan amalannya juga adalah dakwah dan qudwah kepada manusia.
Sabda Ar Rasul SAW :
خياركم من ذكركم بالله رؤيته وزاد في علمكم منطقه ورغبكم في الآخرة عمله
أخرجه الحكيم
" Sebaik-baik kamu ialah seorang yang bila melihatnya mengingatkan kamu pada Allah, kata-katanya menambah ilmu kamu dan amalannya menambah cenderung mu pada akhirat".
HR Hakim
Imam Ibnu Katsir mentafsirkan keperibadian seorang pendakwah itu dengan katanya:
وهو في نفسه مهتد فنفعه لنفسه ولغيره، وليس هو من الذين يأمرون بالمعروف ولا يأتونه، بل يأتمر بالخير ويترك الشر، وهذه عامة في كل من دعا إلى خير، وهو في نفسه مهتد
Dia seorang yang mendapat petunjuk, memanfaatkan petunjuk itu untuk dirinya dan kepada yang lain, dia bukanlah di kalangan mereka yang menyuruh dengan perkara makruf tetapi tidak mengamalkannya, bahkan sentiasa menyuruh dengan kebaikan dan meninggalkan keburukan, dan ini pengajarannya umum untuk setiap orang yang menyeru kepada kebaikan, dan dia mendapat petunjuk.
( Tafsir Al 'Azim Ibnu Kathir )
Menurut Dr Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Al Munir, ayat 34 itu diturunkan kepada Abu Sufyan bin Harb, suatu masa dia seorang musuh yang suka menyakiti Rasulullah SAW, lalu ia menjadi penolong yang mulia.
Diriwayatkan juga ayat itu diturunkan pada Abu Jahal, dia seorang yang sentiasa menyakiti Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam, namun Nabi diperintahkan agar memaafkannya.
Memanglah jalan dakwah dipenuhi dengan ranjau dan kesusahan, sikap permusuhan dan ancaman dari berbagai bentuk perangai manusia yang merupakan mad'un kepada para da'ie. Apa yang perlu dilakukan oleh da'ie ialah memakai pedoman akhlaq yang dititipkan oleh Allah SWT ,Yang Maha Penyantun (Al Hilm ),Lagi Maha Lembut ( Al Latif ) ...
Menurut Ibnu Abbas RA :
Pedoman buat para pendakwah di sepanjang liku jalan dakwah...
Seorang da’ir melihat dengan hati nurani, merasai dengan kehalusan budi, berfikir dengan kejernihan aqal dan jiwa, berkata dengan kata-kata yang dipenuhi dengan ruhiyy....
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّـهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ ﴿٣٣﴾ وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ ﴿٣٤﴾ وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ ﴿٣٥﴾ وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّـهِ ۖ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ﴿٣٦﴾
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"(33) Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.(34) Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.(35) Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(36)
Fussilat : 33 - 36
Ia menolak keburukan dengan kebaikan melalui keikhlasan hatinya, juga dengan lisan dan akhlaqnya yang murni.
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ
﴿فصلت: ٣٤﴾
Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
Inilah satu jalan dakwah dan pedoman akhlaq para pendakwah yang amat tinggi nilai kemuliaan dan keluhuran budinya. Bersumber dari langit yang tinggi dan bukan dari kerendahan nafsu serta kejahilan manusia.
Seorang Da'ie, setiap kata-katanya adalah dakwah..yang terisi dengan ruh, ilmu dan keikhlasan. Akhlaq dan amalannya juga adalah dakwah dan qudwah kepada manusia.
Sabda Ar Rasul SAW :
خياركم من ذكركم بالله رؤيته وزاد في علمكم منطقه ورغبكم في الآخرة عمله
أخرجه الحكيم
" Sebaik-baik kamu ialah seorang yang bila melihatnya mengingatkan kamu pada Allah, kata-katanya menambah ilmu kamu dan amalannya menambah cenderung mu pada akhirat".
HR Hakim
Imam Ibnu Katsir mentafsirkan keperibadian seorang pendakwah itu dengan katanya:
وهو في نفسه مهتد فنفعه لنفسه ولغيره، وليس هو من الذين يأمرون بالمعروف ولا يأتونه، بل يأتمر بالخير ويترك الشر، وهذه عامة في كل من دعا إلى خير، وهو في نفسه مهتد
Dia seorang yang mendapat petunjuk, memanfaatkan petunjuk itu untuk dirinya dan kepada yang lain, dia bukanlah di kalangan mereka yang menyuruh dengan perkara makruf tetapi tidak mengamalkannya, bahkan sentiasa menyuruh dengan kebaikan dan meninggalkan keburukan, dan ini pengajarannya umum untuk setiap orang yang menyeru kepada kebaikan, dan dia mendapat petunjuk.
( Tafsir Al 'Azim Ibnu Kathir )
Menurut Dr Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Al Munir, ayat 34 itu diturunkan kepada Abu Sufyan bin Harb, suatu masa dia seorang musuh yang suka menyakiti Rasulullah SAW, lalu ia menjadi penolong yang mulia.
Diriwayatkan juga ayat itu diturunkan pada Abu Jahal, dia seorang yang sentiasa menyakiti Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam, namun Nabi diperintahkan agar memaafkannya.
Memanglah jalan dakwah dipenuhi dengan ranjau dan kesusahan, sikap permusuhan dan ancaman dari berbagai bentuk perangai manusia yang merupakan mad'un kepada para da'ie. Apa yang perlu dilakukan oleh da'ie ialah memakai pedoman akhlaq yang dititipkan oleh Allah SWT ,Yang Maha Penyantun (Al Hilm ),Lagi Maha Lembut ( Al Latif ) ...
Menurut Ibnu Abbas RA :
" Allah SWT memerintahkan orang-orang yang beriman dengan bersabar ketika berhadapan kemarahan, lemah lembut berhadapan kejahilan, kemaafan terhadap kejahatan. Apabila mereka melakukan yang demikian, nescaya Allah akan melindungi mereka daripada syaitan, dan Dia akan menundukkan musuh mereka seolah-olah kawan yang setia ".
Da'ie menyeru manusia kepada Allah Azza wa Jalla dan kepada agamaNya yang suci.. Maka para da'ie mestilah menjauhkan dakwahnya dari penguasaan nafsu, emosi, kebencian, permusuhan yang hanya menjauhkan manusia dari jalan Allah ...
Berdepan dengan permusuhan syaitan manusia, Allah ta'ala memerintahkan agar menolaknya dengan cara ihsan, agar dapat dikembalikan ke jalan yang benar. namun berdepan dengan permusuhan berpanjangan dari syaitan dari jenis jin, tiada jalan lain melainkan berta'awwuz iaitu berlindung dengan pertolonganNya jua.
Justeru..asuh dan didiklah dirimu wahai para pendakwah dengan pakaian akhlaq yang mulia demi perjuangan dakwah yang penuh berliku ini.
ABi
Da'ie menyeru manusia kepada Allah Azza wa Jalla dan kepada agamaNya yang suci.. Maka para da'ie mestilah menjauhkan dakwahnya dari penguasaan nafsu, emosi, kebencian, permusuhan yang hanya menjauhkan manusia dari jalan Allah ...
Berdepan dengan permusuhan syaitan manusia, Allah ta'ala memerintahkan agar menolaknya dengan cara ihsan, agar dapat dikembalikan ke jalan yang benar. namun berdepan dengan permusuhan berpanjangan dari syaitan dari jenis jin, tiada jalan lain melainkan berta'awwuz iaitu berlindung dengan pertolonganNya jua.
Justeru..asuh dan didiklah dirimu wahai para pendakwah dengan pakaian akhlaq yang mulia demi perjuangan dakwah yang penuh berliku ini.
ABi
JIWA TARBAWI 585
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ
Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
“Umur umatku antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun, dan sedikit diantara mereka yang melebihi itu. “
HR Tirmizi, 3473
Yang tinggal pada mu, hanyalah hidup yang berbaki ...
Waktu yang berbaki
Umur yang berbaki
Rezeki yang berbaki
Sedikit bekalan untuk kehidupan yang berbaki ..
Justeru,
Gunakanlah apa yang berbaki itu bagi memberatkan timbangan neraca amalan di akhirat nanti ..
وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلاَ تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِيْنَ
“Dan Kami akan tegakkan timbangan yang adil pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun yang dirugikan walaupun sedikit. Jika amalan itu hanya seberat biji sawi pun, pasti Kami akan mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”
(QS. Al-Anbiya’: 47)
وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ ۚ فَمَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿٨﴾ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَـٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُم بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ ﴿٩﴾
﴿الأعراف: ٨-٩﴾
Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami
Al A’raaf : 8-9
فَمَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿١٠٢﴾ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَـٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ ﴿١٠٣﴾ تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ ﴿١٠٤﴾.
﴿المؤمنون: ١٠٢-١٠٤﴾
Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat.
Al Mukminun : 102-104
فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ ﴿٦﴾
Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,
فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ ﴿٧﴾
Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ ﴿٨﴾
Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ ﴿٩﴾
Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah
Al Qari’ah : 6-9
ABi
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِينَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ
Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
“Umur umatku antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun, dan sedikit diantara mereka yang melebihi itu. “
HR Tirmizi, 3473
Yang tinggal pada mu, hanyalah hidup yang berbaki ...
Waktu yang berbaki
Umur yang berbaki
Rezeki yang berbaki
Sedikit bekalan untuk kehidupan yang berbaki ..
Justeru,
Gunakanlah apa yang berbaki itu bagi memberatkan timbangan neraca amalan di akhirat nanti ..
وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلاَ تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِيْنَ
“Dan Kami akan tegakkan timbangan yang adil pada hari Kiamat, sehingga tidak seorang pun yang dirugikan walaupun sedikit. Jika amalan itu hanya seberat biji sawi pun, pasti Kami akan mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”
(QS. Al-Anbiya’: 47)
وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ ۚ فَمَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿٨﴾ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَـٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُم بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ ﴿٩﴾
﴿الأعراف: ٨-٩﴾
Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami
Al A’raaf : 8-9
فَمَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿١٠٢﴾ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَـٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ ﴿١٠٣﴾ تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ ﴿١٠٤﴾.
﴿المؤمنون: ١٠٢-١٠٤﴾
Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat.
Al Mukminun : 102-104
فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ ﴿٦﴾
Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,
فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ ﴿٧﴾
Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.
وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ ﴿٨﴾
Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ ﴿٩﴾
Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah
Al Qari’ah : 6-9
ABi
tanzil.net
Tanzil - Quran Navigator | القرآن الكريم
Browse, Search, and Listen to the Holy Quran. With accurate Quran text and Quran translations in various languages.
JIWA TARBAWI 586
Kebendaan, pengaruh terhadap manusia dan keilmuan sering jadi punca berputiknya kesombongan dan keangkuhan dalam hati ...
أَنَا أَكْثَرُ مِنْكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا
Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat
[Al-Kahfi : 34 ]
قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِي أَوَلَمْ يَعْلَمْ
Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku".
[Al Qasas : 78]
Justeru, perhalusilah ‘ mainan ‘ nafsu mu dalam hatimu ..
ABi
Kebendaan, pengaruh terhadap manusia dan keilmuan sering jadi punca berputiknya kesombongan dan keangkuhan dalam hati ...
أَنَا أَكْثَرُ مِنْكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا
Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-pengikutku lebih kuat
[Al-Kahfi : 34 ]
قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِي أَوَلَمْ يَعْلَمْ
Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku".
[Al Qasas : 78]
Justeru, perhalusilah ‘ mainan ‘ nafsu mu dalam hatimu ..
ABi
JIWA TARBAWI 587
...bukanlah kebaikan dan amalan hamba semata-mata menjamin tempatnya di syurga..
...bukanlah istighfar hamba semata-mata yang menghapus dosa-dosanya yang tak terkira banyaknya itu...
...bukanlah ilmu yang banyak semata-mata meletakkan seorang hamba itu tinggi di sisiNya..
...namun Rahmat dan Kasih Sayang Nya jualah yang dilimpahkan kepada seluruh hamba-hambaNya yang faqir berhajat kepada Nya itulah yang menjamin keampunan, darjat dan tempat seorang hamba itu di syurga Nya ......
عن أبي ذر قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول الله عز و جل
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu; dia berkata, “Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“ Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
من جاء بالحسنة فله عشر أمثالها وأزيد
‘Barang siapa membawa satu kebaikan maka dia mendapatkan balasan sepuluh kalinya, dan Aku akan menambahi.
ومن جاء بالسيئة فجزاؤه سيئة مثلها أو أغفر
Barang siapa membawa satu keburukan maka balasannya satu keburukan semisalnya, atau Aku akan mengampuni.
ومن تقرب مني شبرا تقربت منه ذراعا
Barang siapa mendekat kepada-Ku sejengkal, niscaya Aku mendekatinya sehasta.
ومن تقرب مني ذراعا تقربت منه باعا
Barang siapa mendekat kepada-Ku sehasta, niscaya Aku mendekatinya sedepa.
ومن أتاني يمشي أتيته هرولة
Barang siapa mendatangiKu dengan berjalan, niscaya Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.
ومن لقيني بقراب الأرض خطيئة لا يشرك بي شيئا لقيته بمثلها مغفرة
Barang siapa menemuii-Ku dengan dosa sepenuh bumi — sementara dia tidak menyekutukan-Ku dengan apa pun — maka Aku akan menemuinya dengan keampunan sepenuh bumi pula.””
(Hadits sahih riwayat Muslim no. 2687; Ibnu Majah, no. 3821; Ahmad, no. 20853).
Justeru, mohonlah Rahmat dan Kasih Sayang NYA .. sepenuh hatimu
ABi
...bukanlah kebaikan dan amalan hamba semata-mata menjamin tempatnya di syurga..
...bukanlah istighfar hamba semata-mata yang menghapus dosa-dosanya yang tak terkira banyaknya itu...
...bukanlah ilmu yang banyak semata-mata meletakkan seorang hamba itu tinggi di sisiNya..
...namun Rahmat dan Kasih Sayang Nya jualah yang dilimpahkan kepada seluruh hamba-hambaNya yang faqir berhajat kepada Nya itulah yang menjamin keampunan, darjat dan tempat seorang hamba itu di syurga Nya ......
عن أبي ذر قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول الله عز و جل
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu; dia berkata, “Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“ Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
من جاء بالحسنة فله عشر أمثالها وأزيد
‘Barang siapa membawa satu kebaikan maka dia mendapatkan balasan sepuluh kalinya, dan Aku akan menambahi.
ومن جاء بالسيئة فجزاؤه سيئة مثلها أو أغفر
Barang siapa membawa satu keburukan maka balasannya satu keburukan semisalnya, atau Aku akan mengampuni.
ومن تقرب مني شبرا تقربت منه ذراعا
Barang siapa mendekat kepada-Ku sejengkal, niscaya Aku mendekatinya sehasta.
ومن تقرب مني ذراعا تقربت منه باعا
Barang siapa mendekat kepada-Ku sehasta, niscaya Aku mendekatinya sedepa.
ومن أتاني يمشي أتيته هرولة
Barang siapa mendatangiKu dengan berjalan, niscaya Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.
ومن لقيني بقراب الأرض خطيئة لا يشرك بي شيئا لقيته بمثلها مغفرة
Barang siapa menemuii-Ku dengan dosa sepenuh bumi — sementara dia tidak menyekutukan-Ku dengan apa pun — maka Aku akan menemuinya dengan keampunan sepenuh bumi pula.””
(Hadits sahih riwayat Muslim no. 2687; Ibnu Majah, no. 3821; Ahmad, no. 20853).
Justeru, mohonlah Rahmat dan Kasih Sayang NYA .. sepenuh hatimu
ABi
JIWA TARBAWI 588
كلام التربوي من سيدنا عثمان ابن عفان رضي الله عنه ;
“ وجدت حلاوة العبادة في أربعة أشياء:
أولها في أداء فرائض الله ,
و الثاني في إجتناب محارم الله ,
و الثالث في الأمر بالمعروف ابتغاء ثواب الله , و الرابع في النهي عن المنكر اتقاء غضب الله ."
Kalam tarbawi dari Sayyidina Uthman R.A :
“ Aku mencapai tahap kemanisan dalam ibadah dengan empat perkara iaitu apabila aku menunaikan apa yang difardukan Allah SWT, meninggalkan segala yang diharamkan Allah SWT., ketika menyeru kepada kebaikan dan ketika mencegah kemungkaran dan menjaga diri daripada membuat perkara yang menyebabkan kemurkaan Allah SWT. "
Di antara tanda-tanda seorang Hamba itu sudah mula merasai kemanisan ibadah:
1. حب العبادة : sangat senang beribadah atau cintakan ibadah.
2. انتظار الأوقات : merindukan dan menanti-nanti waktu beribadah, yakni sangat takut ketinggalan dan sangat sedih kalau sampai tidak mengamalkannya seperti penikmat TAHAJJUD, berasa sedih dan sangat menyesal di siang harinya kalau tidak dapat dirikan Tahajjud pada malam hari.
3. اخلاص بجهد : mengamalkan dengan keikhlasan dan kesungguhan, asasnya semangat habis.
4. اكمال العلم : selalu berusaha menyempurnakan ilmu ibadahnya dengan terus mempelajarinya agar khusyuk. Tampak sekali kemuliaan akhlaknya sebagai buah ibadahnya seperti firman Allah dalam surah al-Ankabut ayat 45.(klik)
5. السعيدة : Hidupnya bahagia dan damai walaupun ditimpa kesusahan.
6. Selalu diiringi استغفار dan الدعاء di setiap kali selesai urusan ibadah supaya dimaafkan kekurangan, kesalahan dan diterima ibadahnya.
7. البكاء : mudah menangis kerana NIKMATNYA RINDU pada ALLAH dalam ibadahnya, sujud tersungkur menangis kerana Allah. Firman Allah dalam surah Maryam ayat 58.(klik)
8. Lembut halus hatinya, penuh belas kasih, tidak terburu-buru berganjak meninggalkan tempat setelah selesai ibadahnya.
9. استقامة : disiplin dalam menjaga ibadah, senang berkumpul dengan orang yang senang beribadah, dan dia juga senang untuk didakwah.
10. الذهن : Allah beri kecerdasan dan kemudahan menyelesaikan urusan dunianya untuk akhiratnya.
Justeru, asuhlah dirimu agar ibadah menjadi suatu yang dapat dirasai manis dalam dirimu.
ABi
كلام التربوي من سيدنا عثمان ابن عفان رضي الله عنه ;
“ وجدت حلاوة العبادة في أربعة أشياء:
أولها في أداء فرائض الله ,
و الثاني في إجتناب محارم الله ,
و الثالث في الأمر بالمعروف ابتغاء ثواب الله , و الرابع في النهي عن المنكر اتقاء غضب الله ."
Kalam tarbawi dari Sayyidina Uthman R.A :
“ Aku mencapai tahap kemanisan dalam ibadah dengan empat perkara iaitu apabila aku menunaikan apa yang difardukan Allah SWT, meninggalkan segala yang diharamkan Allah SWT., ketika menyeru kepada kebaikan dan ketika mencegah kemungkaran dan menjaga diri daripada membuat perkara yang menyebabkan kemurkaan Allah SWT. "
Di antara tanda-tanda seorang Hamba itu sudah mula merasai kemanisan ibadah:
1. حب العبادة : sangat senang beribadah atau cintakan ibadah.
2. انتظار الأوقات : merindukan dan menanti-nanti waktu beribadah, yakni sangat takut ketinggalan dan sangat sedih kalau sampai tidak mengamalkannya seperti penikmat TAHAJJUD, berasa sedih dan sangat menyesal di siang harinya kalau tidak dapat dirikan Tahajjud pada malam hari.
3. اخلاص بجهد : mengamalkan dengan keikhlasan dan kesungguhan, asasnya semangat habis.
4. اكمال العلم : selalu berusaha menyempurnakan ilmu ibadahnya dengan terus mempelajarinya agar khusyuk. Tampak sekali kemuliaan akhlaknya sebagai buah ibadahnya seperti firman Allah dalam surah al-Ankabut ayat 45.(klik)
5. السعيدة : Hidupnya bahagia dan damai walaupun ditimpa kesusahan.
6. Selalu diiringi استغفار dan الدعاء di setiap kali selesai urusan ibadah supaya dimaafkan kekurangan, kesalahan dan diterima ibadahnya.
7. البكاء : mudah menangis kerana NIKMATNYA RINDU pada ALLAH dalam ibadahnya, sujud tersungkur menangis kerana Allah. Firman Allah dalam surah Maryam ayat 58.(klik)
8. Lembut halus hatinya, penuh belas kasih, tidak terburu-buru berganjak meninggalkan tempat setelah selesai ibadahnya.
9. استقامة : disiplin dalam menjaga ibadah, senang berkumpul dengan orang yang senang beribadah, dan dia juga senang untuk didakwah.
10. الذهن : Allah beri kecerdasan dan kemudahan menyelesaikan urusan dunianya untuk akhiratnya.
Justeru, asuhlah dirimu agar ibadah menjadi suatu yang dapat dirasai manis dalam dirimu.
ABi
JIWA TARBAWI 589
Usahlah hanya sekadar berilmu, pakar dan profesional dengan urusan keduniaan sedangkan engkau jahil, lalai, cuai dan melupakan pertemuan dengan TUHAN mu di akhirat nanti ...
يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ ﴿الروم: ٧﴾
Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.
Ar Rum : 7
Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini :
“ Kebanyakan manusia tidak memiliki ilmu melainkan hanya yang menyangkut masalah dunia, mata pencariannya, dan semua urusannya. Mereka benar-benar cerdik dan pandai dalam meraih dan menciptakan berbagai macam pekerjaannya. Sedangkan terhadap perkara-perkara agama dan hal-hal yang bermanfaat bagi mereka di negeri akhirat nanti, mereka lalai. Seakan-akan seseorang dari mereka kosong pengetahuannya tentang ilmu akhirat, hatinya tidak tergerak terhadapnya, dan fikirannya kosong darinya. "
Al Hasan Al Basri rahimahullahu mengatakan,
"Demi Allah, kecintaan seseorang dari mereka kepada dunianya benar-benar mencapai batas yang tak terperikan, sehingga ketika dia sedang membolak-balikkan mata wang dirham di atas kukunya, ia dapat menceritakan kepadamu tentang berat kandungan logamnya, padahal dia masih belum dapat melakukan salat dengan baik."
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma telah mengatakan,sehubungan dengan makna firman-Nya: ( Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedangkan mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.) (Ar-Rum: 7) Yakni “orang-orang kafir itu, hanya mengetahui cara memakmurkan dunia, sedang mengenai urusan agama mereka sangat jahil sama sekali.”
الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فَالْيَوْمَ نَنسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَـٰذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ ﴿الأعراف: ٥١﴾
(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka". Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.
Al A’raf : 51
Dalam sebuah hadis qudsi yang sahih disebutkan bahwasannya Allah Ta’ala berfirman kepada seorang hamba pada hari Kiamat kelak: “Bukankah Aku telah menikahkanmu? Bukankah Aku telah memuliakanmu? Dan bukankah Aku telah menundukkan buat kalian akan unta, kuda dan memberimu kesempatan untuk memimpin dan bersenang-senang?” Maka si hamba itu berkata: “Benar.” Kemudian Allah bertanya: “Apakah kamu mengira akan bertemu dengan-Ku?” Si hamba itu menjawab: “Tidak.” Dan Allah Ta’ala pun berfirman: “Maka pada hari ini Aku akan melupakanmu, sebagaimana kamu telah melupakan-Ku.”
(HR. Muslim dalam kitab [bab] az-Zuhud [2947])
إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ ﴿يونس: ٧﴾
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami,
Yunus : 7
Al-Hasan al-Basri berkata:
“Demi Allah, tidaklah mereka menghias dunia dan tidak juga mengagungkannya (berlebih-lebihan terhadapnya) sehingga mereka redha dengannya, sedangkan mereka lalai dari ayat-ayat Allah yang kauniyyah (berupa alam ciptaan-Nya), mereka tidak memikirkannya, begitu juga terhadap ayat-ayat syar’iyyah-Nya, mereka tidak melaksanakannya, sesungguhnya tempat kembali mereka pada hari Kiamat adalah neraka, sebagai balasan atas dosa-dosa, kesalahan-kesalahan dan kejahatan-kejahatan yang mereka perbuat di dunia, ditambah dengan kekafiran mereka kepada Allah, Rasul-Nya dan hari akhir.”
Justeru, bersegeralah mempersiapkan dirimu kerana kiamat sudah pasti dekat dan berlaku ...
Usahlah hanya sekadar berilmu, pakar dan profesional dengan urusan keduniaan sedangkan engkau jahil, lalai, cuai dan melupakan pertemuan dengan TUHAN mu di akhirat nanti ...
يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِّنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ ﴿الروم: ٧﴾
Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.
Ar Rum : 7
Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini :
“ Kebanyakan manusia tidak memiliki ilmu melainkan hanya yang menyangkut masalah dunia, mata pencariannya, dan semua urusannya. Mereka benar-benar cerdik dan pandai dalam meraih dan menciptakan berbagai macam pekerjaannya. Sedangkan terhadap perkara-perkara agama dan hal-hal yang bermanfaat bagi mereka di negeri akhirat nanti, mereka lalai. Seakan-akan seseorang dari mereka kosong pengetahuannya tentang ilmu akhirat, hatinya tidak tergerak terhadapnya, dan fikirannya kosong darinya. "
Al Hasan Al Basri rahimahullahu mengatakan,
"Demi Allah, kecintaan seseorang dari mereka kepada dunianya benar-benar mencapai batas yang tak terperikan, sehingga ketika dia sedang membolak-balikkan mata wang dirham di atas kukunya, ia dapat menceritakan kepadamu tentang berat kandungan logamnya, padahal dia masih belum dapat melakukan salat dengan baik."
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma telah mengatakan,sehubungan dengan makna firman-Nya: ( Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedangkan mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.) (Ar-Rum: 7) Yakni “orang-orang kafir itu, hanya mengetahui cara memakmurkan dunia, sedang mengenai urusan agama mereka sangat jahil sama sekali.”
الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فَالْيَوْمَ نَنسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَـٰذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ ﴿الأعراف: ٥١﴾
(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka". Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.
Al A’raf : 51
Dalam sebuah hadis qudsi yang sahih disebutkan bahwasannya Allah Ta’ala berfirman kepada seorang hamba pada hari Kiamat kelak: “Bukankah Aku telah menikahkanmu? Bukankah Aku telah memuliakanmu? Dan bukankah Aku telah menundukkan buat kalian akan unta, kuda dan memberimu kesempatan untuk memimpin dan bersenang-senang?” Maka si hamba itu berkata: “Benar.” Kemudian Allah bertanya: “Apakah kamu mengira akan bertemu dengan-Ku?” Si hamba itu menjawab: “Tidak.” Dan Allah Ta’ala pun berfirman: “Maka pada hari ini Aku akan melupakanmu, sebagaimana kamu telah melupakan-Ku.”
(HR. Muslim dalam kitab [bab] az-Zuhud [2947])
إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ ﴿يونس: ٧﴾
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami,
Yunus : 7
Al-Hasan al-Basri berkata:
“Demi Allah, tidaklah mereka menghias dunia dan tidak juga mengagungkannya (berlebih-lebihan terhadapnya) sehingga mereka redha dengannya, sedangkan mereka lalai dari ayat-ayat Allah yang kauniyyah (berupa alam ciptaan-Nya), mereka tidak memikirkannya, begitu juga terhadap ayat-ayat syar’iyyah-Nya, mereka tidak melaksanakannya, sesungguhnya tempat kembali mereka pada hari Kiamat adalah neraka, sebagai balasan atas dosa-dosa, kesalahan-kesalahan dan kejahatan-kejahatan yang mereka perbuat di dunia, ditambah dengan kekafiran mereka kepada Allah, Rasul-Nya dan hari akhir.”
Justeru, bersegeralah mempersiapkan dirimu kerana kiamat sudah pasti dekat dan berlaku ...
إِنَّ السَّاعَةَ لَآتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيهَا وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿غافر: ٥٩﴾
Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.
Ghafir : 59
اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُّعْرِضُونَ ﴿الأنبياء: ١﴾
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).
Al Anbiya' : 1
ABi
Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.
Ghafir : 59
اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُّعْرِضُونَ ﴿الأنبياء: ١﴾
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).
Al Anbiya' : 1
ABi
JIWA TARBAWI 590
PASAKKAN ISTIQAMAH DI JALAN DAKWAH
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّـهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿١٣﴾ أُولَـٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿١٤
الأحقاف : ١٣-١٤
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.( 13 ) Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.( 14 )
ففي صحيح مسلم عن سفيان بن عبد الله الثقفي قال : قلت : يا رسول الله قل لي في الإسلام قولا لا أسأل عنه أحدا بعدك - وفي رواية - غيرك . قال : قل آمنت بالله ثم استقم
Dalam sahih Muslim daripada Sufian bin Abdullah Ats Tsaqafi telah berkata : " Aku berkata : Wahai Rasulullah ! Katalah padaku tentang Islam satu perkataan yang aku tidak akan bertanya lagi tentangnya pada orang lain selepas engkau..( pada satu riwayat lain - selain engkau ); Rasulullah SAW bersabda : Katakanlah - Aku beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah!
Rukun Istiqamah :
1. Ikhlas pada aqidah dan pada amalan
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّـهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus
Al Bayyinah : 4
2. Keyakinan yang benar dan tiada keraguan
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّـهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ ۚ أُولَـٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ ﴿١٥﴾
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.
Al Hujurat : 15
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ﴾
[سورة التوبة الآية: 119]
Wahai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan jadilah orang-orang yang benar
At Taubah : 119
3. Bay'ah
إِنَّ اللَّـهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ ۚ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّـهِ ۚ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿١١١)
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.( 111)
التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ الرَّاكِعُونَ السَّاجِدُونَ الْآمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّاهُونَ عَنِ الْمُنكَرِ وَالْحَافِظُونَ لِحُدُودِ اللَّـهِ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ ﴿١١٢﴾
Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.(112)
At Taubah : 111-112
4. Amalan berterusan - tuntut balasan di akhirat
فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا ﴿١١٠)
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
Al Kahfi : 110
PASAKKAN ISTIQAMAH DI JALAN DAKWAH
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّـهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿١٣﴾ أُولَـٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴿١٤
الأحقاف : ١٣-١٤
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.( 13 ) Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.( 14 )
ففي صحيح مسلم عن سفيان بن عبد الله الثقفي قال : قلت : يا رسول الله قل لي في الإسلام قولا لا أسأل عنه أحدا بعدك - وفي رواية - غيرك . قال : قل آمنت بالله ثم استقم
Dalam sahih Muslim daripada Sufian bin Abdullah Ats Tsaqafi telah berkata : " Aku berkata : Wahai Rasulullah ! Katalah padaku tentang Islam satu perkataan yang aku tidak akan bertanya lagi tentangnya pada orang lain selepas engkau..( pada satu riwayat lain - selain engkau ); Rasulullah SAW bersabda : Katakanlah - Aku beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah!
Rukun Istiqamah :
1. Ikhlas pada aqidah dan pada amalan
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّـهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus
Al Bayyinah : 4
2. Keyakinan yang benar dan tiada keraguan
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّـهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ ۚ أُولَـٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ ﴿١٥﴾
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.
Al Hujurat : 15
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ﴾
[سورة التوبة الآية: 119]
Wahai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan jadilah orang-orang yang benar
At Taubah : 119
3. Bay'ah
إِنَّ اللَّـهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ ۚ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّـهِ ۚ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿١١١)
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.( 111)
التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ الرَّاكِعُونَ السَّاجِدُونَ الْآمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّاهُونَ عَنِ الْمُنكَرِ وَالْحَافِظُونَ لِحُدُودِ اللَّـهِ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ ﴿١١٢﴾
Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.(112)
At Taubah : 111-112
4. Amalan berterusan - tuntut balasan di akhirat
فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا ﴿١١٠)
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
Al Kahfi : 110