Entah kenapa hari ini tetiba terfikir.
Jikalau seseorang yang kau rapat atau kenal itu mati, apa yang akan kau ingat pasal dia?
Akan kau ingat keburukannya melebihi kejahatan kah? Atau akan kau ingat akan kebaikannya sahaja? Lalu melupakan keburukannya?
Bergantung bagaimana layanan orang itu kepada kita, bukan?
Lalu ditukar pula, bagaimana pula jika aku yang mati pada hari ini?
Apakah yang orang ingat akan aku?
Orang akan menyebut-nyebut kebaikan atau keburukan akukah?
Bagaimanakah layanan aku kepada orang lain?
Yang utamanya, jikalau aku mati, apakah niat aku berbuat baik orang lain? Adakah demi mencari reda Tuhan atau sekadar mengharap balasan daripada manusia?
Begitulah, mengingat mati sebagai peringatan jangka masa hidup kita pendek sahaja sebenarnya. Seringkali terlupa macam hidup lama.
@Ruang_Aksara
Jikalau seseorang yang kau rapat atau kenal itu mati, apa yang akan kau ingat pasal dia?
Akan kau ingat keburukannya melebihi kejahatan kah? Atau akan kau ingat akan kebaikannya sahaja? Lalu melupakan keburukannya?
Bergantung bagaimana layanan orang itu kepada kita, bukan?
Lalu ditukar pula, bagaimana pula jika aku yang mati pada hari ini?
Apakah yang orang ingat akan aku?
Orang akan menyebut-nyebut kebaikan atau keburukan akukah?
Bagaimanakah layanan aku kepada orang lain?
Yang utamanya, jikalau aku mati, apakah niat aku berbuat baik orang lain? Adakah demi mencari reda Tuhan atau sekadar mengharap balasan daripada manusia?
Begitulah, mengingat mati sebagai peringatan jangka masa hidup kita pendek sahaja sebenarnya. Seringkali terlupa macam hidup lama.
@Ruang_Aksara
" Sampai satu tahap dalam hidup, bila kita rasa dah jatuh, gagal, tak mampu nak bangkit balik, dan rasa hanya Allah je yang mampu tolong kita, bukan sesiapa lagi, ketika itulah Allah akan angkat kita semula."
Ringkas tapi cukup bermakna.
Teringat ayat quran yang sangat best,
“Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, nescaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya.” (Ath-Thalaq :3)
Sebak.
If you are having a hard time right now, please read this.
I know how it feels to feel lost and be hopeless. When you just wanted to disappear because the pain is too unbearable. That feeling that gets so heavy every single day.
One thing that kills your happiness is when you compare your journey with everyone. You do not have to put so much pressure on yourself. You have a different journey to take. Run at your own pace. You will have your time too.
You might be in a dark situation right now, but soon enough the light will shine again. It will bring relief to your restless heart. It will give you that peace of mind that you have been praying for.
Have you been really tired and you know that it is more than physical tiredness?
When you can’t really explain as to why you feel that way.
Your dilemmas will not last forever. Surely, your struggles are temporary. At the right time, everything will fall in its places perfectly. Everything will be okay.
Never lose hope because you are not alone in this bitter-sweet journey. Have faith in Him.
The hope in Allah which is never lost, and the love He has for us. There is always Allah s.w.t; who would never leave us alone.
And we all know that He's the best that we could ever hoped for.
Know that He is with us wherever we are.
He understands us when other people don’t. He is there to ask upon, to help us, to guide us.
It's true that life has it's ups and downs.
And for everything that happened, as long as we keep our trust in Allah and keep remembering Him, we can always feel His presence, His mercy.
Sometimes even in the depth of darkness, we know that there is something good in it for us. Allah always knows better.
Remember, when Allah says;
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."[Al-Baqarah :216].
Exactly. We don't know. He may be doing things, that seem so difficult to accept, however is actually the best thing for us.
Sometimes, in order to save or protect us, something is taken away from us, or given to us in a way we don’t want.
So, there will be pain, joy, disappointment but there will also be perseverance, effort and most importantly, faith in Him.
We are all fighting different battles and I am writing this just to say to the people out there that you are not alone.
Sometimes things get a little bit too much but insya Allah there would be a way out. When it happens, think of it this way; you are at your worst now so thing can only get better as long as you do not give up!
The problems could be huge but so is Allah's mercy. His help is probably just a prayer away, so make it.
Insya Allah.
Have faith dear..
Have faith! ❤️
@Ruang_Aksara
Ringkas tapi cukup bermakna.
Teringat ayat quran yang sangat best,
“Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, nescaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya.” (Ath-Thalaq :3)
Sebak.
If you are having a hard time right now, please read this.
I know how it feels to feel lost and be hopeless. When you just wanted to disappear because the pain is too unbearable. That feeling that gets so heavy every single day.
One thing that kills your happiness is when you compare your journey with everyone. You do not have to put so much pressure on yourself. You have a different journey to take. Run at your own pace. You will have your time too.
You might be in a dark situation right now, but soon enough the light will shine again. It will bring relief to your restless heart. It will give you that peace of mind that you have been praying for.
Have you been really tired and you know that it is more than physical tiredness?
When you can’t really explain as to why you feel that way.
Your dilemmas will not last forever. Surely, your struggles are temporary. At the right time, everything will fall in its places perfectly. Everything will be okay.
Never lose hope because you are not alone in this bitter-sweet journey. Have faith in Him.
The hope in Allah which is never lost, and the love He has for us. There is always Allah s.w.t; who would never leave us alone.
And we all know that He's the best that we could ever hoped for.
Know that He is with us wherever we are.
He understands us when other people don’t. He is there to ask upon, to help us, to guide us.
It's true that life has it's ups and downs.
And for everything that happened, as long as we keep our trust in Allah and keep remembering Him, we can always feel His presence, His mercy.
Sometimes even in the depth of darkness, we know that there is something good in it for us. Allah always knows better.
Remember, when Allah says;
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."[Al-Baqarah :216].
Exactly. We don't know. He may be doing things, that seem so difficult to accept, however is actually the best thing for us.
Sometimes, in order to save or protect us, something is taken away from us, or given to us in a way we don’t want.
So, there will be pain, joy, disappointment but there will also be perseverance, effort and most importantly, faith in Him.
We are all fighting different battles and I am writing this just to say to the people out there that you are not alone.
Sometimes things get a little bit too much but insya Allah there would be a way out. When it happens, think of it this way; you are at your worst now so thing can only get better as long as you do not give up!
The problems could be huge but so is Allah's mercy. His help is probably just a prayer away, so make it.
Insya Allah.
Have faith dear..
Have faith! ❤️
@Ruang_Aksara
Jangan Disimpan
Buang!
Buang!
Buang!
Buang apa saja yang melukakan hati. Jangan pernah cuba pandang-pandang lagi! Itu yang buat engkau menangis. Itu yang buat engkau stres.
Maka, jangan lagi engkau intai-intai hal yang sama. Jangan lagi engkau tanya-tanya. Jangan lagi engkau kenang-kenang.
Buang!
Buang!
Engkau mahu bahagia, bukan? Ke mari! Aku mahu menitip pesan. Cuba perhatikan apa yang engkau simpan. Kalau yang disimpan itu serpihan kaca, buang segera agar engkau tidak terluka.
Kalau yang berbaki itu adalah kenangan, buang saja daripada ingatan. Alihkan perhatian dengan kesibukan hingga akhirnya semua itu benar-benar berjaya engkau lupakan.
Engkau sudah cukup tertekan. Maka, sudahlah, jangan lagi cuba menyeksa perasaan. Belajarlah melepaskan. Kalau memang dia terlalu melukakan, mengapa masih terus engkau pertahankan?
Kalau kenangan bersamanya terlalu sukar engkau singkirkan, mengapa harus engkau perhati, mengapa terus engkau teliti hingga engkau juga akhirnya yang terluka lagi dan lagi?
Sayangi dirimu!
Sayangi orang-orang yang menyayangimu dan yang tahu menghargai kasih sayangmu.
Sungguh, merekalah yang lebih berhak ke atas masamu! Maka buang saja selain itu!
@Ruang_Aksara
Buang!
Buang!
Buang!
Buang apa saja yang melukakan hati. Jangan pernah cuba pandang-pandang lagi! Itu yang buat engkau menangis. Itu yang buat engkau stres.
Maka, jangan lagi engkau intai-intai hal yang sama. Jangan lagi engkau tanya-tanya. Jangan lagi engkau kenang-kenang.
Buang!
Buang!
Engkau mahu bahagia, bukan? Ke mari! Aku mahu menitip pesan. Cuba perhatikan apa yang engkau simpan. Kalau yang disimpan itu serpihan kaca, buang segera agar engkau tidak terluka.
Kalau yang berbaki itu adalah kenangan, buang saja daripada ingatan. Alihkan perhatian dengan kesibukan hingga akhirnya semua itu benar-benar berjaya engkau lupakan.
Engkau sudah cukup tertekan. Maka, sudahlah, jangan lagi cuba menyeksa perasaan. Belajarlah melepaskan. Kalau memang dia terlalu melukakan, mengapa masih terus engkau pertahankan?
Kalau kenangan bersamanya terlalu sukar engkau singkirkan, mengapa harus engkau perhati, mengapa terus engkau teliti hingga engkau juga akhirnya yang terluka lagi dan lagi?
Sayangi dirimu!
Sayangi orang-orang yang menyayangimu dan yang tahu menghargai kasih sayangmu.
Sungguh, merekalah yang lebih berhak ke atas masamu! Maka buang saja selain itu!
@Ruang_Aksara
Kawan, apa khabar 'semangatmu' hari ini?
Moga marak ia yang tak kenal malap. Sentiasa membara asbab tahu, kepentingan dan keperluannya. Ditanya begini tentu-tentu saja ada yang sedang jalani hari dengan cerah, ada juga yang teruji dengan musibah.
Adapun kawan, apapun 'musim' yang menjadi latar hidupmu saat ini, setidaknya perlu hati kita tahu— selagi masih diizin lalui setiap hari yang baru, maka selagi itulah amanah memberi makna kepada nyawa masih menjadi keutamaan.
Ujian sungguh akan menduga sabar kita.
Kita akan jadi terlalu mudah untuk meluah ketidakpuashatian dan mengeluh tak kenal lelah!
Menjadi pengeluh itu mungkin— lumrah seorang hamba biasa. Tapi, menyedari bahawa pentingnya untuk dikikis sifat tersebut demi merangkul perhatian serta kecintaan Ilahi, mujahadah adalah kewajipan untuk dijadikan rutin dan dibiar sebati dalam diri.
Biarlah bila teruji dalam apa keadaan sekalipun, kita jadi manusia yang banyak mengadu dan berdoa memohon keselamatan, kemudahan serta perlindungan hanya daripada-Nya. Mengeluh sekali, itu warnanya seorang manusia. Mengeluh sekali, dua, hingga sepanjang masa; banyak waktunya lebih banyak diluangkan untuk mengeluh berbanding berinisiatif untuk keluar daripada masalah sebenarnya hanya akan lebih memenatkan jiwa!
Kita akan jadi manusia yang paling letih! Tak nampak jalan keluar. Apa yang dilihat hanya diri sendiri yang malang, tak mampu apa-apa, tiada masa depan, tak bernasib baik seperti orang lain dan sebagainya. Apa yang tertulis pada takdirnya dipandang hukuman, berat sebelahnya Tuhan dan bentuk-bentuk ketidakadilan.
Allahu Allah.
Moga dijauhkan segala sifat 'sakit' bagi hati itu daripada jiwa kita semua.
Kawan, penat...rehat, ya? Tapi jangan berputus asa daripada rahmat Tuhan. Dan jangan terlalu selesa menganggap diri adalah mangsa keadaan! Ingat, teruji adalah syarat kita membuktikan bahawasannya kita sedang hidup. Dan...berkatalah pada diri sendiri bahawa tiada manusia yang hidup tapi tak penat. Kerana dunia adalah medan untuk setiap hamba membuktikan kudrat dan taat. Setiap satu, tiada yang terkecuali!
@Ruang_Aksara
Moga marak ia yang tak kenal malap. Sentiasa membara asbab tahu, kepentingan dan keperluannya. Ditanya begini tentu-tentu saja ada yang sedang jalani hari dengan cerah, ada juga yang teruji dengan musibah.
Adapun kawan, apapun 'musim' yang menjadi latar hidupmu saat ini, setidaknya perlu hati kita tahu— selagi masih diizin lalui setiap hari yang baru, maka selagi itulah amanah memberi makna kepada nyawa masih menjadi keutamaan.
Ujian sungguh akan menduga sabar kita.
Kita akan jadi terlalu mudah untuk meluah ketidakpuashatian dan mengeluh tak kenal lelah!
Menjadi pengeluh itu mungkin— lumrah seorang hamba biasa. Tapi, menyedari bahawa pentingnya untuk dikikis sifat tersebut demi merangkul perhatian serta kecintaan Ilahi, mujahadah adalah kewajipan untuk dijadikan rutin dan dibiar sebati dalam diri.
Biarlah bila teruji dalam apa keadaan sekalipun, kita jadi manusia yang banyak mengadu dan berdoa memohon keselamatan, kemudahan serta perlindungan hanya daripada-Nya. Mengeluh sekali, itu warnanya seorang manusia. Mengeluh sekali, dua, hingga sepanjang masa; banyak waktunya lebih banyak diluangkan untuk mengeluh berbanding berinisiatif untuk keluar daripada masalah sebenarnya hanya akan lebih memenatkan jiwa!
Kita akan jadi manusia yang paling letih! Tak nampak jalan keluar. Apa yang dilihat hanya diri sendiri yang malang, tak mampu apa-apa, tiada masa depan, tak bernasib baik seperti orang lain dan sebagainya. Apa yang tertulis pada takdirnya dipandang hukuman, berat sebelahnya Tuhan dan bentuk-bentuk ketidakadilan.
Allahu Allah.
Moga dijauhkan segala sifat 'sakit' bagi hati itu daripada jiwa kita semua.
Kawan, penat...rehat, ya? Tapi jangan berputus asa daripada rahmat Tuhan. Dan jangan terlalu selesa menganggap diri adalah mangsa keadaan! Ingat, teruji adalah syarat kita membuktikan bahawasannya kita sedang hidup. Dan...berkatalah pada diri sendiri bahawa tiada manusia yang hidup tapi tak penat. Kerana dunia adalah medan untuk setiap hamba membuktikan kudrat dan taat. Setiap satu, tiada yang terkecuali!
@Ruang_Aksara
Kalau kau tanya aku, adakah kau keseorangan atau tidak.
Aku akan cakap “Tak”
Kau tak pernah keseorangan. Kau ada aku. Kau ada kawan-kawan lain juga. Apa yang kau perlu lakukan adalah bertanya.
Kau tak perlu nak hadap masalah itu sorang-sorang. Kau tak perlu ambil beban itu dan letak atas bahu kau seorang diri.
Kita semua takut ditinggalkan. Kita semua risau dikecewakan. Dan kita juga akan bersedih apabila hati kita dihancurkan.
Tak salah kan kita mencari jalan bersama. Dan mungkin kita pada akhirnya akan menjumpai beberapa klu dan jawapan.
Yang mana jawapan ini akan menjadikan kita orang yang lebih baik.
Kau akan baik-baik sahaja sahabatku.
@Ruang_Aksara
Aku akan cakap “Tak”
Kau tak pernah keseorangan. Kau ada aku. Kau ada kawan-kawan lain juga. Apa yang kau perlu lakukan adalah bertanya.
Kau tak perlu nak hadap masalah itu sorang-sorang. Kau tak perlu ambil beban itu dan letak atas bahu kau seorang diri.
Kita semua takut ditinggalkan. Kita semua risau dikecewakan. Dan kita juga akan bersedih apabila hati kita dihancurkan.
Tak salah kan kita mencari jalan bersama. Dan mungkin kita pada akhirnya akan menjumpai beberapa klu dan jawapan.
Yang mana jawapan ini akan menjadikan kita orang yang lebih baik.
Kau akan baik-baik sahaja sahabatku.
@Ruang_Aksara
Dua tiga hari ni sedih tengok newsfeed.
Para agamawan sibuk up status masing masing tentang taksub, menunjuk nunjuk, dan sebagainya. Hingga ada yang mengaitkan dengan dakwah ilallah (dakwah kepada Allah) dan dakwah ila ana (dakwah kepada saya/ individu).
Siapalah kita, manusia biasa kerdil dan hina ini untuk menentukan si polan dan si polan ini berdakwah untuk nama, untuk populariti, dan mengundang manusia memuja dirinya.
Sedih, bertambah sedih bila yang menulis belaka ini ialah insan yang saya kagumi sebelum ini. Buka page beliau saja masyaAllah penuh negativity.
Belum ditambah dengan pos sindir menyindir, perli memerli, yang dikaitkan dengan ketaksuban, kopiah, kebenaran pahit yang perlu ditelan, kejahatan yang akan dibongkarkan, meninggalkan masyarakat dalam keadaan tertanya tanya malah menimbulkan persepsi dan juga fitnah.
Ingatlah setiap manusia itu tak sempurna.
Janganlah apabila seorang itu ramai follower, ramai memuji, kita sangka dia bangga diri, dan yang follow itu taksub kepadanya.
Siapa kita untuk judge? Tuhan kah?
Bila kata setiap manusia itu tak sempurna, bererti dia juga berbuat silap. Termasuklah kita.
Andai ada kesilapan yang harus diperbetulkan, tafaddhol. Silakan, berilah teguran di saluran yang betul dan hikmah. Andai tidak jalan, dan membawa kemudaratan pada masyarakat dan ummah, maka beramar makruf dan nahi mungkarlah.
Jika boleh secara individu, itu lebih baik. Jika perlu secara terbuka, buat cara yang baik.
Jika caranya baik dan benar, masyarakat pun akan menerima.
Tak perlu sampai memerli, menyindir, mengeluarkan kenyataan yang menimbulkan persepsi dan fitnah.
Kita semua manusia.
Mana ada yang sempurna.
Jika sahabat melakukan kebaikan, maka raikan dan doakan.
Jika sahabat melakukan kejahatan, maka nasihatlah dan doakan.
Ingatlah kita hamba, mungkin jalan kebaikan dan cara kita memburu syurga itu tak sama.
Tapi bukan bererti kita lebih mulia.
@Ruang_Aksara
Para agamawan sibuk up status masing masing tentang taksub, menunjuk nunjuk, dan sebagainya. Hingga ada yang mengaitkan dengan dakwah ilallah (dakwah kepada Allah) dan dakwah ila ana (dakwah kepada saya/ individu).
Siapalah kita, manusia biasa kerdil dan hina ini untuk menentukan si polan dan si polan ini berdakwah untuk nama, untuk populariti, dan mengundang manusia memuja dirinya.
Sedih, bertambah sedih bila yang menulis belaka ini ialah insan yang saya kagumi sebelum ini. Buka page beliau saja masyaAllah penuh negativity.
Belum ditambah dengan pos sindir menyindir, perli memerli, yang dikaitkan dengan ketaksuban, kopiah, kebenaran pahit yang perlu ditelan, kejahatan yang akan dibongkarkan, meninggalkan masyarakat dalam keadaan tertanya tanya malah menimbulkan persepsi dan juga fitnah.
Ingatlah setiap manusia itu tak sempurna.
Janganlah apabila seorang itu ramai follower, ramai memuji, kita sangka dia bangga diri, dan yang follow itu taksub kepadanya.
Siapa kita untuk judge? Tuhan kah?
Bila kata setiap manusia itu tak sempurna, bererti dia juga berbuat silap. Termasuklah kita.
Andai ada kesilapan yang harus diperbetulkan, tafaddhol. Silakan, berilah teguran di saluran yang betul dan hikmah. Andai tidak jalan, dan membawa kemudaratan pada masyarakat dan ummah, maka beramar makruf dan nahi mungkarlah.
Jika boleh secara individu, itu lebih baik. Jika perlu secara terbuka, buat cara yang baik.
Jika caranya baik dan benar, masyarakat pun akan menerima.
Tak perlu sampai memerli, menyindir, mengeluarkan kenyataan yang menimbulkan persepsi dan fitnah.
Kita semua manusia.
Mana ada yang sempurna.
Jika sahabat melakukan kebaikan, maka raikan dan doakan.
Jika sahabat melakukan kejahatan, maka nasihatlah dan doakan.
Ingatlah kita hamba, mungkin jalan kebaikan dan cara kita memburu syurga itu tak sama.
Tapi bukan bererti kita lebih mulia.
@Ruang_Aksara
Alhamdulillah.
Kita diberi kesempatan menjengah Aidiladha lagi tahun ini.
Tahun depan belum tentu.
Saya cuma mahu mengucapkan selamat kepada semua. Selamat kerana kita sudah bisa sampai ke tahap ini.
Hari ini ialah hari yang terkandung dengan makna-makna doa dan pengorbanan.
Sekecil apapun doa kita, ia tetap penting di sisi Allah.
Sekecil apapun pengorbanan kita, ia tetap besar di sisi Allah.
Doa yang saya nukilkan di bawah ini ialah doa yang sentiasa menjengah di kepala saya acap kali aidiladha menjelma.
Ketika Baginda Nabi Ibrahim AS mengucapkan doa ini,
tiada seorang pun manusia yang mendengarnya.
Di tanah yang kering dan kontang itu, yang tak tercapai akal kita bagaimana tanah ini akan dikunjungi manusia satu hari nanti,
Baginda melantunkan doa ini.
Tidak logik jika difikirkan.
Ini tanah kering. Cuacanya panas.
Tiada apa-apa di sini. Kenapa kita perlu membina rumah dan kota di sini?
Tetapi kerana yakin bahawa Allah Maha Mendengar dan Maha Menjawab doa-doa hambaNya, Baginda tetap melantunkannya.
Dan doa yang Baginda hantar ke langit itu, yang tiada siapapun mendengarnya itu,
Telah dijawab oleh Allah.
Bukan semasa Baginda mengungkapkannya.
Tetapi selepasnya.
Dan selepasnya.
Sehingga hari ini.
Sehingga esok.
Bahkan berterusan, sampai kiamat nanti.
Doa yang kecil, doa yang diucapkan sendiri-sendiri, doa yang muncul cuma di tengah-tengah padang pasir yang bahang, oleh seorang hamba yang berserah bulat-bulat kepada Tuhannya,
Hari ini menjadi satu peristiwa yang disambut jutaan manusia.
Berpusu-pusu manusia datang ke Mekah. Kalau tidak pernah datang pun, ada rindu dan keinginan yang kuat untuk satu hari nanti melawatnya.
Lihat perkataan yang diungkapkan oleh Nabi Ibrahim itu,
“tahwi ilaihim”.
“Tahwi”, asal dari kata “hawa”, maksudnya keinginan, kemahuan.
Nabi Ibrahim berdoa agar umat mempunyai “kecenderungan” dan “keinginan” untuk hadir ke sana.
Kerana Baginda tahu, tidak semua ada kesempatan dan rezeki. Baginda cukup memahami keadaan setiap dari kita.
Tetapi keinginan itu ada.
Daripada Nabi Ibrahim, kita belajar.
Tugas kita, sebagai hamba, hanyalah berikhtiar dan seterusnya, berserah dengan berdoa.
Kadang kita rasa, doa kita tak dijawab. Seruan kita tak diendah.
Tapi percayalah, bukan tugas kita untuk memastikan seruan kita sampai kepada umat manusia.
Ketika Nabi Ibrahim mengungkapkan ini, tiada siapapun yang mendengarnya.
Tapi kerana ikhlas dan yakinnya bahawa Allah itu Maha Menjawab dan Mencatur segalanya,
Seruan Baginda itu hari ini sampai kepada kita, sampai kepada jutaan umat Islam di seluruh dunia.
Bagaimana bisa, panggilan seorang hamba di tengah-tengah tanah gersang dan kering-kontang, didengari oleh seluruh umat manusia di setiap penjuru alam?
Bukan sekali, tetapi berkali-kali, sampai kiamat nanti.
Justeru, usahlah putus asa untuk berdoa.
Tak ada yang sia-sia di sisi Allah. Semuanya terencana sempurna.
Semoga semangat dan keyakinan seorang Ibrahim tertempias sedikit kepada kita.
Untuk terus yakin dan percaya.
Salam aidiladha semua. Semoga selamat semuanya.
Amin ya rabbal alamin.
@Ruang_Aksara
Kita diberi kesempatan menjengah Aidiladha lagi tahun ini.
Tahun depan belum tentu.
Saya cuma mahu mengucapkan selamat kepada semua. Selamat kerana kita sudah bisa sampai ke tahap ini.
Hari ini ialah hari yang terkandung dengan makna-makna doa dan pengorbanan.
Sekecil apapun doa kita, ia tetap penting di sisi Allah.
Sekecil apapun pengorbanan kita, ia tetap besar di sisi Allah.
Doa yang saya nukilkan di bawah ini ialah doa yang sentiasa menjengah di kepala saya acap kali aidiladha menjelma.
Ketika Baginda Nabi Ibrahim AS mengucapkan doa ini,
tiada seorang pun manusia yang mendengarnya.
Di tanah yang kering dan kontang itu, yang tak tercapai akal kita bagaimana tanah ini akan dikunjungi manusia satu hari nanti,
Baginda melantunkan doa ini.
Tidak logik jika difikirkan.
Ini tanah kering. Cuacanya panas.
Tiada apa-apa di sini. Kenapa kita perlu membina rumah dan kota di sini?
Tetapi kerana yakin bahawa Allah Maha Mendengar dan Maha Menjawab doa-doa hambaNya, Baginda tetap melantunkannya.
Dan doa yang Baginda hantar ke langit itu, yang tiada siapapun mendengarnya itu,
Telah dijawab oleh Allah.
Bukan semasa Baginda mengungkapkannya.
Tetapi selepasnya.
Dan selepasnya.
Sehingga hari ini.
Sehingga esok.
Bahkan berterusan, sampai kiamat nanti.
Doa yang kecil, doa yang diucapkan sendiri-sendiri, doa yang muncul cuma di tengah-tengah padang pasir yang bahang, oleh seorang hamba yang berserah bulat-bulat kepada Tuhannya,
Hari ini menjadi satu peristiwa yang disambut jutaan manusia.
Berpusu-pusu manusia datang ke Mekah. Kalau tidak pernah datang pun, ada rindu dan keinginan yang kuat untuk satu hari nanti melawatnya.
Lihat perkataan yang diungkapkan oleh Nabi Ibrahim itu,
“tahwi ilaihim”.
“Tahwi”, asal dari kata “hawa”, maksudnya keinginan, kemahuan.
Nabi Ibrahim berdoa agar umat mempunyai “kecenderungan” dan “keinginan” untuk hadir ke sana.
Kerana Baginda tahu, tidak semua ada kesempatan dan rezeki. Baginda cukup memahami keadaan setiap dari kita.
Tetapi keinginan itu ada.
Daripada Nabi Ibrahim, kita belajar.
Tugas kita, sebagai hamba, hanyalah berikhtiar dan seterusnya, berserah dengan berdoa.
Kadang kita rasa, doa kita tak dijawab. Seruan kita tak diendah.
Tapi percayalah, bukan tugas kita untuk memastikan seruan kita sampai kepada umat manusia.
Ketika Nabi Ibrahim mengungkapkan ini, tiada siapapun yang mendengarnya.
Tapi kerana ikhlas dan yakinnya bahawa Allah itu Maha Menjawab dan Mencatur segalanya,
Seruan Baginda itu hari ini sampai kepada kita, sampai kepada jutaan umat Islam di seluruh dunia.
Bagaimana bisa, panggilan seorang hamba di tengah-tengah tanah gersang dan kering-kontang, didengari oleh seluruh umat manusia di setiap penjuru alam?
Bukan sekali, tetapi berkali-kali, sampai kiamat nanti.
Justeru, usahlah putus asa untuk berdoa.
Tak ada yang sia-sia di sisi Allah. Semuanya terencana sempurna.
Semoga semangat dan keyakinan seorang Ibrahim tertempias sedikit kepada kita.
Untuk terus yakin dan percaya.
Salam aidiladha semua. Semoga selamat semuanya.
Amin ya rabbal alamin.
@Ruang_Aksara
"Apa jadi pun, sehari saya akan pastikan saya dapat 30 ringgit"
"Apa jadi pun saya kena bawak balik 30 ringgit"
Bersungguh suaranya.
Selang seli diselit dengan senyuman genangan air mata.
Duit, rm 30,
Sedikit untuk tambang dua anak,
Sedikit untuk makan, 6 orang anak,
Duit bekal sekolah
"Saya pernah kena panggil dengan cikgu sekolah anak.. sebab katanya anak saya curi duit kawan dia"
"Saya tanya anak, anak cakap kawan dia bagi. Seringgit. Anak saya ambil lah. Sebab dia teringin nak makan nasi ayam. Saya bagi duit bekal 5 kupang. Nasi ayam pulak seringgit lima kupang"
"Sejak tu, saya tekad apa jadi saya kena cari duit bagi anak saya. Saya takmau dia ambil duit orang"
"Kalau duit saya tak cukup, saya tak bagi anak saya pi sekolah. Baik dia tak payah pi, kalau dia pi nanti takut jadi benda sama.. ya lah anak saya pun budak-budak, teringin makan itu ini tengok kawan-kawan makan.."
Aku khusyuk mendengar kisahnya
"Jadi sekarang saya kerja, pagi pi menoreh, petang cari daun pisang (jual)"
"Apa jadi pun saya usaha cukupkan 30 ringgit jugak sehari"
"Sebulan sekali dapat makan ayam, lepas dapat duit jkm"
"Hari biasa, bila tak ada duit, makan nasi, minyak, kicap. Anak-anak saya Alhamdulillah faham.. depa tak pernah merungut. Bila dapat ayam sebulan sekali tu berkali-kali cakap terima kasih"
Aku : krik krik.
Sambil muhasabah kehidupan sendiri.
Yang nyatanya senang.
Lahir-lahir tak ada yang kurang.
Tak kaya, tapi tak pernah tak cukup.
Sampai sekarang.
Ada keperluan, ada duit, ada makanan, ada keluarga, ada semua,
Apa lagi yang nak?
Di zaman penuh ujian ini, ramai yang berlumba-lumba mencari harta, menjadi kaya.
Hingga yang mencari dengan cara yang haram pun ada.
Yang ada 100, nak 1000.
Yang ada 1000, nak 10000.
Masa miskin janji nak jadi penderma,
Dah kaya lupa semua, mula tak cukup di sini sana.
Begitulah manusia.
Sebab tu Allah kata, harta ni ujian.
Sebab apa,
Sebab bukan mudah untuk diuruskan berlandaskan iman.
Sedangkan tentera uhud pun tewas kerana dikaburi dengan harta dan dunia, apalagi yang tak berperang macam kita?
Jujur bila jumpa pesakit miskin, yang memang kais pagi makan pagi, yang makan nasi dengan bawang, yang tak ada makanan pagi ke petang, yang bagi anak minum air beras,
Aku termuhasabah ke mana hartaku pergi?
Apa investment yang aku lakukan untuk dibawa mati?
Adakah harta yang ada dibiar tersimpan dalam bank,
Atau dibiar terkumpul makin hari makin banyak, atau sibuk mengumpulkan aset, atau apa.
Sedangkan kaya atau tidaknya kita bukanlah atas apa yang kita ada.
Tapi kaya atau tidaknya kita adalah sebanyak mana yang telah kita beri pada manusia dan agama.
Hakikatnya, yang paling banyak memberi itulah yang paling kaya,
Walaupun gaji mereka mungkin hanya tiga angka.
Tak macam kita.
Ingatlah,
Harta atas dunia ni banyak mana pun tetap akan habis.
Tapi jika harta yang walau sedikit diurus dengan baik, diinvest dan dilaburkan untuk saham akhirat, InsyaAllah selama lamanya kita kaya.
Allahummaghfirlana.
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
"Dan ketahuilah bahawa harta benda kamu dan anak-anak kamu itu hanyalah menjadi ujian dan sesungguhnya di sisi Allah jualah pahala yang besar"
- al anfal : 28
@Ruang_Aksara
"Apa jadi pun saya kena bawak balik 30 ringgit"
Bersungguh suaranya.
Selang seli diselit dengan senyuman genangan air mata.
Duit, rm 30,
Sedikit untuk tambang dua anak,
Sedikit untuk makan, 6 orang anak,
Duit bekal sekolah
"Saya pernah kena panggil dengan cikgu sekolah anak.. sebab katanya anak saya curi duit kawan dia"
"Saya tanya anak, anak cakap kawan dia bagi. Seringgit. Anak saya ambil lah. Sebab dia teringin nak makan nasi ayam. Saya bagi duit bekal 5 kupang. Nasi ayam pulak seringgit lima kupang"
"Sejak tu, saya tekad apa jadi saya kena cari duit bagi anak saya. Saya takmau dia ambil duit orang"
"Kalau duit saya tak cukup, saya tak bagi anak saya pi sekolah. Baik dia tak payah pi, kalau dia pi nanti takut jadi benda sama.. ya lah anak saya pun budak-budak, teringin makan itu ini tengok kawan-kawan makan.."
Aku khusyuk mendengar kisahnya
"Jadi sekarang saya kerja, pagi pi menoreh, petang cari daun pisang (jual)"
"Apa jadi pun saya usaha cukupkan 30 ringgit jugak sehari"
"Sebulan sekali dapat makan ayam, lepas dapat duit jkm"
"Hari biasa, bila tak ada duit, makan nasi, minyak, kicap. Anak-anak saya Alhamdulillah faham.. depa tak pernah merungut. Bila dapat ayam sebulan sekali tu berkali-kali cakap terima kasih"
Aku : krik krik.
Sambil muhasabah kehidupan sendiri.
Yang nyatanya senang.
Lahir-lahir tak ada yang kurang.
Tak kaya, tapi tak pernah tak cukup.
Sampai sekarang.
Ada keperluan, ada duit, ada makanan, ada keluarga, ada semua,
Apa lagi yang nak?
Di zaman penuh ujian ini, ramai yang berlumba-lumba mencari harta, menjadi kaya.
Hingga yang mencari dengan cara yang haram pun ada.
Yang ada 100, nak 1000.
Yang ada 1000, nak 10000.
Masa miskin janji nak jadi penderma,
Dah kaya lupa semua, mula tak cukup di sini sana.
Begitulah manusia.
Sebab tu Allah kata, harta ni ujian.
Sebab apa,
Sebab bukan mudah untuk diuruskan berlandaskan iman.
Sedangkan tentera uhud pun tewas kerana dikaburi dengan harta dan dunia, apalagi yang tak berperang macam kita?
Jujur bila jumpa pesakit miskin, yang memang kais pagi makan pagi, yang makan nasi dengan bawang, yang tak ada makanan pagi ke petang, yang bagi anak minum air beras,
Aku termuhasabah ke mana hartaku pergi?
Apa investment yang aku lakukan untuk dibawa mati?
Adakah harta yang ada dibiar tersimpan dalam bank,
Atau dibiar terkumpul makin hari makin banyak, atau sibuk mengumpulkan aset, atau apa.
Sedangkan kaya atau tidaknya kita bukanlah atas apa yang kita ada.
Tapi kaya atau tidaknya kita adalah sebanyak mana yang telah kita beri pada manusia dan agama.
Hakikatnya, yang paling banyak memberi itulah yang paling kaya,
Walaupun gaji mereka mungkin hanya tiga angka.
Tak macam kita.
Ingatlah,
Harta atas dunia ni banyak mana pun tetap akan habis.
Tapi jika harta yang walau sedikit diurus dengan baik, diinvest dan dilaburkan untuk saham akhirat, InsyaAllah selama lamanya kita kaya.
Allahummaghfirlana.
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
"Dan ketahuilah bahawa harta benda kamu dan anak-anak kamu itu hanyalah menjadi ujian dan sesungguhnya di sisi Allah jualah pahala yang besar"
- al anfal : 28
@Ruang_Aksara
Kawan tanya.
"Netizen ni tak penat ke?"
Eh.
Tetiba pulak kan.
"Tak penat ke jadi netizen. Semua benda nak ulas. Nak komen. Nak cari kesalahan."
"Netizen ni bukan orang awam ja. Orang terkenal pun netizen juga"
Aku pun diam.
"Tu lah kan, ni ujian akhir zaman"
"Ujian sosial media jugak"
Dia pun diam beberapa saat.
"Bayangkanlah generasi kita macam ni. Generasi anak anak kita macam mana la nanti"
😢
Menyedihkan tengok sosial media dua tiga hari ni.
Banyak perkara yang kelabu.
Manusia berbalah balah.
Menunding jari.
Mencari kesalahan.
Membuka aib.
Berghibah.
Mengandai andai.
Bertekak.
Mencarut.
Cakap itu ini, seolah tidak takut malaikat yang mencatat di kanan dan kiri.
Bila kata dunia ni kelabu.
Tak semua yang kita lihat hitam tu hitam.
Tak semua yang putih itu putih.
Sebab semua serba kelabu!
Menakutkan.
Ujian untuk semua orang.
Baik orang awam, atau agamawan. Semua sedang teruji.
Bala baru hari ini.
Hingga akhirnya, aku hanya mampu telan air liur ucapkan.
"Di dunia ini yang benar pun tak semestinya menjadi menang.
Yang salah, tak semestinya menjadi kalah.
Boleh jadi yang salah menang,
Boleh jadi yang benar juga kalah.
Nama pun dunia kan.
Akhirnya, kita tunggu akhirat je lah.
Di akhirat, semua terbongkar.
Semua akan terjawab.
Bukan orang orang tersebut sahaja,
Bahkan kita"
Kami masing masing menghela nafas.
Nafas yang dirasakan berat.
"Sebenarnya bila ada benda macam ni.."
"Mungkin yang terbaik, kita berlepas tangan sahaja"
Berlepas tangan,
Ya, tak berani nak cakap apa apa.
Cukuplah pada Allah dikembalikan segala galanya.
@Ruang_Aksara
"Netizen ni tak penat ke?"
Eh.
Tetiba pulak kan.
"Tak penat ke jadi netizen. Semua benda nak ulas. Nak komen. Nak cari kesalahan."
"Netizen ni bukan orang awam ja. Orang terkenal pun netizen juga"
Aku pun diam.
"Tu lah kan, ni ujian akhir zaman"
"Ujian sosial media jugak"
Dia pun diam beberapa saat.
"Bayangkanlah generasi kita macam ni. Generasi anak anak kita macam mana la nanti"
😢
Menyedihkan tengok sosial media dua tiga hari ni.
Banyak perkara yang kelabu.
Manusia berbalah balah.
Menunding jari.
Mencari kesalahan.
Membuka aib.
Berghibah.
Mengandai andai.
Bertekak.
Mencarut.
Cakap itu ini, seolah tidak takut malaikat yang mencatat di kanan dan kiri.
Bila kata dunia ni kelabu.
Tak semua yang kita lihat hitam tu hitam.
Tak semua yang putih itu putih.
Sebab semua serba kelabu!
Menakutkan.
Ujian untuk semua orang.
Baik orang awam, atau agamawan. Semua sedang teruji.
Bala baru hari ini.
Hingga akhirnya, aku hanya mampu telan air liur ucapkan.
"Di dunia ini yang benar pun tak semestinya menjadi menang.
Yang salah, tak semestinya menjadi kalah.
Boleh jadi yang salah menang,
Boleh jadi yang benar juga kalah.
Nama pun dunia kan.
Akhirnya, kita tunggu akhirat je lah.
Di akhirat, semua terbongkar.
Semua akan terjawab.
Bukan orang orang tersebut sahaja,
Bahkan kita"
Kami masing masing menghela nafas.
Nafas yang dirasakan berat.
"Sebenarnya bila ada benda macam ni.."
"Mungkin yang terbaik, kita berlepas tangan sahaja"
Berlepas tangan,
Ya, tak berani nak cakap apa apa.
Cukuplah pada Allah dikembalikan segala galanya.
@Ruang_Aksara
Dalam hidup kita ini,
mungkin akan sampai satu masa,
Kita rasa penat sangat,
kita rasa sakit sangat,
Kita rasa dada sesak dan sempit,
kita rasa dah tak sanggup nak hidup,
kita rasa bagai nak gila.
Kita rasa exhausted sangat.
Saya percaya, semua akan lalui semua ini, cuma mungkin pada waktu dan cara yang berbeza.
Ujian yang Allah berikan datang satu demi satu.
Sampai satu tahap, you think you are in the lowest point of your life.
Dalam hidup kita ni mungkin sampai satu tahap, kita akan sampai kepada fasa kehidupan yang kita rasa berat sangat diuji dan terus diuji oleh Allah.
Qadr Allah, He does what He wishes.
Ada orang diuji dengan masalah kesihatan,
Mungkin ada orang diuji dengan masalah kewangan,
Ada yang diuji dengan kemiskinan dan kesusahan.
Ada juga yang diuji dengan masalah rumahtangga,
Ada orang diuji dengan masalah hati dan perasaan.
Dan sebenarnya banyak lagi cara Allah berikan kita 'hadiah'nya. Andai saja kita mengerti.
Pernah?
Air mata mengalir, dalam bersendirian.
Penatnya diuji. Kadang tertanya tanya " Kenapa aku wahai Allah, kenapa aku yang diuji begini?"
You won’t be able to answer everything in life, but that is okay..
Kadang-kadang bila tak dapat nak tahan sakit dan pedihnya segala ujian yang mendatang..
Air mata pun cukup sebagai bahasa untuk berbicara dengan Tuhan.
Ada masanya mampu bertahan, ada masanya rebah. Tidak tertahan dan air mata tumpah membasahi pipi.
Mungkin untuk dapat kekuatan luar biasa, hati itu perlu rabak berkali-kali.
Hancur, pecah, berkecai.
Mungkin yang kita lihat selalu tersenyum itu, menyimpan air matanya ketika bersendirian.
Mungkin yang kita lihat selalu gembira itu, sedang berduka tapi berusaha menyembunyikan kesedihannya.
Dan Allah adalah saksi segala saksi atas segalanya.
Wahai insan pilihan Allah yakni yang sedang diuji,
To all those people being bullied
To all those people who have lost a loved one
To all those people who have lost a pet
To all those people being abused
To all those people going through depression
To all those people with anxiety
To all those people in poverty
To all those people going through a breakup
To all those people having a bad day
To all those people with insecurities
To all those people just having a hard time,
Don't forget your weakness today is your strength tomorrow
It always gets better.
Believe me, one day you will forget your pain.
You will forget you have this scars.
One day you will smile again.
One day you’ll laugh so much that you’ll forget you have scars.
Dear, I'm talking to you,
Love yourself
Stand up for yourself
Don't abuse yourself
Don't abuse others
We all fight battles, we all have scars, we all have emotions
Kill them with kindness
Treat people with kindness
We've all had these times
There will always be a hole in our chests
But let's all be each others' strength!
No matter how hard the situation is.
Tarik nafas.
Bertenang.
Ambil masa untuk bersendiri.
Kalau rasa nak nangis, nangis je lah.
Sometimes Allah has tests us in order for us to find Him. Sometimes He will remove things from our hearts and place His love there instead.
Do not think that pain is forever. Because if today can come to an end, then so can pain. Today will be history tomorrow.
Life is a war.
Every day we fight for a reason.
Some battles you lose.
Some battles you win.
But never stop fighting for what you believe in because in the end, you will win the war. You will find your happiness.
To everyone who reading this, for those people who are dealing with depression and anxiety, don't give up and cheer up because we cares for you and Allah loves you❤️
And remember this, we are all are loved . We are all beautiful.
Stay safe in these hard times.
Have faith! ❤️
@Ruang_Aksara
mungkin akan sampai satu masa,
Kita rasa penat sangat,
kita rasa sakit sangat,
Kita rasa dada sesak dan sempit,
kita rasa dah tak sanggup nak hidup,
kita rasa bagai nak gila.
Kita rasa exhausted sangat.
Saya percaya, semua akan lalui semua ini, cuma mungkin pada waktu dan cara yang berbeza.
Ujian yang Allah berikan datang satu demi satu.
Sampai satu tahap, you think you are in the lowest point of your life.
Dalam hidup kita ni mungkin sampai satu tahap, kita akan sampai kepada fasa kehidupan yang kita rasa berat sangat diuji dan terus diuji oleh Allah.
Qadr Allah, He does what He wishes.
Ada orang diuji dengan masalah kesihatan,
Mungkin ada orang diuji dengan masalah kewangan,
Ada yang diuji dengan kemiskinan dan kesusahan.
Ada juga yang diuji dengan masalah rumahtangga,
Ada orang diuji dengan masalah hati dan perasaan.
Dan sebenarnya banyak lagi cara Allah berikan kita 'hadiah'nya. Andai saja kita mengerti.
Pernah?
Air mata mengalir, dalam bersendirian.
Penatnya diuji. Kadang tertanya tanya " Kenapa aku wahai Allah, kenapa aku yang diuji begini?"
You won’t be able to answer everything in life, but that is okay..
Kadang-kadang bila tak dapat nak tahan sakit dan pedihnya segala ujian yang mendatang..
Air mata pun cukup sebagai bahasa untuk berbicara dengan Tuhan.
Ada masanya mampu bertahan, ada masanya rebah. Tidak tertahan dan air mata tumpah membasahi pipi.
Mungkin untuk dapat kekuatan luar biasa, hati itu perlu rabak berkali-kali.
Hancur, pecah, berkecai.
Mungkin yang kita lihat selalu tersenyum itu, menyimpan air matanya ketika bersendirian.
Mungkin yang kita lihat selalu gembira itu, sedang berduka tapi berusaha menyembunyikan kesedihannya.
Dan Allah adalah saksi segala saksi atas segalanya.
Wahai insan pilihan Allah yakni yang sedang diuji,
To all those people being bullied
To all those people who have lost a loved one
To all those people who have lost a pet
To all those people being abused
To all those people going through depression
To all those people with anxiety
To all those people in poverty
To all those people going through a breakup
To all those people having a bad day
To all those people with insecurities
To all those people just having a hard time,
Don't forget your weakness today is your strength tomorrow
It always gets better.
Believe me, one day you will forget your pain.
You will forget you have this scars.
One day you will smile again.
One day you’ll laugh so much that you’ll forget you have scars.
Dear, I'm talking to you,
Love yourself
Stand up for yourself
Don't abuse yourself
Don't abuse others
We all fight battles, we all have scars, we all have emotions
Kill them with kindness
Treat people with kindness
We've all had these times
There will always be a hole in our chests
But let's all be each others' strength!
No matter how hard the situation is.
Tarik nafas.
Bertenang.
Ambil masa untuk bersendiri.
Kalau rasa nak nangis, nangis je lah.
Sometimes Allah has tests us in order for us to find Him. Sometimes He will remove things from our hearts and place His love there instead.
Do not think that pain is forever. Because if today can come to an end, then so can pain. Today will be history tomorrow.
Life is a war.
Every day we fight for a reason.
Some battles you lose.
Some battles you win.
But never stop fighting for what you believe in because in the end, you will win the war. You will find your happiness.
To everyone who reading this, for those people who are dealing with depression and anxiety, don't give up and cheer up because we cares for you and Allah loves you❤️
And remember this, we are all are loved . We are all beautiful.
Stay safe in these hard times.
Have faith! ❤️
@Ruang_Aksara
Just wanna share this beautiful and powerful du'a.
Doa ketika susah hati
رَبَّنَا إِنَّنَا ءَامَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Maksudnya : "Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya kami telah beriman, oleh itu, ampunkanlah dosa-dosa kami dan peliharalah kami dari azab neraka"
(A-li 'Imran : 16)
Makin susah hati, ulang lagi dan lagi ya.
May Allah ease our affairs today. Insya Allah.
Have a nice day!❤️
@Ruang_Aksara
Doa ketika susah hati
رَبَّنَا إِنَّنَا ءَامَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Maksudnya : "Wahai Tuhan kami! Sesungguhnya kami telah beriman, oleh itu, ampunkanlah dosa-dosa kami dan peliharalah kami dari azab neraka"
(A-li 'Imran : 16)
Makin susah hati, ulang lagi dan lagi ya.
May Allah ease our affairs today. Insya Allah.
Have a nice day!❤️
@Ruang_Aksara
Tipu Daya Jiwa
Engkau geram tengok dia kuat mengamuk. Nasib baik engkau tidak begitu.
Engkau menyampah tengok dia asyik swafoto dan muat naik muka sendiri. Nasib baik engkau tidak begitu.
Engkau sakit hati tengok dia asyik berhutang, pinjam sana, pinjam sini. Nasib baik engkau tidak begitu.
Engkau stres tengok anak dia kurang ajar. Nasib baik anak engkau tidak begitu.
Kawan, hati-hati pada 'nasib baik' engkau dan nasib buruk dia.
Ketahuilah, cuma ada satu garis yang sangat halus di antara kedua-duanya.
Mungkin syukur, mungkin takbur. Justeru, berhati-hatilah!
Awasi penyakit riyak. Ia penyakit hati yang menghampiri selendang kibri (sombong).
Hanya Allah yang layak, engkau tidak! Riyak itu bukan bermakna engkau berlagak.
Tapi bila engkau berasakan diri engkau lebih baik daripada orang. Apabila engkau nampak engkau lebih baik dan dia kurang. Apabila engkau rasa dia kalah dan engkau menang.
Maka, berhati-hatilah! Iringi nikmat yang Allah beri bukan sekadar dengan lafaz Alhamdulillah. Terlebih utama dengan lafaz Astaghfirullah.
Jernihkan apa-apa pun lintasan hati kerana banyak yang memakan diri!
Ingat, seluruh hidup ini adalah ujian. Pada beban duka yang engkau rasa, pada nikmat dunia yang buat engkau gembira, kesemuanya adalah ujian belaka.
Berkuatlah dalam mengawal cabaran dan godaannya. Jangan sampai bolos tipu daya jiwa!
@Ruang_Aksara
Engkau geram tengok dia kuat mengamuk. Nasib baik engkau tidak begitu.
Engkau menyampah tengok dia asyik swafoto dan muat naik muka sendiri. Nasib baik engkau tidak begitu.
Engkau sakit hati tengok dia asyik berhutang, pinjam sana, pinjam sini. Nasib baik engkau tidak begitu.
Engkau stres tengok anak dia kurang ajar. Nasib baik anak engkau tidak begitu.
Kawan, hati-hati pada 'nasib baik' engkau dan nasib buruk dia.
Ketahuilah, cuma ada satu garis yang sangat halus di antara kedua-duanya.
Mungkin syukur, mungkin takbur. Justeru, berhati-hatilah!
Awasi penyakit riyak. Ia penyakit hati yang menghampiri selendang kibri (sombong).
Hanya Allah yang layak, engkau tidak! Riyak itu bukan bermakna engkau berlagak.
Tapi bila engkau berasakan diri engkau lebih baik daripada orang. Apabila engkau nampak engkau lebih baik dan dia kurang. Apabila engkau rasa dia kalah dan engkau menang.
Maka, berhati-hatilah! Iringi nikmat yang Allah beri bukan sekadar dengan lafaz Alhamdulillah. Terlebih utama dengan lafaz Astaghfirullah.
Jernihkan apa-apa pun lintasan hati kerana banyak yang memakan diri!
Ingat, seluruh hidup ini adalah ujian. Pada beban duka yang engkau rasa, pada nikmat dunia yang buat engkau gembira, kesemuanya adalah ujian belaka.
Berkuatlah dalam mengawal cabaran dan godaannya. Jangan sampai bolos tipu daya jiwa!
@Ruang_Aksara
Dulu antara perkara yang saya tak faham ialah bila saya diuji..
Diuji dengan keinginan yang saya rasakan bila saya tak dapat saya tak akan bahagia.
Bila saya faham, bahagia itu ialah dengan mendapatkan apa yang saya nak, apa yang saya inginkan.
Dengan tertunainya segala hajat dan impian yang saya simpan, bila Allah kabulkan segala doa yang saya panjatkan, itulah bahagia.
Tanpa saya sedar, rupanya saya silap!
Perjalanan saya beberapa tahun ini, buat saya sedar,
rupanya saya silap.
Silap bila saya fikir kebahagiaan itu, dengan saya capai apa yang saya nak. Apa yang saya 'visual'kan selama ini.
Di usia saya 15 tahun, saya impikan di usia saya 25 tahun, 10 tahun kemudian, saya mesti ada kereta, ada rumah, ada duit simpanan sendiri.
Expectations yang akhirnya membunuh setiap rasa dalam diri. Mengejar itu ini.
Sampai satu saat ketika saya berusia 25 tahun, beberapa tahun yang lalu,
Saya terduduk.
Saya penat.
Saya letih.
Saya lelah dan sesak.
Dengan impian yang saya tak mampu nak capai. Lelah, kudrat yang saya rasa makin mustahil untuk saya capai.
Di usia 25 tahun apa yang saya ada?
Rumah sendiri tak ada, kereta sendiri tak ada. Apa yang saya bayangkan semuanya bukan seperti yang saya harapkan ketika saya berusia 15 tahun itu.
Sakit dan sedih sebab saya hanya fokus pada apa yang saya tak dapat capai ketika itu.
Tanpa saya sedar, saya 'bunuh' rasa dalam diri saya.
Pernah rasa gagal. Pernah rasa terduduk.
Sebab saya letakkan terlalu banyak 'tekanan' untuk capai 'itu ini' pada umur sekian -sekian.
Tapi seiring meningkatnya umur, saya sedar...
Hidup ini bukan untuk kita kejar apa yang kita nak. Hidup ini satu perjalanan. A journey.
Not our 'end goal'.
Saya lupa disebalik kesedihan saya tak dapat capai apa yang saya nak kan. Allah bagi saya banyak sangat.
Allah bagi saya peluang belajar di luar negara.
Allah bagi saya suami, keluarga yang support tak kira masa.
Allah bagi saya kecukupan dari pelbagai sudut,
Tak kaya, tapi Allah bagi cukup duit.
Tak pernah lagi berlapar, tak pernah lagi kurang dari segi kewangan.
Nak katanya, Allah sebenarnya bagi banyak.
Cuma saya saja tak sedar ketika itu.
Diberikan sebaliknya daripada apa yang saya minta lewat doa dan air mata, kerana rupanya itulah yang lebih baik daripada apa yang diminta..
Diberikan berbeza daripada apa yang saya cari, kerana itulah sebenarnya yang saya sangat perlukan.
Teringat masa belajar dulu, ada seorang Dr pernah kata begini,
"Pernah dengar tak ni? Kalau kita dapat apa yang kita doakan selama ini, mungkin kita boleh syukur 1 kali, tapi kalau kita tak dapat apa yang kita nak kan seperti yang kita minta dalam doa, kita kena syukur 10 kali.."
Masa tu saya pelik, saya tak faham apa yang dimaksudkannya,
" yang kita doa itu pilihan kita, Allah makbulkan. Tapi bila Allah tak bagi lagi,mungkin itu lah pilihan Allah yang terbaik untuk kita"
Allah ada, dan Dia tak pernah tinggalkan kita sendirian.
Bila mana kita rasa payah, Dialah yang memudahkan.
Bila mana kita rasa sempit, Dialah yang melapangkan.
Bila mana kita rasa sesak, Dialah yang melegakan.
Sabarkan dan tabahkan diri dari memaksa-maksa ketentuan.
Mungkin ada impian dan harapan kita yang tak jadi kenyataan. tapi jangan sebab itu, kita lupakan kurnia-Nya yang lain-lain.
“Hatiku tenang kerana mengetahui bahawa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku dan apa yang ditakdirkan untukku takkan pernah melewatkanku” — Umar Bin Khattab.
Life is not a competition.
It’s a journey. We are all on a journey, to find something, to become something, to learn, to create.
That journey has nothing to do with how well other people are doing, or what they have. It has everything to do with what we want to do, and where we want to go.
If you do then you will get depress and most importantly you won’t appreciate the blessings that you already have.
Always look to those who are less blessed than you and you will going to appreciate your blessings.
Diuji dengan keinginan yang saya rasakan bila saya tak dapat saya tak akan bahagia.
Bila saya faham, bahagia itu ialah dengan mendapatkan apa yang saya nak, apa yang saya inginkan.
Dengan tertunainya segala hajat dan impian yang saya simpan, bila Allah kabulkan segala doa yang saya panjatkan, itulah bahagia.
Tanpa saya sedar, rupanya saya silap!
Perjalanan saya beberapa tahun ini, buat saya sedar,
rupanya saya silap.
Silap bila saya fikir kebahagiaan itu, dengan saya capai apa yang saya nak. Apa yang saya 'visual'kan selama ini.
Di usia saya 15 tahun, saya impikan di usia saya 25 tahun, 10 tahun kemudian, saya mesti ada kereta, ada rumah, ada duit simpanan sendiri.
Expectations yang akhirnya membunuh setiap rasa dalam diri. Mengejar itu ini.
Sampai satu saat ketika saya berusia 25 tahun, beberapa tahun yang lalu,
Saya terduduk.
Saya penat.
Saya letih.
Saya lelah dan sesak.
Dengan impian yang saya tak mampu nak capai. Lelah, kudrat yang saya rasa makin mustahil untuk saya capai.
Di usia 25 tahun apa yang saya ada?
Rumah sendiri tak ada, kereta sendiri tak ada. Apa yang saya bayangkan semuanya bukan seperti yang saya harapkan ketika saya berusia 15 tahun itu.
Sakit dan sedih sebab saya hanya fokus pada apa yang saya tak dapat capai ketika itu.
Tanpa saya sedar, saya 'bunuh' rasa dalam diri saya.
Pernah rasa gagal. Pernah rasa terduduk.
Sebab saya letakkan terlalu banyak 'tekanan' untuk capai 'itu ini' pada umur sekian -sekian.
Tapi seiring meningkatnya umur, saya sedar...
Hidup ini bukan untuk kita kejar apa yang kita nak. Hidup ini satu perjalanan. A journey.
Not our 'end goal'.
Saya lupa disebalik kesedihan saya tak dapat capai apa yang saya nak kan. Allah bagi saya banyak sangat.
Allah bagi saya peluang belajar di luar negara.
Allah bagi saya suami, keluarga yang support tak kira masa.
Allah bagi saya kecukupan dari pelbagai sudut,
Tak kaya, tapi Allah bagi cukup duit.
Tak pernah lagi berlapar, tak pernah lagi kurang dari segi kewangan.
Nak katanya, Allah sebenarnya bagi banyak.
Cuma saya saja tak sedar ketika itu.
Diberikan sebaliknya daripada apa yang saya minta lewat doa dan air mata, kerana rupanya itulah yang lebih baik daripada apa yang diminta..
Diberikan berbeza daripada apa yang saya cari, kerana itulah sebenarnya yang saya sangat perlukan.
Teringat masa belajar dulu, ada seorang Dr pernah kata begini,
"Pernah dengar tak ni? Kalau kita dapat apa yang kita doakan selama ini, mungkin kita boleh syukur 1 kali, tapi kalau kita tak dapat apa yang kita nak kan seperti yang kita minta dalam doa, kita kena syukur 10 kali.."
Masa tu saya pelik, saya tak faham apa yang dimaksudkannya,
" yang kita doa itu pilihan kita, Allah makbulkan. Tapi bila Allah tak bagi lagi,mungkin itu lah pilihan Allah yang terbaik untuk kita"
Allah ada, dan Dia tak pernah tinggalkan kita sendirian.
Bila mana kita rasa payah, Dialah yang memudahkan.
Bila mana kita rasa sempit, Dialah yang melapangkan.
Bila mana kita rasa sesak, Dialah yang melegakan.
Sabarkan dan tabahkan diri dari memaksa-maksa ketentuan.
Mungkin ada impian dan harapan kita yang tak jadi kenyataan. tapi jangan sebab itu, kita lupakan kurnia-Nya yang lain-lain.
“Hatiku tenang kerana mengetahui bahawa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku dan apa yang ditakdirkan untukku takkan pernah melewatkanku” — Umar Bin Khattab.
Life is not a competition.
It’s a journey. We are all on a journey, to find something, to become something, to learn, to create.
That journey has nothing to do with how well other people are doing, or what they have. It has everything to do with what we want to do, and where we want to go.
If you do then you will get depress and most importantly you won’t appreciate the blessings that you already have.
Always look to those who are less blessed than you and you will going to appreciate your blessings.
You can never be happy if you can’t appreciate the things you have now. You will be always on the quest of finding hapiness without realizing that hapiness is being content with that you already have.
Seiring berjalannya waktu, baru saya perasan, baru saya sedar..
Rupa-rupanya..
Kadang-kadang sudah Allah jawab soalan kita, doa kita, bahkan permohonan kita.
Cuma selalunya, sangat selalu, kita tidak benar-benar melihat.
Kita hanya mahu melihat terkabulnya doa adalah seperti mana yang kita pohon.
Padahal barangkali sahaja terkabulnya doa kita lebih baik daripada yang kita mohon.
Percaya Allah baik. Sangat baik.
Tidak ada ketentuan-Nya yang tidak baik. Tidak Ada.
Bukan kerana bahagia kita bersyukur, tetapi dengan bersyukur kita merasa bahagia.
Betul kan?
Ada waktu, Allah menarik semua dari kita, supaya kita belajar merasai cukup, hanya dengan adanya Dia.
Ada waktu, Allah menahan semua dari kita, supaya kita belajar mengerti, bahawa untuk mengecap manis itu, kita hanya perlukan Dia.
Ada waktu Allah memberikan kita segalanya, supaya kita belajar bahawa kasih sayang Allah itu sentiasa ada buat kita hamba Nya.
It's true that life has it's ups and downs. And for everything that happened, as long as we keep our trust in Allah and keep remembering Him, we can always feel His presence, His mercy.
Sometimes even in the depth of darkness, we know that there is something good in it for us. Allah always knows best.
The thing is we may not be where we want to be in life. But we’re exactly where Allah wants us to be.
Semoga Allah kurniakan kita dengan kesabaran.
Hati yang selalu redha dengan setiap ketentuan Nya.
Have faith ! :)
@Ruang_Aksara
Seiring berjalannya waktu, baru saya perasan, baru saya sedar..
Rupa-rupanya..
Kadang-kadang sudah Allah jawab soalan kita, doa kita, bahkan permohonan kita.
Cuma selalunya, sangat selalu, kita tidak benar-benar melihat.
Kita hanya mahu melihat terkabulnya doa adalah seperti mana yang kita pohon.
Padahal barangkali sahaja terkabulnya doa kita lebih baik daripada yang kita mohon.
Percaya Allah baik. Sangat baik.
Tidak ada ketentuan-Nya yang tidak baik. Tidak Ada.
Bukan kerana bahagia kita bersyukur, tetapi dengan bersyukur kita merasa bahagia.
Betul kan?
Ada waktu, Allah menarik semua dari kita, supaya kita belajar merasai cukup, hanya dengan adanya Dia.
Ada waktu, Allah menahan semua dari kita, supaya kita belajar mengerti, bahawa untuk mengecap manis itu, kita hanya perlukan Dia.
Ada waktu Allah memberikan kita segalanya, supaya kita belajar bahawa kasih sayang Allah itu sentiasa ada buat kita hamba Nya.
It's true that life has it's ups and downs. And for everything that happened, as long as we keep our trust in Allah and keep remembering Him, we can always feel His presence, His mercy.
Sometimes even in the depth of darkness, we know that there is something good in it for us. Allah always knows best.
The thing is we may not be where we want to be in life. But we’re exactly where Allah wants us to be.
Semoga Allah kurniakan kita dengan kesabaran.
Hati yang selalu redha dengan setiap ketentuan Nya.
Have faith ! :)
@Ruang_Aksara
Dear all,
Yakin lah di setiap kesakitan, tangisan, kelukaan itu.
Ada 'Dia'..
The unique thing about us as humans, is that we process all that goes on around us, and yet we still manage to find a way to hold together a major portion of ourselves.
We overcome the things which come our way, the constant struggles and the daily battles which seem to never end.
Do you know what the best part is about it all?
It's the fact that Allah is ever aware of this state of struggle which we are in, and He never disregards it. Every effort we make, be it big or small, He acknowledges it. He notices all that we do for Him, despite whatever else may be going on in our lives.
And most importantly, we realize that..
When Allah is in your corner, when He is the One who grants you the strength to keep fighting the storms of life, then you most certainly don't need to look for shelter anywhere besides with Him
Have faith❤️
@Ruang_Aksara
Yakin lah di setiap kesakitan, tangisan, kelukaan itu.
Ada 'Dia'..
The unique thing about us as humans, is that we process all that goes on around us, and yet we still manage to find a way to hold together a major portion of ourselves.
We overcome the things which come our way, the constant struggles and the daily battles which seem to never end.
Do you know what the best part is about it all?
It's the fact that Allah is ever aware of this state of struggle which we are in, and He never disregards it. Every effort we make, be it big or small, He acknowledges it. He notices all that we do for Him, despite whatever else may be going on in our lives.
And most importantly, we realize that..
When Allah is in your corner, when He is the One who grants you the strength to keep fighting the storms of life, then you most certainly don't need to look for shelter anywhere besides with Him
Have faith❤️
@Ruang_Aksara
93:7 - “And He found you lost and guided you.”
This, a million times.
A million times I've been lost, and a million and one times He has found me and guided me.
@Ruang_Aksara
This, a million times.
A million times I've been lost, and a million and one times He has found me and guided me.
@Ruang_Aksara
Surah Untuk Memujuk Hati
Rasulullah sebagai kekasih Allah pun, tetap diuji dengan rasa penat dan hampir putus asa. Maka Allah menurunkan surah Al-Insyirah. Surah yang berjaya memujuk hati Rasulullah.
Nah. Kalam Allah bukan untuk Baginda sahaja. Tapi lebih untuk kita sebenarnya! Surah ini memang diturunkan untuk memujuk hati Baginda, tetapi ia juga untuk manfaat umat... untuk menyejukkan hati kita juga.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang
Bukankah kami telah melapangkan bagimu, dadamu
Dan Kami telah meringankan daripadamu, bebanmu
Yang memberati tanggunganmu, (dengan memberikan pelbagai kemudahan dalam melaksanakannya)
Dan Kami telah meninggikan bagimu, sebutan namamu
Oleh itu, maka (tetapkanlah kepercayaanmu) sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan
Bahawa sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan
Kemudian apabila engkau telah selesai (daripada sesuatu amal soleh) maka bersungguh-sungguhlah engkau berusaha (mengerjakan amal soleh yang lain)
Dan kepada Tuhanmu saja tempat engkau memohon.
Mari kita dekati surah ini. Ia dimulakan dengan memperingatkan semula nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh-Nya.
Kemudian di tengah surah, dipujuknya hati kita dengan janji bahawa di sebalik setiap kesusahan itu ada kemudahan.
Lalu diakhiri surah ini dengan tuntutan agar hidup perlu diteruskan.
Subhanallah. Lihatlah cara Allah mengajar kita untuk memujuk hati kita.
Pertama, kenangkan semua nikmat yang kita dapat. Kedua, yakin bahawa di sebalik musibah ada hikmah. Ketiga, Allah pesan pada kita, apabila telah selesai satu kerja, bersegeralah meneruskan kerja lain pula.
Apa maksudnya? Allah tidak beri kita hanyut melayan emosi. Allah tidak suka kita terlalu ralit melayan perasaan. Sedih itu biasa, tapi jangan berlama-lama.
Sekarang, renung diri kita. Pernahkah pada satu ketika kita terasa seperti bermalas-malas untuk melakukan sesuatu perkara?
Pernahkah kita rasa seolah-olah kita memang 'tidak ada hati' langsung untuk melakukannya, tapi kemudian kita buat juga!
Tiada mood mahu ke tempat kerja, tapi kita tetap juga hidupkan enjin kereta! Tidak ada mood mahu memasak, tetapi tetap juga ke dapur, membasuh beras untuk menanak.
Subhanallah. Lihatlah bagaimana hebatnya kita mengendalikan akal rasional kita.
Ya! Kita boleh sebenarnya! Percayalah, Allah telah membekalkan kita semangat juang yang begitu kuat untuk menjadikan kita insan yang hebat!
Justeru, jangan berputus asa dengan suatu apa pun. Jangan jadikan ujian Allah sebagai alasan untuk kita berhenti daripada 'terus hidup'.
Setiap ujian akan tamat. Sementara menunggu ia selesai, bergeraklah walau seinci. Teruslah berjalan andai kita sudah tidak larat lagi untuk berlari!
Baca surah Al-Insyirah banyak-banyak ya. Alamnasyrah itu ringkas benar ayat-ayatnya. Sekejap sahaja membacanya.
Semoga ia menjadi asbab yang boleh menjana semangat kita agar terus cekal dan tidak berputus asa.
Jika minda dan jiwa keletihan, teruslah berjalan, walaupun hanya dengan kaki, tanpa hati. Yang penting, jangan sesekali berhenti.
@Ruang_Aksara
Rasulullah sebagai kekasih Allah pun, tetap diuji dengan rasa penat dan hampir putus asa. Maka Allah menurunkan surah Al-Insyirah. Surah yang berjaya memujuk hati Rasulullah.
Nah. Kalam Allah bukan untuk Baginda sahaja. Tapi lebih untuk kita sebenarnya! Surah ini memang diturunkan untuk memujuk hati Baginda, tetapi ia juga untuk manfaat umat... untuk menyejukkan hati kita juga.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang
Bukankah kami telah melapangkan bagimu, dadamu
Dan Kami telah meringankan daripadamu, bebanmu
Yang memberati tanggunganmu, (dengan memberikan pelbagai kemudahan dalam melaksanakannya)
Dan Kami telah meninggikan bagimu, sebutan namamu
Oleh itu, maka (tetapkanlah kepercayaanmu) sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan
Bahawa sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan
Kemudian apabila engkau telah selesai (daripada sesuatu amal soleh) maka bersungguh-sungguhlah engkau berusaha (mengerjakan amal soleh yang lain)
Dan kepada Tuhanmu saja tempat engkau memohon.
Mari kita dekati surah ini. Ia dimulakan dengan memperingatkan semula nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh-Nya.
Kemudian di tengah surah, dipujuknya hati kita dengan janji bahawa di sebalik setiap kesusahan itu ada kemudahan.
Lalu diakhiri surah ini dengan tuntutan agar hidup perlu diteruskan.
Subhanallah. Lihatlah cara Allah mengajar kita untuk memujuk hati kita.
Pertama, kenangkan semua nikmat yang kita dapat. Kedua, yakin bahawa di sebalik musibah ada hikmah. Ketiga, Allah pesan pada kita, apabila telah selesai satu kerja, bersegeralah meneruskan kerja lain pula.
Apa maksudnya? Allah tidak beri kita hanyut melayan emosi. Allah tidak suka kita terlalu ralit melayan perasaan. Sedih itu biasa, tapi jangan berlama-lama.
Sekarang, renung diri kita. Pernahkah pada satu ketika kita terasa seperti bermalas-malas untuk melakukan sesuatu perkara?
Pernahkah kita rasa seolah-olah kita memang 'tidak ada hati' langsung untuk melakukannya, tapi kemudian kita buat juga!
Tiada mood mahu ke tempat kerja, tapi kita tetap juga hidupkan enjin kereta! Tidak ada mood mahu memasak, tetapi tetap juga ke dapur, membasuh beras untuk menanak.
Subhanallah. Lihatlah bagaimana hebatnya kita mengendalikan akal rasional kita.
Ya! Kita boleh sebenarnya! Percayalah, Allah telah membekalkan kita semangat juang yang begitu kuat untuk menjadikan kita insan yang hebat!
Justeru, jangan berputus asa dengan suatu apa pun. Jangan jadikan ujian Allah sebagai alasan untuk kita berhenti daripada 'terus hidup'.
Setiap ujian akan tamat. Sementara menunggu ia selesai, bergeraklah walau seinci. Teruslah berjalan andai kita sudah tidak larat lagi untuk berlari!
Baca surah Al-Insyirah banyak-banyak ya. Alamnasyrah itu ringkas benar ayat-ayatnya. Sekejap sahaja membacanya.
Semoga ia menjadi asbab yang boleh menjana semangat kita agar terus cekal dan tidak berputus asa.
Jika minda dan jiwa keletihan, teruslah berjalan, walaupun hanya dengan kaki, tanpa hati. Yang penting, jangan sesekali berhenti.
@Ruang_Aksara
Bila skrol socmed hari ini, ramai orang tidak henti-henti memaparkan kisah Shuib dan Allahyarhamah Siti Sarah. Tak berhenti orang memuji dan mendoakan mereka.
Jujur, sejak semalam saya sangat terkesan.
Teringat saya momen tahun lepas ketika saya berada di sebuah kedai jahit. Momen ini cukup kuat bermain di fikiran saya sampai sekarang. Tak mampu saya lupakan.
Masa tu saya nak hantar seluar di sebuah kedai jahit.
Tukang jahit itu pula seorang pakcik. Saya kira umurnya melebih separuh abad. Gigih pakcik ini menjahit hingga lewat malam semata untuk mencari rezeki.
Selepas berikan baju, saya pergi ke satu sudut membelek-belek beberapa helai baju. Datang seorang lagi pakcik menuju ke dalam kedai.
Dalam kedai itu tiada orang. Yang ada cumalah kami bertiga, satu mesin jahit yang saya kira sama umurnya dengan saya serta timbunan baju-baju terpakai.
Di belakangnya, ada ruangan yang digantung baju-baju pelanggan yang belum ambil.
Maka apa yang mereka berdua bualkan, saya memang dapat dengar dengan jelas.
Dalam kesunyian ruang dan hanya ditemani perlahan bunyi mesin jahit, pakcik itu berkata.
"Dulu, isteri dulu baik sangat"
Sunyi.
"Tapi sayang, umur dia tak panjang. Pergi dah dia diambil Tuhan" sayu sahaja suara pakcik yang berdiri itu menyambung.
Entah kenapa saya rasa hiba semacam. Saya beredar jauh sedikit. Tapi suara tu masih kedengaran. Jarak tidak membantu pun dalam kedai yang kecil begitu.
"Kita dah tua-tua ni, kalaulah nak pilih bini, tak boleh dah pilih macam muda-muda dulu. Kena hati-hati" suara pakcik yang duduk itu membalas. Suara serak-serak basah membuatkan suasana menjadi lebih sayu.
"Lagi-lagi nak ganti bini kita terdahulu. Yang dah hidup dengan kita bertahun-tahun dari muda"
"Kalau ada lagi, entah apa lagi perkara yang kami akan buat bersama. Dulu, kau tengoklah mana kami pernah berpisah. Ada je ke mana-mana" tergelak perlahan pakcik yang berdiri itu menahan sebak membalas.
Pakcik yang duduk hanya tersenyum sambil sesekali membetulkan kedudukan kain di atas mesin jahit.
"Tapi puas dah kami buat semua perkara bersama. Dari sekecil-kecil perkara bawalah sebesar-besar"
"Tinggal lagi mungkin adalah 1-2 perkara yang tak sempat"
"Tapi Allah lebih sayangkan dia"
Air mata saya seolah tak tertahan dah.
Saya melintasi mereka berdua, terus menuju ke luar kedai dan masuk ke dalam kereta.
Dalam kereta, mata saya tertumpu ke arah dalam kedai, kelibat pakcik berdua itu jelas di pandangan saya, namun fikiran saya menerawang.
Kita selalu mengatakan kita sayang pada pasangan kita. Tapi dalam kehidupan umur yang berjalan sehingga kini, berapa banyak
momen yang kita pernah betul-betul bersama.
Waktu yang hanya ada kita berdua. Yang kita tanyakan kesihatan dia, yang kita tanyakan emosi dia, yang kita tanyakan apa yang dia fikirkan.
Kita mungkin sibuk dengan kerja. Pasangan juga begitu. Bila berjumpa di rumah, tinggal saki baki masa sahaja. Itu pun sudah tertumpu kepada anak-anak
Lalu masa itu berjalan dan terus berjalan sehinggalah kita tua kelak.
Dan bila tiba masa Tuhan mengambil salah seorang dari kita pergi, barulah kita tersedar yang kita banyak lagi perkara yang belum kita luangkan dan lakukan bersama.
Tapi untuk menyesal waktu itu dah terlambat. Tak mampu dah kita untuk berbuat apa-apa.
Yang kita mampu hanyalah mendoakan dan merindui selama mana kita mampu.
Dan bila pakcik itu keluar dari kedai, barulah saya tersedar dari lamunan.
Kisah hari itu tak akan saya lupakan sampai bila-bila pun.
Terima kasih pakcik. Terima kasih Tuhan kerana membenarkan saya melalui momen tersebut.
Moga ia jadi pengajaran buat kita semua.
@Ruang_Aksara
Jujur, sejak semalam saya sangat terkesan.
Teringat saya momen tahun lepas ketika saya berada di sebuah kedai jahit. Momen ini cukup kuat bermain di fikiran saya sampai sekarang. Tak mampu saya lupakan.
Masa tu saya nak hantar seluar di sebuah kedai jahit.
Tukang jahit itu pula seorang pakcik. Saya kira umurnya melebih separuh abad. Gigih pakcik ini menjahit hingga lewat malam semata untuk mencari rezeki.
Selepas berikan baju, saya pergi ke satu sudut membelek-belek beberapa helai baju. Datang seorang lagi pakcik menuju ke dalam kedai.
Dalam kedai itu tiada orang. Yang ada cumalah kami bertiga, satu mesin jahit yang saya kira sama umurnya dengan saya serta timbunan baju-baju terpakai.
Di belakangnya, ada ruangan yang digantung baju-baju pelanggan yang belum ambil.
Maka apa yang mereka berdua bualkan, saya memang dapat dengar dengan jelas.
Dalam kesunyian ruang dan hanya ditemani perlahan bunyi mesin jahit, pakcik itu berkata.
"Dulu, isteri dulu baik sangat"
Sunyi.
"Tapi sayang, umur dia tak panjang. Pergi dah dia diambil Tuhan" sayu sahaja suara pakcik yang berdiri itu menyambung.
Entah kenapa saya rasa hiba semacam. Saya beredar jauh sedikit. Tapi suara tu masih kedengaran. Jarak tidak membantu pun dalam kedai yang kecil begitu.
"Kita dah tua-tua ni, kalaulah nak pilih bini, tak boleh dah pilih macam muda-muda dulu. Kena hati-hati" suara pakcik yang duduk itu membalas. Suara serak-serak basah membuatkan suasana menjadi lebih sayu.
"Lagi-lagi nak ganti bini kita terdahulu. Yang dah hidup dengan kita bertahun-tahun dari muda"
"Kalau ada lagi, entah apa lagi perkara yang kami akan buat bersama. Dulu, kau tengoklah mana kami pernah berpisah. Ada je ke mana-mana" tergelak perlahan pakcik yang berdiri itu menahan sebak membalas.
Pakcik yang duduk hanya tersenyum sambil sesekali membetulkan kedudukan kain di atas mesin jahit.
"Tapi puas dah kami buat semua perkara bersama. Dari sekecil-kecil perkara bawalah sebesar-besar"
"Tinggal lagi mungkin adalah 1-2 perkara yang tak sempat"
"Tapi Allah lebih sayangkan dia"
Air mata saya seolah tak tertahan dah.
Saya melintasi mereka berdua, terus menuju ke luar kedai dan masuk ke dalam kereta.
Dalam kereta, mata saya tertumpu ke arah dalam kedai, kelibat pakcik berdua itu jelas di pandangan saya, namun fikiran saya menerawang.
Kita selalu mengatakan kita sayang pada pasangan kita. Tapi dalam kehidupan umur yang berjalan sehingga kini, berapa banyak
momen yang kita pernah betul-betul bersama.
Waktu yang hanya ada kita berdua. Yang kita tanyakan kesihatan dia, yang kita tanyakan emosi dia, yang kita tanyakan apa yang dia fikirkan.
Kita mungkin sibuk dengan kerja. Pasangan juga begitu. Bila berjumpa di rumah, tinggal saki baki masa sahaja. Itu pun sudah tertumpu kepada anak-anak
Lalu masa itu berjalan dan terus berjalan sehinggalah kita tua kelak.
Dan bila tiba masa Tuhan mengambil salah seorang dari kita pergi, barulah kita tersedar yang kita banyak lagi perkara yang belum kita luangkan dan lakukan bersama.
Tapi untuk menyesal waktu itu dah terlambat. Tak mampu dah kita untuk berbuat apa-apa.
Yang kita mampu hanyalah mendoakan dan merindui selama mana kita mampu.
Dan bila pakcik itu keluar dari kedai, barulah saya tersedar dari lamunan.
Kisah hari itu tak akan saya lupakan sampai bila-bila pun.
Terima kasih pakcik. Terima kasih Tuhan kerana membenarkan saya melalui momen tersebut.
Moga ia jadi pengajaran buat kita semua.
@Ruang_Aksara
Biarkan Ia Pergi
Jika engkau sakit hati,
Tuliskan kesakitan itu sebanyak-banyaknya.
Tuliskan di atas pasir di pinggir air.
Kata demi kata.
Baris demi baris.
Biarpun berteman air mata.
Biarpun bersulam esak tangis.
Nah, lihatlah ia dicuit ombak.
Biarkannya hilang tanpa jejak.
Lalu, anggap saja ia sudah berakhir.
Hilang dibawa arus yang mengalir.
Kemudian, lap air matamu.
Tinggalkan kebencianmu di situ.
Kerana demi sesuatu yang dipanggil bahagia,
Engkau tidak perlu menyakiti sesiapa.
@Ruang_Aksara
Jika engkau sakit hati,
Tuliskan kesakitan itu sebanyak-banyaknya.
Tuliskan di atas pasir di pinggir air.
Kata demi kata.
Baris demi baris.
Biarpun berteman air mata.
Biarpun bersulam esak tangis.
Nah, lihatlah ia dicuit ombak.
Biarkannya hilang tanpa jejak.
Lalu, anggap saja ia sudah berakhir.
Hilang dibawa arus yang mengalir.
Kemudian, lap air matamu.
Tinggalkan kebencianmu di situ.
Kerana demi sesuatu yang dipanggil bahagia,
Engkau tidak perlu menyakiti sesiapa.
@Ruang_Aksara
Pernah tak kau suatu hari merasakan, “Ah, aku penat berbuat baik. Bukannya dapat apa pun. Orang balas jahat balik adalah.”
Sehinggakan kau merasakan menjadi tidak mempunyai hati dan perasaan lebih mudah. Mengeraskan hati, mematung diri, jauh lebih mudah berbanding melembut hati dan mengikhlaskan diri.
Kan?
Pernahkah kau?
Aku pernah.
Dan sentiasa masih melawan dan memujuk diri supaya sentiasa belajar menjadi ikhlas.
Terkadang apa yang kita rasa tidak semestinya selari dengan nilai kebenaran.
Hakikatnya, kebaikan mana satukah Yang Maha Melihat tidak nampak akannya dan tidak dikira oleh-Nya?
Tidak ada.
Kita semua tahu akan ini. Tahu, yakin dan beramal adalah 3 perkara berbeza. Sekadar tahu, jika belum yakin tidak akan mampu untuk beramal.
Hakikatnya lagi, melawan nafsu sendiri, memujuk hati bahawa Tuhan sentiasa ada menemani adalah kerja sepanjang hidup.
Apakah niat utamamu dalam melakukan segala amalan? Termasuk berbuat kebajikan dan kebaikan? Demi meraih cinta Tuhan mu bukan?
Aku pegang satu ayat daripada Imam Omar Suleiman ini;
“When you treat people well, those some people might not treat you the same way. But if you pay attention, you’ll notice that Allah has sent OTHER people who treat you even better,”
Benar sekali.
Tuhan selalu bekerja dengan caranya yang tersendiri.
Di waktu-waktu begini aku mengharapkan bantuan, tetapi aku segan untuk meminta. Jadinya aku diam sahaja. Tetapi ada sahaja manusia-manusia hati baik yang sudi bertanya untuk memberikan bantuan kepada aku.
Tidak. Aku tidak mengatakan aku ini baik. Langsung tidak. Ini adalah kerana Tuhan itu sendiri yang Maha Baik, Maha Mengatur yang mengilhamkan para hati lalu menghantar orang-orang baik.
Baru bertanya untuk berikan bantuan sahaja, pun sudah bikin aku terharu. Kalau sudah tolong … lagilah.
Terima kasih malaikat-malaikat kecil tanpa sayap sekalian. Moga Tuhan rahmati.
Begitulah, walaupun hati berat terkadang dalam membuat kebaikan, paksakan juga, kerana kita sentiasa ada Tuhan yang akan membalasnya dengan 1001 cara-Nya.
Ada masanya aku terasa mahu menjadi manusia yang tiada hati dan perasaan, makanya aku belek buku Dunia Suhaib ini, membaca segala nota dan pesanan Nabi yang ringkas ini. Moga cepat-cepat kembali sedar diri.
Walaupun nipis sahaja, tapi aku tak rasa menyesal belanja untuk buku ini. Adakala kita hanya mahu membaca pesanan ringkas tetapi isinya padu hingga membekas di hati. Dan inilah bukunya.
Boleh dapatkan buku ini di sini; https://shp.ee/rysm2av (ini paling murah yang aku jumpa).
@Ruang_Aksara
Sehinggakan kau merasakan menjadi tidak mempunyai hati dan perasaan lebih mudah. Mengeraskan hati, mematung diri, jauh lebih mudah berbanding melembut hati dan mengikhlaskan diri.
Kan?
Pernahkah kau?
Aku pernah.
Dan sentiasa masih melawan dan memujuk diri supaya sentiasa belajar menjadi ikhlas.
Terkadang apa yang kita rasa tidak semestinya selari dengan nilai kebenaran.
Hakikatnya, kebaikan mana satukah Yang Maha Melihat tidak nampak akannya dan tidak dikira oleh-Nya?
Tidak ada.
Kita semua tahu akan ini. Tahu, yakin dan beramal adalah 3 perkara berbeza. Sekadar tahu, jika belum yakin tidak akan mampu untuk beramal.
Hakikatnya lagi, melawan nafsu sendiri, memujuk hati bahawa Tuhan sentiasa ada menemani adalah kerja sepanjang hidup.
Apakah niat utamamu dalam melakukan segala amalan? Termasuk berbuat kebajikan dan kebaikan? Demi meraih cinta Tuhan mu bukan?
Aku pegang satu ayat daripada Imam Omar Suleiman ini;
“When you treat people well, those some people might not treat you the same way. But if you pay attention, you’ll notice that Allah has sent OTHER people who treat you even better,”
Benar sekali.
Tuhan selalu bekerja dengan caranya yang tersendiri.
Di waktu-waktu begini aku mengharapkan bantuan, tetapi aku segan untuk meminta. Jadinya aku diam sahaja. Tetapi ada sahaja manusia-manusia hati baik yang sudi bertanya untuk memberikan bantuan kepada aku.
Tidak. Aku tidak mengatakan aku ini baik. Langsung tidak. Ini adalah kerana Tuhan itu sendiri yang Maha Baik, Maha Mengatur yang mengilhamkan para hati lalu menghantar orang-orang baik.
Baru bertanya untuk berikan bantuan sahaja, pun sudah bikin aku terharu. Kalau sudah tolong … lagilah.
Terima kasih malaikat-malaikat kecil tanpa sayap sekalian. Moga Tuhan rahmati.
Begitulah, walaupun hati berat terkadang dalam membuat kebaikan, paksakan juga, kerana kita sentiasa ada Tuhan yang akan membalasnya dengan 1001 cara-Nya.
Ada masanya aku terasa mahu menjadi manusia yang tiada hati dan perasaan, makanya aku belek buku Dunia Suhaib ini, membaca segala nota dan pesanan Nabi yang ringkas ini. Moga cepat-cepat kembali sedar diri.
Walaupun nipis sahaja, tapi aku tak rasa menyesal belanja untuk buku ini. Adakala kita hanya mahu membaca pesanan ringkas tetapi isinya padu hingga membekas di hati. Dan inilah bukunya.
Boleh dapatkan buku ini di sini; https://shp.ee/rysm2av (ini paling murah yang aku jumpa).
@Ruang_Aksara