Telegram Web Link
BAGUS - RUSAK - BAGUS.


Aku punya keluarga. Dulu, sangat indah dan harmonis. Seakan dunia sangat hangat untuk dijalankan. Aku sebagai anak tunggal, sangat senang karena kasih kedua orang tuaku tak perlu aku bagikan. Dulu, ya, dahulu kala, itu semua sangat keren seperti keluarga-keluarga orang lain yang ada di layar kaca.

Tapi, semuanya berubah menjadi hitam, semenjak menginjak tahun 2022. Mereka, menjadi seperti hewan-hewan malam yang sangat berisik. Setiap hari tanpa adanya kedamaian di rumah. Setiap hari, selalu ada saja sesuatu yang melayang, pecah, pukulan, jeritan, dan lain-lain. Kata-kata kasar itu terngiang bagai nyamuk di telingaku. Aku merekam semua kejadian karena mengintip dari balik pintu kamar. Mereka saling menyakiti, bukan lagi mencintai. Mereka saling melemparkan kata cacian, bukan kata cinta. Aku pusing, padahal aku baru saja dua SMP.
Hingga hari itu, aku pulang sekolah, dan mendapati sebuah kalimat menyakitkan dari Ibu. Ibu mengatakan kalau ia akan pergi selama-lamanya. Beliau mengajakku untuk ikut bersamanya dan pergi entah kemana. Aku bingung, disisi lain, Ayah juga memintaku untuk ikut bersamanya untuk tetap tinggal di rumah.

Ya, Ibu dan Ayah bercerai. Mereka sudah tak lagi saling mencintai, melainkan saling membenci. Bukan tatapan kasih sayang yang mereka lemparkan antara satu sama lain, melainkan tatapan tak suka, seakan mereka adalah musuh bebuyutan selama sepuluh tahun. Bahkan, di detik terakhir pun, mereka masih tetap melemparkan cacian.

Aku memilih untuk tetap bersama Ayah. Aku takut dengan Ibu, karena aku pernah dipukul habis-habisan oleh Beliau. Ayah kelihatannya tak bersalah, karena selama perkelahian 5 bulan itu, aku mendengar Ayah yang selalu lelah membela dirinya, dan Ibu yang selalu melemparkan kalimat-kalimat tak masuk akal seakan-akan Ayah-lah pelaku beratnya. Aku ingin menemani Ayah, juga tak ingin meninggalkan tempat masa kecilku.

Aku hidup bersama Ayah, sekarang. Ayah orang yang baik. Hidup kami kembali normal. Ayah kelihatan bahagia, aku pun begitu. Semuanya berjalan normal, sangat normal, benar-benar baik-baik saja. Dan hingga sekarang, aku bahagia. Aku sayang Ayah, juga sayang Ibu.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
AKU YANG KUAT.


Aku, tentang aku, seorang perempuan yang menimba semuanya dengan tubuh lemah. Aku punya keluarga harmonis, tapi bukan berarti hidupku juga harmonis. Mama dan Ayah sayang sama aku, tapi keadaan tidak.

Hanya karena aku yang penyakitan, aku sampai dijauhi oleh teman-temanku di sekolah. Semuanya menggunjingku, menatapku dengan tatapan tak suka. Aku pun tak suka, tak nyaman lebih tepatnya. Mereka kerap sekali mendorongku dengan sengaja, menyindirku seolah aku adalah manusia paling menjijikkan di dunia ini. Mereka bersikap seolah seseorang yang sangat suci!
Selain aku yang penyakitan, ekonomi keluargaku juga sangat menurun. Maksudku, keluargaku itu sederhana, sedangkan teman-temanku memiliki keluarga yang sangat kaya raya. Lingkungan mereka sungguh berkelas, sedangkan aku, hidup di komplek kumuh. Ah, ingin sekali aku mengubah takdirku. Andai saja aku bisa, aku akan mengubahnya dari awal aku lahir.

Aku tak cantik juga, tubuhku dekil dan pendek. Kerap sekali menjadi bahan gunjingan mereka. Setiap hari, ada saja yang meneriakiku dengan kata-kata yang sangat kasar. Terkadang, aku berpikir, apa aku sebegitu tak pantas untuk bahagia? Apakah bahagia juga ada lokasinya? Kalau ada, tolong beritahu aku.

Tiga tahun aku terjebak di antara lingkungan tak berperasaan itu. Hingga akhirnya, aku lulus dengan nilai terbaik nomor tiga. Aku bangga, keluargaku bangga juga. Aku lega, akhirnya aku bisa pergi sejauh mungkin dari tempat aneh itu. Dan bersyukurnya aku, di sekolah baru, aku mendapatkan teman-teman yang super duper baik hati. Aku bersyukur beribu kali kepada Tuhan. Terima kasih, bahagia memang ada lokasinya.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
PAPA DIMANA?


Orang-orang bilang, mereka lelah dengan sosok Ayah yang sangat keras kepada mereka. Ayah yang selalu melarang mereka ini dan itu. Ayah yang selalu menjaga mereka dimanapun dan kapanpun. Tapi, bagiku, itu semua adalah sesuatu yang harus dihargai setiap waktu. Karena aku disini menangis berharap Papa datang lagi.

Dulu, Papa dan Aku adalah duo yang tak bisa dipisahkan kata Bunda. Aku persis seperti Papa. Wajah, cara berpikir, dan tingkah laku semuanya ikut Papa. Aku dan Papa sangat akrab, dahulu. Selayaknya dua orang sahabat lama. Papa sangat sayang padaku, aku pun begitu.

Hingga suatu hari, aku harus kehilangan seluruh kebahagiaan itu, karena Papa yang pergi dengan tiba-tiba. Nyawa Papa diambil Tuhan saat hujan turun. Bagai petir, aku hampir pingsan saat itu. Aku teringat, bagaimana tangisanku, tangisan Bunda, dan tangisan orang-orang, menangisi tubuh Papa yang sudah pucat pasi, mendingin bagai es.
Lima tahun lalu adalah tahun yang sangat menyakitkan bagiku. Kepergian Papa menyisakan luka terdalam. Hingga kini, aku masih merindukan sosoknya. Aku iri, dengan orang-orang yang bahagia bersama Ayah mereka. Aku iri, ketika banyak temanku menceritakan tentang Ayah mereka. Aku iri, kepada mereka yang masih bisa menatap wajah Ayah mereka hingga saat ini. Setiap kali aku pulang dari sekolah, aku selalu berusaha untuk tidak berpikir hal-hal aneh, dan menyibukkan diriku akan apapun itu. Aku rela mengambil banyak jadwal pekerjaan demi mengusir pikiran menggangguku tentang sosok Ayah itu.

Ditanya, ikhlas? Tidak. Aku belum ikhlas hingga saat ini. Kenapa kematian itu tak ada aba-abanya? Kenapa semuanya terjadi secara tiba-tiba? Dunia kerap sekali menjatuhkan sesuatu yang bahagia menjadi sedih. Aku kadang masih marah kepada takdir yang membawa pergi nyawa Papa. Tapi, aku bukan Tuhan yang bisa menghidupkan sesuatu yang telah mati.

Maafkan aku, semoga Papa tenang walau aku disini masih menangis meminta kembali. Aku sayang Papa kok. Bunda juga sayang Papa. Aku titip salam untuk Tuhan, ya. Semoga kita bertemu di surga. Nanti, kita tinggal bareng di istana yang warnanya biru, sesuai warna kesukaan Papa.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Ah, sangat menyentuh hati. Tiga orang membagi kisah sedih mereka. Dan aku membagikan kepada kalian semua. Pesanku untuk kalian semua yang sedang berjuang mati-matian untuk tetap hidup; Ayo, kita bangkit terus. Kalau jatuh, gagal, ayo mulai lagi. Hidup masih panjang, kok. Hari esok akan tiba dan kamu akan bersinar lebih dan lebih lagi. Ayo percaya kepada diri sendiri dan ayo belajar menerima takdir apapun itu. Tuhan itu baik, kok. Percaya, ya, dengan Tuhan? Aku dan kita semua akan mendapatkan masa depan yang bahagia dan hangat, sebagaimana yang kalian ekspektasikan hari ini. Semoga kita semua hidup lama, ya.

Anw, Bagaimana perasaan kalian? Kisah hari ini? Jika ada yang ingin diceritakan, silahkan menuju ke @vdstorybot, ya. Adminnya cuma satu kok, dan tidak akan bocor ke siapapun. Sekian, episode kali ini. Sampai bertemu di episode berikutnya.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Nemu
Niken Salindry
suwun uwes hadir neng uripku, aku beruntung iso nemu dan due kowe neng ceritaku.
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
ANNOUNCEMENT.

Pemberitahuan untuk seluruh Next Ridley yang telah mengikuti Open link Vados, bahwasanya Vados sudah resmi CLOSE OPENLINK. Dimohon untuk seluruh Next Ridley tetap memakai atribut nya sampai di accept ke base Vados, kami akan mulai pengepickan pada pukul 19.00 WIB. Terimakasih untuk semua yang telah mengikuti Openlink kali ini, yang belum sempat kita tunggu di next Openlink ya, See you in the next Openlink. #𝐁𝐄𝐑𝐈𝐂𝐇𝐓
Channel name was changed to «𝐕Λ𝐃Ø𝐒»
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
Simpan Rasa
Vadel Nasir
aku ingin menjadi akhir dari kisah panjang pencarianmu

#𝐊𝐔𝐎𝐂𝐓𝐔𝐑𝐄
This media is not supported in your browser
VIEW IN TELEGRAM
2024/09/28 20:47:21
Back to Top
HTML Embed Code: