Telegram Web Link
JIWA TARBAWI 818


Berbangga dengan kebaikan diri sendiri, berbangga merendahkan keburukan dan keaiban diri orang lain.

Benci bila keaiban diri sendiri diperkatakan oleh orang, benci bila mendengar kebaikan orang lain disebut orang.

Gemar menyebut-nyebut keaiban orang lain, benci mendengar orang sebut keaiban diri sendiri.

Merasa mulia diri sendiri, sehingga nampak yang buruk pun baik dan mulia.

Memandang hina kepada orang lain, sehingga kebaikan mereka pun di pandang.

Gemar dipuji, benci bila dicela.

Inilah pakej TAKABBUR, ‘UJUB dan RIYA’.

Pakej PEROSAK hati dan amalan.

SYIRIK TERSEMBUNYI yang membinasakan.

Rasulullah ‎ﷺ bersabda,

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Kesombongan adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia”.

[HR. Muslim, no. 2749]

أتخوف على أمتي الشرك والشهوة الخفية قال قلت يا رسول الله أتشرك أمتك من بعدك قال نعم أما إنهم لا يعبدون شمسا ولا قمرا ولا حجرا ولا وثنا ولكن يراءون بأعمالهم والشهوة الخفية أن يصبح أحدهم صائما فتعرض له شهوة من شهواته فيترك صومه

"Aku sangat takut kepada umatku tertimpa kesyirikan dan syahwat yang tersembunyi." (Syaddad bin Aus radhiallahu'anhu periwayat hadis) berkata; saya berkata, "Wahai Rasulullah, apakah umatmu akan melakukan kesyirikan setelah ketiadaanmu?." Baginda ‎ﷺ menjawab, "Ya, namun mereka tidak menyembah matahari, bulan, batu atau berhala tapi mereka melakukan riya' dengan amalan-amalan mereka. Adapun syahwat yang tersembunyi iaitu seorang yang di pagi hari dalam keadaan puasa, lalu ada satu syahwat yang datang, sehingga ia meninggalkan puasanya."

(HR Ahmad, 16498)

ثلاث مهلكات: شح مطاع، وهوى متبع، وإعجاب المرء بنفسه
(رواه البزار والطبراني).

“Tiga perkara yang merosakkan: Sikap kedekut yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti dan rasa kagum dengan diri sendiri.”

(HR Bazzar dan At Thabarani)

Justeru, cukuplah ! Usah lah dibiarkan lagi dirimu dihinggapi dan dikuasai oleh penyakit-penyakit ini.

Sesungguhnya tiada pilihan bagi mu melainkan sungguh-sungguh merawat dan mengubatinya dengan ILMU dan AMAL dengan bimbingan ilmu dari Ar Rasul ‎ﷺ .

Di antara penawar yang diajar oleh Rasulullah ‎, dalam sebuah hadis dari Ma’qil bin Yasar Radhiyallahu anhu berkata,

“Aku bertolak bersama Abu Bakar As Siddiq radhiyallahu anhu menuju Nabi ‎ﷺ , lalu Baginda ‎ﷺ bersabda: “Wahai Abu Bakar! Sesungguhnya, syirik di tengah kalangan kamu itu lebih tersembunyi daripada semut yang merayap.” Lalu Abu Bakar radhiyallahu anhu berkata, “Bukankah makna syirik adalah ketika seseorang menjadikan ada sembahan lain selain Allâh?” Nabi ‎ﷺ menjawab, “Demi Zat yang jiwaku ada di tanganNya! Sesungguhnya, syirik itu lebih tersembunyi daripada semut yang merayap. Mahukah aku tunjukkan sesuatu kepadamu, yang bila mana engkau mengucapkannya, maka kesyirikan pun akan lenyap darimu, baik syirik yang sedikit (yang kecil) mahupun banyak (besar)? Katakanlah: (lalu Rasulullah ‎ﷺ menyebutkan doa )

اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ , وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا أَعْلَمُ

Ya Allâh! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan (syirik) yang menyekutukanMu sedangkan aku mengetahuinya; dan aku memohon ampun kepada-Mu dari apa-apa yang tidak aku ketahui

[HR. Al-Bukhâri dalam al-Adabul Mufrad]


Jadikanlah wirid harianmu akan doa ini.







ABi
JIWA TARBAWI 819


Bila keimanan yang mendorong manusia untuk berkerja,

Juga rasa muraqabah yakni perasaan diawasi oleh Yang Maha Mengetahui mempengaruhi jiwa,

Manusia akan,

“Berkerja tanpa disuruh,
Berdisiplin tanpa diawasi”

Firman Allah ta’ala,

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ‎﴿التوبة: ١٠٥﴾‏

Dan katakanlah (wahai Muhammad): Beramalah kamu (akan segala yang diperintahkan), maka Allah dan RasulNya serta orang-orang yang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan; dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui perkara-perkara yang ghaib dan yang nyata, kemudian Ia menerangkan kepada kamu apa yang kamu telah kerjakan". (105)

(At Taubah: 105)

Sabda Rasulullah ‎ ,

إن الله يحب إذا عمل أحدكم عملا أن يتقنه.
(أخرجه أبو يعلى والطبراني)

Sesungguhnya Allah ta’ala mengasihi apabila seseorakg kamu itu bekerja, maka ia melakukannya dengan bersungguh-sungguh .

( HR Abu Ya’la dan at Thabarani)


Justeru, rasailah keberadaan wujud Allah ta’ala, pada setiap masa dan ketika, biar pun di mana berada, nescaya engkau akan tergendala untuk melakukan dosa dan kesilapan. Bahkan terdorong untuk lebih berusaha dan beramal biar pun tanpa disuruh dan diawasi.




ABi
JIWA TARBAWI 820



Berserahlah bukannya menyerah.

Berserah membawa kepada kemenangan dan kekuatan.

Namun,

Menyerah bererti kekalahan dan kelemahan.

Berserah kerana meyakini keagungan dan kebesaran Allah ‘Azza wa Jalla.

فَإِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا ‎﴿النساء: ١٣٩﴾‏

Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. (139)

(An Nisa’: 139)

مَن كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا ‎﴿فاطر: ١٠﴾‏

Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. (10)

(Fathir: 10)

وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ ‎﴿٤٤﴾ ﴿غافر: ٤٤﴾‏

Dan aku (berserah) menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya". (44)

(Ghafir: 44)

Menyerah pula bererti bila asalnya diri merasa mempunyai kekuatan dan keupayaan, jadi lemah dan kecewa apabila ianya hanyalah sangka bodoh dirinya sendiri.

كَلَّا إِنَّ الْإِنسَانَ لَيَطْغَىٰ ‎﴿٦﴾‏ أَن رَّآهُ اسْتَغْنَىٰ ‎﴿٧﴾‏ ‎﴿العلق: ٦-٧﴾‏

Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, (6) karena dia melihat dirinya serba cukup. (7)

(Al ‘Alaq: 6-7)

إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا ‎﴿١٩﴾‏ إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا ‎﴿٢٠﴾‏ ‎﴿المعارج: ١٩-٢٠﴾‏

Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. (19) Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, (20)

(Al Ma’arij: 19-20)


Justeru, berserahlah dan usah menyerah.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ ‎﴿فاطر: ١٥﴾‏

Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (15)

(Fathir : 15)


وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ‎﴿آل عمران: ١٣٩﴾‏

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (139)

(Ali ‘Imran: 139)





ABi
JIWA TARBAWI 821


Manusia memang sering suka menyalahkan..


Menyalahkan orang lain
Menyalahkan dunia
Menyalahkan syaitan
Menyalahkan nasib
Menyalahkan takdir
Bahkan menyalahkan TUHAN!


Sebenarnya,

Semuanya berpunca dari dirimu sendiri, Wahai Manusia.


كَلَّا إِنَّ الْإِنسَانَ لَيَطْغَىٰ ‎﴿٦﴾‏ أَن رَّآهُ اسْتَغْنَىٰ ‎﴿٧﴾‏ ‎﴿العلق: ٦-٧﴾‏

Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, (6) karena dia melihat dirinya serba cukup. (7)

(Al ‘Alaq: 6-7)


Namun, bukan bererti menyalahkan diri sendiri dan hanyut dengan rasa bersalah itu.
Lalu berputus asa, kecewa dan hilang pengharapan.

Sewajarnya,

Sedarilah dirimu sendiri.
Kenalilah dirimu
Akuilah kelemahan dan kesilapanmu
Muhasabahlah dirimu
Dan
Baikilah dirimu
Kembalikanlah dirimu kepada NYA.

إِنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ الرُّجْعَىٰ ‎﴿‎﴿العلق: ٨﴾‏

Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu). (8)

(Al ‘Alaq: 8)

ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ عَمِلُوا السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابُوا مِن بَعْدِ ذَٰلِكَ وَأَصْلَحُوا إِنَّ رَبَّكَ مِن بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ ‎﴿النحل: ١١٩﴾‏

Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (119)

(An Nahl: 119)


إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَـٰئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا ‎﴿النساء: ١٤٦﴾‏

Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. (146)

(An Nisa’: 146)


عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ

Dari Syaddad bin Aus RA berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Orang yang cerdas adalah orang yang menghitung-hitung dirinya dan beramal untuk setelah kematian, sebaliknya orang yang lemah adalah orang yang mengikuti jiwanya dengan hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah."

(HR Tirmizi, 2383 dan Ahmad,16501)


Justeru,

Kembalikanlah dirimu kepadaNYA demi masa depanmu di akhirat nanti.

⁃ Back to the FUTURE.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ ‎﴿الحشر: ١٨﴾‏

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (18)

(Al Hasyr: 18)




ABi
JIWA TARBAWI 822


Bila engkau telah bertaubat, jangan engkau sekadar berhenti dari melakukan dosa kepada Allah ta’ala. Berhentilah juga melakukan dosa terhadap manusia samaada dengan tangan atau lidahmu.

ﻣَﻦْ
ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻟَﻪُ ﻣَﻈْﻠَﻤَﺔٌ لأﺧِﻴﻪِ ﻣِﻦْ ﻋِﺮْﺿِﻪِ ﺃَﻭْ ﺷَﻲْﺀٍ ﻓَﻠْﻴَﺘَﺤَﻠَّﻠْﻪُ ﻣِﻨْﻪُ ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ لا ﻳَﻜُﻮﻥَ ﺩِﻳﻨَﺎﺭٌ ﻭَلا ﺩِﺭْﻫَﻢٌ ﺇِﻥْ ﻛَﺎﻥَ ﻟَﻪُ ﻋَﻤَﻞٌ ﺻَﺎﻟِﺢٌ ﺃُﺧِﺬَ ﻣِﻨْﻪُ ﺑِﻘَﺪْﺭِﻣَﻈْﻠَﻤَﺘِﻪِ ﻭَﺇِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﻟَﻪُ ﺣَﺴَﻨَﺎﺕٌ ﺃُﺧِﺬَ ﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺻَﺎﺣِﺒِﻪِ ﻓَﺤُﻤِﻞَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ .

(ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ،٦٠٥٣)

Abu Hurairah radhiallahu anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah ‎ bersabda :

“Barang siapa yang pernah menzalimi saudaranya baik dengan , menjatuhkan kehormatan, atau mengambil sesuatu yang menjadi miliknya, maka hendaknya ia meminta kehalalannya dari kezaliman tersebut hari ini. Sebelum tiba suatu hari yang tidak akan bermanfaat lagi dinar dan dirham. Sehingga apabila ia mempunyai amal shalih maka akan diambil kadar kezaliman yang dia lakukan. Namun jika dia TIDAK memiliki amal soleh, maka keburukan orang yang dizalimi akan diambil kemudian dibebankan kepadanya.

(HR. Bukhari, 6053)

Seorang muslim yang benar ialah

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“Seorang muslim itu adalah mereka yang membuatkan muslim yang lain selamat dari kejahatan lidahnya dan juga tangannya.”

(HR Bukhari, 6484)

Imam Ibn Battal dalam syarahan beliau ke atas hadis ini berkata :

والمراد بهذا الحديث الحض على ترك أذى المسلمين باللسان واليد والأذى كله

“Yang dimaksudkan dengan hadis ini adalah tuntutan supaya meninggalkan perbuatan menyakiti umat Islam dengan lidah, tangan, dan juga semua yang menyakitkan.”

Syarah Sahih Al-Bukhari, Ibn Battal (1/62)


Justeru, sempurnakanlah taubatmu dengan menyempurnakan akhlaqmu terhadap manusia lain.



ABi
JIWA TARBAWI 823



Kenalilah HATI ( القلب ) dalam dirimu.

1. HATI ( القلب ) tempat bertapak dan suburnya keimanan dan hidayah.

وَلَـٰكِنَّ اللَّـهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَـٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ ﴿الحجرات: ٧﴾

tetapi Allah menjadikan kamu "cinta" kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,

(Al Hujurat : 7)

وَمَن يُؤْمِن بِاللَّـهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّـهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ﴿التغابن: ١١﴾

dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

(At Taghabun: 11)

2. HATI ( القلب ) tempat terbinanya ketakwaan.

ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّـهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ ﴿الحج: ٣٢﴾

Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.

(Al Hajj : 32)

إِنَّ الَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوَاتَهُمْ عِندَ رَسُولِ اللَّـهِ أُولَـٰئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّـهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوَىٰ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ ﴿الحجرات: ٣﴾

Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.

(Al Hujurat : 3)

3. HATI ( القلب ) tempat timbulnya perasaan KHAUF (خوف) dan KHASYAH (خشية)

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّـهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿الأنفال: ٢﴾

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

(Al Anfal : 2)

رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ اللَّـهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ ﴿النور: ٣٧﴾

laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.

(An Nur : 37)

وَأَنذِرْهُمْ يَوْمَ الْآزِفَةِ إِذِ الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِينَ مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ ﴿غافر: ١٨﴾

Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan dengan ( terdiam ) menahan kesedihan.

(Ghafir : 18)

اللَّـهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَرَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّـهِ ذَٰلِكَ هُدَى اللَّـهِ يَهْدِي بِهِ مَن يَشَاءُ وَمَن يُضْلِلِ اللَّـهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ ﴿الزمر: ٢٣﴾

Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.

(Az Zumar: 23)

4. HATI ( القلب ) tempat Allah gati'Azza wa Jalla diingati dan tempat ketenangan ( السكينة )dan ketenteram ( الاطمئنان ).

هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَّعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّـهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّـهُ عَلِيمًا حَكِيمًا ﴿الفتح: ٤﴾

Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,

(Al Fath : 4)
Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.

(At Taubah : 125)


Alangkah hebatnya HATI ( القلب ) mu, justeru kenalilah HATI ( القلب ) mu sendiri.




ABi
JIWA TARBAWI 824


Angan-angan manusia lebih panjang dari usianya.

Oleh itulah, manusia sering hanyut dari agama biar pun sudah di hujung usia.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi ‎ bersabda:

لا يَزالُ قَلْبُ الكَبِيرِ شابًّا في اثْنَتَيْنِ: في حُبِّ الدُّنْيا وطُولِ الأمَلِ

“Hati orang yang sudah tua akan senantiasa seperti anak muda dalam menyikapi dua hal: cinta dunia dan panjang angan-angan”

(HR Bukhari, 6420)

Thulul amal (طول الأمل) bererti,
terus-menerus bersemangat mencari dunia dan mencurahkan segala hal untuk dunia, dan banyak berpaling dari urusan akhirat. Istilah ini lebih skerap digunakan untuk sesuatu yang kemungkinannya kecil untuk dicapai.

Namun, penyakit ini tidak lepas juga dari golongan muda. Bahkan inilah yangbpaling sering terjadi.

Allah dan Rasul-Nya mencela sifat panjang angan-angan. Di dalam al-Qur’an al-Karim, Allah ta’ala berfirman:

وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ

“Janganlah kalian seperti orang-orang yang telah diberikan kitab (Ahlul Kitab) sebelumnya, panjang angan-angan mereka sehingga rusak hati mereka. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”

(Al-Hadid: 16).

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi ‎ bersabda:

خَطَّ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ خَطًّا مُرَبَّعًا، وخَطَّ خَطًّا في الوَسَطِ خَارِجًا منه، وخَطَّ خُطَطًا صِغَارًا إلى هذا الذي في الوَسَطِ مِن جَانِبِهِ الذي في الوَسَطِ، وقَالَ: هذا الإنْسَانُ، وهذا أجَلُهُ مُحِيطٌ به – أوْ: قدْ أحَاطَ به – وهذا الذي هو خَارِجٌ أمَلُهُ، وهذِه الخُطَطُ الصِّغَارُ الأعْرَاضُ، فإنْ أخْطَأَهُ هذا نَهَشَهُ هذا، وإنْ أخْطَأَهُ هذا نَهَشَهُ هذا


“Nabi ‎ membuat garis berbentuk persegi empat dan membuat garis lain di tengah-tengahnya yang keluar dari garis persegi empat tadi. Baginda juga membuat lagi beberapa garis kecil-kecil di tengah-tengah sampai ke pinggiran garis yang tengah, lalu Baginda bersabda, “Ini adalah manusia dan ini adalah ajalnya meliputi diri manusia tadi, atau memang telah meliputinya. Garis yang keluar dari kotak ini adalah angan-angannya, sedangkan garis-garis kecil ini adalah halangan-halangannya. Jika ia terluput dari yang ini (bencana ini), ia terkena yang satunya lagi. Dan jika ia luput dari yang ini, maka ia tentu akan terkena oleh yang itu”

(HR. Bukhari no.6417).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi ‎ bersabda:

هذا ابنُ آدمَ وهذا أجلُه ؛ ووضع يدَه عند قَفَاهُ ، ثمَّ بسطَها فقال : وثَمَّ أمَلُهُ وثَمَّ أمَلُهُ وثَمَّ أمَلُهُ

“Ini adalah anak cucu Adam, ini ajalnya mengitarinya, yang ada ditengah ini manusia dan garis-garis ini halangan-halangannya, bila ia selamat dari yang ini ia digigit oleh yang ini (maksudnya kematian), sementara garis yang di luar adalah angan-angan”

(HR. at-Tirmidzi no.2334)


Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ اتِّبَاعُ الْهَوَى، وَطُولُ الْأَمَلِ. فَأَمَّا اتِّبَاعُ الْهَوَى فَيَصُدُّ عَنِ الْحَقِّ، وَأَمَّا طُولُ الْأَمَلِ فَيُنْسِي الْآخِرَةَ

“Perkara yang paling aku takutkan adalah mengikuti hawa nafsu dan panjang angan-angan. Adapun mengikuti hawa nafsu, ia akan memalingkan dari kebenaran. Adapun panjang angan-angan, ia akan membuat lupa akan akhirat”

(Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya’, 1/76).

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma juga mengatakan:

لا يطولنّ عليكم الأمد ولا يلهينّكم الأمل فإنّ كلّ ما هو آت قريب، ألا وإنّ البعيد ما ليس آتيا

“Janganlah kalian panjang angan-angan, dan jangan sampai kalian terlena oleh panjang angan-angan. Sesungguhnya semua yang sedang terjadi itu yang dekat. Dan sesuatu yang jauh adalah yang belum datang”

( HR Ibnu Majah)

Justeru, jadikanlah hidup dunia ini untuk kesenangan kehidupan akhirat. Berusaha dan beramal bersungguh-sungguh itu terlebih utama dari berangan-angan dan menyangka dengan sangkaan kosong tanpa sesuatu yang dikerjakan.


وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dia kerjakan besok. (Begitu pula,) tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti”

(Luqman : 34)



ABi
JIWA TARBAWI 825


Mengenali ketenangan HATI.


Sakinah (سكينة) , secara bahasa bererti tsubut (ثبوت) iaitu menetap,  istiqrar (استقرار) iaitu diam  dan sukun (سكون) iaitu tenang.

Firman Allah Ta'ala,

‎ثُمَّ أَنزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَنزَلَ جُنُودًا لَّمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَذَٰلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِينَ ‎﴿التوبة: ٢٦﴾‏

Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.
(At Taubah: 26)

Al-Fath ayat 4,

‎هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَّعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا ‎﴿الفتح: ٤﴾‏

Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
(Al Fath: 4)


Sakinah adalah berupa kurniaan dan anugerah kerohanian dalam hati orang beriman yang tetap dan yakin dalam menghadapi ujian Allah Ta'ala. Seorang yang diliputi sakinah dalam hatinya bererti dia diliputi tambahan dan  ketetapan iman. Lalu jiwanya menjadi tenang. Ini bererti sakinah meninggikan kedudukan tingkatan jiwanya. Sakinah adalah puncak ketenangan dan ketenteraman. Jika ketenangan tersebut bertambah dan menetap dalam hati dan jiwa maka menjadi hati yang thama'ninah.


Thama’ninah(طمانينة) pula, bererti  sukun (سكون) iaitu redha, tenang dan tenteram.

Firman Allah Ta'ala,

‎الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ‎﴿٢٨﴾‏

"(Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan zikrullah". Ketahuilah dengan "zikrullah" itu, tenang tenteramlah hati manusia.

(Al-Ra’d: 28)


Thama’ninah  bererti bertambah tenangnya hati kerana mendapat keyakinan yang berasal dari pengetahuan dan penglihatan akan sesuatu. Ini dikata berada pada tahap ilmul yaqin (علم اليقين).

Seperti Nabi Ibrahim (as) yang sudah beriman kepada Allah, namun ia minta untuk diperlihatkan bagaimana Allah berkuasa menghidupkan atau mematikan burung agar bertambah keyakinan serta kemantapan akal dan hatinya.

‎وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِي الْمَوْتَىٰ قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِن قَالَ بَلَىٰ وَلَـٰكِن لِّيَطْمَئِنَّ قَلْبِي قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا وَاعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ ‎﴿البقرة: ٢٦٠﴾‏

Dan (ingatlah) ketika Nabi Ibrahim (merayu dengan) berkata: "Wahai Tuhanku! Perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan makhluk-makhluk yang mati?" Allah berfirman: "Adakah engkau belum percaya (kepada kekuasaanku)?" Nabi Ibrahim menjawab: "Bahkan (aku percaya dan yakin), akan tetapi (aku memohon yang demikian ialah) supaya tenteram hatiku (yang amat ingin menyaksikannya)". Allah berfirman: "(Jika demikian), ambilah empat ekor burung, kemudian kumpulkanlah olehmu (dan cincanglah semuanya). Setelah itu letakkanlah di atas tiap-tiap sebuah bukit sebahagian daripadanya. Kemudian serulah burung-burung itu nescaya semuanya akan datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.

(Al Baqarah: 26)

Oleh kerana itulah, belajar untuk menambah ilmu, bahkan berterusan dengan keilmuan akan memperkuatkan keyakinan dan menambah ketenteraman jiwa dalam menghadapi kehidupan. Lalu jika ia benar-benar mengakar, menetap, tidak akan berubah dan telah mencapai puncaknya ketenangan dan ketenteraman. Ini berlaku apabila seseorang itu berterusan bermujahadah mendidik dan mengekang nafsunya, bersungguh-sungguh bersama, dan istiqamah dalam menghadapi ujian sehinggalah ke hujung nyawanya.
‎وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ  ‎﴿العنكبوت: ٦٩﴾‏

Dan orang-orang yang berusaha dengan bersungguh-sungguh kerana memenuhi kehendak ugama Kami, sesungguhnya Kami akan memimpin mereka ke jalan-jalan Kami (yang menjadikan mereka bergembira serta beroleh keredaan); dan sesungguhnya (pertolongan dan bantuan) Allah adalah berserta orang-orang yang berusaha membaiki amalannya.

(Al 'Ankabut: 69)

‎إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ  اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ ‎﴿فصلت: ٣٠﴾‏

Sesungguhnya orang-orang yang menegaskan keyakinannya dengan berkata: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap teguh di atas jalan yang betul, akan turunlah malaikat kepada mereka dari semasa ke semasa (dengan memberi ilham): "Janganlah kamu bimbang (dari berlakunya kejadian yang tidak baik terhadap kamu) dan janganlah kamu berdukacita, dan terimalah berita gembira bahawa kamu akan beroleh syurga yang telah dijanjikan kepada kamu.

(Fussilat: 30)

Di penghujung kemuncak kehidupan, ketika ruh telah berpisah dari tubuh, maka jiwa yang thama'ninah ini akan menerima jemputan Allah Ta'ala untuk masuk ke syurgaNya, dan menerima segala janji-janjiNya atas segala susah payahnya  dalam kehidupan di dunia dalam mentaati Tuhannya.

‎يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ‎﴿٢٧﴾ ‏ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ‎﴿٢٨﴾‏  فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ‎﴿٢٩﴾‏ وَادْخُلِي جَنَّتِي ‎﴿٣٠﴾‏
‎﴿الفجر: ٢٧-٣٠﴾‏

Wahai orang yang mempunyai jiwa yang sentiasa tenang tetap dengan kepercayaan dan bawaan baiknya! "Kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan engkau berpuas hati (dengan segala nikmat yang diberikan) lagi diredhai (di sisi Tuhanmu) ! "Serta masuklah engkau dalam kumpulan hamba-hambaku yang berbahagia -"Dan masuklah ke dalam SyurgaKu! "

(Al Fajr: 27-30)



ABi
JIWA TARBAWI 826


Walau senang atau susah
Lapang atau sempit
Kaya atau miskin
Menang atau kalah..

Jangan sekali-kali abaikan ibadah.

Kerana ibadah kerana Allah ta’ala
Ibadah itu untuk dipersembahkan padaNya.

Solat lima waktu
Baca Al Quran
Wirid pagi dan petang
Doa
Solat sunat
solat dhuha
solat rawatib
Wirid al quran
Majlis ilmu

Semata-mata bercakap tentang dunia dan perihalnya

Tidak habis-habis

Boleh melemahkan kerohanian
Mengotorkan hati
Menumpulkan aqal
Menguatkan runtunan nafsu

Mengeraskan jiwa.

Mungkin statement ini agak tidak menyenangkan

Bagi penggemar-penggemar dunia dan pentaksubnya.

tapi itulah kebenarannya.


Justeru, teruslah beramal. Dan bersungguh-sungguhlah beramal dan berkekalan dengannya.Tiada amalanmu yang akan dipersia-siakan oleh Allah ta’ala.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ‎﴿الحج: ٧٧﴾‏

Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (77)

(Al Hajj: 77)

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ‎﴿التوبة: ١٠٥﴾‏

Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (105)

(At Taubah: 105)


إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا
‎﴿الكهف: ٣٠﴾‏

Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. (30)

(Al Kahfi: 30)




ABi

JIWA TARBAWI 827


Usah takut dengan kebenaran. Kerana kebenaran itu ditentukan oleh Allah ta’ala.


الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُن مِّنَ الْمُمْتَرِينَ ‎﴿آل عمران: ٦٠﴾‏

Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu. (147)

(Ali ‘Imran: 147)

إن الحق والباطل لا يعرفان بأقدار الرجال، اعرف الحق تعرف أهله، واعرف الباطل تعرف أهله
( سيدنا علي بن أبي طالب)

“Sesungguhnya kebenaran dan kebatilan tidak dikenali menurut orang ( yang membawanya ). Kenalilah kebenaran nescaya engkau akan kenal siapa pembawa kebenaran itu. Kenalilah kebatilan nescaya engkau akan pembawa kebatilan itu.”

( Saidina Ali bin Abi Talib RA )


لا تتبع رأي أحـد لأنـك تحـبـه
ولا تُخالف رأي أحد لأنك تكرهه،
حب الأشخاص وكرهـهـم عـاطـفـة
تعمي عـن تـأمـل الحـق فـي نـفـسـه

(الشيخ عبد العزيز بن مرزوق الطائفي)

“Janganlah kamu mengikuti pandangan seseorang itu kerana kamu menyukainya.

Janganlah pula kamu menyanggah pandangan seseorang itu kerana kamu tidak menyukainya.

Perasaan suka dan tidak suka mana-mana individu hanyalah suatu sentimen yang membutakan seseorang daripada meneliti hakikat kebenaran itu sendiri.”

(Syeikh 'Abdul 'Azīz Bin Marzuq At-Tarīfi)

Justeru, belajarlah menerima kebenaran.



ABi
JIWA TARBAWI 828




Bila sudah tidak berpegang pada hukum asal,

1. Orang beriman itu bersaudara itu wajib dijaga.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ‎﴿١٠﴾‏

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (10)

(Al Hujurat: 10)

Justeru, haram benci membenci dan bermusuhan.

2. Menghina dan memperkecilkan orang lain itu juga haram.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰ أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِّن نِّسَاءٍ عَسَىٰ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik.

(Al Hujurat: 11)

3. Memaki hamun itu haram.

وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ

Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri

(Al Hujurat: 11)

وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ ‎﴿الهمزة: ١﴾‏

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, (1)

(Al Humazah: 1)

4. Memanggil dan menggelar orang lain itu haram.

وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ ‎﴿١١﴾‏

dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (11)

( Al Hujurat: 11)

5. Bersangka buruk itu haram.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebahagian dari prasangka itu dosa.

(Al Hujurat: 12)


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Jauhilah oleh kalian prasangka, kerana prasangka itu adalah ungkapan yang paling dusta."

(HR Tirmizi, 1911)

6. Mengumpat itu haram dan berdosa besar.

وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ ‎﴿١٢﴾

janganlah mengumpat satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (12)

(Al Hujurat: 12)

Namun, orang sudah tidak taat patuh kepada perintah dan hukum Allah ta’ala. Juga tidak takut dengan azab kemurkaan Allah ta’ala. Bahkan tidak rasa takut dan bersalah dalam melakukan dosa-dosa dengan mulut dan jari jemari mereka.

Tidak kira orang biasa atau orang luar biasa.

Orang jahil atau orang alim.

Orang politik atau orang tidak pandai politik.

Justeru, cukuplah.

Takutlah pada Allah ta’ala.


اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

“Ya Allah, anugerahkanlah untuk kami rasa takut kepadaMu, yang dapat menghalangi antara kami dan perbuatan maksiat kepada-Mu, dan (anugerahkanlah kepada kami) ketaatan kepada-Mu yang akan menyampaikan Kami ke syurgaMu dan (anugerahkanlah pula) keyakinan yang akan menyebabkan ringannya bagi kami segala musibah dunia ini.
Ya Allah, anugerahkanlah kenikmatan kepada kami melalui pendengaran kami, penglihatan kami dan dalam kekuatan kami selama kami masih hidup, dan jadikanlah ia warisan dari kami. Jadikanlah balasan kami atas orang-orang yang menganiaya kami, dan tolonglah kami terhadap orang yang memusuhi kami, dan janganlah Engkau jadikan musibah kami dalam urusan agama kami, dan janganlah Engkau jadikan dunia ini sebagai cita-cita terbesar kami dan puncak dari ilmu kami, dan jangan Engkau jadikan orang-orang yang tidak menyayangi kami berkuasa atas kami”

(HR Tirmizi, 3424)

Sekali kita berukhuwwah dan bersaudara kerana Allah ta’ala, ianya berkekalan sehingga akhirat.




ABi
JIWA TARBAWI 829


Manusia sering sempat untuk,

bercakap tentang manusia lain

melayan pelbagai kehendak dan keinginan nafsu

memuji dan memuja keseronokan hidup dunia

menuruti kehendak dan hasutan syaitan

Tetapi sering memberi alasan sibuk bila diajak untuk beribadat dan melakukan ketaatan. Sering tidak sempat untuk solat berjamaah di masjid, menghadiri kuliah ilmu, membaca Al Quran, berwirid dan berzikir pagi dan petang.

Alasan-alasan sibuk dan tidak sempat itu hanyalah penghalang ibadah yang berada di keliling pinggang manusia.

Firman Allah ta’ala ,

شَغَلَتْنَا أَمْوَالُنَا وَأَهْلُونَا ‎﴿الفتح: ١١﴾‏

“Harta dan keluarga kami telah merintangi kami”..

(Al Fath: 11)

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ ‎﴿١﴾‏ حَتَّىٰ زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ ‎﴿٢﴾ ‎﴿التكاثر: ٢﴾‏

Kamu telah dilalaikan (daripada mengerjakan amal bakti) oleh perbuatan berlumba-lumba untuk mendapat dengan sebanyak-banyaknya (harta benda, anak-pinak pangkat dan pengaruh), (1) Sehingga kamu masuk kubur. (2)

(At Takatsur: 1-2)




Justeru, jangan sampai tidak sempat untuk taubat kembali kepada Allah ta’ala. Dan tidak sempat mempersiapkan diri untuk kehidupan selepas mati.



ABi
JIWA TARBAWI 830



Pada hakikatnya, bukannya kita yang menentukan masa depan kita. Bahkan, kita tidak akan tahu apa yang berlaku esok. Sebabnya kerana hidup kita ini ditentukan. Hidup diatur dan ditentukan oleh Allah, Tuhan Yang Maha Mengatur dan Menentukan.

إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ‎﴿لقمان: ٣٤﴾‏

Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (34)

(Luqman: 34)

Kita hanya disuruh untuk berusaha dan beramal kerana usaha dan amalan lah yang akan dihitung, dihisab dan diberikan balasan di akhirat nanti.

الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰ أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ ‎﴿يس: ٦٥﴾‏

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (65)

(Yaa siin: 25)

جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ‎﴿٢٤﴾‏
‎﴿الواقعة: ٢٤﴾‏

Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. (24)

(Al Waqi’ah: 24)


Ingatlah, Allah ta’ala tidak akan ditanya apa yang Dia tentukan. Namun, engkaulah yang akan ditanya dan dipertanggungjawabkan apa yang engkau usaha dan lakukan.

لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ ‎﴿الأنبياء: ٢٣﴾‏

Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai. (23)

(Al Anbiya’: 23)

Justeru, ambil beratlah terhadap dirimu sendiri.



ABi
JIWA TARBAWI 831

Kita semua hanya punya sisa baki umur ..



Imam Hassan Al Basri rahmatullah 'alaih, pernah ditanya tentang lafaz,

( إنا لله وإنا إليه راجعون )

Sesungguhnya kami ini milik Allah, dan sesungguhnya kami ini orang yang kembali kepadaNya

Beliau menjawab, "Memang benar, ramai orang yang membaca dan mengulang-ngulang zikir tertentu namun dia tidak faham makna dan kandungan zikir tersebut yang sebenar."

Beliau mengatakan lagi,

‎ " (إنا لله) membawa makna ( Aku adalah hamba Allah ), dan (إنا إليه راجعون) membawa makna (Aku akan kembali kepada Allah)."

"Ini bererti, apabila engkau telah mengetahui bahawa engkau adalah hamba Allah dan yakin akan kembali kepadaNya, maka ketahuilah bahawa Allah akan mendatangi engkau. Dan bila engkau telah mengetahui bahawa Dia mendatangi engkau, maka persiapkanlah dari sekarang jawapannya."

Lalu beliau ditanya lagi, "Apakah caranya untuk persiapan itu?".

Beliau menjawab,

اَحسِنْ فِيما بَقِي يُغفَرْ لك ما تَقَدَّم. فإنَّك إن سأتَ فيما بقي أُخِذتَ فيما بقي وفيما مَضَى

"Berbuat baiklah pada sisa baki umurmu, nescaya dosa engkau yang telah lalu diampuni. Kerana sesungguhnya jika engkau berbuat keburukan pada sisa baki umurmu, maka engkau akan dihukum atas dosa yang akan datang dan dosa yang telah lalu."

Justeru, usah bertangguh lagi. Kita hanya ada sisa umur sahaja lagi.


إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ ‎﴿الزمر: ٣٠﴾‏

Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).






ABi
JIWA TARBAWI 832


Bila Allah ta’ala tinggalkan seseorang dalam kegelapan, pastilah ia teraba-raba dalam kehidupannya.

فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ لَا يُبْصِرُونَ صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ
{البقرة: ١٧-١٨}

Maka setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka tuli, bisu, dan buta; maka tidaklah mereka akan kembali ke (jalan yang benar).

(Al-Baqarah: 17-18)


Manusia tidak dapat mengambil manfaat dari apa yang dengari walau pun ianya berupa kata-kata mau’izah dan nasihat.

Manusia jadi lidahnya kelu dan tidak dapat bercakap melainkan kata-kata jahat dan keji.

Manusia tidak nampak jalan kebaikan walau pun kebaikan berada di hadapan matanya. Ini disebabkan mata hatinya buta.

فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الأبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ {الحاج: ٤٦}

Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.

(Al-Hajj: 46)

Alangkah ruginya manusia, bila mana jalan hidayah sudah terbentang dalam kehidupannya, namun ia tetap memilih kesesatan dari petunjuk.

Justeru, tolonglah mereka ini. Pimpinlah mereka untuk boleh kembali kepadaNya.



ABi
JIWA TARBAWI 833



Bimbangnya dengan kebinasaan As Syuhrah (الشهرة) yakni kemahsyuran.

As Syuhrah atau kemasyhuran sering membawa kebinasaan dalam diri seseorang. Ini adalah kerana asy-syuhrah sering menyebabkan sesorang itu hilang pertimbangan betul atau salah dalam dirinya semata-mata mahu atau mempertahankan kemahsyurannya.
Demi kemahsyuran,

Seseorang itu menjadi ujub dengan pandangan sendiri.
Seseorang itu jadi sombong daripada menerima teguran.
Seseorang itu angkuh daripada melihat kesilapan diri.
Seseorang itu merasa dirinya sentiasa betul.
Seseorang itu merasa kuat kerana adanya pengikut atau peminat atau follower tegarnya.
Seseorang itu akan memaksa-maksa pandangan sendiri supaya kelihatan betul demi menjaga kedudukan, walaupun dengan menolak kebenaran.

Kerana mahukan as syuhrah juga niat murni dan keikhlasan seseorang terpesong dan sifat takabbur menguasai dirinya.

الكبر بطر الحق وغمط الناس
Takabbur itu ialah menolak kebenaran dan memperlekehkan manusia.

(HR Muslim)

Sehingga akhirnya seseorang itu memperlekehkan orang lain yang cuba mengur dan membetulkan kesilapannya.

Juga supaya kelihatan hebat dan mahsyur, seseorang itu akan berbicara tentang segala perkara walaupun ia bukanlah seorang yang tahu banyak perkara.

Imam Ahmad bin Hanbal, seorang Imam besar mujtahid bencikan pujian di tengah khalayak ramai. Beliau pernah dilihat sedang bersedih kerana ada orang yang memuji beliau.

Diriwayatkan beliau pernah menasihati seseorang, “Jadilah engkau orang yang tidak dikenali, kerana sungguh aku benar-benar telah diuji dengan kemasyhuran.”

Imam an-Nawawi pernah berkata,

“Aku tidak redha mereka yang menggelar aku dengan Muhyiddin (yang menghidupkan agama).”

As Sya’bi iaitu salah seorang tokoh tabi’in telah berkata:
 
لَا أَدْرِي نِصْفُ الْعِلْمِ

“Ucapan aku ‘tidak tahu’ itu separuh daripada ilmu.”

[Riwayat al-Darimi (186), 1/276]


Imam Malik apabila ditanya kepadanya beberapa persoalan oleh murid-muridnya:
 
سُئِلَ عَنْ ثَمَانِيَةٍ وَأَرْبَعِينَ مَسْأَلَةً فَقَالَ فِي ثِنْتَيْنِ وَثَلَاثِينَ مِنْهَا: لَا أَدْرِي

“Ditanya (Imam Malik) 48 persoalan, maka jawab Imam Malik 32 soalan daripadanya dengan aku tidak tahu.”

[Syarah al-Zurqani ‘ala al-Muwatta’, 1/54]

Justeru, hati-hatilah dengan HATI mu sendiri.



إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا ‎﴿النساء: ٣٦﴾‏

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri, (36)

(An Nisa’: 36)

Sufyan ats-Tsauri berkata,

“Aku tidak pernah mengendalikan sesuatu yang lebih berat daripada niat, kerana niat itu cepat berbolak-balik (berubah-ubah).”

Kepada Allah jua kita memohon hidayah dan taufiq.


ABi
2024/09/29 13:22:38
Back to Top
HTML Embed Code: