WOW WOW WOW HAI GUYS, ketemu lagi sama Rajen di #CONTENT441 👏🏻👏🏻👏🏻 siapa yang kangen Rajen collab nih?? Kira kira Rajen collab sama siapa tebak🤔 jadi di content kamauri ini rajen bakal collab sama partner Rajen yaitu Vania 🤩🤩

Di sini Vania 🐰 dan Rajen 🐹 bakal bahas beberapa tradisi natal yang seru seru.

🐹: berhubung mau natal, di sini kita mau kasih hadiah gimana? Hadiahnya tesla.

🐰: ngga dong, bangkrut kita nnti. Kita mau kasih cnit nih siapa yang mau??? 🙋‍♀🙋‍♀

🐹: 5 orang pertama yang ngasih idc dpt cnit😏

O1. Rabo rabo

Oke tradisi natal yang pertama ada rabo rabo nih cabat, rabo rabo ini berasal dari jakarta lohhh. Tradisi Rabo-Rabo bisa ditemukan di Kampung Tugu, Kawasan Cilincing, Jakarta Utara. Kawasan ini disinggahi oleh sekelompok pemeluk agama Kristen keturunan Portugis.

Rabo rabo di lakukan setiap menjelang Hari Natal, Rabo-Rabo diartikan sebagai “Ekor-Mengekor”, atau dalam bahasa Kreol Portugis dilakukan dengan berkeliling area kampung dan mengunjungi rumah-rumah kerabat, sambil menyanyikan lagu keroncong.

Di puncak perayaan Rabo-Rabo biasanya akan dilakukan tradisi mandi-mandi, yaitu menggambar wajah satu sama lain dengan bedak putih. Menurut kepercayaan warga setempat, kegiatan tersebut menyimbolkan penebusan dosa dan pengampunan, serta untuk memulai dan menyambut Tahun Baru dalam keadaan bersih.

O2. Wayang wahyu

Kalau tradisi ini pasti ada di kota yang berbau dengan jawa jawa, tradisi ini berasal dari Daerah istimewa yogyakarta (DIY). Berbeda dari sebelumnya, tradisi Natal di Yogyakarta dimeriahkan dengan pentas kesenian Wayang Wahyu, yaitu pertunjukan wayang kulit yang diangkat dari cerita-cerita di Alkitab.

Wayang Wahyu bukan cuma pentas kesenian wayang biasa, tapi juga menjadi sarana untuk menyampaikan wahyu atau firman Tuhan. Menariknya lagi nih ya, tradisi Wayang Wahyu pun menjadi sarana untuk menunjukkan akulturasi budaya dan simbol toleransi keberagaman

O3. Ngejot dan penjor

Terkenal sebagai daerah dengan toleransi agama yang sangat tinggi, jangan heran jika cabat kamauri bakal nemuin tradisi keagamaan setiap agama di Bali. Termasuk ini salah satunya adalah tradisi Natal yang dikenal dengan tradisi Ngejot dan Penjor.

Ngejot adalah tradisi Natal yang dilakukan dengan saling berbagi makanan. Nah makanan yang disajikan disesuaikan dengan agama masing-masing setiap orang. Sementara itu, Penjor adalah tradisi memasang bambu-bambu tinggi melengkung yang merupakan bentuk syukur terhadap anugerah Tuhan.

4. Marbinda dan Marhobas (Sumatra Utara)

Masyarakat Batak Toba, Sumatra Utara juga punya tradisi perayaan Natal yang tidak kalah menarik, yaitu Marbinda dan Marhobas.

Marbinda adalah tradisi menyembelih hewan menjelang Hari Raya Natal. Sedangkan, Marhobas adalah tradisi memasak hasil sembelih yang dilakukan oleh para pria.

Makna dari tradisi Natal Marhobas dan Marbinda tidak sekadar simbol kebersamaan dan pengingat persaudaraan antara masyarakat saja. Tapi, sebagai wujud dari rasa syukur kepada Tuhan.